Anda di halaman 1dari 16

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM DAN KEPULAUAN

“KEBUDAYAAN MARITIM, UNSUR-UNSUR, DAN FUNGSINYA”

KELOMPOK 5 :

Gunaldi (221020016)

Syabria Kurniawati (221020037)

Della Jesslyn Elgiva (221020043)

Naomi Loisa (221020035)

Dini Alfiani (221020044)

Vany Arianti (221020002)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, sebab telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada kami
sehingga mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kebudayaan Maritim,
Unsur-Unsur, dan Fungsi Sosialnya”

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan


wawasan kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada segenap pembaca.
Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon
maaf karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
dan pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

Batam, 06 Oktober 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

1. Latar Belakang Masalah...............................................................................1


2. Rumusan Masalah........................................................................................4
3. Tujuan..........................................................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................5

1. Kebudayaan Maritim....................................................................................5
2. Unsur-unsur..................................................................................................6
3. Fungsi Sosial................................................................................................8

BAB III. PENUTUP.............................................................................................11

1. Kesimpulan................................................................................................11
2. Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

ii
BAB. I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Sebagai Negara maritim, Indonesia memiliki pantai terpanjang di dunia
dengan garis pantai 81.000 km. Dari 67.439 desa di Indonesia kurang lebih 9.261
desa dikategorikan sebagai persisir. Selain itu Indonesia sebagai Negara maritim
juga dikelilingin 13.465 pulau, luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan
3.257.483 km2.
Sebagai Negara maritim tentu memiliki beberapa problematik kesejahteraan
kehidupan para nelayan. Penghasilan dari melaut belum cukup untuk
mensejahterakan kehidupan dari berbagai aspek, seperti ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan sosial. Faktor yang menghambat tercapainya kesejahteraan
tersebut dikarenakan pemerintah yang kurang tangggap terhadap persoalan yang
dihadapi masyarakar pesisir. Contohnya tingginya bahan bakar solar yang tidak
sebanding dengan pendapatan masyarakat sehari-hari, kemudian untuk masalah
kesehatan, di beberapa pesisir pelosok negeri yang memiliki kurangnya fasilitas
kesehatan yang disediakan pemerintah, sehingga terkadang terlambat memberikan
pertolongan pertama.
Sebagian besar penduduk pesisir berada dalam kemiskinan. Desa-desa pesisir
adalah kantong-kantong kemiskina struktural yang potensial. Kesulitan mengatasi
masalah kemiskinan di desa-desa pesisir telah menjadikan penduduk dikawasan
ini harus menanggung beban kehidupan yang tidak dapat di pastikan hingga
kapan kapan berakhirnya. Kerawanan ekonomi juga menimbulkan kerawanan
sosial lainnya.
Pada dasarnya dalam mencari ikan di laut para nelayan biasanya belayar
menelusuri pantai, terutama dekat teluk. Dimana pada musim-musim tertentu
kawanan ikan akan mencari tempat yang tenang untuk bertelur dan pada musim

1
2

inilah nelayan memperoleh waktu yang baik untuk menangkap ikan, dan
sebaliknya pada waktu-waktu tertentu nelayan akan kesulitan untuk menangkap
ikan karena ikan lebih memilih mencari laut dalam karena perubahan suhu, cuaca,
dan lain sebagainya.
Di Indonesia sendiri, sebagian besar kategori sosial nelayan adalah nelayan
tradisional dan nelayan buruh . Mereka penyumbang utama kuantitas produksi
perikanan tangkap nasiaonal. Walaupun demikian posisi sosial mereka tetap
marginal dan proses transaksi ekonomi yang timpang dan eksploitatif sehingga
pihak produsen dan nelayan tidak memperoleh bagian pendapan yang besar .
Ironisnya, wilayah laut Indonesia yang merupakan dua pertiga wilayah
nusantara memiliki batas territorial mencapai 3,1 juta km2. Ditambah dengan
zona eksklusif mencapai 5,8 juta km2 mengakibatkan sejak dahulu nusantara
diwarnai dengan berbagai pergumulan kehidupan di laut yang dapat dibuktikan
oleh sejarah yang menuliskan bahwa Indonesia memiliki peran yang dominan di
Asia Tenggara terutama hal kemaritiman dibawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya,
Majapahit, Bugis, dan Makasar.
Tercatat dalam sejarah bukti-bukti nenek moyang bangsa Indonesia yang
mengusai perairan nusantara, bahkan samudera luas . Salah satu bukti kebanggan
Indonesia sebagai Negara maritim yang terekspresikan dalam sebuah lagu
berjudul “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”. Pada masa kejayaan Nusantara
berdirinya kerajaan-kerajan juga berperan penting sebagai penunjang kemampuan
ekspansi kekuasaan maupun hubungan antar pulau serta perdagangan. Pada masa
keemasan nenek moyang kita dalam menguasai laut, baik di masa kejayaan
kerajaan Sriwijaya, Majapahit maupun kerajaan Bugis dan Makasar dapat
menunjukan bahwa bangsa Indonesia yang telah mencintai laut sejak dahulu
merupakan masyarakt maritim. Kedatangan penjajah kolonial VOC ke nusantara
pada kisaran tahun 1602-1798 lah yang membuat runtuhnya masa kejayaan
budaya maritim nusantara, dikarekan bangsa Indonesia didesak ke darat yang
menyebabkan menurunnya jiwa bahari pada masyarakat.
3

