Disusun :
KELOMPOK VII
RAFLIANSYAH (K011191032)
MIRNA MILAWATI (K011191042)
TENRI AISYAH ZEFANI (K011191024)
INDAH AYUNINGSIH (K011191021)
JELSY KURNIA SAPU’ (K011191038)
BESSE ADINDA FADHILAH P (K011191001)
DEBY NOVRIANTI (K011191043)
NURUL IZZAH (K011191051)
REZKY IRIANI A (K011191065)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “FUNGSI
KEBUDAYAAN MARITIM BAGI PENGUATAN NILAI – NILAI dan
TATANAN BERKEHIDUPAN BERSAMA”
KELOMPOK VII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan Maritim.....................................................3-4
B. Unsur Kebudayaan Maritim............................................................4-5
C. Fungsi Kebudayaan Maritim...........................................................5-6
D. Peningkatan Sikap Mengenali Diri Sebagai.......................................7
Masyarakat Maritim
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berawal dari membuka mata selebar – lebarnya untuk melihat
kondisi para nelayan Indonesia ternyata banyak problematik yang terjadi
di kehidupan nelayan.Penghasilan dari melaut belumlah cukup untuk
mensejahterahkan kehidupan dari berbagai aspek, misalnya ekonomi,
kesehatan, pendidikan, dan sosial. Faktor penghambat tercapainya
kesejahteraan tersebut antara lain pemerintah yang kurang tanggap
terhadap persoalan yang dihadapi nelayan. Sebagai contoh umum, yaitu
tidak adanya bantuan peralatan yang lebih memadai dari pemerintah, dan
tingginya harga bahan bakar solar yang tidak sebanding dengan
pendapatan mereka sehari-harinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebudayaan maritime?
2. Apa unsur kebudayaan maritime?
3. Apa fungsi dari kebudayaan maritime?
4. Bagaimana peningkatan sikap mengenai diri kita sebagai masyarakat
maritime?
C. Tujuan
1. Untuk lebih mengetahui pengertian dari kebudayaan maritime
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada pada kebudayaan maritime
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari kebudayaan maritime
4. Untuk mengetahui sikap mengenali diri sebagai masyarakat maritime
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Konsep awal kebudayaan yang bersumber dari studi tentang
masyarakat-masyarakat primitif tersebut mengandung sisi praktis, sebagai
sumber kekuatan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi rangkaian
gagasan-gagasan dan tindakan-tindakan moderen. Menyusun suatu
hubungan antara apa yang manusia-manusia purbakala tak-berbudaya
pikirkan dan lakukan, dan apa yang manusia-manusia moderen berbudaya
pikirkan dan lakukan, bukanlah masalah ilmu pengetahuan teoretik yang
tak-dapat-diterapkan, karena persoalan ini mengangkat masalah, seberapa
jauh pandangan dan tingkah-laku moderen berdasarkan atas landasan kuat
ilmu pengetahuan moderen yang paling masuk akal (Tylor, 1871: 443-44).
Lebih dari setengah abad kemudian, Ralph Linton (Philadelphia,
Pennsylvania, 27 Februari 1893 – New Haven, Connecticut, 24 Desember
1953), Profesor Antropologi pada Universitas Columbia, New York,
Amerika Serikat, menawarkan rumusan tentang kebudayaan yang
menekankan pada faktor integrasi yang dicapai melalui tingkah laku
belajar. Kebudayaan bisa dicapai dengan belajar dan sebagai hasil belajar
yang dibiasakan antar anggota suatu masyarakat.
Menurut Linton, “A culture is the configuration of learned behavior
and results of behavior whose component elements are shared and
transmitted by the members of a particular society” (Linton, 1945).
(Kebudayaan merupakan konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan
hasil tingkah laku yang unsur-unsurnya digunakan bersama-sama dan
ditularkan oleh para warga masyarakat).
Pemahaman terhadap kebudayaan meliputi pengertian “sempit”
dan “luas.” Dalam pengertian “sempit,” kebudayaan dipahami sebagai
“kesenian,” sehingga seniman dianggap sebagai budayawan, pementasan
kesenian sering disebut sebagai acara budaya, misi kesenian yang melawat
ke luar negeri sering dikatakan sebagai misi kebudayaan. Pandangan dan
praktek demikian tentu mempersempit pengertian kebudayaan, terutama
ditinjau dari unsur-unsur atau isi kebudayaan sebagai strategi perluasan
kebudayaan.Pengertian demikian tidak sepenuhnya keliru karena kesenian
pun merupakan unsur kebudayaan yang penting.
