Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA

Dosen Pengampu : Moch. Junaidi Abdillah, M.H.

Disusun oleh :
Kelompok 1 :
1. Nama : Nurul Hidayah

Nim : 215050001
2. Nama : Syarifa Rahma Rufaida

Nim : 215050002
3. Nama : Nabila Ischak Putri

Nim : 215050003

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Pancasila Pada Era Pra Kemerdekaan dan Pancasila Pada Era
Kemerdekaan

2. Apa Alasan Diperlukannya Pancasila dalam kajian Sejarah Bangsa

3. Apa saja sumber historis, sosiologis, politis tentang pancasila dalam kajian Sejarah
Bangsa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pancasila Pada Era Pra Kemerdekaan dan Pancasila Pada Era
Kemerdekaan

1) PANCASILA ERA PRA-KEMERDEKAAN

a. Zaman Kutai

Masyarakat Kutai memebuka sejarah Indonesia pertama kalinya


menampilkan nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan kenduri serta
sedekah pada para Brahmana.
b. Zaman Sriwijaya

Tiga tahap pembentukan negara Indonesia :

a. Sriwijaya/ syailendra (600-1400) – kedatuan

b. Majapahit (1293-1525) – keprabuan

c. Modern (17 Agustus 1945-sekarang) Marvuat vanua criwijaya siddhayatra


subhiksa berarti suatu cita-cita negara yang adil dan makmur, hal ini
merupakan cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara yang
sudah tercermin sejak zaman kerajaan Sriwijaya.
c. Zaman Kerajaan Sebelum Majapahit

Banyak kerajaan kecil yang mendukung akan lahirnya kerajaan Majapahit


seperti Isana, Kalasan, Darmawangsa,dll.
d. Zaman Majapahit

Empu Prapanca menilis Negarakertagama yang memuat istilah Pancasila.

Begitu juga Empu Tantular yang mengarang kitab Sutasoma yang memuat Bhineka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma Magrua yang berarti walau berbeda namun satu jua
adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini
menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu Hindu dan
Budha.

e. Zaman Penjajahan

Belanda terbukti menindas rakyat Indonesia melalui berbagai cara, namun


berkat kegigihan para pejuang untuk bebas dari penjajah, kerajaan dan pemerintahan
yang ada saat itu melakukan perundingan silih berganti. Namun, semua perlawanan
senantiasa kandas karena tidka disertai rasa persatuan dan kesatuan dalam
menaklukkan penjajah.
f. Kebangkitan Nasional

Terjadinya pergolakkan kebangkitan dunia timur mendorong bangkitnya


semangat kesadaran berbangsa yang ditandai dengan lahirnya Budi Utomo, disusul
dengan lahirnya SDI, SI, Indische Partij, PNI, dll. Munculnya organisasi
kepemudaan menunjukkan bahwa persatuan untuk melawan penjajah mulai
terealisasikan.
g. Zaman Penjajahan Jepang

Indonesia jatuh ke tangan Jepang karena Belanda takluk pada Jepang. Tak ada
bedanya dengan Belanda, Jepang pun memeras tenaga rakyat untuk kepentingan
Jepang. Janji merdeka diberikan pada Indonesia berkali-kali melalui BPUPKI dan
PPKI. BPUPKI mengadakan sidang untuk mewujudkan keinginan merdeka, yaitu
pada :
a. 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 Membahas usulan usulan rumusan dasar negara.
Sidang ini dihadiri oleh beberapa tokoh penting, seperti : Mr. Muh. Yamin,
Prof. Dr. Soepomo, Ir. Soekarno

b. 10 Juli 1945 – 16 Juli 1945 Membentuk “Panitia Sembilan” untuk membuat


pembukuan hukum dasar yang lebih kita kenal dengan istilah Undang-Undang
Dasar.
h. Proklamasi Kemerdekaan Dan Sidang PPKI

Proklamasi Jepang kalah perang melawan tentara sekutu, Jepang terdesak


memberikan kemerdekaan Indonesia melalui PPKI sebagai tim perncang
kemerdekaan Indoensia. PPKI beranggotakan 21 orang, yang tidak satupun
anggotanya dari pihak Jepang sehingga dapat leluasa merundingkan proklamasi
untuk kemerdekaan Indonesia.
i. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Arti proklamasi kemerdekaan bagi Indonesia :
a. Secara yuridis
Proklamasi menjadi awal tidak berlakunya hukum kolonial, dan mulai
berlakunya hukum masional.
b. Secara politis ideologis

Proklamasi berarti bahwa Indonesia terbebas dari penjajahan dan


memiliki kedulatan untuk menentukan nasib sendiri. Pembentukan Negara
RIS Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memeliki
kedaulatan. Oleh karena itu, persetujuan KMB bukanlah penyerahan
kedaulatan, melainkan pengalihan atau pengakuan kedaulatan.

