Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Alloh yang maha kuasa, atas rahmat dan hidayahnya. Kami bisa
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Islamic Building tentang konsep ibadah, penyusunan
makalah ini adalah tugas wajib matakuliah Islamic Building. Makalah ini membahas tentang
ibadah, sebagai orang yang memiliki agama dan keyakinan kepada sang pencipta maka kita
harus perbanyak ibadah yang wajib maupun sunah karena dalam islam sendiri ibadah adalah
Seseorang tunduk, patuh dan merendahkan diri dihadapan yang disembah atau tuhan kita yaitu
Alloh SWT.
Kami sebagai penyusun makalah ini berharap makalah ini bisa menjadi refrensi bagi yang
lain dan bisa menambah atau memperluas pengetahuannya tentang ibadah, kami juga sebagai
penyusun juga ingin meminta maaf jika nantinya ada kesalahn atau terlalu banyak kekurangan
yang ada dalam konsep ibadah yang kami jelaskan pada makalah ini itu semua dikarenakan kami
pun masih belajar dan belum sempurna ilmu kami. Kami juga sangat berterimakasih kepada pak
dosen yaitu, Bapak Muhamad Iqbal J, S.Sy.,M.H. yang telah memberikan kesempatan kami
menyusun makalah ini sehingga kami bisa belajar banyak mengeai konsep ibadah dan kami pun
memohon bimbingan beliau agar kami bisa lebih memahami ibadah dan materi yang lain
tentunya dalam mata kuliah Islamic Building. Terimakasih juga pihak-pihak yang membantu
kami dan mendoakan kami.
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala
pemberiannya, manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya
tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah
memberikannya. Sebab itu, manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam
kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt atau memanfaatkan anugerah Allah
SWT. Hidup yang dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang
sesuai dengan tuntuan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan
tersebut adalah dengan beribadah.

Ibadah merupakan suatu perkara yang perlu adanya perhatian terhadapnya, karena ibadah
itu tidak bisa dimain-mainkan apalagi disalahgunakan. Dalam islam ibadah harus berpedoman
pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammmad
SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad berupa kitab suci Al-Qur’an dan segala perbuatan, perkataan, dan ketetapan nabi
atau dengan kata lain disebut dengan hadits nabi

Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah
kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syari’at Nya. Dalam ibadah, kita
harus memperhatikan jenis-jenis ibadah yang kita lakukan. Apakah ibadah tersebut termasuk
dalam ibadah wajib, sunnah, mubah, dan makruh

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai ibadah
dalam islam beserta hikmahnya.
2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pengertian ibadah dan hakikatnya?

2. Apa saja dasar – dasar ibadah dan fungsi dari ibadah?

3. Apa saja ruang lingkup ibadah dan apa syarat diterimanya ibadah?

4. Apa hikmah dari beribadah?

5. Apa saja keutamaan dari ibadah?


PEMBAHASAN

1. Pengertian Ibadah

Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa arab yaitu abida-ya`budu-`abdan-
`ibadatan, yang berarti taat, tunduk, patuh,dan merendahkan diri. Kesemua pengertian itu
mempunyai makna yang berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri
dihadapan yang disembah disebut “abid” (yang beribadah).

Kemudian pengertian ibadah secara terminologi atau secara istilah adalah sebagai berikut :

a. Menurut ulama tauhid dan hadis ibadah yaitu:

“Mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri dan menundukkan
jiwa kepada-Nya”Selanjutnya mereka mengatakan bahwa ibadah itu sama dengan tauhid.
Ikrimah salah seorang ahli hadits mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam Al-Qur’an
diartikan dengan tauhid.

b. Para ahli di bidang akhlak mendefinisikan ibadah sebagai berikut:

“Mengerjakan segala bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanakan segala bentuk syari’at
(hukum)“Akhlak” dan segala tugas hidup (kewajiban-kewajiban) yang diwajibkan atas pribadi,
baik yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat, termasuk kedalam
pengertian ibadah

c. Menurut ahli fikih ibadah adalah:

“Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT dan
mengharapkan pahala-Nya di akhirat.”

Jadi dari pengertian, Ibadah adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai
dan diridhai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan
maupun tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.”

