Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

Ibadah merupakan rangkaian ritual yang dilakukan manusia dalam rangka


pengabdian atau kepatuhan kepada sang pencipta. Ibadah dalam Islam tidak hanya
terbatas hubungan manusia dengan Allah semata,melainkan juga terdapat hubungan
antara manusia dengan manuisa lainnya serta antara manusia dengan alam.
Salah satu bagian dari syariah adalah ibadah. Banyak di antara kita yang
menganggap ibadah itu hanyalah sekedar menjalankan rutinitas sebagai kewajiban,
sperti sholat dan puasa. Sayanngnya, kita lupa bahwa ibadah tidak mungkin lepas dari
pencapaian kepada Tauhid terlebih dahulu.
Dalam syarah Al-Wajibat dijelaskan bahwa”Ibadah secara bahasa berarti
perendahan diri, ketundukan dan kepatuhan”(Tanbihaat Mukhtasharah). Secara
umum ibadah sperti yang kita ketahui di antaranya yaitu mendirikan sholat,
menunaikan zakat ,berpuasa pada bulan ramadhan (maupun puasa-puasa sunnah
lainnya). Dan melaksanakan haji.

Selain ibadah pokok tersebut, hal-hal yang sering kita anggap sepele pun
sebenarnya bernilai ibadah dan pahalanya tidak dapat diremehkan begitu saja,
misalnya:
• Menjaga lisan dari perbuatan dosa, misalnya dengan tidak berdusta dan
mengumbar fitnah, mencaci, menghina atau pun melontarkan perkataan yang
bisa menyakiti hati.
• Menjaga kehormatan diri dan keluarga serta sahabat
• Mampu dan bersedia menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya dan penuh
tanggung jawab.
• Berbakti dan hormat kepada kedua orang tua atau orang yang lebih tua dari
kita.
• Menyambung tali silahturahim dan kekerabatan.
• Menepati janji, Menyantuni anak yatim, fakir miskin
• Memanjatkan doa berdizkir, mengingat Allah kapan dan dimanapun kita
berada
• Membaca Al Qur’an, mendenngarkan ceramah dan lain sebagainya.

Peningkatan ibadah sangat penting bagi setiap orang, kondisi mental yang
baik dibutuhkan oleh semua manusia yang hidup di muka bumi ini. Apapun status
yang disandangnya, manusia mempunyai tujuan untuk beribadah. Namun,
pelaksanaan ibadah dari masing-masing status manusia mempunyai keragaman.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Ibadah

Ibadah secara etimologi berasal dari kata ‘abd yang artinya hamba, budak atau
pelayan. Jadi ibadah berarti pengabdian, penghambaan,pembudakan,ketaatan atau
merendahkan diri. Sedangkan secara terminologis, Hasbu Ash-Shiddieqy mengutip
beberapa pendapat, antara lain : Mengesakan Allah, menta’zimkan-nya dengan
sepenuh-sepenuhnya ta;zim serta menghinakan diri kita dan menundukan jiea kepadan-
Nya. Ulama akhlak mengartikan ibadah dengan Ulama fikih mengartikan ibadah
dengan segala taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap
pahalanya di akhirat.
Selanjutkan ulama tafsir, M Quraish Shihab menyatakan bahwa, ibadah adalah
suatu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya sebagai dampak dari
rasa pengagungan yang bersemai dalam lbuk hati seseorang terhadap siapa yang
kepadanya ia tunduk. Rasa itu lahir akibat adanya keyakinan dalam diri yang beribadah
bahwa objek yang kepadanya ditunjukan ibadah itu memilki kekuasaan yang tidak
dapat terjangkau harganya.
Sedangkan Abd. Muin Salim menyatakan bahwa ibadah dalam bahasa agama
merupakan sebuah konsep yang berisi pengertian cinta yang sempurna,ketaatan dan
khawatir. Artinya dalam ibadah terkandung rasa cinta yang sempurna kepada sang
pencipta disertai kepatuhan dan rasa khawatir hamba akan adanya penolakan sang
Pencipta terhadapnya.
Adapun pendapat lain ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan
melaksankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Juga yang
dikatakan ibadah adalah beramal dengan diizinkan oleh syari”a Allah SWT; karena itu
ibadah mengandung arti khusus dan arti umum. Di sisi lain, dipahami bahwa ibadah
adalah perbuatan manusia yang menunjukkan ketaatan kepada aturan atau perintah dan
pengakuan kerendahan dirinya di hadapan yang memberi perintah.
2. Jenis – Jenis Ibadah dan Contoh

Secara umum ibadah terbagi menjadi dua yaitu :


1. Ibadah Mahdhah
Yaitu ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT. Semua perbuatan
ibadah yang pelaksanaannya diatur dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Al-
Quran dan sunnah. Adapaun pendapat lain ibadah mahdhah adalah amalan dan ucapan
yang merupak jenis ibadah di mana penetapannya berasal dari dalil syariat. Ibadah
mahdhah juga memiliki dalil-dalil yang menunjukkan adanya larangan Allah SWT,
karena hal itu termasuk dalam kemusyrikan.
Ibadah Mahdhah ditunjukan dengan maksud pokok orang yang mengerjakannya
yaitu dalam rangka meraih pahala akhirat. Ibadah mahdhah hanya bisa diketahui
melalui jalan wahyu, dan tidak ada jalan yang lainnya sekalipun melalui akal atau
budaya.

