Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MARITIM

OLEH:
Nurweli D061231008
Margareth K.R D061231010
Vian Divio B D061231022
Erly Wardani D061231034
Muh. Nabil A D061231060
Muh. Dzaky D061231086

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah dan
izinnya, makalah tentang "Kebudayaan Maritim: Definisi, Wujud, Unsur-unsur Budaya
Maritim, dan Fungsi Sosialnya" dapat penulis selesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis, makalah ini jauh dari
sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhimya
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca yang sedang membutuhkan informasi mengenai pembahasan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Definisi kebudayaan Maritim.................................................................................................5
B. Kebudayaan maritim khas Indonesia....................................................................................7
C. Nilai-nilai sosial kebudayaan maritim Indonesia..................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN......................................................................................................................14
B. SARAN...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang

Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil yang
tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. Hal ini membuat negara ini
memiliki lebih dari 54.000 kilometer garis pantai dan wilayah perairan
yang luas. Kondisi geografis ini secara alami menjadikan laut sebagai
sarana transportasi, perdagangan, dan sumber daya ekonomi utama.

Sejak zaman dahulu, peradaban Indonesia telah memiliki hubungan erat


dengan laut. Perdagangan laut, seperti rempah-rempah, menjadi salah
satu faktor penting dalam sejarah maritim Indonesia. Kepulauan ini juga
menjadi persimpangan jalur perdagangan antara Timur Tengah, India,
Tiongkok, dan Eropa.

Perairan Indonesia adalah salah satu daerah paling kaya akan


keanekaragaman hayati laut di dunia. Terumbu karang, hutan mangrove,
dan ekosistem laut lainnya menjadi rumah bagi berbagai jenis ikan,
moluska, teripang, dan spesies laut lainnya. Ekonomi bahari, seperti
perikanan dan industri pariwisata, menjadi sangat penting bagi
perekonomian Indonesia.

Laut memiliki peran penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat


Indonesia. Banyak masyarakat lokal yang bergantung pada laut untuk
mata pencaharian, seperti nelayan dan petani tambak. Aktivitas budaya

3
seperti pelayaran tradisional, seperti kapal pinisi, juga menggambarkan
pentingnya laut dalam kehidupan sehari-hari.

Kedudukan strategis Indonesia diantara Samudra Hindia dan Samudra


Pasifik menjadikannya memiliki peran penting dalam hal keamanan
maritim regional. Pemeliharaan keamanan perairan dan jalur perdagangan
laut menjadi prioritas dalam menjaga stabilitas regional.

Indonesia memiliki potensi besar dalam pemanfaatan sumber daya alam


di laut, seperti minyak bumi, gas alam, dan mineral bawah laut.
Pemanfaatan ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan dan juga
perlu diatur dengan baik agar berkelanjutan.

Perubahan Iklim dan Lingkungan: Karena sebagian besar wilayah


Indonesia terletak di daerah pesisir, dampak perubahan iklim dan
kenaikan permukaan air laut menjadi perhatian serius. Upaya
perlindungan terhadap ekosistem pesisir dan mitigasi risiko terkait
perubahan iklim menjadi esensial bagi negara maritim seperti Indonesia.

Dengan faktor-faktor di atas, Indonesia memiliki hubungan yang sangat


erat dengan laut dan sumber daya lautnya. Oleh karena itu, kebijakan,
ekonomi, budaya, dan kehidupan sehari-hari di Indonesia secara kuat
terpengaruh oleh karakter maritim negara ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kebudayaan maritim?


2. Bagaimana kebudayaan maritim khas indonesia?
3. Apa saja nilai-nilai sosial kebudayaan maritim Indonesia?

4
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai sosial dalam kebudayaan


maritim Indonesia
2. Dapat mendefinisikan bagaimana kebudayaan maritim khas indonesia
3. Mampu menjelaskan apa itu kebudayaan maritim

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi kebudayaan Maritim

Kebudayaan maritim adalah suatu konsep yang merujuk pada


keseluruhan aspek budaya yang berkaitan dengan lautan, aktivitas
maritim, dan hubungan manusia dengan lingkungan laut. Ini mencakup
berbagai elemen, seperti nilai-nilai, norma, praktik, pengetahuan, dan
tradisi yang tumbuh dan berkembang di sekitar wilayah pesisir dan
perairan.