Pengertian ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum, baik yang dapat dipahami maknanya
(ma’qulat al-ma’na) seperti hukum yang menyangkut dengan muamalah pada umumnya,
maupun yang tidak dapat dipahami maknanya (ghair ma’qulat al-ma’na), seperti shalat, baik
yang berhubungan dengan anggota badan seperti rukuk dan sujud maupun yang berhubungan
dengan lidah seperti dzikir, dan hati seperti niat.

2. Hakikat Ibadah

Tujuan diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ibadah dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah
adalah sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT
berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir (nyata).

Adapun hakekat ibadah yaitu:

1. Ibadah adalah tujuan hidup kita, seperti yang terdapat dalam surat adz-dzariat ayat
56, yang menunjukkan bahwa tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada allah.

2. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan
penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.

3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya.

4. Hakikat ibadah sebagai cinta.

5. Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).

6. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan
jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
3. Dasar-dasar ibadah

Ibadah harus dibangun atas tiga dasar. Pertama, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
dengan mendahulukan kehendak, perintah, dan menjauhi larangan-Nya. Rasulullah saw.
Bersabda,

“Ada tiga hal yang apabila terdapat dalam seseorang niscaya ia akan mendapatkan
manisnya iman, yaitu bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; bahwa ia
tidak mencintai seseorang melainkan semata karena Allah; dan bahwa ia membenci kembali
kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia membenci untuk
dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik)

4. Fungsi Ibadah

Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam.

1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.

Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya
menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang
muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta menyandarkan
segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah ikrar seorang muslim seperti
tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.”Atas landasan itulah manusia akan
terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta benda dan hawa nafsu

2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya

Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang
mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena itu, banyak
ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap
kehidupan pribadi dan masyarakat.

3. Melatih diri untuk berdisiplin


Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan
itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya,
berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya,

5. Ruang Lingkup Ibadah

a. Ibadah Secara Umum (ghairu mahdhah)

Ibadah umum atau ghairu mahdhah adalah segala amalan yang diizinkan oleh Allah, misalnya;
belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya.

Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada empat yaitu:

a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan
Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan. Selama tidak
diharamkan oleh Allah, maka boleh melakukan ibadah ini.

b. Tata laksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah
bentuk ini tidak dikenal istilah bid’ah, atau jika ada yang menyebutnya, segala hal yang tidak
dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam ibadah
mahdhah disebut bid’ah dhalalah.

c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau
madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk,
merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.

d. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.

Jadi, ibadah secara umum ini termasuk fardhu kifayah dan sebagian yang hukum asalnya
mubah. Ibadah umum sangat luas yang mencakupi atau merangkumi seluruh pekara yang
berkaitan kehidupan manusia. Akan tetapi jika bertemu adanya nash yang mengharamkannya,
misalnya ada dalil yang melarang mengucap dzikir dengan lisan di dalam tandan atau WC, maka
ia haram mengucapkannya selama berada di dalamnya. Selain itu selama dalil umum yang
memayungi keharusan ibadah sunah tersebut dan tidak ada pula dalil pengharaman bentuk dan
cara pelaksanaannya, maka dibenarkan untuk mengamalkannya.
b. Ibadah Secara Khusus (mahdhah)

Ibadah khusus atau mahdhah adalah ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan Allah
akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah
misalnya adalah Thaharah, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji.

Ibadah dalam bentuk ini juga memiliki prinsip seperti ibadah secara umum tadi dan
prinsip ini lebih bersifat mengikat prinsip tersebut terdiri dari empat yaitu:

a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al-
Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika
keberadaannya. Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah.

b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw

c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran
logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami
rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri, shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah
mahdhah lainnya. keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan
ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan
oleh syarat dan rukun yang ketat.

d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan
atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-
mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama
diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.

Jadi , jenis dari ibadah ini keberadaannya harus berdasarkan sumber-sumber hukum Islam
(Al-Qur’an dan Hadits), bukan berasal atau ditetapkan oleh akal logika melainnya berasal dari
wahyu Allah SWT. Dan hamba (semua manusia) wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan
Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah
SWT.
6. Syarat diterimanya Ibadah

a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil

b. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

c. Meninggalkan riya, artinya beribadah bukan karena malu kepada manusia dan supaya
dilihat oleh orang lain.

d. Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Allah itu melihat dan selalu ada disamping kita
sehingga kita bersikap sopan kepada-Ny

7. Hikmah Ibadah

Secara bahasa, hikmah berarti kebijaksanaan, atau arti yang dalam. Hikmah juga berarti
mengetahui keunggulan sesatu melalui suatu pengetahuan. Ahli tasawuf mengartikan hikmah
sebagai pengetahuan tentang rahasia Allah dalam menciptakan sesuatu.