Latar belakang berikut yang menunjukan betapa jelasnya aspek alamiah


geografi Indonesia (bentuk dan posisinya), kekayaan alam serta demografinya
sangat menentukan terbentuknya budaya yang bekaitan dengan kelautan, salah
satunya peranan perahu sebagai alat transportasi bagi para penjelajah nusantara.
Selain berperan sebagai alat transportasi perahu juga karya leluhur yang penuh
syarat dan seni, budaya, kearifan lokal, serta nilai-nilai leluhur budaya nusantara.
Perahu mampu menerjang, memecah, dan melintasi gelombang lalu berjalan
beriringan dengan angin yang berhembus. Berdasarkan hal tersebut perahu
memiliki peranan vital di masa lampau. Kejadian demi kejadian yang terjadi
menyebabkan mulai membentuk pola pikiran penduduk masa lampau menjadi
maju dalam bidang kelautan. Penduduk masa lampau menciptakan berbagai
macam perahu beserta filosofi di dalamnya untuk memperkuat serta
mempertahankan nusantara. Akan tetapi pada masa kini Indonesia lebih identik
dengan pola kebudayaan petani atau yang lebih dikenal dengan budaya Agraris.
Hal tersebut menjadi kegusaran dengan hal yang berkaitan dengan kebudayaan
maritime. Nyatanya bangsa Indonesia sebenarnya lebih kuat dan mampu
menorehkan catatan sejarah agung di bidang kemaritiman.
Memudarnya kemaritiman Indonesia semakin terasa hingga saat ini. Banyak
potensi kelautan dan perikanan yang belum tergarap secara maksimal padahal
sangat berpotensi dalam mensejahterahkan kehidupan masyarakat Indonesia.
Ditandai dengan adanya nelayan yang tetap saja miskin sebagai pelaku
pembangunan daerah pesisir. Tentunya kesejahteraan nelayan sangatlah penting
yang dapat menjadi kemajuan bangsa di wilayah kelautan. Jika setelah ini
pemerintah lebih banyak berorientasi pada sektor darat, maka selayakya sektor
kelautan harus mulai lebih diperhatikan demi mengembalikan kejayaan bangsa
yang lebih merata.
4

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebudayaan maritim?
2. Apa unsur-unsur yang terkandung dalam kebudayaan maritim?
3. Apa fungsi sosial kebudayaan maritim?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan penjelasan kebudayaan maritim
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam
kebudayaan maritim
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi sosial kebudayaan maritim
BAB. II

