PENDAHULUAN
Selain ibadah pokok tersebut, hal-hal yang sering kita anggap sepele pun
sebenarnya bernilai ibadah dan pahalanya tidak dapat diremehkan begitu saja,
misalnya:
• Menjaga lisan dari perbuatan dosa, misalnya dengan tidak berdusta dan
mengumbar fitnah, mencaci, menghina atau pun melontarkan perkataan yang
bisa menyakiti hati.
• Menjaga kehormatan diri dan keluarga serta sahabat
• Mampu dan bersedia menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya dan penuh
tanggung jawab.
• Berbakti dan hormat kepada kedua orang tua atau orang yang lebih tua dari
kita.
• Menyambung tali silahturahim dan kekerabatan.
• Menepati janji, Menyantuni anak yatim, fakir miskin
• Memanjatkan doa berdizkir, mengingat Allah kapan dan dimanapun kita
berada
• Membaca Al Qur’an, mendenngarkan ceramah dan lain sebagainya.
Peningkatan ibadah sangat penting bagi setiap orang, kondisi mental yang
baik dibutuhkan oleh semua manusia yang hidup di muka bumi ini. Apapun status
yang disandangnya, manusia mempunyai tujuan untuk beribadah. Namun,
pelaksanaan ibadah dari masing-masing status manusia mempunyai keragaman.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ibadah
Ibadah secara etimologi berasal dari kata ‘abd yang artinya hamba, budak atau
pelayan. Jadi ibadah berarti pengabdian, penghambaan,pembudakan,ketaatan atau
merendahkan diri. Sedangkan secara terminologis, Hasbu Ash-Shiddieqy mengutip
beberapa pendapat, antara lain : Mengesakan Allah, menta’zimkan-nya dengan
sepenuh-sepenuhnya ta;zim serta menghinakan diri kita dan menundukan jiea kepadan-
Nya. Ulama akhlak mengartikan ibadah dengan Ulama fikih mengartikan ibadah
dengan segala taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap
pahalanya di akhirat.
Selanjutkan ulama tafsir, M Quraish Shihab menyatakan bahwa, ibadah adalah
suatu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya sebagai dampak dari
rasa pengagungan yang bersemai dalam lbuk hati seseorang terhadap siapa yang
kepadanya ia tunduk. Rasa itu lahir akibat adanya keyakinan dalam diri yang beribadah
bahwa objek yang kepadanya ditunjukan ibadah itu memilki kekuasaan yang tidak
dapat terjangkau harganya.
Sedangkan Abd. Muin Salim menyatakan bahwa ibadah dalam bahasa agama
merupakan sebuah konsep yang berisi pengertian cinta yang sempurna,ketaatan dan
khawatir. Artinya dalam ibadah terkandung rasa cinta yang sempurna kepada sang
pencipta disertai kepatuhan dan rasa khawatir hamba akan adanya penolakan sang
Pencipta terhadapnya.
Adapun pendapat lain ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan
melaksankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Juga yang
dikatakan ibadah adalah beramal dengan diizinkan oleh syari”a Allah SWT; karena itu
ibadah mengandung arti khusus dan arti umum. Di sisi lain, dipahami bahwa ibadah
adalah perbuatan manusia yang menunjukkan ketaatan kepada aturan atau perintah dan
pengakuan kerendahan dirinya di hadapan yang memberi perintah.
2. Jenis – Jenis Ibadah dan Contoh
• Harus didasarkan pada dalil perintah untuk melaksanakan ibadah mahdhah ini
harus bersumber dari Al Quran dan As-Sunnah
• Tata caranya sesuai yang di contohkan Rasulullah SAW yakni memberikan
contoh dan tauladan bagi umatnya, hal ini sebagaimana diterangkan dalam surat
An-Nisa ayat 64.
• Berasaskan Taat atau kepatuhan kepada Allah merupakan titik poin yang
dituntut dari seorang hamba dalam melaksanakan ibadah mahdhah.
Ibadah ghairu madhah yakni gerak-gerik tingkah laku dan perbuatan yang
mempunyai tiga tanda yaitu niat yang ikhlas sebagai titik tolak , keridhoan Allah
sebagai titik tujuan dan amal shaleh sebagai garis amal.
Berikut adalah contoh dari ibadah ghairuh madhah yaitu Zakat, infaq, dan sedekah,
Berdasarkan contoh tersebut menyadarkan kita akan kenyataan bahwa harta yang kita
peroleh adalah pemberian allah SWT , bukan sepenuhnya milik atau hasil usaha sendiri.
Jangan kita habiskan harta hanya untuk kepentingan kepuasan lahiriyah saja,tetapi haruslah
kita berikan juga hak Allah SWT mensucikan harta kita, membuktikan kepedulian kita
kepada fakir miskin.
BAB III
PENUTUP
Salah satu bagian dari syariah adalah ibadah. Banyak di antara kita yang
menganggap ibadah itu hanyalah sekedar menjalankan rutinitas sebagai kewajiban, sperti
sholat dan puasa. Sayanngnya, kita lupa bahwa ibadah tidak mungkin lepas dari pencapaian
kepada Tauhid terlebih dahulu.
Ibadah secara etimologi berasal dari kata ‘abd yang artinya hamba, budak atau
pelayan. Jadi ibadah berarti pengabdian, penghambaan,pembudakan,ketaatan atau
merendahkan diri. Sedangkan secara terminologis, Hasbu Ash-Shiddieqy mengutip
beberapa pendapat, antara lain : Mengesakan Allah, menta’zimkan-nya dengan sepenuh-
sepenuhnya ta;zim serta menghinakan diri kita dan menundukan jiea kepadan-Nya.
Adapun jenis ibadah terbagi menjadi 2 yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairuh
madhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT.
Semua perbuatan ibadah yang pelaksanaannya diatur dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Al-Quran dan sunnah.
Sedangkan Ibadah ghairuh mahdhah yaitu ibadah yang membutuhkan keterlibatan
orang lain atau ibadah yangtidak hanya sekedar menyangkut hubungan dengan Allah, tetapi
juga menyangkut hubungan sesama makhluk (Hablum Minallah wa Hablu Minannas), atau di
samping hubungan sesama makhluk ini tidak hanya sebatas pada hubungan sesama manusia,
tetapi juga hubungan manusia dengan lingkunganya,alamnya (hewan dan tumbuhan).