Para ahli berpendapat bahwa intisari filsafat ada dalam Al Qur’an tetapi Al Qur’an
bukanlah buku filsafat. Maka, tidak salah bila dikatakan bahwa hikmah adalah rahasia
tersembunyi dari si pembuat syariat (Allah), yang bisa ditangkap oleh manusia melalui ilham
yang dianugerahkan Allah ke dalam jiwa manusia ketika yang bersangkutan bersih dari
gangguan-gangguan hawa nafsu, sementara filsafat adalah rahasia syariat yang ditemukan oleh
manusia melalui upaya penalaran akalnya. Jadi, hikmah yang ditemukan oleh manusia itu bisa
disebut sebagai filsafat syariat, atau Filsafat Hukum Islam

8. Hikmah dan Pelaksanaan Shalat

Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat adalah
suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai
dengan persyaratkan yang ada.

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat
yang telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,
secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan keperluan kita
kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya.

Shalat di nilai sah dan semprna apabila shalat tersebut di laksanakan dengan memenuhi
syarat-syarat dan rukun-rukun dan hal-hal yang disunnahkan serta terlepas dari hal-hal yang
membatalkanya

1. Syarat-syarat Shalat

Syarat-syarat Shalat adalah sesuatu hal yang harus di penuhi sebelum kita melaksanakan shalat.
Syarat Shalat di bagi menjadi 2 yaitu:

a. Syarat wajib Shalat adalah syarat yang wajib di penuhi dan tidak bisa di nego-nego lagi.
Seperti Islam, berakal dan tamziz atau baligh. suci dari haid dan nifas serta telah mendengar
ajakan dakwah islam.

b. Syarat sah shalat itu ada 8 yaitu:

1. Suci dari dua hadas

2. Suci dari najis yang berada pada pakaian, tubuh, dan tempat shalat.

3. Menutup aurot

4. Aurat laki-laki yaitu baina surroh wa rukbah( antara pusar sampai lutut), sedangkan
aurot perempuan adalah jami’i badaniha illa wajha wa kaffaien (semua anggota tubuh
kecuali wajah dan kedua telapak tangan).

5. Menghadap kiblat

6. Mengerti kefarduan Shalat

7. Tidak meyakini salah satu fardu dari beberapa fardu shalat sebagaisuatu sunnah.

8. Menjauhi hal-hal yang membatalkan Shalat

2. Rukun Shalat
Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan aturan dan
ketentuannya, sehingga apabila tertinggal salah satu darinya, maka hakikat shalat tersebut tidak
mungkin tercapai dan shalat itu pun dianggap tidak sah menurut syara`.

1. Niat.

2. Takbiratul Ihram.

3. Berdiri Pada Saat Mengerjakan Shalat Fardhu

4. Membaca al-Fatihah.

5. Ruku’.

6. Sujud dua kali setiap raka'at

7. Duduk antara dua sujud

8. Membaca tasyahud akhir

9. Duduk pada tasyahud akhir

10. Shalawat kepada Nabi SAW setelah tasyahud akhir.

11. Duduk diwaktu membaca shalawat.

12. Memberi salam

13. Tertib.

3. Macam-macam Pelaksanaan Shalat

a. Macam-macam shalat

Dilihat hukum melaksanakanya, pada garis besarnya shalat di bagi menjadi dua,
yaitu shalat fardu dan shalat sunnah. Selanjutnya shalat fardu juga di bagi menjadi dua,
yaitu fardu ain dan fardu kifayah. Demikian pula shalat sunah, juga di bagi menjadi dua,
yaitu sunnah muakkad dan ghoiru muakkad
1. Shalat fardu

Shalat fardu adalah shalat yang hukumnya wajib, dan apabila di kerjakan
mendapatkan pahala, kalau di tinggal mendaptkan dosa. Contohnya: shalat lima wakktu,
shalat jenazah dan shalat nadzar. Shalat fardu ada 2 yaitu:

- Fardu Ain adalah shalat yang wajib di lakukan setiap manusia. shalat ini di
laksanakan sehari semalam dalam lima waktu (isya’, subuh, dhuhur, asar, magrib) dan
juga shalat Jum’at.

