Anda di halaman 1dari 23

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok


Mata kuliah : Ilmu Alamiah Dasar
Dosen Pengampu : Aziz Kurniawan, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Dwi Amelia Fitrianingrum
1917301099
2. Nafi’udin Faiz Ashari 1917301084
3. Ahmad Fauzi Ridwan 1917301057
4. Meilani Wulandari 1917301096

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan beribu nikmat sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah
Dasar, makalah ini berisi tentang Apa yang dimaksud keanekaragaman makhluk hidup? ciri-
ciri, pengklasifikasian, persebaran, dan sejarah makhluk hidup.
Ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
Kami dalam menyusun makalah ini, sehingga Kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan
semaksimal mungkin.

Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain.
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak
ada manusia yang sempurna kecuali Alloh SWT.

Demikian kami ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca makalah kami.

Purwokerto, 26 September 2019

Kelompok 5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam, baik tumbuhan maupun hewan. Hal ini
mendorong para ahli untuk mempelajarinya lebih lanjut, dengan suatu sistem yang disebut
keanekaragaman. Dasar keanekaragaman makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan
perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain.
Keanekaragaman adalah perbedaan di antara makhluk hidup yang hidup yang berbeda jenis
dan speciesnya. Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa
bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap
makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Keanekaragaman makhluk
terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti: ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat
hidup dan lain–lain. Keanekargaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan
kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian
tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki
tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah. Faktor-
faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk hidup adalah : Mutasi adalah
peristiwa perubahan yang disebabkan oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor
lingkungan, seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa yang
berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi
seksual akan memiliki faktor keturunan dari kedua induknya. Untuk mempelajari lebih
lanjut, kita dapat mengamati beberapa contoh hewan dan tumbuhan. Berdasar kesamaan ciri,
kita dapat mengklompokan atau mengklasifikasikannya. Kegiatan pengklasifikasikan
makhluk hidup bertujuan untuk mempertmudah mengenal objek yang beraneka ragam
dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut.
Klasifikasi juga mempermudah dalam pemberian nama ilmiah terhadap suatu individu.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas sedikit banyaknya
tentang keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya dalam dunia ini dan makhluk
hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok
makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi.
Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat
keanekaragaman rendah dan terancam punah.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud keanekaragaman makhluk hidup?
2. Bagaimana ciri-ciri dari makhluk hidup?
3. Bagaimana pengklasifikasian makhluk hidup?
4. Bagaimana persebaran dan sejarah dari perkembangan makhluk hidup?

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari adanya makalah ini yaitu:
1. Untuk menambah wawasan tentang keanekaragam makhluk hidup dan persebaranny
2. Dapat menjelaskan tentang keanekaragaman makhluk hidup dimulai dari pengertian
makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup sampai sejarah dari perkembangan makhluk
hidup itu sendiri

BAB II
PEMBAHASAN

A Pengertian Makhluk Hidup


Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan dirinya dari
berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembangbiak untuk melestarikan jenisnya.
Dalam dunia biologi yang termasuk ke dalam golongan makhluk hidup adalah
mikroorganisme seperti bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Berikut adalah pengertian makhluk hidup menurut para ahli:
1. Helena Curtis

Pengertian Makhluk Hidup menurut Helena Curtis (1975) adalah sesuatu yang bisa
memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya dari satu bentuk energi ke bentuk
energi yang lain, dapat beradaptasi dengan lingkungannya, bisa merespon bila ada
rangsangan, bersifat homeostatis, kompleks dan terorganisir dengan baik, dapat
bereproduksi atau berkembang biak serta dapat tumbuh dan berkembang.

2. Kimball

Pengertian makhluk hidup menurut Kimball (1983) adalah sesuatu yang memiliki
lima cirri, yaitu dapat berevolusi, responsif, dapat bereproduksi, dapat melakukan
metabolism, dan bersifat rumit.

3. Dwijoseputro

Pengertian makhluk hidup menurut Dwijoseputro (1998) adalah adalah sesuatu


yang dapat melakukan metabolisme, dapat melakukan gerak, dapat tumbuh, dapat
bereproduksi, dan responsif.