Maritim asal menurut bahasa inggris yaitu maritime, yg berarti
navigasi, menurut kata ini lalu lahirlah istilah maritime power yaitu
negara dengan kekuatan maritim atau negara menggunakan kekuatan yg
bebasis pada bahari. Masih pada bahasa Inggris, istilah yang dipakai buat
menerangkan sifat atau kualitas yg menyatakan penguasaan terhadap laut
merupakan seapower.
Sementara, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maritim
diartikan menjadi hal yang berkenaan menggunakan bahari, terutama hal
yg berkaitan pelayaran dan perdagangan pada bahari.Pengertian tersebut
menegaskan bahwa negara maritim adalah negara yang terkait dengan
kebaharian atau kelautan.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia
Pasifik.Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang terhubung melalui lautan,
sehingga dapat dikatakan sebagian besar daerah Indonesia merupakan
lautan.Kebudayaan suatu negara dipengaruhi oleh ruang.Ruang dominan
yang ada di Indonesia merupakan laut, sehingga budaya yang dianut
negara Indonesia yaitu budaya maritim.Budaya maritim merupakan
budaya yang dipengaruhi oleh laut.Laut sebagai sarana transportasi, laut
sebagai sarana ekonomi, serta laut sebagai tradisi.Kegiatan dan kehidupan
masyarakat bergantung dan tumbuh dari laut.
Indonesia kaya dengan hasil laut.Hal tersebut terbukti dengan
banyaknya kapal asing yang tertangkap menangkap ikan di perairan
Indonesia.Kapal-kapal asing tersebut menyebabkan kerugian yang besar
bagi negara Indonesia.Jika saja masyarakat Indonesia yang mengelola
sumber daya laut tersebut, maka kerugian yang negara alami menjadi
keuntungan bagi masyarakat Indonesia itu sendiri dan menjadikan
masyarakat Indonesia lebih sejahtera.Kendala yang dihadapi saat ini yaitu
kurangnya pengelolaan masyarakat terhadap sumber daya laut yang
Indonesia miliki. Hal itu dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat akan hasil laut yang kita miliki serta kurangnya kemampuan
masyarakat dalam mengelola sumber daya, baik itu kurangnya teknologi
maupun peralatan yang tidak memadai.
Bidang keilmuan sangat perlu diperhatikan, baik untuk
peningkatan mutu serta keselamatan masyarakat kelak.Pengelolaan sumber
daya laut sangat penting dalam menunjang ekonomi negara.Dua hal
tersebut dapat berkaitan dan saling menguntungkan baik untuk negara
Indonesia maupun rakyat Indonesia.Perkembangan keilmuan kelak
berguna untuk rakyat itu sendiri, oleh rakyat itu sendiri dan dari rakyat itu
sendiri.Budaya maritim yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sangat
perlu untuk di tingkatkan dan di kembangkan.
Kedaulatan negara dan ketahanan negara sangat bergantung dari
kekuatan maritim mengingat negara Indonesia merupakan negara
nusantara yang terdiri dari kepulauan yang dua pertiga negara merupakan
lautan.Budaya maritim sangat erat kaitannya dengan budaya
nusantara.Semakin kuat dan hebat budaya maritim, maka semakin kuat
dan hebat bangsa dalam mempertahankan serta membangun negara
Indonesia.
3) Sistem Konsumsi
Di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan, sebagian besar penduduk
desanelayan pantai dan pulau hidup dalam kondisi miskin. Keluarga-
keluarganelayan di sini dapat bertahan hidup dengan meminjam
kepada keluarga pemiliki usaha perikanan yang
kaya. Namun lain halnya di beberapa desanelayan lainnya, seperti
kassi-kajang (Bulukumba), Rajuni dan Jinato(Selayar), Salemo
(Pangkep) dimana sebagian besar keluarga nelayan berstatus pemilik
yang kaya-kaya (berada).
2. Kelembagaan Masyarakat maritim
Adapun jenis lembaga sosial masyarakat maritime di Sulawesi
Selatan adalah sebagai berikut :
1) Lembaga Upacara Adat (Mappesawe)
2) Lembaga Musyawarah Mufakat
3) Lembaga Kekerabatan (Mabulo Sibatang)
4) Lembaga Punggawa-Sawi
5) Lembaga Kepemimpinan
3. Sistem Pengetahuan masyarakat maritim
1) Pengetahuan pelayaran
Memiliki pengetahuan tentang musim, kondisi cuaca dan
suhu ,kondisi dasar, dan tanda-tanda alam lainnya merupakan hal-
hal yangmutlak diperlukan dan diketahui oleh nelayan khususnya.
