Disusun oleh:
Kelompok 8
1. Dwi Amelia Fitrianingrum
1917301099
2. Nafi’udin Faiz Ashari 1917301084
3. Ahmad Fauzi Ridwan 1917301057
4. Meilani Wulandari 1917301096
Kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain.
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak
ada manusia yang sempurna kecuali Alloh SWT.
Demikian kami ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca makalah kami.
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam, baik tumbuhan maupun hewan. Hal ini
mendorong para ahli untuk mempelajarinya lebih lanjut, dengan suatu sistem yang disebut
keanekaragaman. Dasar keanekaragaman makhluk hidup ini adalah adanya persamaan dan
perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain.
Keanekaragaman adalah perbedaan di antara makhluk hidup yang hidup yang berbeda jenis
dan speciesnya. Pengertian Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa
bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Setiap
makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Keanekaragaman makhluk
terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti: ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat
hidup dan lain–lain. Keanekargaman makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan
kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian
tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki
tingkat kelestarian rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah. Faktor-
faktor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman makhluk hidup adalah : Mutasi adalah
peristiwa perubahan yang disebabkan oleh faktor internal seperti materi genetik atau faktor
lingkungan, seperti radiasi dan suhu. Rekombinasi adalah proses atau peristiwa yang
berakibat terbentuknya kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi
seksual akan memiliki faktor keturunan dari kedua induknya. Untuk mempelajari lebih
lanjut, kita dapat mengamati beberapa contoh hewan dan tumbuhan. Berdasar kesamaan ciri,
kita dapat mengklompokan atau mengklasifikasikannya. Kegiatan pengklasifikasikan
makhluk hidup bertujuan untuk mempertmudah mengenal objek yang beraneka ragam
dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut.
Klasifikasi juga mempermudah dalam pemberian nama ilmiah terhadap suatu individu.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas sedikit banyaknya
tentang keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya dalam dunia ini dan makhluk
hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Suatu kelompok
makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat keanekaragaman yang tinggi.
Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian rendah, terdapat
keanekaragaman rendah dan terancam punah.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud keanekaragaman makhluk hidup?
2. Bagaimana ciri-ciri dari makhluk hidup?
3. Bagaimana pengklasifikasian makhluk hidup?
4. Bagaimana persebaran dan sejarah dari perkembangan makhluk hidup?
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari adanya makalah ini yaitu:
1. Untuk menambah wawasan tentang keanekaragam makhluk hidup dan persebaranny
2. Dapat menjelaskan tentang keanekaragaman makhluk hidup dimulai dari pengertian
makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup sampai sejarah dari perkembangan makhluk
hidup itu sendiri
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Makhluk Hidup menurut Helena Curtis (1975) adalah sesuatu yang bisa
memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya dari satu bentuk energi ke bentuk
energi yang lain, dapat beradaptasi dengan lingkungannya, bisa merespon bila ada
rangsangan, bersifat homeostatis, kompleks dan terorganisir dengan baik, dapat
bereproduksi atau berkembang biak serta dapat tumbuh dan berkembang.
2. Kimball
Pengertian makhluk hidup menurut Kimball (1983) adalah sesuatu yang memiliki
lima cirri, yaitu dapat berevolusi, responsif, dapat bereproduksi, dapat melakukan
metabolism, dan bersifat rumit.
3. Dwijoseputro
Menurut New Mexico Tech, semua makhluk hidup menampilkan tujuh karakteristik
kehidupan, yaitu terdiri dari sel-sel, secara kompleks terorganisir, mengambil energi dan
menggunakannya tidak hanya untuk merespon lingkungan, tetapi juga untuk tumbuh dan
mempertahankan dirinya, memiliki kemampuan untuk mereproduksi, dan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
E. Teori Evolusi
Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih
kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami perubahan kode genetik (mutasi).
Kode genetik yang paling sesuai dengan keadaan lingkungan akan mendapatkan peluang
ang lebih besar untuk berkembang. Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan
tertentu disebut dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap
lingkungan hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak mampu
beraptasi akan punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam (natural selection).
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk
yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau
6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia
moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini,
ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut:
1. Australophithecines
2. Homo habilis
3. Homo erectus
4. Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh
evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari
selatan".Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah,
ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap,
sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam
rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens,"
evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang
jenis selanjutnya.
Tidak ada makhluk hidup di alam ini yang persis sama satu dengan yang lain jika dilihat dari
sifat atau karakter yang tampak maupun dari sifat atau karakter yang tidak tampak. Masing-
masing individu dalam suatu jenis (spesies) memperlihatkan perbedaan bentuk tubuh,
warna, ukuran, kecerdasan, dan lain-lain. Bahkan individu-individu yang berasal dari induk
yang sama, juga menunjukkan perbedaan sifat. Apalagi jika dibandingkan individu yang
berbeda jenisnya. Semua ini menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup.
Pertanyaan yang muncul adalah: Mengapa terjadi keanekaragaman makhluk hidup? Apakah
makhluk hidup yang beranekaragam ini berasal dari nenek moyang yang sama? Para ahli
telah mencoba mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Bahkan telah mencoba pula
menyusun hipotesis tentang bagaimana munculnya makhluk hidup yang beranekaragam
tersebut.