Menurut New Mexico Tech, semua makhluk hidup menampilkan tujuh karakteristik
kehidupan, yaitu terdiri dari sel-sel, secara kompleks terorganisir, mengambil energi dan
menggunakannya tidak hanya untuk merespon lingkungan, tetapi juga untuk tumbuh dan
mempertahankan dirinya, memiliki kemampuan untuk mereproduksi, dan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

B. Biosfer Dan Makhluk Hidup


Biosfer adalah zona tipis di Bumi dan di atas permukaan Bumi yang tebalnya tidak lebih
dari 20 km. Biosfer disebut sebagai lapisan kehidupan di bumi, tempat dimana makhluk
hidup tinggal dan melangsungkan kegiatan hidupnya. Makhluk hidup selalu berinteraksi
dengan lingkungannya, yang terdiri dari lingkungan tak hidup (abiotik) dan lingkungan
hidup (biotik).
Lapisan ini terbagi 3 lapisan yaitu:
1. Litosfer merupakan lapisan kulit bumi, tempat dimana makhluk hidup darat tinggal dan
melangsungkan kehidupannya. Lithosphere adalah akumulasi masa dari batuan-batuan padat
yang membentuk selubung yang mengelilingi bagian cair bumi yang panas (magma).
Lithosphere terdiri dari komponen primer seperti: 1. Mineral 2. Batuan 3. Fluida.
2. Hidrosfer adalah lapisan air, merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup aquatik dan
merupakan sumber dari air, yang mengalami siklus untuk terjadinya hujan. Hidrosfer
meliputi 71% dari permukaan Bumi yg merupakan air. Yang paling besar ini adalah
samudra-samudra, yang berisi di atas 97 % dari semua air di atas Bumi. Gletser-gletser dan
selubung es yang kutub berisi lebih sedikit 2% dari air Bumi dalam wujud es yang padat.
Hanya sekitar 6 % adalah sebenarnya sebagai groundwater.
3. Atmosfer adalah lapisan udara, merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup,
karena dari sanalah gas-gas yang diperlukan untuk respirasi dan proses fotosintesis
diperoleh. Bahkan unsur hara dalam bentuk gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan
juga diperoleh dari atmosfer.
Atmosphere adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi dengan ketebalan kurang lebih
1.000 km dari permukaan bumi. Atmosphere terdiri dari:
· Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada ketinggian 0 - 18 km di
atas permukaan bumi. Sampai saat ini, baru diketahui hanya di lapisan troposfer makhluk
hidup bisa beraktivitas. Troposfer adalah lapisan dinamis yang terdapat uap air yang dapat
membentuk awan dan hujan secara periodik.
· Stratosfer adalah lapisan kedua dari atmosfer bumi, terletak diatas troposfer dan dibawah
mesosfer
· Mesosfer . Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari jatuhan meteor atau
benda-benda angkasa luar lainnya.
· Termosfer (ionosfer). Lapisan termosfer ini disebut juga lapisan ionosfer. Karena lapisan
ini merupakan tempat terjadinya ionisasi partikel-partikel yang dapat memberikan efek pada
perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun pendek
· Eksosfer atau Desifasister Pada lapisan ini merupakan tempat terjadinya gerakan atom-
atom secara tidak beraturan

