Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH EROPA
PERADABAN TUA EROPA (YUNANI)

DOSEN : Drs.Budi Purnomo M.Pd.,M.Hum

KELOMPOK 1
Adi Putra (A1A219064)
Rika Yulianti (A1A219004)
Rima Melati (A1A219008)
Risma Kirana (A1A219070)
Ela Yulastini (A1A219040)
Lisa (A1A219056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga terlimpah
curah kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
Syafa’atnya di akhirat nanti. Ucapan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya, baik
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah Sejarah Eropa yang berjudul “Peradaban
Tua Eropa”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
sedalamdalamnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Jambi, 1 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN………………………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..

A. Pengaruh Geografis……………………………………………………………..

B. Perkembangan Politik Sparta dan Athena……………………………………….

C. Perang Yunani VS Persia………………………………………………………..

D. Perang Peloponesia………………………………………………………………

E. Kebudayaan Hellenistik………………………………………………………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………

KESIMPULAN……………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang:

Yunani merupakan pusat peradaban tertua di Eropa yang dimulai dari periode Yunani
Arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berakhirnya zaman kuno dan di mulainya abad
pertengahan awal. Peradaban ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang mulai
berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada periode klasik ini Yunani dipimpin oleh
negara kota Athena kepada Sparta dalam perang peloponesia pada tahun 404 SM. Seiring
penaklukkan oleh Alexander Agung, kebudayaan Yunani, yang di kenal sebagai peradaban
Hellenistik, berkembang mulai dari Asia Tengah sampai ujung barat Laut Tengah.

Peradaban ini dianggap peletak dasar bagi peradaban barat. Budaya yunani memberi
pengaruh kuat bagi kekaisaran romawi, yang selanjutnya meneruskan versinya kebagian lain
eropa. Peradaban yunani juga sangat berpengaruh pada bahasa,Politik,Sistem
pendidikan,filsafat,ilmu,dan seni, mendorong Renaisans si Eropa Barat, dan bangkit kembali
pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah peradaban yunani kuno ?


2. Bagaimana Pengaruh geografisnya ?
3. Apa yang menyebabkan peradaban yunani di kenal sebagai kebudayaan hellenistik ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah perdaban eropa


2. Untuk mengetahui letak geografis yunani
3. Untuk mengetahui penyebab budaya hellenistik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Geografis

Yunani Kuno terletak disekitar Laut Tengah yang sangat strategis dalam pelayaran.
Yunani Kuno terletak di ujung tenggara di benua Eropa atau ujung selatan Semenanjung Balkan.
Cakupan wilayahnya meliputi seluruh wilayah Yunani daratan, Siprus, Kepulauan Aegia serta
sebagian wilayah Asia Kecil. Selain dikelilingi laut, di wilayah Yunani terdapat pegunungan
kapur dengan lembah-lembah yang terjal. Sebagian besar wilayah Yunani bergunung-gunung
sehingga antar wilayah terpisah antar satu sama lain.

Tiga puluh persen daerahnya berupa daratan rendah yang terdapat di dekat laut dan
terbentuk oleh endapan lumpur sungai. Daerah lereng pegunungan menghasilkan anggur,
sedangkan di lembah-lembah yang rendah menghasilkan gandum. Kondisi wilayah Yunani yang
bergunung-gunung dengan tanah yang tidak subur menghambat hubungan antara satu kelompok
masyarakat dan kelompok masyarakat lainnya. Pemukiman-pemukiman yang terpisah-pisah ini
lambat laun menjadi negara yang merdeka dan berdiri sendiri, atau yang lebih populer disebut
polis.

B. Perkembangan Politik Sparta dan Athena

1. Sparta

Bidang pemerintahan sparta di pimpin oleh dua orang raja yang kurang memiliki
wewenang dalam bidang pemerintahan. Badan terpenting dalam sistem pemerintahan sparta
adalah badan pekerjaan atau semacam kabinet yang di sebut dengan Ephor. Pada zaman kuno
bangsa Yunani masih terpecah dalam beberapa polis. Kota-kota di Yunani dikelilingi oleh
tembok pertahanan. Hal ini merupakan tata pemerintahan gaya Sparta dan Athena. Tata
pemerintahan di Sparta digariskan oleh Lycurgus (sekitar 900 SM) dan bersifat aristokratis
militer. Kaum bangsawan memegang peranan dalam pemerintahan. Sejak berumur tujuh tahun,
anak-anak sudah dijadikan anak negara dan memproleh pendidikan militer. Mereka memiliki
dewan penasihat yang anggotanya terdiri atas orangorang tua (ephorus). Dewan rakyat tidak
memiliki peranan dalam tata pemerintah di Sparta.