PEMBAHASAN

1. Kebudayaan Maritim
Republik Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam
suku, bahasa, dan budayanya. Dalam konsep Budaya Maritim, perbedaan
definisinya sendiri dapat terlihat dari pecahan dua suku katanya, yaitu
“Budaya” dan “Maritim” .
Budaya merupakan gagasan manusia, yang dapat menghasilkan suatu
tindakan dan karya yang bermanfaat bagi manusia. Budaya juga memiliki
sifat kolektif atau kebersamaan, berupa sebuah nilai dari hasil kesepakatan
bersama oleh sekelompok masyarakat.
Maritim menggambarkan suatu aktivitas kelautan, yang tujuannya
untuk perdagangan atau pencarian hasil budidaya kelautan.
Budaya Maritim adalah keseluruhan gagasan, yang dapat
menghasilkan perilaku dan tindakan bersama atau secara kolektif, oleh
kelompok masyarakat kelautan.
Secara fisik antar satu budaya dan budaya lain dipisahkan oleh laut.
Namun dari sisi kemaritiman pemisahan itu tidak pernah ada karena seluruh
perairan yang ada di Nusantara adalah pemersatu yang mengintegrasikan
ribuan pulau yang terpisah-pisah. Dalam proses perkembangannya tingkat
integrasi dapat berbeda-beda baik secara geografis maupun secara politis,
ekonomis, sosial dan kultural.
Kelompok yang tinggal di darat berusaha untuk mengendalikan pesisir
dengan segala upaya untuk mendapatkan hasil dari laut, dan juga sebaliknya.
Pada mulanya bertujuan mencari hidup dan mempertahankan hidup, pada
akhirnya bertujuan mengembangkan kesejahteraan, atau dengan kata lain
membangun kejayaan dan kekayaan dari kegiatan kemaritiman. Fenomena ini

5
6

pada akhirnya membentuk karakter bangsa pelaut, seperti lahirnya Kadtuan


rwijaya, Kerajaan Mlayu, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Makassar.
Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang
memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat),
air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya
secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh
menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi
aspek politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.
a. Perbedaan Antara Laut, Kelautan, dan Kemaritiman
Kemaritiman berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan laut.
Atau dengan kata lain, titik pusat dari kegiatannya adalah ekonomi.
Sebagai contohnya, seperti memancing, berlayar, menyelam, transportasi
laut, kilang minyak, dan Navigasi.
Laut merupakan kumpulan air asin yang terdapat di permukaan bumi,
dan memisahkan antara pulau dan benua. Contohnya seperti Laut Jawa
dan Lautan Atlantik
Kelautan adalah sebuah wilayah yang memiliki fisik atau kata benda.
Sebagai contoh, “Indonesia merupakan Negara Kelautan, karena
wilayahnya yang sebagian besar adalah lautan yang luas”. Kalimat
tersebut menjelaskan akan bentuk fisik dari Indonesia.

2. Unsur-Unsur
a. Sistem Pengetahuan
Sistem ini dibutuhkan agar dapat mengetahui cuaca, arah angin yang
berhembus, pasang surut, dan pengetahuan lainnya yang berhubungan
guna mempermudah pelayaran. Selain itu, pengetahuan yang berhubungan
dengan sumber daya laut serta lingkungan sosial kelautan juga diperlukan.
7

b. Bahasa
Bahasa yang digunakan masyarakat maritime banyak berbeda dengan
masyarakat darat meskipun berasal dari suku dan bangsa yang sama.
Contohnya dibeberapa wilayah pesisir Kepulauan Riau banyak yang
menggunakan bahasa Melayu.
c. Organisasi Sosial
Unsur budaya organisasi sosial merupakan usaha antropologi untuk
memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui kelompok
sosial. Yang mana kelompok tersebut diatur oleh adat istiadat serta aturan-
aturan mengenai berbagai macam kesatuan dalam lingkungan dimana
tempat tinggal serta pergaulan dari hari ke hari.
d. Ekonomi
Aktivitas ekonomi merupakan kajian penting etnografi dimana hal
tersebut mengkaji bagaimana cara mata atau sistem perekonomian
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
e. Teknologi
Berbagai tipe perahu tradisional milik kelompok suku bangsa di
Indonesia:
 Perahu Patorani (Makassar)
 Lambo (Mandar)
 Pinisi, Bagang (Bugis)
 Lambo (Buton)
 Janggolan, Perahu Jaring (Madura)
 Mayang, Jukung (Jawa)
 Nade (Sumatera)
f. Kesenian
Setiap budaya tentunya tidak luput dari sebuah kesenian terutama seni
arsitektur atau kontruksi kapal atau perahu layar ukiran gambar serta
8