C. Asal Mula Kehidupan Di Bumi


1. Sel Sebagai Unit Kehidupan
Sel merupakan unit kehidupan, baik dari segi struktural, pertumbuhan, reproduksi,
hereditas dan fungsional. Sel sebagai unit struktural maksudnya adalah sel merupakan satuan
terkecil penyusun tubuh organisme. Organisme multiseluler, tubuhnya dibangun oleh banyak
sel yang diperoleh dari pembelahan mitosis berulang-ulang sebuah sel tunggal (monoseluler)
yang disebut zigot. Akibatnya organisme mengalami pertumbuhan. Oleh karena itu
dikatakan sel sebagai unit pertumbuhan. Zigot dihasilkan dari peleburan sel kelamin (sel
benih) jantan dan betina. Karena dari sel kelamin dapat dihasilkan individu baru, sel
dikatakan juga sebagai unit produksi. Masing-masing sel kelamin (sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina) membawa materi genetik (genom) sebagai penentu sifat (karakter) yang
akan diwariskan kepada turunannya (individu baru). Sifat oleh karena itu sel dikatakan juga
sebagai unit hereditas.
Di dalam masing-masing sel penyusun tubuh makhluk hidup terselenggara semua
aktivitas kehidupan, baik pada organisme uniseluler, organisme yang selnya bergabung
membentuk koloni dan pada organisme uniseluler. Pada organisme uniseluler, seluruh
aktivitas hidup dilaksanakan oleh sel tersebut. Pada organisme yang berbentuk koloni belum
tampak diferensiasi fungsi yang jelas dari masing-masing sel penyusun koloninya.
Sedangkan organisme multiseluler terdapat diferensiasi fungsi untuk menjalankan aktivitas
kehidupan.
Komposisi kimiawi sel yang spesifik, kemampuan melaksanakan metabolisme,
reproduksi, tumbuh menjadi besar, tanggap terhadap rangsang dan berdaur hidup adalah hal-
hal yang membedakan organisme dengan benda mati. Agar dapat melaksanakan seluruh
aktivitas hidup, sel harus memiliki bagian-bagian utama, yaitu membran plasma,
protoplasma (cairan sel atau sitoplasma dengan seluruh organel-organel sel yang terdapat
di dalamnya), dan nukleus yang mengandung materi genetik (genom).
2. Pembelahan sel
Mitosis: pembelahan pada sel somatik yang menghasilkan sel anakan yang sama dengan sel
induk.
Meiosis: pembelahan reduksi yang memisahkan kromosom-kromosom yang homolog.
Terjadi pada proses gametogenesis.
3. Teori asal usul terjadinya makhluk hidup
· Teori Generatio spontanea/ Abiogenesis, teori ini dicetuskan oleh Aristoteles (384-322
SM) dengan percobaannya sebagai berikut: tabung reaksi diisi dengan air yang terdapat
potongan jerami, setelah sekitar 2 minggu, ternyata dalam tabung tersebut terdapat makhluk
kecil, dari percobaan tersebut Aristoteles menyimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari
benda mati secara spontan. Teori ini didukung oleh Antoni Van Leuwenhoek (1632-1723M)
dengan temuan mikroskopnya, ia dapat melihat adanya makhluk yang sangat kecil
ukurannya yang diamil dari air hujan dan air rendaman jerami. Berdasarkan penelitiannya
tersebut, Leuwenhoek berpendapat bahwa makhluk yang sangat kecil itu berasal dari air.
· Teori Biogenesis, teori ini muncul untuk menyanggah teori diatas, yang dibuktikan secara
terpisah oleh Fransisco Redi (1626-1697M) dengan daging yang disimpan di dalam stoples
(tabung kaca) dan Lazarro Spallanzani (1729-1799M) dengan air kaldu yang dimasukkan
dalam botol atau tabung reaksi. Percobaan dari Spallanzani adalah sebagai berikut: 3 model,
yang tabung I tertutup rapat, II tertutup tapi tidak terlalu rapat, dan III terbuka. Hasilnya
ternyata tabung I tidak terdapat makhluk kecil, II ada tetapi sedikit, III banyak makhluk
kecil, dari percobaan tersebut disimpulkan bahwa makhluk hidup bukan berasal dari benda
mati, tetapi berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya. Tetapi karena hasil percobaan itu
dianggap tidak memungkinkan adanya gaya hidup, maka kemudian disempurnakan oleh
Louis Pasteur, dengan memakai air kaldu yang dimasukkan kedalam bejana berbentuk labu
yang ditutup dengan diberi pipa berbentuk seperti leher angsa, ternyata terbukti tidak
terdapat makhluk kecil. Sehingga disimpulkan makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
yang sebelumnya, atau omne vivum ex ovo, omne ex vivo.
· Harold urey, Teori ini mengatakan bahwa sebelum ada kehidupan di bumi, penuh dengan
senyawa-senyawa kimia diantaranya adalah metana (CH4), amonia NH3, gas hidrogen
H2 danuap air (H2O), keempat senyawa kimia setelah terkena aliran listrik halilintar dan
radiasi-radiasi sinar kosmis akan terjadi reaksi-reaksi kimia membentuk zat hidup yang
memungkinkan terjadinya makhluk hidup yang mula-mula. Teori ini diuji coba di
laboratorium oleh mahasiswa Urey yang bernama Stanley miller, dalam percobaannya
Miller berhasil membuktikan bahwa apabila bunga api listrik yang berasal dari sumber
listrik bertegangan tinggi diberikan ke dalam saluran yang di dalamnya mengalir campuran
metana (CH4), amonia (NH3), gas hidrogen (H2) dan uap air (H2O) hasilnya adalah sejenis
asam amino. Asam amino itu sendiri adalah komponen dasar protein yang merupakan zat
penting untuk membentuk protoplasma yang merupakan substansi dasar kehidupan.
· Teori Cosmozoa, Teori ini mengatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian
lain alam semesta ini. Asumsi yang mendasari teori ini adalah (a) benda hidup itu ada atau
telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini, (b) hidup itu dapat dipertahankan selama
perjalanan antar benda angkasa ke bumi.
· Teori Allen, Mengatakan bahwa pada saat keadaan fisik bumi ini seperti keadaan
sekarang, beberapa reaksi terjadi, yaitu reaksi yang datang dari sinar matahari diserap oleh
zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dan materi-materi. Interaksi antara
nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka bumi akan
membentuk zat-zat yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup.