Menurut para ahli, keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang ini
terbentuk dari proses evolusi. Ketika bumi baru saja terbentuk, yang terjadi adalah proses
evolusi yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama (ancestor cell). Setelah
dalam waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian
memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi makhluk
hidup berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya
sebagai hasil proses evolusi, bermunculanlah beranekaragam makhluk hidup. Zaman
keemasan Reptilia, Tumbuhan Berbunga, dan Mammalia terjadi pada akhir era Mesozoikum
(Mesozoic) dan awal era Senozoikum (cenozoic).
Walaupun Charles Robert Darwin mencetuskan evolusi sebagai suatu teori yang
menyebabkan makhluk hidup berubah dan menjadi beraneka ragam melalui proses seleksi
alam dalam waktu yang sangat lama, namun ia belum mengetahui tentang DNA dan
mekanisme pewarisannya. Namun demikian diketahui bahwa variasi yang ada pada individu
bersifat genetis. Kemudian diketahui bahwa sumber terjadinya variasi adalah mutasi, yaitu
perubahan susunan kimiawi DNA yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan
waktu lama. Mutasi memodifikasi DNA dan menyebabkan terjadinya spesies baru (spesiasi).
Jadi mekanisme evolusi adalah akumulasi perubahan secara bertahap dalam kurun waktu
lama, sampai suatu kelompok organisme cukup nyata berbeda dari kelompok asalnya
sehingga dapat disebut sebuah spesies baru. Hal tersebut dapat terjadi bila ada penghalang
fisik yang memisahkan suatu populasi induknya (yang akan menghasilkan spesiasi
alopatrik), atau gene pools mereka menjadi terpisah akibat adanya variasi lingkungan (yang
akan menghasilkan spesiasi parapatrik). Pola evolusi dikenal dengan evolusi divergen (bila
dua atau lebih spesies berevolusi dari sebuah leluhur yang sama), dan evolusi konvergen
(bila evolusi organisme yang berasal dari leluhur yang berbeda, beradaptasi pada lingkungan
hidup yang sama).
Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem
yang dijumpai di suatu daerah. Keanekaragaman makhluk hidup menyatakan terdapatnya
berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat lain yang terlihat pada
tingkat yang berdeda-beda. Keanekaragaman makhluk hidup meliputi berbagai macam
aspek seperti ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan tingkah laku makhluk hidup yang
selanjutnya akan menyusun suatu ekosistem tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup tidak
hanya terjadi antar jenis tetapi juga di dalam satu jenis. Keanekaragaman antar jenis
misalnya antara bawang merah dengan bawang putih, sedangkan keanekaragaman dalam
satu jenis misalnya antara varietas padi, padi Jawa, padi Cianjur dan lain-lain.
Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku atau ciri-ciri lainnya dari
makhluk hidup, langkah pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi yaitu menentukan
nama ilmiah dan kelompok makhluk hidup sesuai dengan Kode Tata Nama Internasional.
Identifikasi merupakan kegiatan utama klasifikasi, dengan klasifikasi keanekaragaman
hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami dengan lebih mudah dan utuh.
Klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu sistem buatan (artifisial),
sistem alamiah dan sistem filogenetik. Sistem buatan yaitu pengelompokan makhluk hidup
yang didasarkan lebih banyak kepada ciri-ciri morfologi atau habitatnya, tetapi penggunaan
ciri-ciri alami masih terbatas sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan juga terbatas.
Contoh:
Sistem alam menghendaki terbentuknya takso-takson yang alami, takson yang terbentuk
mencakup anggota-anggota yang sewajarnya dikehendaki alam. Dasar yang digunakan
adalah banyak sedikitnya persamaan sifat/ciri morfologi, selanjutnya sifat anatomi, fisiologi
atau sifat-sifat lainnya.
H. Geografi
a. Faktor Lingkungan
Dua faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah
faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik merupakan factor fisik yang sangat berpengaruh
terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Faktor abiotik meliputi:
· Iklim
Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan. Unsur-unsur iklim sebagai berikut:
· Suhu
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis
spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi
kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan
tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol
bagi persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan
habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya,
seperti vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya.
· Kelembaban udara
Kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang
sangat cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah
yang sangat basah.
· Angin
Angin sangat membantu dalam proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis
tumbuhan, sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung. Bahkan ada tumbuhan
tertentu yang penyebaran benihnya dilakukan oleh angin. Contohnya, ilalang atau sejenis
rumput-rumputan.
· Curah hujan
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan sangat tergantung pada curah hujan
dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah hujan di suatu tempat akan
membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan
jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada lingkungan
vegetasi tertentu, karena tunbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan
makanan bagi hewan.
2 Saran
Kami berharap agar makalah ini bisa menambah wawasan bagi pembacanya tentang
keanekaragam makhluk hidup dan pesebarannya. Harapan yang paling utama yaitu bisa
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan tumbuhan dan hewan
yang ada di bumi ini, terlebih yang ada di sekitar lingkungan kita, dengan begitu
keanekaragam makhluk hidup akan terjaga pelestariannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hendro Darmodjo dan Yeni Kaligis. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Ed. Rev. Jakarta:
Universitas Terbuka.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080724030819AAiWkTN (Online).
Diakses tanggal 17 Mei 2009.
http://langitselatan.com/2008/03/14/dari-manakah-asal-kehidupan-di-bumi/ (Online).
Diakses tanggal 17 Mei 2009.
http://alumnisma4.blogspot.com/2008/10/dari-manakah-asal-kehidupan-di-bumi.html
(Online). Diakses tanggal 17 mei 2009.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1881934-faktor-yang-mempengaruhi-
persebaran-makhluk/ (Online). Diakses tanggal 17 Mei 2009.