Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TAMADUN DAN TUNJUK AJAR MELAYU

Kejayaan Tamadun Maritim Dan Hakekat Tamadun Melayu

KELOMPOK 8

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Tamadun dan Tunjuk Ajar Melayu

(Kls. Kamis 12.30) Program Studi Manajemen FE UMRAH


TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU

DOSEN PENGAMPU :

Assist. Prof. Drs. H. Muhammad Idris. DM., MM., M.Si.

DISUSUN OLEH :

Eoudia Angelica Pasaribu (2104020142)

Arjuni (2104020141)

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

FAKULTAS EKONOMI

MANAJEMEN

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “Kejayaan Tamadun Maritim Dan Hakekat Tamadun
Melayu” Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan
refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .

Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari


sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca..

Tanjungpinang, Syawal 4, 1443 AH

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................3

A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................4

A. Peradaban Maritim Nusantara...................................................................................4


B. Hakekat Peradaban Melayu........................................................................................5
C. Selayang Pandang Keemasan Melayu Di Nusantara................................................7
D. Bunda Tanah Melayu

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Daftar Isi................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang masyarakat sudah melupakan apa, mengapa, kapan, dimana,
dan bagaimana kejayaan peradaban maritim dan hakekat peradaban
melayu berproses hingga sekarang. Banyak yang sudah melupakan
kejayaan dan peradaban yang memang harus diketahui selayaknya
masyarakat khususnya masyarakat melayu. Maka dari itu produksi
memberikan bahan dalam materi kejayaan peradaban maritim dan
hakekat peradaban melayu.
Sejak abad ke-9 masehi, bangsa Indonesia telah berlayar mengarungi
lautan kebarat Samudra Hindia hingga Madagaskar dan ke timur hingga
Pulau Paskah. ini menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia memiliki
peradaban dan budaya maritim yang majusejak dulu kala. Seiring
semakin ramainya aktifitas melalui laut, lahirlah kerajaan-kerajaan
bercorak maritim dan memiliki armada laut besar. Perkembangan
budayamaritim pun membentuk peradaban bangsa yang maju di
zamannya.
Walaupun ada banyak pusat peradaban melayu dalam sejarahnya yang
panjang,pada hakekatnya ia adalah sebuah peradaban yang sama dalam
sebuah kesinambungan,dan dialami oleh manusia yang mengungsi
himpunan memori yang sama. Peradabanmelayu itu tumbuh dan maju
dalam kestabilan politik yang lama dan berterusan, dandibendung oleh
peraturanan, dan budaya yang kompleks.
Peradaban melayu itu memiliki wilayah geografis yang luas, yaitu sebuah
wilayah samudera, sebuah peradaban melayu. Peradaban melayu itu
adalah satu-satunya peradaban maritim didunia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peradaban maritim nusantara?
2. Bagaimana hakekat peradaban melayu?
3. Bagaimana bunda tanah melayu?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui peradaban maritim nusantara
2. Agar pembaca mengetahui hakekat peradaban melayu
3. Agar pembaca mengetahui bunda tanah melayu