D. Reproduksi Atau Perkembangbiakan Variabilitas Makhluk Hidup


1. Reproduksi sel
Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun tubuh kita. Setiap sel dapat
memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses yang disebut pembelahan
sel atau reproduksi sel . Pada organisme bersel satu (uniseluler ), seperti bakteri dan
protozoa, proses pembelahan sel merupakan salah satu cara untuk berkembang biak.
Protozoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, dari dua sel menjadi empat,
dan dari empat sel menjadi delapan, dan seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel mengakibatkan
bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadilah proses pertumbuhan pada makhluk
hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel kelamin atau sel gamet yang bertanggung
jawab dalam proses perkawinan antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada
tubuh manusia membelah membentuk sel-sel kelamin.
Seorang laki-laki menghasilkan sperma di dalam testis, sedangkan wanita
menghasilkan sel telur atau ovum di dalam ovarium. Pada dasarnya, pembelahan sel
dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis) dan pembelahan
secara tidak langsung (mitosis dan meiosis).
a. Pembelahan sel secara langsung (amitosis)
Proses pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan ami-tosis atau pembelahan
biner. Pembelahan biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa
melalui fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel.
Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakteri,
protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi
pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang identik (sama satu sama
lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu seterus-nya. Pembelahan biner
dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma.
Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan. Pembelahan biner dapat terjadi pada
organisme prokariotik atau eukariotik tertentu.
Pembelahan biner pada organisme prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri terdapat
pada daerah yang disebut nukleoid.
DNA pada bakteri relatif lebih kecil dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotik. DNA
pada bakteri berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler sehingga tidak perlu dikemas menjadi
kromosom sebelum pembelahan.
b. Pembelahan sel secara tidak langsung (Mitosis)
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui tahapan-tahapan
tertentu. Setiap tahapan pembelahan ditandai dengan penampakan kromosom yang berbeda-
beda.
Pada manusia, sperma yang haploid dihasilkan di dalam testis dan sel telur yang juga
haploid dihasilkan di dalam ovarium.
Secara mitosis terdiri dari :
· Interfase
· Profase
· Metafase
· Telofase
2. Reproduksi tumbuhan
Sebelum menjadi individu baru, pada tumbuhan tentunya diperlukan bahan baku atau
cikal bakal pembentuk individu baru tersebut. Pada proses perkembangbiakan generatif
(seksual) tumbuhan, bahan baku tersebut berupa sel kelamin yang disebut gamet. Gamet
jantan dan betina diperlukan untuk membentuk zigot, embrio, kemudian individu baru.
Proses pembentukan gamet, baik jantan maupun betina yang disebut gametogenesis
(genesis=pembentukan). Gametogenesis melibatkan pembelahan meiosis dan terjadi pada
organ reproduktif. Pada tumbuhan terjadi pada putik dan benang sari. Hasil gametogenesis
adalah sel-sel kelamin, yaitu gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum atau sel telur).
3. Gametogenesis pada tumbuhan
Sebelum menjadi gamet, hasil akhir meiosis pada gametogenesis mengalami
perkembangan terlebih dahulu melalui proses yang dise-but maturasi. Proses gametogenesis
pada tumbuhan berbunga (Angiospermae) saja. Pada tumbuhan berbunga, gametogenesis
diperlukan dalam pem-bentukan gamet jantan dan pembentukan gamet betina. Pembentukan
gamet jantan disebut mikrosporogenesis, sedangkan pembentukan gamet betina disebut
megasporogenesis.
4. Resproduksi hewan
Gametogenesis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangbiakan
hewan. Gametogenesis pada hewan dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis dan
oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan
(sperma).Sementara oogenesis adalah proses pembentuk an gamet betina (ovum atau sel
telur).
5. Spermatogenesis
Sperma berbentuk kecil, lonjong, berfl agela, dan secara keselu-ruhan bentuknya
menyerupai kecebong (berudu). Flagela pada sperma digunakan sebagai alat gerak di dalam
medium cair. Sperma dihasilkan pada testis. Pada mamalia, testis terdapat pada hewan jantan
sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang.
Di dalam testis terdapat saluran-saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus . Pada
dinding sebelah dalam saluran inilah, terjadi proses spermatogenesis. Di bagian tersebut
terdapat sel-sel induk sperma yang bersifat diploid (2n) yang disebut spermatogonium.
Pembentukan sperma terjadi ketika spermatogonium mengalami pembelahan mitosis
menjadi spermatosit primer (sel sperma primer). Selanjutnya, sel spermatosit primer
mengalami meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar dan bersifat
haploid. Setiap sel spermatosit sekunder mengalami meiosis II, sehingga terbentuk 4 sel
spermatid yang sama besar dan bersifat haploid. Mula-mula, spermatid berbentuk bulat, lalu
sitoplasmanya se-makin banyak berkurang dan tumbuh menjadi sel spermatozoa yang berfl
agela dan dapat bergerak aktif. Berarti, satu spermatosit primer menghasilkan dua
spermatosit sekunder dan akhirnya terbentuk 4 sel spermatozoa (jamak = spermatozoon )
yang masing-masing bersifat haploid dan fungsional (dapat hidup).
6. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin betina atau gamet betina
yang disebut sel telur atau ovum. Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium, sel
induk telur yang disebut oogonium tumbuh besar sebagai oosit primer sebelum membelah
secara meiosis. Berbeda dengan meiosis I pada spermatogenesis yang menghasilkan 2
spermatosit sekunder yang sama besar. Meiosis I pada oosit primer menghasilkan 2 sel
dengan komponen sitoplasmik yang berbeda, yaitu 1 sel besar dan 1 sel kecil. Sel yang besar
disebut oosit sekunder , sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub primer ( polar body ).
Oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis tahap II. Oosit
sekunder menghasilkan dua sel yang berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid yang akan
berkembang menjadi ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub.Sementara itu,
badan kutub hasil meiosis I juga membelah menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi, hasil
akhir oogenesis adalah satu ovum (sel telur) yang fungsional dan tiga badan kutub yang me
ngalami degenerasi (mati).