Kebudayaan maritim mencerminkan cara hidup masyarakat yang sangat


tergantung pada laut dan sumber daya alam yang ditemukan di ekosistem
perairan. Ini juga mencakup cara manusia berinteraksi dengan laut,
termasuk dalam hal perdagangan, perikanan, transportasi, seni, musik,
ritual, arsitektur, dan berbagai bentuk ekspresi budaya lainnya yang
terkait dengan laut.

5
Definisi kebudayaan maritim mencakup elemen-elemen berikut:

Penggunaan Laut dan Sumber Daya: Kebudayaan maritim melibatkan


cara-cara unik di mana masyarakat mengambil keuntungan dari sumber
daya laut seperti ikan, rempah-rempah, dan bahan mentah lainnya untuk
memenuhi kebutuhan mereka.

Keterampilan Maritim Tradisional: Kebudayaan maritim sering


mencakup keterampilan tradisional dalam pembuatan perahu, navigasi,
pelayaran, dan teknik tangkap ikan yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi.

Ritual dan Tradisi: Ritual, upacara, dan tradisi keagamaan yang berkaitan
dengan laut, seperti upacara penangkapan ikan atau perlindungan
nelayan, merupakan bagian penting dari kebudayaan maritim.

Seni dan Ekspresi Budaya: Kebudayaan maritim sering tercermin dalam


seni, musik, tarian, dan cerita rakyat yang berkaitan dengan kehidupan
laut dan cerita pelayaran.

Pengaruh Lingkungan: Kebudayaan maritim juga mempertimbangkan


hubungan manusia dengan lingkungan laut, termasuk penyesuaian budaya
terhadap ancaman seperti badai, naiknya permukaan air laut, dan
perubahan lingkungan lainnya.

Pengembangan Teknologi Maritim: Perkembangan teknologi maritim,


seperti kapal tradisional atau alat tangkap ikan khas, juga merupakan

6
bagian dari kebudayaan maritim dan sering mencerminkan penyesuaian
manusia terhadap lingkungan laut.

Kebudayaan maritim adalah cerminan dari cara hidup dan pemahaman


manusia terhadap lautan dan sumber daya yang dikandungnya. Ini dapat
beragam di seluruh dunia, tergantung pada sejarah, geografi, dan
pengaruh lokal masing-masing wilayah pesisir.

B. Kebudayaan maritim khas Indonesia

Kebudayaan maritim Indonesia sangat kaya dan beragam, hal ini


dipengaruhi oleh fakta bahwa Indonesia adalah negara kepulauan dengan
lebih dari 17.000 pulau. Kebudayaan maritim ini mencakup berbagai
aspek kehidupan masyarakat yang terkait dengan laut, seperti tradisi
perikanan, transportasi laut, perdagangan, seni dan kerajinan tangan, serta
kehidupan sehari-hari penduduk pesisir.

Beberapa ciri khas kebudayaan maritim Indonesia antara lain:

Perahu Tradisional: Setiap daerah di Indonesia memiliki perahu


tradisional yang khas dan berbeda. Contohnya, "phinisi" di Sulawesi
Selatan, "janggolan" di Kalimantan, "prahu" di Jawa, dan berbagai jenis
perahu lain di pulau-pulau lainnya. Perahu-perahu ini biasanya dirancang
untuk kebutuhan lokal seperti perikanan, perdagangan, dan transportasi.

Perikanan: Kehidupan pesisir Indonesia sangat bergantung pada


perikanan. Banyak masyarakat pesisir menjalankan tradisi perikanan
turun-temurun, baik dengan teknik tradisional maupun modern. Jaring,

7
bubu, dan alat tangkap lainnya merupakan bagian penting dari kehidupan
masyarakat nelayan.

Seni Navigasi: Kebudayaan maritim Indonesia juga melibatkan seni


navigasi dan penggunaan bintang-bintang, arus laut, dan tanda alam
lainnya untuk menentukan jalur pelayaran yang aman. Pengetahuan ini
telah diturunkan dari generasi ke generasi dan masih dijaga oleh beberapa
komunitas nelayan.