BAB II PEMBAHASAN
A. Peradaban Maritim Nusantara
Peradaban maritim berarti kondisi masyarakat yang bertempat tinggal
tetap pada wilayah yang berbatasan dengan laut. Karakteristik kegiatan
mereka sehari-hari memanfaatkan laut, didukung oleh tatanan
pemerintahan, budaya, institusi masyarakat, serta kebijakan pemerintahan
yang berbasis pada kelautan.
Narasi mengenai kemaritiman adalah sebuah perjalanan panjang bagi
Bangsa Indonesia, bahkan beberapa ahli mengatakan kemaritiman di
Indonesia bukan sebatas “sejarah” tetapi merupakan sebuah peradaban.
Aktifitas kemaritiman memungkinkan adanya kontak budaya yang
intensif dan mencangkup ruang geografis yang luas. Kontak budaya yang
terjadi melalui pelayaran dan perdagangan antar pulau dan antar benua,
memunculkan asimilasi dan akulturasi budaya yang memberikan corak
yang beragambudaya di wilayah Nusantara yangkinimenjadi warisan
budaya bahari bangsa. dalam pelayaran didukung oleh adanya kemahiran
teknologi dan tradisi pembuatan perahu serta navigasi pengetahuan.
Tradisi pembuatan perahu menjadi salat tradisional satu warisan budaya
yang sampai sekarang masih dapat kita saksikan,salah satunya tradisi
pembuatan perahu pinisi di Bulukumba.
Pinisi, pinisi, pinis, pinas adalah beragam nama untukperahu kebanggaan
bangsa Indonesia ini kata Pinisi yang lebih dikenal dan pelayaran
Nusantara, sebagai suatu tradisiyang telah berlangsung sejak jaman
prasejarah. Artiya, nenek nenek moyang kita telah mengenal teknologi
perahu dan pengetahuan untuk menangkap ikan salah satu wujud nyata
aktifitas kemaritiman yang melahirkan budaya kebaharian. Kontruksi
Pinisi adalah gabungan pengetahuan dan pengalaman kuno dan disertai
upacara ketat yang harus diikuti untuk memastikan keamanan di laut.
Para pengrajin yang dipimpin panritalopi harus mengitung hari baik
untuk memulai pencarian kayu,pencatatan, awal pembuatan,sampai
peluncuran kapal keperairan tak lepas dari upacara adat. Perahu tipe
pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar,
dengan dua tiang dan seluruhnya tujuh sampai delapan helai layar. Tiang
belakang lebih pendek lebih dari tiang kriya,dan andang-andang layarnya
terpasang tetap di tengah-tengah kedua tiang itu. Jenis layar itu dicap
'SekunarNusantara' untuk , bahwa namun agak serupa dengan jenis -jenis
sekunar lainnya, ia memiliki beberapa sifat khas (Liebner, 2012).
Dalam sejarah kemaritiman Nusantara yang telah dipaparkan diatas,
memperlihatkan kepada kita bukti sejarah bahwa salah satu yang memicu
berkembangnya pelayaran dan perdagangan adalah komoditi unggulan
dari Nusantara berupa rempah-rempah, terutama lada, cengkeh, pala, dan
merica. Jejak kejayaan perdagangan rempah tersebut, menyisakan sebuah
jalur pelayaran yang begitu luas menghubungkan Nusantara sebagai
wilayah kepulauan dengan berbagai wilayah dan negara dibenua lain
diseberang samudera. Jalur rempah inilah yang menjadi simpul peradaban
bahari Nusantara, warisan budaya kebanggan Bangsa Indonesia.