- Fardu kifayah adalah shalat yang di wajibkan pada sekelompok muslim, dan
apabila salah satu dari mereka sudah ada yang mengerjakan maka gugurlah kewajiban
dari kelompok tersebut. Contoh: shalat jenazah.

Shalat fardu karena nadzar adalah shalat yang di wajibkan kepada orang-orang
yang berjanji kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas segala
nikmat yang telah di terimanya. Contoh : Ahmad akan melasanakan ujian, dia bilang
kepada dirinya dan teman-temany a, “ nanti ketika saya sukses mengerjakan ujian dan
lulus saya akan melakukan shalat 50 rokaat “ ketika pengumuman dia lulus maka Ahmad
wajib melaksanakan Shalat nadzar

2. Shalat Sunnah

Shalat Sunnah adalah shalat yang apabila di kerjakan mendapatkan pahala dan
apabila tidak di kerjakan tidak mendapatkan dosa. Shalat sunah di sebut juga dengan
Shalat tatawu’, nawafil, manduh, dan mandzubat, yaitu shalat yang di anjurkan untuk di
kerjakan. Shalat sunnah juga di bagi 2 yaitu:

- Sunnah Muakkad adalah shalat sunah yang sealalu dikerjakan atau jarang sekali
tidak dikerjakan oleh Rosulluloh SAW dan pelaksanaannya sangat dianjurkan dan di
tekankan separti solat witir, solat hari raya dan lain-lain

- Sunnah ghaeru muakkadah adalah solat sunah yang tidak selalu dikerjakan oleh
Rosulluloh SAW,dan juga tidak di tekan kan untuk di kerjakan solat

4. Hikmah-Hikmah Shalat
Yang termasuk hikmah shalat yaitu:

1. Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Alloh dan mengingatNya, sperti surat At-
thaha ayat 14

2. Mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar seperti surat al-angkabut ayat 45

3. Mendekatkan diri kepada Alloh seperti surat al-Alaq ayat 19

4. Penyerahan diri manusia kepada Alloh secara tulusn ikhlas sperti surat al-Bayyinah
ayat 5

5. Meningkatkan disiplin, sabar, dan khusuk sperti surat al-Mukminum ayat 1-3

6. Menjaga kebersihan dan kesucian jiwa raga seperti surat asy-Syams ayat 9-10

7. Meningkatkan sifat toleransi terhadap sesama manusia sperti surat al-Isra’ ayat 110.

9. Hikmah dan pelaksanaan puasa

1 Pengertian Puasa

Puasa atau As Shoum adalah salah satu Rukun Islam yang mulai disyariatkan
pada tahun ke II Hijriah.

Pengertian Puasa secara Terminologi berasal dari bahasa arab As Shoum yang
bermakna (‫ )المإسسساك‬yang berarti Menahan. Dan Secara Terminologi, Puasa Adalah
menahandari sesuatu yang membatalkan puasa dengan niat yang khusus pada seluruh
siang harinya orang yang melakukan puasa yang ber akal suci, dan suci dari haidl dan
nifas).

Sedangkan menurut istilah fiqih lain, adalah menahan diri dari segala perbuatan
yang membatalkan, seperti makan, minum dan senggama, sejak terbit fajar sampai
terbenam matahari, dengan niat dan persyaratan tertentu. Dasar dari puasa adalah surat
albaqarah ayat 183.

2 Hikmah Puasa
Hikmah dari puasa yaitu:

1. Melatih Disiplin Waktu

2. eseimbangan dalam Hidup

3. Mempererat Silaturahmi

4. Lebih Perduli Pada Sesama

5. Tahu Bahwa Ibadah Memiliki Tujuan

6. Tiap Kegiatan Mulia Merupakan Ibadah

7. Berhati-hati Dalam Berbuat

8. Berlatih Lebih Tabah

9. Melatih Hidup Sederhana

10. Hikmah dan pelaksanaan zakat

1. Pengertian zakat

Zakat menurut bahasa artinya suci dan subur. Sedangkan menurut istilah
syara’zakat ialah mengeluarkan dari sebagian harta benda atas perintah Allah,sebagai
shadaqah wajib kepada mereka yang telah ditentukan oleh hukum Islam.