E. Teori Evolusi
Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih
kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami perubahan kode genetik (mutasi).
Kode genetik yang paling sesuai dengan keadaan lingkungan akan mendapatkan peluang
ang lebih besar untuk berkembang. Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan
tertentu disebut dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap
lingkungan hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak mampu
beraptasi akan punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam (natural selection).
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk
yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau
6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia
moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini,
ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut:
1. Australophithecines
2. Homo habilis
3. Homo erectus
4. Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh
evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari
selatan".Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah,
ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap,
sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam
rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens,"
evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang
jenis selanjutnya.

F. Sejarah Kehidupan Manusia Atau Persebaran


Menurut suatu teori, organisme sekarang adalah hasil dari proses evolusi kehidupan.
Evolusi kehidupan adalah suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya
melalui suatu proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ratusan sampai
jutaan tahun. Teori tersebut menyebutkan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia
berupa organisme bersel tunggal dan organisme ini berasal dari agregasi molekul-molekul
yang ada.
Bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal itu tersebut menjadi
makhluk hidup bersel banyak? Salah satu dugaan ini adalah yaitu: Biosfer: suatu dunia
kehidupan di Bumi kita ini komponennya menjadi suatu subsistem. Maka sebagai suatu
subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energy yang tersedia dalam biosfer pula.
Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan
mengalami perlakuan hukum tersebut.
Hukum Termodinamika I:
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya
bentuknya.
Contohnya: Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, energi mekanis berubah
menjadi energi panas.
Hukum Termodinamika II:
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk
mengalami penguraian kearah yang paling tidak teratur.
Berkaitan dengan hukum I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus
energi. Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami sebagai suatu sistem. Kalau
dibiarkan begitu saja maka organisme akan cendrung kea rah kerusakan yang paling parah.
Sebaliknya, organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari perlakuan
hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya kemampuan
pelestarian diri, sedangkan kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi.
Perkembangan lain, yaitu adanya suatu kerjasama antara organisme, sehingga akan
membentuk kalori. Dengan alas an yang sama pula terjadi gejala perkembangan menuju
kearah pembentukan organisme bersel banyak. Kemudian berkembanglah apa yang
dinamakan organisme bersel banyak seperti halnya organisme uniselluler, organisme
multiselluler ini berkembang menjadi beraneka ragam organisasi lainnya.
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga
proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini
dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi
bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies
yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan
oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi
terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam
suatu populasi.
Ciri-ciri manusia yang mirip dengan mammalia adalah:
· Mempunyai rambut
· Mempunyai kelenjar keringat
· Menyusui anaknya
Manusia termasuk pada ordo primata dapat kita pelajari hubungan kekerabatannya
dengan mengadakan perbandingan antara manusia dengan primata (kera).
Persamaan manusia dengan kera:
· Mata menghadap ke depan
· Ibujari tungkai depan dapat digerakkan ke segala arah
· Letak kelenjar mammae di dada
· Bentuk rahim bertipe simpleks (satu ruangan)
Perbedaan antara manusia dan kera:
· Kera termasuk familia Pongidae, sedangkan manusia termasuk familia Hominidae
· Volume otak manusia (1450 cm3) lebih besar dari otak kera ( shimpanse yang paling
cerdas vol. Otaknya 550 cm3) dan masih memungkinkan untuk berkembang
· Anggota tubuh belakang pada manusia untuk berjalan, sedenga pada kera untuk
memegang.
· Tungkai belakang manusia lebih panjang dari tungkai depan, sedang pada kera tungkai
depan lebih panjang atau sama dengan tungkai belakang
· Susunan haemoglobin berbeda
Sejarah penemuan fosil manusia:
Manusia kera dari Afrika selatan, fosil yg ditemukan:
· Australopithecus africanus. Ditemukan oleh Raymond Dart (1924) di desa Taung,
Bachunaland. Bagian tubuh yang ditemukan adalah tengkorak
· Paranthopus robustus
· Paranthropus tranvaalensis
Keduanya merupakan varian dari Australopithecus africanus sehingga biasanya disebut
dengan Australopithecines. Fosil ini ditemukan di Amerika Selatan , disebut juga manusia
kera. Diduga tingginya sekitar 1,50 m, dengan volume otak kira-kira 600mm3, dan hidup di
daerah terbuka.
Manusia Purba, fosil yg ditemukan:
· Meganthropus paleojavanicus, disebut manusia raksasa jawa yang ditemukan oleh Von
Koeningswald (1939-1941) di Sangiran.
· Pithecanthropus erectus, di temukan oleh Eugene dubois(1891) di daerah trinil, jawa
tengah. Diduga hidupa 500.000-300.000 tahun yang lalu, yaitu pada jaman Pleistosin ,
bagian yang diketemukan antaralain rahang, beberapa gigi, dan sebagian tulang tengkorak,
sehingga diduga volume otaknya 770-1000cm3
· Sinanthropus pekinensis, ditemukan oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich di gua
naga dekat Peking, China.Volume otaknya sekitar 900-1200cm3. Karena mempunyai sruktur
tubuh yang sama dan hidup pada jaman yang sama, makaSinanthropus pekinensis dianggap
varian dari Pithecanthropus erectus. Selain itu Sinanthropus pekinensis diduga sudah dapat
menggunakan api. Dari penemuan tengkoraknya kebanyakan terbelah dari bawah sehingga
diduga kanibal.
· Manusia Heidelberg, ditemukan di Jeman
· Manusia kera dan manusia purba dimasukkan dalam satu spesies yaitu Homo erectus.
Manusia Modern, adalah manusia yang hampir menyerupai manusia sekarang, hidup
antara 150.000-15.000 tahun yang lalu.Volume otaknya kira-kira 1450 cm3 sama dengan
manusia sekarang dan merupakan satu spesies dengan manusia sekarang yaitu Homo
sapiens. Fosil yang di temukan al:
· Manusia Neandertal, ditemukan di lembah Neander
· Manusia Cro-Magnon, ditemukan di gua-gua Cro-Magnon, Dordogne, Lascaux, Perancis.
· Manusia Swanscombe, ditemukan di Inggris
· Manusia Steinheim , ditemukan di Jerman
· Manusia Gunung Carmel , ditemukan di gua-gua Tabun dan Skhul di Palestina
· Manusia Shanidar, ditemukandi Irak