Didalam sistem pemerintahan sparta, kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah majelis
yang di sebut Apella. Apella juga mempunyai kekuasaan mengawasi jalannya undang-
undang.Pemerintah Sparta dijalankan dua orang raja sekaligus secara turun-temurun. Dewan
yang membantu panglima militer dan pemimpin disebut Ephor sebanyak lima orang dan 28
orang usia 60 sebagai orang yang mempersiapkan UU yang akan diajukan dewan rakyat.

2. Athena

Sistem politik yang berjalan di athena mengalami evolusi dari sistem pemerintahan yang
oligarki-tiranis menuju sistem demokrasi. Langkah awal pencipta sistem politik demokrasi
adalah solon (592 SM) Yunani memilki seorang negarawan lain yang bernama Pericles (460-429
SM). Untuk menjamin keamanan negerinya dari gangguan bangsa asing, ia mengadakan
perjanjian dengan Sparta (446 SM). Untuk memakmurkan rakyatnya perdagangan di atur dengan
baik sehingga Athena menjadi pusat kegiatan perdagangan di Laut Tengah. Kemakmuran
tersebut menyebabkan kebudayaan Yunani berkembang pesat.

Warga Athena jauh berbeda dengan Sparta. Athena memberikan jaminan kepada
warganya dan menghapuskan perbudakan. Warga difokuskan untuk kemajuan seni, teknologi,
dan filsafat. Athena merupakan polis yang menerapkan sistem demokrasi. Sistem itu
diperkenalkan oleh Solon (638 SM-559 SM). Dengan sistem itu, kekuasaan berada di tangan
dewan rakyat. Pelaksanaan pemerintahan dilakukan oleh sembilan orang archon yang setiap
tahun diganti. Para archon diawasi oleh Aeropagus (Mahkamah Agung) yang para anggotanya
berasal dari mantan anggota archon. Athena menghasilkan banyak filsuf yang pemikirannya
sangat berpengaruh pada kehidupan manusia.

C. Perang Yunani VS Persia

Perang Yunani dan Persia merupakan representasi dari persaingan antara dua bangsa
yang memiliki perbedaan peradaban dan kebudayaan. Di samping itu perang Yunani-Persia juga
menampilkan motif ekonomi dan politik yang bermuara dari keinginan Darius I untuk menguasai
perdagangan dan hegemoni di Laut Aegea. Sejak berdirinya pada tahun 549 SM bangsa Persia
berusaha memperluas wilayahnya. Satu per satu kerajaan-kerajaan di Mesopotamia berhasil
dikuasai mulai dari Caldea, Babylonia, Mesir, dan lain-lain. Pada masa Darius I kekuasaan
Persia telah meliputi Asia Barat, Asia Tengah dan hampir mendekati Asia Selatan. Di Asia
Barat, Persia berhasil menguasai daerah Turki sekarang dan beberapa wilayah pantai Asia Kecil
seperti Miletus. Pada umumnya wilayahwilayah pantai Asia Kecil, waktu itu dihuni oleh bangsa
Yunani terutama suku bangsa Ionia, Aeolia, Phyrgia, dan lain-lain. Bangsa Yunani merupakan
sebuah bangsa yang berjiwa merdeka. Mereka pergi meninggalkan tanah asalnya di Balkan
dalam rangka untuk membebaskan diri dari kungkungan adat dan tradisi yang membelenggunya.

Oleh sebab itu ketika mereka berada di bawah kekuasaan bangsa Persia yang
memperlakukan mereka dengan represif, mereka merasa sangat tertekan. Oleh karenanya tidak
mengherankan apabila Aristagoras pada tahun 495 SM meminta bangsa Yunani yang notabene
merupakan fatherland bangsa Ionia untuk menghadapi bangsa Persia. Kemauan Athena untuk
membantu Miletus tidak hanya didasarkan pada kepentingan ekonomi semata-mata, akan tetapi
faktor persamaan budaya juga turut memberikan andil yang sangat signifikan sehingga terjadinya
benturan peradaban dalam perang yunani dan persia.