warna-warna cat pada ukiran. Selain mempunyai nilai seni, tentu


mempunyai makna tertentu di dalamnya.
g. Religi dan Kepercayaan
Proses ritual kepercayaan yang dianut oleh nelayan dari berbagai
macam daerah di Indonesia salah satunya ialah suku Bugis, Makassar,
memiliki ritual dan penyembahan sesaji untuk menghadapi dan melawan
rintangan arus dan ombak besar yang diarunginya, dalamnya laut yang
diselami untuk mencari teripang, berbahaya dan angkernya tempat yang
kaya sumber dayanya dan ancaman raksasa laut (gurita, hiu, dan paus).
Sedangkan suku mandar, nelayan mandar memiliki ritual laut, yang terkait
dengan penghidupannya di laut, kepercayaannya terhadap penguasa alam
semesta (Allah SWT), alam gaib dan hal-hal yang membahayakan di laut.
Tuhan dan alam gaib menjadi pusat dari pelaksanaan ritual, Nabi Khidir
direpresentasikan sebagai penguasa laut. Tujuan utama dari ritual nelayan
mandar adalah untuk mendapatkan rezeki yang memadai, perlindungan
dari Tuhan agar terhindar dari bahaya laut (kawao, badai, hantu laut, dan
sebagainya) demikian juga untuk mendapatkan rahma Allah SWT.
Ritual dibagi menjadi 3, yaitu :
 Ritual konstruksi (ritual pembuatan perahu hingga penurunan awal
perahu ke laut).
 Ritual produksi (ritual sebelum melaksanakan pekerjaan melaut).
 Ritual distribusi (beberapa upacara syukuran hasil tangkapan dan
ritual syukuran awal bulan ramadhan).
3. Fungsi-fungsi Kemaritiman
Indonesia sebagai negara maritim yang sebagian besar wilayahnya terdiri
dari laut tentu mempunyai kelebihan tersendiri disbanding dengan negara-
negara lain. Dalam kehidupan berbangsa laut sudah menjadi bagian terpenting
bagi negara Indonesia, hal ini disebabkan karena sebagian besar kehidupan
9

sosial, politik, ekonomi, dan budaya Indonesia telah mencerminkan


kemaritiman Indonesia. Tidak heran jika sektor maritim Indonesia tidak
diragukan lagi.
a. Bidang Sosial
Dalam bidang sosial, maritim mempunyai fungsi sebagai
media pemersatu yang menumbuhkan dan mempercepat ikatan batin
sebagai satu bangsa antara penduduk pulau yang satu ddengan yang
lainnya. Dengan adanya laut ini kemudian menumbuhkan rasa saling
memiliki, bahwa laut tersebut merupakan bagian dari bangsa yang
harus dijaga dan dirawat, dengan adanya laut tersebut maka antar
pulau mampu tergabung.
b. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, maritim memiliki fungsi sebagai
sumber ekonomi yang mampu menghasilkan kekayaan bagi negara.
Laut Indonesia ditaksir menyimpan potensi kekayaan yang dapat
dieksploitasi 156 miliar dolar AS per tahun atau sekitar Rp. 1.456
triliun. Walau demikian, kontribusi sektor kelautan hanya
menyumbang 20,06% terhadap PDB, itupun sebagian besar atau
49,78% disumbang subsektor pertambangan minyak dan gas bumi di
laut. Ini menunjukkan bahwa kekayaan laut Indonesia yang sangat
besar masih disia-siakan. Berbeda dengan negara maritim lain, seperti
RRC, AS, dan Nowergia, yang sudah memanfaatkan laut sedemikian
rupa hingga memberikan kontribusi di atas 30% terhadap PDB
nasional mereka. Selain itu laut juga sebagai media penghubung untuk
memperlancar lalu lintas barang dalam perdagangan.
c. Bidang Budaya
Dalam bidang budaya, maritim memiliki fungsi sebagai
landasan bagi berkembangnya kebudayaan dan tradisi yang
berlangsung dalam masyarakat. Laut dijadikan cikal bakal
10