G. Keanekaragaman Makhluk Hidup

1. Penyebab Keanekaragaman Makhluk Hidup

Tidak ada makhluk hidup di alam ini yang persis sama satu dengan yang lain jika dilihat dari
sifat atau karakter yang tampak maupun dari sifat atau karakter yang tidak tampak. Masing-
masing individu dalam suatu jenis (spesies) memperlihatkan perbedaan bentuk tubuh,
warna, ukuran, kecerdasan, dan lain-lain. Bahkan individu-individu yang berasal dari induk
yang sama, juga menunjukkan perbedaan sifat. Apalagi jika dibandingkan individu yang
berbeda jenisnya. Semua ini menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup.
Pertanyaan yang muncul adalah: Mengapa terjadi keanekaragaman makhluk hidup? Apakah
makhluk hidup yang beranekaragam ini berasal dari nenek moyang yang sama? Para ahli
telah mencoba mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Bahkan telah mencoba pula
menyusun hipotesis tentang bagaimana munculnya makhluk hidup yang beranekaragam
tersebut.
Menurut para ahli, keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang ini
terbentuk dari proses evolusi. Ketika bumi baru saja terbentuk, yang terjadi adalah proses
evolusi yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama (ancestor cell). Setelah
dalam waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian
memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi makhluk
hidup berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya
sebagai hasil proses evolusi, bermunculanlah beranekaragam makhluk hidup. Zaman
keemasan Reptilia, Tumbuhan Berbunga, dan Mammalia terjadi pada akhir era Mesozoikum
(Mesozoic) dan awal era Senozoikum (cenozoic).

