Disusun oleh :
Kelompok 1 :
1. Nama : Nurul Hidayah
Nim : 215050001
2. Nama : Syarifa Rahma Rufaida
Nim : 215050002
3. Nama : Nabila Ischak Putri
Nim : 215050003
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Pancasila Pada Era Pra Kemerdekaan dan Pancasila Pada Era
Kemerdekaan
3. Apa saja sumber historis, sosiologis, politis tentang pancasila dalam kajian Sejarah
Bangsa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Pancasila Pada Era Pra Kemerdekaan dan Pancasila Pada Era
Kemerdekaan
a. Zaman Kutai
Begitu juga Empu Tantular yang mengarang kitab Sutasoma yang memuat Bhineka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma Magrua yang berarti walau berbeda namun satu jua
adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini
menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu Hindu dan
Budha.
e. Zaman Penjajahan
Indonesia jatuh ke tangan Jepang karena Belanda takluk pada Jepang. Tak ada
bedanya dengan Belanda, Jepang pun memeras tenaga rakyat untuk kepentingan
Jepang. Janji merdeka diberikan pada Indonesia berkali-kali melalui BPUPKI dan
PPKI. BPUPKI mengadakan sidang untuk mewujudkan keinginan merdeka, yaitu
pada :
a. 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 Membahas usulan usulan rumusan dasar negara.
Sidang ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting, seperti : Mr. Muh. Yamin,
Prof. Dr. Soepomo, Ir. Soekarno
1. Dari sudut ilmu hukum proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib
hukum kolonial, dan saat mulai berlakunya tertib hukum nasional.
2. Secara politis ideologi proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia
terbatas nasib sendiri dalam suatu Negara proklamasi republik Indonesia.
Kemudian tanggal 18 Agustus pada rapat PPKI, ditetapkan UUD 1945 dan
Presiden serta Wakilnya. Sesudah itu dimulailah pergolakan politik dalam negeri
seperti berikut ini:
3. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konferensi meja bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu
persetujuan (mantel resolusi) Oleh Ratu Belanda Yuliana dan wakil pemerintah
RI di Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pulalah
secara otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS,
antara lain :
4. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16 Negara
pasal (1 dan 2)
5. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal
dimana mentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)
6. Mukadiamah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun
isi pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi
yang terinci.
7. Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh
karena itu persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan
kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”
Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950
1. Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet
yang rata-rata hanya berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai
Pemerintah yang menyusun program serta tidak mampu menyalurkan dinamika
Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan pertentangan –
pertentangan, gangguan – gangguan keamanan serta penyelewengan –
penyelewengan dalam masyarakat.
2. Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil
mendekati perumusan otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai
Declaration of Independence bangsa Indonesia. Demikian pula perumusan
Pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun juga
RIS yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia
Serikat.
Pada akhir era ini, terjadi pergolakan politik yang tidak berujung. Hal inilah yang
mendorong Presiden Soekarno megeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli
1959.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap bangsa mana pun di dunia ini pasti
memiliki identitas yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing. Budaya
merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara
terus-menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses
inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan
konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut. Kebudayaan itu sendiri
mengandung banyak pengertian dan definisi. Salah satu defisini kebudayaan adalah
sebagai berikut: ”suatu desain untuk hidup yang merupakan suatu perencanaan dan
sesuai dengan perencanaan itu masyarakat mengadaptasikan dirinya pada lingkungan
fisik, sosial, dan gagasan” (Sastrapratedja, 1991: 144). Apabila definisi kebudayaan ini
ditarik ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka negara Indonesia memerlukan suatu
rancangan masa depan bagi bangsa agar masyarakat indonesia dapat menyesuaikan diri dengan
situasi dan lingkungan baru, yakni kehidupan berbangsa yang mengatasi kepentingan individu
atau kelompok. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi, yaitu proses
perpaduan berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadikan
masyarakat berkembang secara dinamis. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia.
Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai- nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental
dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa
Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu
mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama.
Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan
ideologi bangsa (Bakry, 1994: 157). Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan juga terdapat dalam ideologi bangsa-bangsa.
2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa IndonesiaPancasila dikatakan sebagai
pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan
kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya
dalam kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158). Pancasila sebagai pandangan hidup 64 berarti
nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam
bersikap dan bertindak. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Sebagaimana dikatakan von
Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing, yang dinamakan
volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan
dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan
dengan adanya bangsa Indonesia (Bakry, 1994: 157).
3. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila
sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri negara
(political consensus) sebagai dasar negara Indonesia (Bakry, 1994: 161).
Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara
merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu
yang tepat.
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam kajian Sejarah
Bangsa Indonesia
a. Sumber Historis Pancasila
Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama
yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan
dahulu. Misalnya, sila Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun
dalam praktik pemujaan yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya
Tuhan sudah diakui.
b. Sumber Sosiologis Pancasila
A. Simpulan
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan bangsa
Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling berhubungan.
Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan
semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas
manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan
masa depan yang berbeda dengan masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia
berlalu dengan melewati suatu proses waktu yang sangat panjang. Dalam proses waktu yang
panjang itu dapat dicatat kejadian-kejadian penting yang merupakan tonggak sejarah
perjuangan. Sejarah pancasila ini sendiri terbagi oleh 2 tahapan yaitu, sejarah era pra
kemerdekaan dan sejarah era kemerdekaan.
DAFTAR PUSTAKA
Google.com
https://osf.io/7fu9t/download/?format=pdf