Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun,
dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka
kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mengeruk
kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-
bahan ini. Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa
Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan. Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa setempat melalui suatu perjanjian yang
umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah. Bangsa Eropa tidak
jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan
mudah dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang.
Tokoh-Tokoh Pelayaran Dunia
1. Bartholomeu Diaz
Bartolomeuz Diaz mulai berlayar dari Lisabon, ibu kota Portugal.
Dalam perjalanannya ia berlayar dengan mengambil rute menyusuri
pantai Barat Afrika pada tahun 1486, yang pada akhirnya sampai di
ujung Selatan Benua Afrika. Dia terpaksa berhenti karena daerah
tersebut ombaknya cukup besar dan angina bertiup kencang. Oleh
sebab itu pelayarannya mengalami kegagalan sehingga dia kembali
ke Portugis. Bartolomeuz Diaz menamakan tempat berlabuhnya
dengan sebutan Tanjung Harapan
Biografi Bartholomeu Diaz
• Bartolomeus Dias (bahasa Inggris: Bartholomew
Diaz) (Algarve, 1450 – Tanjung Harapan, 29 Mei 1500)
adalah seorang penjelajah Portugis yang berlayar
mengelilingi Tanjung Harapan, ujung selatan dari
Afrika. Pada tahun 1481, ia menyertai Diogo de
Azambuja melakukan ekspedisi di Pantai Emas.
Bartolomeu Dias adalah seorang ksatria istana
kerajaan, kepala penjaga gudang kerajaan dan ahli
berlayar dari pasukan perang São Cristóvão (Saint
Christopher). Raja John II dari Portugal menunjuk
dia pada tanggal 10 Oktober 1486 sebagai kepala
ekspedisi untuk berlayar mengelilingi ujung selatan
Afrika dengan harapan mencari rute perdagangan
baru menuju ke Asia.
Hasil Pelayaran dari Bartholomeu Diaz
Bartholomeu Dias berangkat dari Lisabon (Portugis) pada bulan Agustus 1487. Ketika
sampai di ujung Selatan benua Afrika, kapal Dias terkena badai topan. Setelah badai
reda, Dias kembali ke Portugis. Oleh Dias dan rombongannya, ujung Selatan Benua
Afrika dinamai Tanjung Badai. Namun, Raja Portugal Joao II mengganti namanya
menjadi Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) karena untuk menghilangkan kesan
menakutkan dan tempat tersebut dianggap memberikan harapan bagi bangsa
Portugis untuk menemukan Hindia.