Kerajinan Tangan: Masyarakat pesisir Indonesia memiliki banyak


kerajinan tangan yang terkait dengan laut, seperti pembuatan kapal-kapal
mini, ukiran dari cangkang kerang, dan anyaman dari bahan alami seperti
daun kelapa dan rumput laut.

Tradisi dan Festival: Banyak daerah di Indonesia memiliki festival dan


tradisi yang terkait dengan laut, seperti "Festival Bahari" di beberapa kota
pesisir, yang memamerkan kehidupan dan budaya maritim melalui
pameran, pertunjukan seni, dan kompetisi perahu tradisional.

Makanan: Makanan laut memainkan peran penting dalam masakan


Indonesia. Berbagai hidangan dari hasil laut seperti ikan, kerang, cumi-
cumi, dan udang menjadi bagian integral dari budaya kuliner Indonesia.

Pengaruh Asing: Kebudayaan maritim Indonesia juga terbentuk oleh


pengaruh-pengaruh budaya asing yang datang melalui perdagangan
maritim, seperti pengaruh India, Cina, Arab, dan Eropa.

Lagu dan Tarian: Banyak lagu dan tarian tradisional Indonesia yang
menggambarkan kehidupan nelayan, perahu, dan laut. Beberapa tarian

8
seperti tari serampang dua belas dari Sumatera Selatan atau tari zapin dari
daerah pesisir Melayu sangat terkait dengan budaya maritim.

Kebudayaan maritim Indonesia mencerminkan hubungan erat antara


masyarakat dan laut, serta pentingnya sumber daya laut dalam kehidupan
sehari-hari dan identitas budaya mereka.

C. Nilai-nilai sosial kebudayaan maritim Indonesia

1.Religius
Nilai atau tradisi religi didefinisikan sebagai suatu kepercayaan tentang ajaran-
ajaran agama tertentu dan dampak dari ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat maritim, serta sebagai pembuka jalan agar apa yang masyarakat
inginkan mengenai kesejahteraan dapat berjalan mulus dan baik.

Nilai religius dapat berupa karakter manusia yang patuh pada ajaran
kepercayaannya. Hal ini merujuk pada keyakinan, norma-norma, dan praktik-
praktik keagamaan yang memiliki pengaruh kuat terhadap kehidupan
masyarakat pesisir yang berhubungan dengan laut. Nilai religius dalam budaya
maritim mencerminkan keterkaitan antara spiritualitas, keyakinan agama, dan
aktivitas-aktivitas maritim dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh karakter religi pada masyarakat maritim adalah Kelompok Nelayan


Aurora di Kelurahan Malalayang Dua yang memiliki kepercayaan dalam
proses menangkap ikan, seperti tabu untuk berisik baik pada saat proses
penangkapan maupun saat dalam perjalanan menuju lokasi penangkapan
ikan, mencelupkan kaki dilaut, dan menanyakan hal-hal aneh yang dilihat
selama melaut misalnya adanya penampakan cahaya yang mengikuti
nelayan saat sedang melaut, burung bangau, badan sebesar, pohon kelapa, ada
juga yang berbentuk badan manusia dengan kepala ayam karena dianggap
akan berpengaruh di hasil tangkapan. Contoh lainnya adalah sebagian
9
masyarakat Pantai Depok yang masih melakukan kegiatan sedekah laut kepada
penguasa laut selatan sebagai ucapan rasa syukur atas nikmat yang telah
diberikan.

2. Cinta Maritim Indonesia


Cinta maritim Indonesia adalah sikap kasih sayang, kebanggaan, dan
penghargaan yang mendalam terhadap warisan budaya, sejarah, dan identitas
bangsa yang terkait dengan kehidupan maritim Indonesia. Ini mencakup
kekayaan budaya, tradisi, pengetahuan, serta nilai-nilai yang diwariskan dari
generasi ke generasi sehubungan dengan pemanfaatan laut, perairan, dan pulau-
pulau Indonesia.