2) PANCASILA ERA KEMERDEKAAN

Era kemerdekaan dimulai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17


Agustus 1945. Secara ilmiah proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian
sebagai berikut:

1. Dari sudut ilmu hukum proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib
hukum kolonial, dan saat mulai berlakunya tertib hukum nasional.
2. Secara politis ideologi proklamasi mengandung arti bahwa bangsa Indonesia
terbatas nasib sendiri dalam suatu Negara proklamasi republik Indonesia.
Kemudian tanggal 18 Agustus pada rapat PPKI, ditetapkan UUD 1945 dan
Presiden serta Wakilnya. Sesudah itu dimulailah pergolakan politik dalam negeri
seperti berikut ini:
3. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sebagai hasil dari konferensi meja bundar (KMB) maka ditanda tangani suatu
persetujuan (mantel resolusi) Oleh Ratu Belanda Yuliana dan wakil pemerintah
RI di Kota Den Hag pada tanggal 27 Desember 1949, maka berlaku pulalah
secara otomatis anak-anak persetujuan hasil KMB lainnya dengan konstitusi RIS,
antara lain :
4. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalis) yaitu 16 Negara
pasal (1 dan 2)
5. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintah berdasarkan asas demokrasi liberal
dimana mentri-mentri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
terhadap parlemen (pasal 118 ayat 2)
6. Mukadiamah RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat maupun
isi pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah Proklamasi
yang terinci.
7. Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh
karena itu persetujuan 27 Desember 1949 tersebut bukannya penyerahan
kedaulatan melainkan “pemulihan kedaulatan” atau “pengakuan kedaulatan”
Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950

Berdirinya negara RIS dalam Sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai


suatu taktik secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi
yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 taitu negara persatuan dan
kesatuan sebagaimana termuat dalam alinea IV, bahwa pemerintah negara…….”
yang melindungi segenap bangsa Indoneia dan seluruh tumpah darah negara
Indonesia …..” yang berdasarkan kepada UUD 1945 dan Pancasila. Maka
terjadilah gerakan unitaristis secara spontan dan rakyat untuk membentuk negara
kesatuan yaitu menggabungkan diri dengan Negara Proklamasi RI yang berpusat
di Yogyakarta, walaupun pada saat itu Negara RI yang berpusat di Yogyakarta itu
hanya berstatus sebagai negara bagian RIS saja.
Pada suatu ketika negara bagian dalam RIS tinggalah 3 buah negara bagian saja
yaitu :

1. Negara Bagian RI Proklamasi


2. Negara Indonesia Timur (NIT)
3. Negara Sumatera Timur (NST)
Akhirnya berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 Mei 1950,
maka seluruh negara bersatu dalam negara kesatuan, dengan Konstitusi
Sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950.

Walaupun UUDS 1950 telah merupakan tonggak untuk menuju cita-cita


Proklamasi, Pancasila dan UUD 1945, namun kenyataannya masih berorientasi
kepada Pemerintah yang berasas Demokrasi Liberal sehingga isi maupun jiwanya
merupakan penyimpangan terhadap Pancasila. Hal ini disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :

1. Sistem multi partai dan kabinet Parlementer berakibat silih bergantinya kabinet
yang rata-rata hanya berumur 6 atau 8 tahun. Hal ini berakibat tidak mempunyai
Pemerintah yang menyusun program serta tidak mampu menyalurkan dinamika
Masyarakat ke arah pembangunan, bahkan menimbulkan pertentangan –
pertentangan, gangguan – gangguan keamanan serta penyelewengan –
penyelewengan dalam masyarakat.
2. Secara Ideologis Mukadimah Konstitusi Sementara 1950, tidak berhasil
mendekati perumusan otentik Pembukaan UUD 1945, yang dikenal sebagai
Declaration of Independence bangsa Indonesia. Demikian pula perumusan
Pancasila dasar negara juga terjadi penyimpangan. Namun bagaimanapun juga
RIS yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dari negara Republik Indonesia
Serikat.
Pada akhir era ini, terjadi pergolakan politik yang tidak berujung. Hal inilah yang
mendorong Presiden Soekarno megeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli
1959.