Zakat itu ada dua macam yaitu zakat mal dan zakat fithrah. Harta benda yang
wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :

a. Emas,perak dan mata uang

b. Harta perniagaan

c. Binatang ternak seperti unta,lembu (kerbau ),kambing dan biri-biri

d. Buah-buahan dan biji- bijian yang dapat dijadikan makanan pokok

e. Barang tambang dan barang temuan


2. Hikmah zakat

Hikmah zakat ialah:

1. Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir
dan bakhil

2. Zakat mengandung arti rasa persamaan yang memikirkan nasib manusia dalam
suasana persaudaraan

3. Zakat dapat menjaga timbulnya rasa dengki,irihati, dan menghilangkan jurang


pemisah antara si miskin dan si kaya

11. Hikmah dan pelaksanaan ibadah haji

1. Pengertian ibadah haji

Haji secara estimologi (bahasa) berarti kunjungan, ziarah dan juga perjalanan (Al Qasdu),
sedangkan Haji menurut syara’ berarti Perjalanan menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang
khusus, tempat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas adalah selain Ka’bah dan
Mas’a (tempat sa’i), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina
(tempat melontar jumroh) yang merupakan tempat-tempat penting dalam Ibadah Haji.

2. Hikmah ibadah haji

Hikmah ibadah haji adalah:

1. Membersihkan dosa.

2. Meningkatkan keimanan dan meneguhkan keimanan.

3. Belajar akan Sejarah dan Meneladaninya.

11. Keutamaan Ibadah

Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya.
Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-Kitab
suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan melaksanakannya dicela. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

“Dan Rabb-mu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk Neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina.’” [Al-Mu’min: 60]

Di antara keutamaan ibadah adalah

a. ibadah mensucikan jiwa dan membersihkannya, dan mengangkatnya ke derajat tertinggi


menuju kesempurnaan manusiawi.

b. manusia sangat membutuhkan ibadah melebihi segala-galanya, bahkan sangat darurat


membutuhkannya. Karena manusia secara tabi’at adalah lemah, fakir (butuh) kepada Allah

c. Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan seseorang
merasakan kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada Allah semata

d. ibadah dapat meringankan seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan


meninggalkan kemunkaran.

e. seorang hamba dengan ibadahnya kepada Rabb-nya dapat membebaskan dirinya dari
belenggu penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap dan rasa cemas kepada mereka

f. bahwasanya ibadah merupakan sebab utama untuk meraih keridhaan Allah.


SIMPULAN
Pokok pembahasan makalah ini adalah konsep ibadah dalam islam yang benar dan baik,
dari pengertian ibadah dalam islam sendiri adalah Seseorang tunduk, patuh dan merendahkan diri
dihadapan yang disembah atau tuhan kita yaitu Alloh SWT. Ibadah juga sebagai rasa syukur kita
kepada Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah kepada sang Pencipta Langit dan
Bumi beserta isinya sesuai syari’at Nya. Dalam ibadah sendiri ternyata ada banyak hal yang
harus kita ketahui sebelum melaksanakannya diantaranya, Apakah ibadah tersebut termasuk
dalam ibadah wajib, sunnah, mubah, dan makruh.
Semua agama tentu memiliki cara dan ketntuan ubadah sendiri namun dalam islam
ibadah ada yang wajib dan sunah, bukan berarti yang sunah ditinggalkan namun justru
kesunahan itu adalah penutup bagi ibadah wajib yang kurang sempurna syarta ibadah dalam
islam itu harus suci karena kita akan menghadap kepada sang pencipta yang kita agungkan.
Semua itu kita bahas dalam makalah ini karena mungkin banyak orang yang belum mengehtahui
konsep ibadah secara menyeluruh dalam islam semoga bisa bermanfaat dan menjadi ilmu yang
barokah bagi kami dan dosen kami.
DAFTAR PUSTAKA

Basyir, Ahmad. 2003. Falsafah Ibadah dalam Islam. Yogyakarta: UII Press.
Ma’ruf Amin dkk. 2015. Himpunan Fatwa MUI Bidang Ibadah. Jakarta: Erlangga.
Kholiq, Hasan. 2008. Tafsir Ibadah. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Anda mungkin juga menyukai