B. Hakekat Peradaban Melayu


Kebudayaan melayu merupakan kebudayaan secara turun-temurun
dilakukan oleh masyarakat. Kebudayaan melayu merupakan salah satu
pilar penopang kebudayaan nasional Indonesia khususnya dan
kebudayaan dunia umumnya, disamping aneka budaya lainya (Isjoni,
2007: 41). Budaya melayu tumbuh subur dan dikenal di tengah-tengah
masyarakat Indonesia.
Adat sangat dijunjung dalam kebudayaan Melayu di mana masyarakat
Melayu sangat menjunjung adatnya untuk kehidupan dalam dunianya.
Selain adat, bahasa juga menjadi kebudayaan yang melekat pada budaya
Melayu. Hasil budaya bangsa Melayu yang terpenting adalah bahasa
(Isjoni, 2007: 94). Bahasa Melayu hidup dilidah petah orang Melayu
dalam hampir 40 dialek/logat. Diantaranya dialek Melayu Johor-Riau,
yang menjadi cikal bakal bahasa Melayu. Bahasa Melayu digunakan
secara cukup luas sebagai lingua franca.
Indonesia yang merupakan Negara maritim dan agraris, menggunakan
bahasa Melayu sebagai bahasa perdagangan antar daerah (dari Pasai,
Minangkabau, Jawa, ke Sulawesi, Halmahera, dan Kepala Burung
Papua). Pada masa awal kemerdekaan menjadi alat pemersatu dan
pembentuk kesadaran bangsa, maka setelah proklamasi ia dijelmakan,
menjadi bahasa Indonesia menjadi bahasa negara dan bahasa kebangsaan.
Bahasa Melayu telah menjadi alat perekat kebangsaan Indonesia, serta
telah membawa bangsa Indonesia sebagai bangsa modern.
Selain adat, bahasa, yang kemudiaan adalah agama. Kebudayaan yang
melekat pada diri orang Melayu adalah budaya Melayu Islam. Ajaran
Islam yang datang dengan membawa kehalusan karena Islam dalam
berdakwah tidak pernah dengan kekerasan, islam mengajarkan
kelembutan untuk umatnya. Sebelum Islam masuk kebudayaan orang
melayu adalah kebudayaan tempatan dan Hindu.
Sebelum Islam masuk budaya Melayu berfikir secara mitos. Setelah Islam
masuk orang Melayu mulai rasional dalam berfikir. Masyarakat melayu
lebih bersifat longgar dan terbuka menerima unsur baru datang dari luar
(Islam). Sehingga nilai-nilai Islami itu merasuk ke dalam jiwa dan
teraktualisasi dalam tindakan sehari-hari sehingga melahirkan suatu
akulturasi. Agama Islam mempunyai pengaruh yang utama dibandingkan
adat istiadat. Agama merupakan supra system adat. Ketentuan-ketentuan
dalam adat bisa saja gugur jika tidak mendapat dukungan dari agama.
Jadi dapat dikatakan hubungan antara Islam dengan Melayu bagaikan dua
muka mata yang tidak dapat dipisahkan (Isjoni, 2007:63). Selain itu
dengan Islam orang Melayu yang mendasarkan budayanya dengan teras
Islam selalu memandang bekerja merupakan ibadah, kewajiban, dan
tanggung jawab (Isjoni, 2007: 72). Oleh karenanya ketentuan yang ada
dalam adat suatu pekerjaan mereka lakukan dengan penuh tanggung
jawab karena semua itu merupakan ibadah.
Kebudayaan melayu merupakan kebudayaan yang melekat pada
Bangsa sejak dulu dan merupakan kebudayaan nusantara, serta yang
paling dominan dalam kebudayaan Melayu adalah persamaan agaman,
selain itu adat dan bahasa juga melayu. Pada dasarnya tiap kebudayaan
mempunyai tiga wujud: ide, aktfitas, dan artefak. Begitu pula kebudayaan
melayu, kebudayaan melaju juga memiliki tiga wujud kebudayaan, yaitu
suatu himpunan gagasan, jumlah perilaku yang berpola, dan sekumpulan
benda/ artifak.
Kebudayaan akan melebur kedalam tiga bentuk wujud yaitu dalam
bentuk ide/gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia.
Kebudayaan akan selalu berkembang, kebudayaan didapat dari hasil
belajar, dan kebudayaan itu juga yang akan membawa manusia ke dalam
tingkat sosial yang tinggi dalam masyarakat.
C. Selayang Pandang Keemasan melayu Di Nusantara
D. Bunda Tanah Melayu
Pasalnya gelar Provinsi Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu
yang menggema hingga ke mancanegara berawal dari Kota Daik
Kabupaten Lingga.