Cinta maritim Indonesia mencerminkan rasa kebanggaan atas peran


Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan berbagai
keanekaragaman budaya, bahasa, dan etnis yang terkait dengan laut. Hal ini
juga mencakup penghargaan terhadap pengetahuan tradisional nelayan, perajin
perahu, serta nilai-nilai keberlanjutan ekosistem laut yang diwariskan oleh
nenek moyang.

Cinta maritim ditunjukkan oleh Suku Bajo dengan cara menghormati dan
menjagi laut sedemikian rupa sehingga disebut sebagai "garis pertahanan
terakhir" hubungan manusia dengan laut yang hidup dalam harmoni. Orang
Bajo sejak kecil sudah diajarkan untuk memahami cara memperlakukan laut
dengan baik seperti melestarikan sumber daya laut dengan cara ikut serta
menanam bakau di kawasan pesisir pantai dan menggunakan jaring atau jala
berukuran besar, sehingga hanya ikan-ikan berukuran besar saja yang tertangkap
dan ekosistem terumbu karang tidak rusak.

3. Nasionalisme

10
Nasionalisme memiliki tujuan untuk mewujudkan pandangan, wawasan, dan
perilaku suatu bangsa yang terjalin karena adanya kesamaan nasib, tanggung
jawab serta hidup bersama-sama secara Di samping itu, nasionalisme
sebagai bentuk ideologis yang memiliki sifat dinamis sesuai dengan realitas
sosial yang berjalan di kehidupan masyarakat. Pada zaman Kerajaan
Majapahit, tokoh masyarakat Jawa di masa lalu memainkan peran penting
dalam mewujudkan kesadaran nasionalisme karena adanya akses-akses pada
model kedaulatan. Contohnya Gajah Mada memerintahkan kepada Rakryan
Nala, seorang Iaksamana, untuk membangun armada laut dalam upaya
memperkuat pertahanan kerajaan. Realitas yang tergambarkan pada kisah
tersebut berbicara tentang pentingnya sebuah kedaulatan laut bagi kemjaan
yang berdaulat penuh dengan kekuasaan laut atau maritim.

4. Multikulturalisme
Multikultural adalah masyarakat yang memiliki dua atau lebih kelompok
budaya yang berbeda. Masyarakat maritim sangat menjunjung tinggi
multlkulturalisme, contohnya pada masyarakat di Desa Kelong Kecamatan
Bintan Pesisir Kabupaten Bintan yang memiliki perbedaan suku, adat
istiadat, maupun agamanya. Masyarakat asli Desa Kelong bersuku Melayu,
sementara masyamkat pendatang terdiri dari beberapa jenis suku dan etnis
yaitu diantaranya suku Padang, Jawa, Batak, Buton serta etnis Tionghoa.
Mereka biasanya mengembangkan kepercayaan bahwa mereka memiliki asal
usul keturunan yang sama, satu kepercayaan yang seringkali didukung oleh
mitos-mitos yang hidup didalam masyarakat tersebut.

5.Spirit bahari

Spirit Bahari merupakan istilah yang pada semangat atau sikap positif yang
terkait dengan laut, perairan, dan kehidupan maritim secara umum. Ini
mencakup rasa keterlibatan, kepedulian, dan penghormatan terhadap lingkungan
laut, budaya maritim, serta keberlanjutan sumber daya laut.
11
Spirit Bahari mencerminkan penghargaan terhadap nilai-nilai laut dan perairan,
dan pentingnya menjaga ekosistem laut agar tetap sehat, berkelanjutan, dan
dapat dinikmati oleh generasi masa depan. Hal ini juga mencerminkan
kesadaran akan peran penting laut dalam kehidupan manusia, baik sebagai
sumber daya ekonomi maupun sumber daya budaya dan lingkungan yang
berharga.