B. Alasan Diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa

Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia Sebagaimana diketahui bahwa setiap


bangsa mana pun di dunia ini pasti memiliki identitas yang sesuai dengan latar belakang
budaya masing-masing. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses
inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan
konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut.
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi, yaitu proses perpaduan
berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadikan masyarakat
berkembang secara dinamis.
Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia :

1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Sebagaimana diketahui bahwa setiap bangsa mana pun di dunia ini pasti
memiliki identitas yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing. Budaya
merupakan proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara
terus-menerus. Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses
inkulturasi dan akulturasi. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan
konsekuensi dari proses inkulturasi dan akulturasi tersebut. Kebudayaan itu sendiri
mengandung banyak pengertian dan definisi. Salah satu defisini kebudayaan adalah
sebagai berikut: ”suatu desain untuk hidup yang merupakan suatu perencanaan dan
sesuai dengan perencanaan itu masyarakat mengadaptasikan dirinya pada lingkungan
fisik, sosial, dan gagasan” (Sastrapratedja, 1991: 144). Apabila definisi kebudayaan ini
ditarik ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka negara Indonesia memerlukan suatu
rancangan masa depan bagi bangsa agar masyarakat indonesia dapat menyesuaikan diri dengan
situasi dan lingkungan baru, yakni kehidupan berbangsa yang mengatasi kepentingan individu
atau kelompok. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil inkulturasi, yaitu proses
perpaduan berbagai elemen budaya dalam kehidupan masyarakat sehingga menjadikan
masyarakat berkembang secara dinamis. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia.

Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai- nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental
dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental, tingkah laku dan perbuatan bangsa
Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Kepribadian itu
mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada pribadi yang benar-benar sama.
Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan
ideologi bangsa (Bakry, 1994: 157). Meskipun nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan juga terdapat dalam ideologi bangsa-bangsa.
2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa IndonesiaPancasila dikatakan sebagai
pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya, keindahannya, dan
kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk mengamalkannya
dalam kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158). Pancasila sebagai pandangan hidup 64 berarti
nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam
bersikap dan bertindak. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Sebagaimana dikatakan von
Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing, yang dinamakan
volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan
dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan
dengan adanya bangsa Indonesia (Bakry, 1994: 157).
3. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila
sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri negara
(political consensus) sebagai dasar negara Indonesia (Bakry, 1994: 161).
Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara
merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu
yang tepat.
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam kajian Sejarah
Bangsa Indonesia
a. Sumber Historis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama
yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan
dahulu. Misalnya, sila Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun
dalam praktik pemujaan yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya
Tuhan sudah diakui.
b. Sumber Sosiologis Pancasila

Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,


keadilan) secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu
hingga sekarang. Salah satu nilai yang dapat ditemukan dalam masyarakat
Indonesia sejak zaman dahulu hingga sekarang adalah nilai gotong royong.
c. Sumber Politis Pancasila

Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam


Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman
bangsa Indonesia, termasuk pengalaman dalam berhubungan dengan
bangsa- bangsa lain. Nilai-nilai Pancasila, misalnya nilai kerakyatan dapat
ditemukan dalam suasana kehidupan pedesaan yang pola kehidupan
bersama yang bersatu dan demokratis yang dijiwai oleh semangat
kekeluargaan sebagaimana tercermin dalam sila keempat Kerakyatan Yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Semangat seperti ini diperlukan dalam mengambil keputusan yang
mencerminkan musyawarah.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan bangsa
Indonesia sejak dahulu. Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling berhubungan.
Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan
semuanya bermuara pada masa yang akan datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas
manusia pada masa lampau berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan
masa depan yang berbeda dengan masa yang sebelumnya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia
berlalu dengan melewati suatu proses waktu yang sangat panjang. Dalam proses waktu yang
panjang itu dapat dicatat kejadian-kejadian penting yang merupakan tonggak sejarah
perjuangan. Sejarah pancasila ini sendiri terbagi oleh 2 tahapan yaitu, sejarah era pra
kemerdekaan dan sejarah era kemerdekaan.
DAFTAR PUSTAKA

Kalean. (2010). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Nurwardani, P. (2016). Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi . Jakarta:


Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
1878, Pancasila ditinjau dari segi historis,yudiris constitutional dan filosofis, Malang

Google.com

gumilangrama95. (2015). pancasila dalam kajian sejarah bangsa indonesia.

https://osf.io/7fu9t/download/?format=pdf

Anda mungkin juga menyukai