Bunda Tanah Melayu memang layak disandang kota Daik, karena lebih
dari 120 tahun menjadi pusat kerajaan melayu.
Kemudian sejarah Bunda Tanah Melayu menjadi gelar Kabupaten
Lingga, sejak zaman pemerintahan Bupati Lingga, Daria era 2005 – 2010
dan 2010 – 2015 . Nama, Lingga sebagai Kabupaten termuda waktu itu
menggema dengan gelar besar dengan motto Bertengkap Alam Berpintu
Ilahi.
Kepulauan Riau memiliki aset yang sangat melimpah ruah di bidang
Pariwisata. Karena 60% kawasan Kepulauan Riau merupakan perairan
(laut), maka menjadikan Kepulauan Riau terkenal akan sektor pariwisata
di bidang bahari yang menjanjikan. Disisi lain, Kepulauan Riau yang
merupakan Bunda Tanah Melayu memiliki segudang adat-istiadat, objek
wisata yang memiliki nilai sejarah serta atraksi wisata yang dapat dikelola
dan dikembangkan dengan baik.
Disisi lain, Kepulauan Riau yang merupakan Bunda Tanah Melayu
memiliki segudang adat-istiadat, objek wisata yang memiliki nilai sejarah
serta atraksi wisata yang dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik.
Tidak cukup sampai disitu pulau-pulau yang eksotis ditambah kearifan
lokal yang terkandung di dalamnya menjadikan Kepulauan Riau
menjelma menjadi destinasi baru bagi Indonesia untuk dipromosikan ke
mancanegara.
Kehidupan sosial budaya masyarakat di Pulau Penyengat saat ini diatur
oleh lembaga-lembaga pemerintah dan pranata-pranata sosial lainnya
yang menuju ke arah pembauran masyarakat modern. Pranata sosial itu
berupa kelompok sosial kemasyarakatan, organisasi sosial, dan sistem
pelapisan sosial. Lembaga-lembaga dan pranata-pranata sosial ini
mempersatukan semua anggota masyarakat yang terdiri dari berbagai
suku bangsa agar dapat hidup bersama dan bertoleransi. Pada umumnya
agama yang dipeluk oleh masyarakat yaitu Agama Islam, selain itu ajaran
agama lain yang dipeluk oleh masyarakat di Pulau Penyengat adalah
Agama Hindu, Budha dan Kristen. Sehingga tercipta kerukunan antar
umat beragama yang perlu tetap dijaga dan terjalin dengan baik dan
saling bertoleransi. Kegiatan kemasyarakatan dilakukan oleh masyarakat
dengan cara bergotongroyong bersama. Sistem gotong-royong ini
merupakan salah satu tradisi budaya yang masih dipertahankan dan tetap
terjaga dengan baik. Musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama juga terlihat pada saat diadakan pertemuan
antar warga di RT, RW, dan lingkungan tempat tinggal lainnya. Kegiatan
organisasi sosial juga berjalan dengan baik dan dinamis karena
menerapkan azas kepentingan bersama. Pada acara-acara tertentu
misalnya perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, mereka
berpartisipasi dengan menampilkan kesenian tradisionalnya untuk
dinikmati oleh anggota masyarakat suku bangsa lainnya.
Kebudayaan Melayu identik dengan Kerajaan Malaka dan bahasa Melayu
berkembang pesat sebagai bahasa yang digunakan sebagai bahasa
komunikasi hubungan perniagaan. Selain itu, agama Islam yang sudah
menjadi agama resmi orang Melayu merupakan sendidasar kebudayaan
Melayu yang membentuk unsur-unsur kebudayaan Melayu lainnya
seperti adat istiadat dan nilai-nilai di dalam kehidupan. Pulau
Penyengatditetapkan sebagai pusat pemerintahan, pusat kebudayaan dan
adat istiadat karena adanya tradisi, nilai-nilai budaya, dan Agama Islam
yang sangat berperan didalam perkembangan Pulau Penyengat.
Bahasa Melayu digunakan dalam kehidupan sehari-hari sedangkan
Agama Islam yang telah lama menjiwai kebudayaan Melayu menjadi
ukuran, nilai-nilai, ketentuan-ketentuan yang menyelaraskan
tindakantindakan atau perilaku penduduk setiap hari. Sehingga terkenal
istilah ”adat bersendikan syara‟, syara‟ bersendikan Kitabullah (Al
Quranil Azim)”, hal ini terkait dengan adanya tiga prinsip pokok dalam
kehidupan masyarakat Melayu yaitu berbahasa Melayu, beradat istiadat
Melayu, dan beragama Islam.

E. Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Melayu


Sebelum menjelaskan maksud dari peradaban atau tamadun Melayu,
kembali kita lihat arti kata “tamadun” yang digunakan untuk
menunjukkan “civilization” berasal dari kata ‘madana’, yaitu kata kerja
yang artinya membina atau membuka bandar, membudiperkertikan,
memurnikan, melahirkan dan sopan santun. 22 sedangkan melayu
adalah berasal dari kata mala (yang berarti mula) dan yu (yang berarti
negeri). Ini berarti tamadun melayu itu ialah kota yang yang penuh
dengan peradaban.
Menurut Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi Peradaban atau tamadun
Melayu adalah suatu puncak pencapaian pemikiran dan sejumlah
perlakuan yang baik (adab dan adat) termasuk juga segala hasil artifaknya
(budaya benda) yang membentuk sebuah masyarakat yang teratur dan
mementingkan kesejahteraan sosial untuk menyempurnakan segala sistem
kehidupannya (sosial, politik, ekonomi dan keagamaan).
Dengan kata lain, Peradaban Islam melayu bisa dikatakan sebagai suatu
daerah dimana terdapat komunitas ras-ras melayu ataupun rumpun-
rumpun melayu yang telah maju peradabannya dan kebudayaannya, baik
itu di sektor politik atau pemerintahan, teknologi, okonomi, dan
pengolahan di bidang agraris dan maritim, yang tetap menjunjung tinggi
nilai-kebudayaan, agama (Islam), Sosial yang mencakup pentauhidan
kepada Allah SWT, ahklak dan hubungan antar manusia.
Menurut Muhammad Naquib al-Attas ada beberapa teori tentang
kedatangan dan penyebaran Islam di kepulauan Melayu, ini merupakan
faktor yang menyebabkan orang Melayu mengidentifikasikan diri dan
peradabannya dengan Islam, berikut ini faktor-faktornya:
1. Faktor perdagangan;
2. Faktor perkawinan, yaitu antara pendatang Muslim dengan wanita
pribumi pada tahap awal kedatangan Islam;
3. Faktor Permusuhan antara orang-orang Islam dan Orang Kristen
4. Faktor politik seperti mundurnya kerajaan Hindu dan Buddha seperti
Majapahit dan Sriwijaya;
5. Faktor Penghargaan nilai ideologi Islam
6. Faktor Otoktomi, atau keadaan dimana sesuatu itu dianggap telah ada,
sejak purbakala sebagai kepunyaan atau sifat kebudayaan suatu
masyarakat.
Islam muncul di Nusantara disebabkan kehadiran pedagang-pedagang
Muslim dari negeri Arab dan Persia sejak abad ke-7 sampai abad ke-9M.
Pada mulanya komunitas Islam tumbuh di kota-kota pesisir yang
merupakan pelabuhan utama atau transit pada zamannya. Di sini tidak
sedikit pedagang Muslim asing itu tinggal lama dan kawin mawin dengan
penduduk setempat.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia memang sudah menjadi negara dengan budaya maritim
yang kuat. Hal ini telah terbukti oleh berbagai sejarah yang ada. Telah
berabad-abad lamanya dan hal ini tidak bisa dipungkiri. Keadaan ini
memaksa kita yang lahir dan besar di Indonesia untuk menjadi bagian
dalam budaya tersebut. Sebagian penduduk yang tinggal di daerah
pesisir pantai memang sudah menjadi budaya yang biasa, berbeda
dengan penduduk yang memang jauh dari daerah pesisir pantai.
Tentunya hal ini bukan menjadi alasan untuk tetap mengenal budaya
yang sudah berabad-abad ada di Indonesia. Bagaimanapun bentuk dan
caranya, penduduk yang jauh dari budaya maritim tetap perlu menjaga
dan melestarikannya. Salah satu cara sederhana untuk memulai
melestarikannya adalah dengan mengenal dan mencoba mempelajari
budaya maritim tersebut. Cara tersebut tentunya perlu menggunakan
sebuah media komunikasi. Dari berbagai media komunikasi yang ada,
maka dipilihlah media yang tepat yaitu buku. Media komunikasi ini
dipilih karena buku merupakan salah satu media yang cukup
sederhana dan mudah untuk kita temui terutama utnuk anak-anak yang
masih menjalani pendidikan di sekolah. Selain itu, buku juga bisa
disimpan dalam jangka waktu yang lama dan dijadikan sebagai
koleksi.
Peradaban pada akhirnya menjadi penanda atas pencapaian material
dan spiritual suatu masyarakat. Aspek material peradaban mencakup
berbagai benda/ makhluk fisik seperti monumen, kota, kebun, karya
seni dan peralatan atau mesin, yang pada akhirnya menunjukkan
kemajuan pengetahuan dan kreativitas masyarakatnya.
Manfaat peradaban tidak terbatas pada ras, kelompok etnis, budaya
atau agama tertentu.
Namun, untuk semua umat manusia. Sepanjang sejarah manusia telah
berinteraksi satu sama lain, manusia saling bergantung secara
ekonomi, politik dan budaya. Namun demikian, peradaban yang baik
bukan hanya memperhatikan perkembangan fisik saja, tapu
perkembangan secara spiritual.
Pada akhirnya, peradaban harus menjadi tahapan terbaik dalam
perkembangan sosial yang secara penuh mendukung kemajuan
masyarakatnya dalam hal pendidikan, jasmani dan rohani dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat sesuai kebutuhannya.
Peradaban maritim berarti kondisi masyarakat yang bertempat tinggal
tetap pada wilayah yang berbatasan dengan laut. Karakteristik
kegiatan mereka sehari-hari memanfaatkan laut, didukung oleh
tatanan pemerintahan, budaya, intitusi masyarakat, serta kebijakan
pemerintahan yang berbasis pada kelautan.

B. Daftar Pustaka
https://www.researchgate.net/publication/
315681395_Kemaritiman_Jalur_Rempah_dan_Warisan_Budaya_Bah
ari_Nusantara
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=makalah+revitalisasi+melayu&btnG=#d=g
s_qabs&t=1651566779539&u=%23p%3D16rKYvKHU38J
Tonel, T. 1920. Adat-istiadat Melayu. Naskah tulisan tangan huruf
Melayu Arab, Pelalawan.
Yayasan Kanisius. 1973. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Kanisius.
https://repository.unri.ac.id/handle/123456789/9609
https://marwahkepri.com/2018/08/23/asal-mula-gelar-bunda-tanah-
melayu-kepri/
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/download/
132/117/

Anda mungkin juga menyukai