Walaupun Charles Robert Darwin mencetuskan evolusi sebagai suatu teori yang
menyebabkan makhluk hidup berubah dan menjadi beraneka ragam melalui proses seleksi
alam dalam waktu yang sangat lama, namun ia belum mengetahui tentang DNA dan
mekanisme pewarisannya. Namun demikian diketahui bahwa variasi yang ada pada individu
bersifat genetis. Kemudian diketahui bahwa sumber terjadinya variasi adalah mutasi, yaitu
perubahan susunan kimiawi DNA yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan
waktu lama. Mutasi memodifikasi DNA dan menyebabkan terjadinya spesies baru (spesiasi).
Jadi mekanisme evolusi adalah akumulasi perubahan secara bertahap dalam kurun waktu
lama, sampai suatu kelompok organisme cukup nyata berbeda dari kelompok asalnya
sehingga dapat disebut sebuah spesies baru. Hal tersebut dapat terjadi bila ada penghalang
fisik yang memisahkan suatu populasi induknya (yang akan menghasilkan spesiasi
alopatrik), atau gene pools mereka menjadi terpisah akibat adanya variasi lingkungan (yang
akan menghasilkan spesiasi parapatrik). Pola evolusi dikenal dengan evolusi divergen (bila
dua atau lebih spesies berevolusi dari sebuah leluhur yang sama), dan evolusi konvergen
(bila evolusi organisme yang berasal dari leluhur yang berbeda, beradaptasi pada lingkungan
hidup yang sama).

Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem
yang dijumpai di suatu daerah. Keanekaragaman makhluk hidup menyatakan terdapatnya
berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat lain yang terlihat pada
tingkat yang berdeda-beda. Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam
aspek seperti ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan tingkah laku makhluk hidup yang
selanjutnya akan menyusun suatu ekosistem tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup tidak
hanya terjadi antar jenis tetapi juga di dalam satu jenis. Keanekaragaman antar jenis
misalnya antara bawang merah dengan bawang putih, sedangkan keanekaragaman dalam
satu jenis misalnya antara varietas padi, padi Jawa, padi Cianjur dan lain-lain.

2. Pengelompokan (Klasifikasi Makhluk Hidup)

Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku atau ciri-ciri lainnya dari
makhluk hidup, langkah pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi yaitu menentukan
nama ilmiah dan kelompok makhluk hidup sesuai dengan Kode Tata Nama Internasional.
Identifikasi merupakan kegiatan utama klasifikasi, dengan klasifikasi keanekaragaman
hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami dengan lebih mudah dan utuh.

Klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu sistem buatan (artifisial),
sistem alamiah dan sistem filogenetik. Sistem buatan yaitu pengelompokan makhluk hidup
yang didasarkan lebih banyak kepada ciri-ciri morfologi atau habitatnya, tetapi penggunaan
ciri-ciri alami masih terbatas sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan juga terbatas.
Contoh:

1. Klasifikasi oleh Aristoteles yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan


habitat dan perawakannya menjadi 4 kelompok, yaitu; gulma atau liana, semak,
perdu, dan pohon.

2. Klasifikasi oleh Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan menurut


jumlah benang sari, yaitu: monandrie (1 benang sari), diandrie (2 benang sari) dan
seterusnya.

Sistem alam menghendaki terbentuknya takso-takson yang alami, takson yang terbentuk
mencakup anggota-anggota yang sewajarnya dikehendaki alam. Dasar yang digunakan
adalah banyak sedikitnya persamaan sifat/ciri morfologi, selanjutnya sifat anatomi, fisiologi
atau sifat-sifat lainnya.

Sistem filogenetik (pertengahan abad 19), selain menunjukkan persamaan-persamaan ciri-


ciri morfologi, anatomi atau sifat-sifat lain (seperti pada sisem alam). Klasifikasi juga
mencerminkan perkembangan (dari sederhana ke yang lebih maju) serta jauh dekatnya
hubungan kekerabatan antar takson. Takson adalah tingkatan dalam klasifikasi makhluk
hidup. Urutan takson tertinggi sampai kepada takson terendah adalah: Kingdom, Filum
(untuk hewan) atau Divisio (untuk tumbuhan), Kelas, Ordo, Famili, Genus, Spesies. Pada
awalnya makhluk hidup hanya dikelompokkan ke dalam 2 kingdom saja, yaitu Animalia
(hewan) dan Plantae (tumbuhan). Tetapi sekarang, sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dalam biologi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi 5 kingdom, Yaitu:
Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia. Kingdom monera terdiri dari organisme
prokariotik, yaitu kelompok makhluk hidup bersel satu (uniseluler) dan tidak memiliki inti
yang nyata (nukleus). Contohnya adalah bakteri dan alga biru. Kingdom Protista meliputi
organisme bersel tunggal yang inti (nukleus) sudah nyata. Contohnya adalah protofita
(mikroalga) dan protozoa. Kingdom fungi adalah kelompok makhluk hidup eukariotik yang
mirip dengan tumbuhan tetapi tidak mampu melakukan fotosintesis (non-fotosintetik).
Kelompok Fungi terdiri atas mikrofungi (fungi uniseluler) dan makrofungi (fungi
multiseluler). Contoh dari mikrofungi adalah khamir atau ragi (yeast). Kapang (mold) dan
cendawan (mushroom) adalah contoh makrofungi. Kadang-kadang Fungi bersimbiosis
dengan Algae membentuk lutut kerak (lichens). Kingdom Plantae adalah organisme
eukariotik multiseluler yang mampu melakukan fotosintesis karena memiliki zat hijau daun
(klorofil). Ke dalam kelompok Plantae termasuk makroalgae, lumut, paku, dan tumbuhan
berbiji. Diduga kelompok Plantae berevolusi dari algae hijau berfilamen yang menyerbu
daratan sekitar 400 juta tahun yang lalu. Kingdom Animalia merupakan kelompok hewan
dengan ciri-ciri tubuh bersel banyak dan eukariotik yang tidak mampu mengolah makanan
sendiri dari bahan anorganik. Oleh karena itu sangat tergantung kepada tumbuhan, sehingga
kelompok ini disebut heterotrof.