Prinsip Ibadah Mahdhah Menjadi beberapa bagian berikut ini :

• Harus didasarkan pada dalil perintah untuk melaksanakan ibadah mahdhah ini
harus bersumber dari Al Quran dan As-Sunnah
• Tata caranya sesuai yang di contohkan Rasulullah SAW yakni memberikan
contoh dan tauladan bagi umatnya, hal ini sebagaimana diterangkan dalam surat
An-Nisa ayat 64.
• Berasaskan Taat atau kepatuhan kepada Allah merupakan titik poin yang
dituntut dari seorang hamba dalam melaksanakan ibadah mahdhah.

Contoh Ibadah Madhah yaitu :


1. Shalat, adapun dalam pelaksanaannya, shalat harus dilakukan sesuai dengan apa
yang telah di ajarksn oleh Rasulullag SAW dan tidak diizinkan menambah atau
menguranginya.
2. Haji, Ibadah haji dilakukan oleh umat muslim ,dan harus mengikkuti jejak yang di
ajarkan Rasulullah SAW .
2. Ibadah Ghairu Mahdhah
Yaitu ibadah yang membutuhkan keterlibatan orang lain atau ibadah yangtidak
hanya sekedar menyangkut hubungan dengan Allah, tetapi juga menyangkut hubungan
sesama makhluk (Hablum Minallah wa Hablu Minannas), atau di samping hubungan
sesama makhluk ini tidak hanya sebatas pada hubungan sesama manusia, tetapi juga
hubungan manusia dengan lingkunganya,alamnya (hewan dan tumbuhan).
Adapun pendapat lain Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tata cara
pelaksanaannya tidak diatur secara rinci oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Ciri-ciri ibadah ghairu mahdhah yaitu :
• Ibadah (Perkataan atau perbuatan) yang dilakukan pada asalnya bukanlah suatu
ibadah akan teapi bisa berubah status menjadi ibadah karena melihat dan
menimbang niat pelakunya
• Dikerjakan dengan maksud memenuhi kebutuhan yang bersifat duniawi, nukan
untuk meraih pahala di akhirat
• Amal oerbuatan ibadah bisa diketahui dan dikenla meskipun tidak ada wahyu
dari rasul
• Aktivitas yang dilakukan dapat dojangkau oleh akal manusia.

Ibadah ghairu madhah yakni gerak-gerik tingkah laku dan perbuatan yang
mempunyai tiga tanda yaitu niat yang ikhlas sebagai titik tolak , keridhoan Allah
sebagai titik tujuan dan amal shaleh sebagai garis amal.

Berikut adalah contoh dari ibadah ghairuh madhah yaitu Zakat, infaq, dan sedekah,
Berdasarkan contoh tersebut menyadarkan kita akan kenyataan bahwa harta yang kita
peroleh adalah pemberian allah SWT , bukan sepenuhnya milik atau hasil usaha sendiri.
Jangan kita habiskan harta hanya untuk kepentingan kepuasan lahiriyah saja,tetapi haruslah
kita berikan juga hak Allah SWT mensucikan harta kita, membuktikan kepedulian kita
kepada fakir miskin.
BAB III
PENUTUP

Salah satu bagian dari syariah adalah ibadah. Banyak di antara kita yang
menganggap ibadah itu hanyalah sekedar menjalankan rutinitas sebagai kewajiban, sperti
sholat dan puasa. Sayanngnya, kita lupa bahwa ibadah tidak mungkin lepas dari pencapaian
kepada Tauhid terlebih dahulu.
Ibadah secara etimologi berasal dari kata ‘abd yang artinya hamba, budak atau
pelayan. Jadi ibadah berarti pengabdian, penghambaan,pembudakan,ketaatan atau
merendahkan diri. Sedangkan secara terminologis, Hasbu Ash-Shiddieqy mengutip
beberapa pendapat, antara lain : Mengesakan Allah, menta’zimkan-nya dengan sepenuh-
sepenuhnya ta;zim serta menghinakan diri kita dan menundukan jiea kepadan-Nya.
Adapun jenis ibadah terbagi menjadi 2 yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairuh
madhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT.
Semua perbuatan ibadah yang pelaksanaannya diatur dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam Al-Quran dan sunnah.
Sedangkan Ibadah ghairuh mahdhah yaitu ibadah yang membutuhkan keterlibatan
orang lain atau ibadah yangtidak hanya sekedar menyangkut hubungan dengan Allah, tetapi
juga menyangkut hubungan sesama makhluk (Hablum Minallah wa Hablu Minannas), atau di
samping hubungan sesama makhluk ini tidak hanya sebatas pada hubungan sesama manusia,
tetapi juga hubungan manusia dengan lingkunganya,alamnya (hewan dan tumbuhan).

Anda mungkin juga menyukai