Beberapa periode dalam Perang Persia Yunani sebagai berikut.

1. Perang Persia Yunani I (492 SM). Peperangan antara Yunani dan Persia tidak terjadi
karena armada tempur Persia dihancurkan oleh badai dan terpaksa harus pulang kembali.
2. Perang Persia Yunani II (490 SM). Pertempuran terjadi di Marathon, pertempuran itu
berhasil dimenangkan oleh bangsa Yunani. Para prajurit Yunani harus lari sepanjang 42
km antara Marathon dan Athena dalam rangka berkonsolidasi dan meminta bantuan.
3. Perang Yunani dan Persia III. Bangsa Persia datang kembali, dan pasukan Yunani
menghadapinya di Termopile. Persia dapat dipukul mundur, namun Raja Sparta terbunuh
dalam pertempuran itu.

Pada 448 SM diadakan perdamaian antara Yunani dan Persia. Dengan menangnya
Yunani atas Persia, maka hal ini membuat kemajuan, seperti pada kesenian dan ilmu
pengetahuan serta adanya filsuf-filsuf. Hal ini membuat Sparta iri se hingga terjadi Perang
Peloponessos yang membuat Athena kalah sehingga membuat Yunani terpecah-pecah. Dengan
lemahnya Yunani membuat mudahnya Yunani ditaklukkan oleh kerajaan makedonia dibawah
Pimpinan Philipus pada 338 SM.

D. Perang Peloponesia

Perang Peloponnesos (431-404 SM) antara Sparta dan Athena, beserta sekutu masing-
masing, amat sangat melemahkan kekuatan kolektif Yunani, dan pada 336 SM, hampir semua
negara-kota di Yunani berada di bawah kekuasaan Makedonia. Itu adalah untuk pertama kalinya
Yunani menjadi satu unit politik. Aleksander III yang dikenal sebagai Aleksander Agung, raja
Makedonia berikutnya, mewarisi Yunani dari ayahnya, Phillip. Dengan pasukan dari Yunani,
Aleksander berhasil menaklukan sebagian besar wilayah yang sudah dikenal oleh orang Yunani.
Bersama penaklukannya, dia juga menyebarluaskan budaya Yunani (Hellenisme,) ke Mesir,
Persia, dan bahkan India. Setelah kematian Aleksander Agung, kekaisarannya terpecah menjadi
empat, dan salah satunya adalah Yunani, yang bertahan sampai 168 SM, ketika akhirnya
Makedonia ditaklukan oleh Romawi. Keseluruhan Yunani sendiri benar-benar dikuasai oleh
Romawi pada 146 SM. Periode Yunani Klasik ditandai dengan tiga peristiwa penting, yaitu
Perang Yunani dan Persia, Perang Sparta dan Athena yang disebut Perang Peloponnesia, dan
bangkitnya negara kota Macedonia dibawah Philippos II.

Persaingan antar polis di Yunani semakin menghebat dengan ditandai terjadinya Perang
Peloponesos. Perang Peloponesos dikarenakan Polis Athena yang memimpin persekutuan polis-
polis di Jazirah Attica (disebut Liga Delos) memiliki pengaruh yang terlalu kuat baik di bidang
politik maupun ekonomi Yunani. Akibatnya, banyak polis yang khawatir menjadi sasaran
ekspansi dan dikuasai Athena. Keadaan ini menyebabkan Sparta sebagai pemimpin Liga
Peloponesos bangkit memimpin polispolis lain rnenghadapi Athena.

Athena tangguh dengan angkatan lautnya sedangkan Sparta kuat angkatan daratnya.
Perang mulai meletus pada 431 SM. Dalam perang tersebut Sparta menebangi pohon zaitun dan
menghancurkan tanaman yang lain untuk melumpuhkan ekonomi Athena. Bencana lain yang
dialami Athena adalah munculnya wabah penyakit akibat buruknya sanitasi sehingga
menyebabkan ke matian seperempat jumiah penduduk Athena termasuk pemimpin Athena, yaitu
Perikles, pada 429 SM. Kematian Perikles turut menyebabkan lemahnya kepemimpinan Athena.
Pada 404 SM Sparta dapat mengalahkan Athena karena bantuan Persia.
E. Kebudayaan Hellenistik