Spirit bahari dapat dijumpai pada perempuan nelayan di Desa Muara Gading
Mas Lampung Timur yang memiliki peran ganda dalam domestik dan juga
merrari nafkah. Hal ini membuktikan bahwa perempuan, terutama para istri
nelayan di Desa Muara Gading memiliki etos kerja yang tinggi. Selain dalam
urusan rumah tangga, mereka juga membantu mencari penghasilan tambahan
dengan cara yang inovatif kreatif seperti pembuat olahan rumput laut, pengasin
ikan, pembuat ikan asin, bakso ikan, abon ikan, pepes ikan, krupuk ikan, ikan
presto, sate ikan, naged ikan, penjual ikan, dan pemilik warung sembako dan
sayur serta membuat jaring ikan.

6. Keterbukaan
Keterbukaan mengacu pada sikap masyarakat yang terbuka terhadap interaksi
dengan budaya dan masyarakat lain. Hal ini mencakup penerimaan terhadap
perbedaan, inklusivitas, dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman dan
pandangan dunia orang lain. Dalam kaitannya dengan maritim, keterbukaan
memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi dengan pelaut, pedagang, atau
wisatawan dari berbagai belahan dunia yang datang ke wilayah pesisir atau
pulau-pulau. Keterbukaan ini mendorong pertukaran ide, pengetahuan, serta
nilai-nilai budaya yang berdampak positif pada perkembangan sosial dan
ekonomi masyarakat maritim

12
keterbukaan dapat menimbulkan hal yang baik. Contohnya pada pelayar
daerah Mandar pada abad ke-20 yang melakukan pelayaran niaga ke daerah-
daerah produksi komoditi, yaitu rempah-rempah di Maluku, kayu cendana di
Timor dan Sunba, Jawa, Selat Malaka, Kalimantan, dan Iainnya. Akbat
dari keterbukaan niaga itu, pedagang-pedangan Iain datang ke wilayah Mandar
untuk melakukan kegiatan niaga.

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai negara yang mempunyai banyak pulau yang tersebar


diberbagai wilayah membuat sebagian besar masyarakat indonesia
menggantungkan hidup pada wilayah perairan Indonesia baik
dalam sektor perdagangan maupun transportasi.Namun, ada
beberapa nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan
sumber daya ini salah satunya ialah nilai sosial yang mengikat
masyarakat

B. SARAN

A. Tentunya terhadap
penulis sudah menyadari
jika dalam penyusunan
B. makalah diatas masih
banyak ada kesalahan
serta jauh dari kata
sempurna.

14
C. Adapun nantinya
penulis akan segera
melakukan perbaikan
susunan
D. makalah itu dengan
menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan
kritik
E. yang bisa membangun
dari para pembaca
F. Tentunya terhadap
penulis sudah menyadari
jika dalam penyusunan
G. makalah diatas masih
banyak ada kesalahan

15
serta jauh dari kata
sempurna.
H. Adapun nantinya
penulis akan segera
melakukan perbaikan
susunan
I. makalah itu dengan
menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan
kritik
J. yang bisa membangun
dari para pembaca
K. Tentunya terhadap
penulis sudah menyadari
jika dalam penyusunan

16
L. makalah diatas masih
banyak ada kesalahan
serta jauh dari kata
sempurna.
M. Adapun nantinya
penulis akan segera
melakukan perbaikan
susunan
N. makalah itu dengan
menggunakan pedoman
dari beberapa sumber dan
kritik
O. yang bisa membangun
dari para pembaca
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah diatas masih banyak ada kesalahan serta jauh
dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan

17
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
dari para pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Efendi,Nur.2015, Wawasan Budaya Sosial Maritim, Makassar :Academia.edu


Auliah,Rifka dan Ilham.2019, Representasi Spirit Bahari, Depok : Research.gate
Silaban, V. J. S. 2022. Sosialisasi Cinta Maritim Dengan Pengenalan Keanekaragaman
Ekosistem Laut Serta Bagaimana Cara Menjaganya. Universitas Diponegoro.
Dinda Septiani Dar, 2018, Eksistensi Tradisi Religi dalam Budaya Masyarakat Maritim.
Tempo.co. 2017, Mengenal Budaya Maritim Indonesia. Jakarta : kolom.tempo.com
Aditya,Alexander .2015, Aspek Sosial Budaya Maritim. Batam: slideshare.net

18

Anda mungkin juga menyukai