Dengan berbekal pengetahuan tersebut nelayan mampu
menentukan waktu-waktukegiatan pelayaran yang efektif dan
menjamin keselamatan di Laut.Di Nusantara ini, Masyarakat
nelayan memiliki pengetahuan tentang dua tipemusim yaitu musim
barat dan musim timur, yang memiliki pola dankarakteristik
masing-masing.
Nelayan juga memiliki pengetahuan tentang tempat- tempat
keramat yang dihuni oleh hantu-hantu laut, dan juga tempat-tempat
yang aman untuk dilalui dan digunakan sebagai tempat
beristirahat.Selain itu, nelayan juga memiliki pengetahuan tentang
kondisi dasar (dalam,dangkal, berpasir, berlumpur, berbatu-batu,
rata, landai, curam) dankondisi air laut (berombak dan berarus).
Pengetahuan seperti inidiperlukan bagi pilihan penggunaan tipe-
tipe alat tangkap.
2) Pengetahuan tentang Lingkungan dan Sumber Daya Laut
Walaupun Nelayan memiliki banyak pengetahuan mengenai
halini, namun pengetahuan nelayan lokal masih dinilaisangat
minim, hal ini dikarenakan nelayan hanya perlu memberi
nama pada jenis-jenis ikan dan biota lainnya berdasarkan nilai
ekonominya, berbahaya, bermakna simbolik dan berfungsi
praktis bagi kehidupanmasyarakat nelayan. Berbeda dengan
pengetahuan dari komunitassaintis (dosen, mahasiswa, peneliti,
pengelola laboratorium, ahlilingkungan dan pengelola museum)
yang mengetahui ratusan bahkanribuan jenis ikan dan biota laut
lainnya dengan nama/istilah latin.Mereka mengetahui lokasi dan
perkembangbiakan, kondisi populasidan perilaku biota laut melalui
pendidikan dan penelitian ilmiah.
3) Pengetahuan tentang Lingkungan Sosial
Masyarakat maritim khususnya nelayan memerlukan dan
memiliki pengetahuan tentang lingkungan sosial di sekitarnya
dengan siapa mereka bertransaksi, bekerjasama, meminta jasa
perlindungankeamanan, atau sebaliknya melakukan persaingan dan
konflikmemperebutkan potensi sumber daya dan jasa-jasa laut
Lingkungansosial masyarakat maritim.
4) Sistem Kepercayaan Masyarakat Maritim
Umumnya masyarakat nelayan Sulawesi Selatan,
sepertimasyarakat maritim pantai Galesong dan Barombong masih
percaya bahwa lautan itu adalah hasil ciptaan Tuhan Yang Maha
Kuasa sesuai dengan ajaran agama Islam yang mereka yakini dan
anut secara resmi. Merekapun tahu bahwa segala sesuatu yang ada
di alam raya ini, termasuk lautan berada di bawahkekuasaan Tuhan
Yang Maha Esa.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi kebudayaan maritim sangat penting bagi penguatan nilai-
nilai dan tatanan kehidupan bersama karena Indonesia merupakan negara
yang memiliki potensi laut yang sangat melimpah sehingga tentunya di
perlukan penguatan nilai-nilai dan tatanan dalam kehidupan bersama yang
dapat mengarahkan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan
kewaspadaan nasional yang dilaksanakan dalam bentuk penanaman
budaya maritim sebagai bentuk perwujudan dari pendidikan karakter
bangsa dan bela negara. Hal ini berkaitan dengan masalah bergesernya
karakter dan nilai-nilai bangsa yang lebih kearah daratan dan budaya
maritime dilingkungan generasi mudah. Saat kita sudah membuat budaya
maritime menjadi suatu kegiatan rutin dalam kehidupan kita maka kita
bisa menguatakan nilai-nilai atau karakter bangsa Indonesia sendiri
kembali menjadi negara maritim. Jadi, Konsep budaya maritim ini tentu
saja mencakup sistem nilai dan kepercayaan.
B. Saran
Maka dari itu diharapkan peran masyarakat untuk menghadapi
porosnya maritim dimana diwujudkan dengan meningkatkan kesadaran
masyarakat terutama kesadaran generasi muda yang berwawasan maritim
dan memiliki jiwa kemaritiman yang kokoh untuk menguatkan nilai-nilai
dan tatanan kehidupan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35344993/WAWASAN_SOSIAL_BUDAYA_
MARITIM