Secara umum budaya Yunani dapat di klasifikasikan dalam tiga periode yaitu Archaic
(750-500 SM) yang di tandai dengan patung-patung batu yang monumental. Classical (500-336)
merupakan puncak peradaban yunani dimana secara politis demokrasi mengalami
penyempurnaan pada zaman pricles. Ketiga Hellenistik (336-146 SM) Dimana kebudayaan
Yunani berakulturasi dengan budaya Timur India Persia. Selama periode Hellenistik, peran
peradaban Yunani tidak terlampau berkembang karena Alexander Agung melakukan
percampuran atau perpaduan budaya, terutama antara budaya Yunani (Hellas), Mesir dan Persia.
Hasil percampuran ini menghasilkan apa yang disebut Kebudayaan Hellenistik. Tujuan dari
perpaduan itu adalah untuk menjaga kesetiaan serta memperkuat persatuan antara Yunani dan
wilayah-wilayah yang didudukinya.

Periode Hellenistik berakhir setekah Yunani ditaklukan oleh Republik Romawi pada
tahun 146 SM. Pada masa kekuasaan Romawi, bangsa Romawi tidak memutuskan
kesinambungan sistem sosial kemasyarakatan dan budaya Yunani. Kebijakan ini tetap tidak
berubah hingga munculnya agama Kristen yang menandai runtuhnya kemerdekaan politik
Yunani.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN:

Yunani Kuno terletak disekitar Laut Tengah yang sangat strategis dalam pelayaran.
Yunani Kuno terletak di ujung tenggara di benua Eropa atau ujung selatan Semenanjung Balkan.
Cakupan wilayahnya meliputi seluruh wilayah Yunani daratan, Siprus, Kepulauan Aegia serta
sebagian wilayah Asia Kecil. pemerintahan sparta di pimpin oleh dua orang raja yang kurang
memiliki wewenang dalam bidang pemerintahan. Badan terpenting dalam sistem pemerintahan
sparta adalah badan pekerjaan atau semacam kabinet yang di sebut dengan Ephor sedangkan
Sistem politik yang berjalan di athena mengalami evolusi dari sistem pemerintahan yang
oligarki-tiranis menuju sistem demokrasi. Langkah awal pencipta sistem politik demokrasi
adalah solon (592 SM)

Perang Persia dan Yunani terjadi beberapa periode, Perang Persia Yunani I (492 SM).
perang Persia Yunani II (490 SM). Dan Perang Yunani Persia III Lalu Pada 448 SM diadakan
perdamaian antara Yunani dan Persia. Dengan menangnya Yunani atas Persia. Persaingan antar
polis di Yunani semakin menghebat dengan ditandai terjadinya Perang Peloponesos. Perang
Peloponesos dikarenakan Polis Athena yang memimpin persekutuan polis-polis di Jazirah Attica
(disebut Liga Delos) memiliki pengaruh yang terlalu kuat baik di bidang politik maupun
ekonomi Yunani. Hellenistik (336-146 SM) Dimana kebudayaan Yunani berakulturasi dengan
budaya Timur India Persia. Selama periode Hellenistik, peran peradaban Yunani tidak terlampau
berkembang karena Alexander Agung melakukan percampuran atau perpaduan budaya.
DAFTAR PUSTAKA

 Wulan Sondarika peradaban yunani kuno Jurnal Artefak Vol. 3 No. 2 – Agustus 2015
[ISSN: 2355-5726] Hlm: 195 – 206
 Sudrajat Yunani sebagai icon peradaban barat ISTORIA Volume VIII Nomor 1
September 2010
 ISTORIA VOLUME 7 NOMOR 2 ARPIL 2010
 Yudi Widagdo Hukum Kekuasaan dan Demokrasi Yunani Kuno Journal Diversi, Volume
1, Nomor 1, April 2015 : 1-113
 Anisa Septianingrum Invasi Yunani Ke Persia Sebagai Bukti Kebangkitan Kebudayaan
Hellenis DIAKRONIKA Vol. 18 No. 1 Th.2018 p;1-17 ISSN: 1411-1764 (print) 2620-
9446 (Online) http://diakronika.ppj.unp.ac.id

Anda mungkin juga menyukai