H. Geografi
a. Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah
faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik merupakan factor fisik yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Faktor abiotik meliputi:
· Iklim
Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
· Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis
spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi
kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan
tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol
bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan
habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya,
seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
· Kelembaban udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang
sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah
yang sangat basah.
· Angin
Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis
tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan
tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis
rumput-rumputan.
· Curah hujan
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan
dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan
membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan
jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan
vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan
makanan bagi hewan.

b. Faktor Sejarah Geologi


Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu, suatu
spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring berjalannya
waktu benua-benua mulai memisahkan diri. Spesies-spesies yang awalnya hidup dalam
daratan yang sama kemudian terpisah. Spesies yang terpisah tersebut masing-masing
mendapatkan lingkungan yang berbeda. Spesies yang terpisah tersebut mulai beradaptasi
dan mengubah bentuk dan fungsi tubuhnya sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dengan
demikian karena perubahan bentuk dan fungsi tubuhnya maka terbentuklah subspesies.
c. Faktor Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi)
seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan
(isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan
membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya
subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan
tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu
jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan
lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya.
Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.
d. Persebaran Tumbuhan dan Hewan
Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu
tropis, subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan
memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan
lingkungan. Dengan ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang
paling tinggi (altitude) juga menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan
pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda.
Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis (zoogeografis). Di
bumi, daerah persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan
persamaan fauna, yaitu: 1) Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara
Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara sebelah Utara, 2) Nearktik (nearctic) yaitu
Amerika Utara, 3) Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan bagian tengah, 4) Oriental
meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan; 5) Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika, dan 6)
Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.
BAB III
Penutup
1 Simpulan
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragam makhluk hidup disebut dengan
keanekaragaman hayati. Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat
mempertahankan dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembangbiak
untuk melestarikan jenisnya. Makhluk hidup merupakan suatu subtansi zat yang dapat
menjadi proses kehidupan. Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri seperti: bergerak, melakukan
metabolisme, mempertahankan jenisnya/hidupnya, tanggap terhadap rangsang, memerlukan
makanan, bernafas, tumbuh, berkembang biak, peka terhadap rangsangan, mampu
beradaptasi, dan mengeluarkan zat sisa. Adapun faktor yang mempengaruhi persebaran
organisme/makhluk hidup yaitu lingkungan, sejarah geologi, dan penghambat fisik.

2 Saran
Kami berharap agar makalah ini bisa menambah wawasan bagi pembacanya tentang
keanekaragam makhluk hidup dan pesebarannya. Harapan yang paling utama yaitu bisa
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan tumbuhan dan hewan
yang ada di bumi ini, terlebih yang ada di sekitar lingkungan kita, dengan begitu
keanekaragam makhluk hidup akan terjaga pelestariannya.
DAFTAR PUSTAKA

Hendro Darmodjo dan Yeni Kaligis. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Ed. Rev. Jakarta:
Universitas Terbuka.

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080724030819AAiWkTN (Online).
Diakses tanggal 17 Mei 2009.

http://langitselatan.com/2008/03/14/dari-manakah-asal-kehidupan-di-bumi/ (Online).
Diakses tanggal 17 Mei 2009.

http://alumnisma4.blogspot.com/2008/10/dari-manakah-asal-kehidupan-di-bumi.html
(Online). Diakses tanggal 17 mei 2009.

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1881934-faktor-yang-mempengaruhi-
persebaran-makhluk/ (Online). Diakses tanggal 17 Mei 2009.

Anda mungkin juga menyukai