perkembangan kebudayaan, yang kemudian dengan adanya laut dapat


mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa. Laut juga
berfungsi sebagai objek dalam kebudayaan, karena berbagai macam
ritual kebudayaan dapat dilakukan di daerah laut guna menunjukkan
apresiasi rasa syukur masyarakat atas sumber daya alam yang telah
disediakan oleh laut.
d. Bidang Politik
Dalam bidang politik, laut memiliki fungsi sebagai media
pertahanan dan sekaligus sabuk pengaman terhadap serangan dari luar.
Bangsa yang mampu menguasai laut maka bangsa tersebut
mempunyai sea power. Sea power adalah kekuatan dan kemampuan
yang dimiliki oleh suatu bangsa untuk mendayagunakan laut bagi
kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Kekuatan tersebut kemudian
mampu meningkatkan kekuasaan suatu bangsa yang pada akhirnya
bangsa tersebut akan dihormati dan ditakuti oleh bangsa-bangsa lain.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Negara Indonesia dengan perairan lebih luas dari daratannya, negara
Indonesia yang disebut juga negara maritim. Selain disebut negara maritim,
Indonesia juga dinyatakan sebagai negara kepualauan terbesar di dunia.
Susunan-susunan pulau yang ada di Indonesia sendiri sangat unik dan berbeda
dari negara lainnya. Semua bisa terlihat ketika kita melihat dari peta negara.
Fungsi kebudayaan maritim sangat penting bagi penguatan nilai-nilai
dan tatanan kehidupan bersama karena Indonesia merupakan negara yang
memiliki potensi laut yang melimpah sehingga tentunya diperlukan penguatan
nilai-nilai dan tatanan dalam kehidupan bersama yang dapat mengarahkan
masyarakat Indonesia untuk mewujudkan kewaspadaan nasional yang
dilaksanakan dalam bentuk penanaman budaya maritim sebagai bentuk dari
perwujudan pendidikan karakter bangsa dan bela negara.
Hal ini tentunya berhubungan dengan bergesernya karakter dan nilai-
nilai bangsa yang lebih mengarah ke daratan dan budaya maritim
dilingkungan generasi muda akan tetapi ketika kita telah membuat budaya
maritim menjadi suatu kegiatan rutin dalam kehidupan kita maka kita dapat
menguatkan nilai-nilai atau karakter bangsa Indonesia kembali menjadi
negara maritim. Jadi konsep ini tentu saja mencakup sistem nilai dan
kepercayaan.

2. Saran
Masyarakat Indonesia, khususnya para mahasiswa sudah seharusnya
mengetahui dan mengaplikasikan budaya kemaritiman dengan tujuan
memaksimalkan pengelolaan potensi laut yang luas di negara kita ini.

11
12

Berbagai aneka rupa budaya dan kearifan local yang tercipta di setiap daerah.
Perlu ada satu persamaan dalam budaya maritim Indonesia, yaitu
menempatkan pandangan tentang pengelolaan laut yang diorientasikan demi
kesejahteraan masyarakat local. Mengenal budaya ini termasuk pada kalangan
generasi penerus bangsa khususnya mahasiswa agar terus ikut berperan aktif
dalam mengelola dan melestarikan budaya maritim tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

beritaku.id. (2021, August 10). Budaya Maritim : Konsep, 7 Unsur, Hingga Contoh. Retrieved
October 07, 2022, from https://beritaku.id/budaya-maritim-konsep-7-unsur-hingga-
contoh/: https://beritaku.id/budaya-maritim-konsep-7-unsur-hingga-contoh/

Hasanuddin, K. 7. (2021, April 30). Unsur-Unsur Kebudayaan Maritim dan Fungsi Sosialnya.
Retrieved October 07, 2022, from
https://www.scribd.com/document/507597631/KELOMPOK-7-UNSUR-UNSUR-
KEBUDAYAAN-MARITIM-DAN-FUNGSI-SOSIALNYA:
https://www.scribd.com/document/507597631/KELOMPOK-7-UNSUR-UNSUR-
KEBUDAYAAN-MARITIM-DAN-FUNGSI-SOSIALNYA

tempo.co. (2017, November 27). Mengenal lebih jauh kebudayaan maritim. Retrieved
October 07, 2022, from https://kolom.tempo.co/read/1035968/mengenal-lebih-
jauh-budaya-maritim-indonesia: https://kolom.tempo.co/read/1035968/mengenal-
lebih-jauh-budaya-maritim-indonesia

13

Anda mungkin juga menyukai