BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua kehidupan hamba Allah yang dilaksanakan dengan niat mengharap keridhaan
Allah SWT itu bernilai ibadah. Beribadah itu hanya diri sendiri dan Allah yang tahu apakah
ikhlas atau karena riya? Ibadah sendiri secara umum dapat dipahami sebagai wujud
penghambaan diri seorang makhluk kepada Sang Khaliq.
Namun demikian, ada pula yang menjalankan ibadah hanya sebatas usaha untuk
menggugurkan kewajiban, dan tidak lebih dari itu. Misalnya, saat ini banyak umat islam yang
tidak berjamaah ke masjid kecuali shalat jum’at. Bahkan ada pula yang tidak shalat kecuali
pada hari raya. Islamnya hanya ada di kartu identitas. Dan ada pula yang beribadah,
mendekatkan diri kepada Allah hanya pada saat ibadah ritual saja, setelah itu dia jauh dari
ridlo Allah.
Sepintas yang ada di benak kita tentang ibadah adalah hanya suatu bentuk hubungan
manusia dengan sang khalik. Padahal tidak demikian, bentuk dari ibadah itu ada 2 ada yang
hubungannya langsung berhubungan dengan Allah tanpa ada perantara yang merupakan
bagian dari ritual formal atau hablum minallah dan ada yang ibadah secara tidak langsung,
yakni semua yang berkaitan dengan masalah muamalah, yang disebut dengan hablum
minannas, hubungan antar manusia. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
pembagian ibadah itu, yang mencakup ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah serta ruang
lingkup, hakikat, dan hikmah ibadah.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa berarti: taat, tunduk, hina dan pengabdian. Berangkat dari arti
ibadah secara bahasa, Ibnu Taymiyah mengartikan ibadah sebagai pundak ketaatan dan
ketundukan yang di dalamnya terdapat unsur cita (al-hubb). Ketaatan tanpa unsur cinta maka
tidak bisa diartikan sebagai ibadah dalam arti yang sebenarnya.
Ibadah adalah pendekatan diri kepada Allah dengan jalan mengerjakan perintah dan
meninggalkan larangan dan beramal sesuai yang diizinkan syariat,
- Ibadah menurut Muhammadiyah ada yang umum dan ada yang khusus
- Ibadah yang umum adalah segala amal yang diizinkan dan diridhai Allah. Area ibadah
kategori pertama ini adalah masalah masalah mu’amalah duniawiah.
- Ibadah yang khusus adalah apa yang telah ditetapkan oleh Allah perinciannya dan tata cara
yang tertentu.
- Bahasa lain dari ibadah khusus dan ibadah umum adalah; Ibadah Mahdah dan Ghairo
Mahdah.
B. Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhah atau ibadah khusus ialah ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan
Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk
mahdhah adalah:
a) Wudhu,
b) Tayammum
c) Mandi hadats
d) Shalat
e) Shiyam (puasa)
f) Haji
g) Umrah
1. Keberadaannya harus dengan dalil perintah, baik dari Al-qur’an maupun Al-sunnah.
3. Bersifat suprarasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran
logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi
memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’.
4. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan
atau ketaatan.
2. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah bentuk
ini tidak dikenal istilah bid’ah
3. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik buruknya atau untung ruginya, manfaat atau
mudharatnya dapat ditentukan oleh akal atau logika
4. Azasnya manfaat, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan manusia sebagai ibadah
apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai keridhaan-Nya serta
dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya. Islam tidak membatasi ruang
lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja. Seluruh kehidupan manusia adalah medan
amal dan persediaan bekal bagi para mukmin sebelum mereka kembali bertemu Allah di hari
pembalasan nanti. Islam mempunyai keistimewaan dengan menjadikan seluruh kegiatan
manusia sebagai ibadah apabila ia diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi untuk
mencapai keridaan Nya serta dikerjakan menurut cara cara yang disyariatkan oleh Nya.
Islam tidak menganggap ibadah ibadah tertentu saja sebagai amal saleh akan tetapi
meliputi segala kegiatan yang mengandung kebaikan yang diniatkan karena Allah SWT.
Mencakup setiap kegiatan kehidupan manusia. Setiap apa yang dilakukan baik yang
bersangkut dengan individu maupun dengan masyarakat adalah 'ibadah menurut Islam selagi
mana ia memenuhi syarat syarat tertentu. Setiap apa yang dilakukan baik yang bersangkut
dengan individu maupun dengan masyarakat adalah ibadah menurut Islam ketika ia
memenuhi syarat syarat tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah ialah taat, tunduk, hina dan pengabdian. Berangkat dari arti ibadah secara
bahasa, Ibnu Taymiyah mengartikan ibadah sebagai pundak ketaatan dan ketundukan yang di
dalamnya terdapat unsur cita (al-hubb). Ketaatan tanpa unsur cinta maka tidak bisa diartikan
sebagai ibadah dalam arti yang sebenarnya.
Ibadah Mahdhah ialah ibadah apa saja yang telah ditetapkan oleh Allah SWT akan
tingkat, tata cara dan perinciannya.
a) Wudhu,
b) Tayammum
c) Mandi hadats
d) Shalat
e) Shiyam (puasa)
f) Haji
g) Umrah
Ibadah Ghairo Mahdoh ialah seluruh perilaku hamba yang diorientasikan untuk
meraih ridha Allah SWT.
a) sedekah
b) belajar
c) dzikir
d) dakwah
Ruang lingkup ibadah yaitu Islam amat istimewa hingga menjadikan seluruh kegiatan
manusia sebagai ibadah apabila diniatkan dengan penuh ikhlas karena Allah demi mencapai
keridhaan-Nya serta dikerjakan menurut cara-cara yang disyariatkan olehNya. Islam tidak
membatasi ruang lingkup ibadah kepada sudut-sudut tertentu saja.
IBADAH MALIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ibadah harta (ibadah maliyah) merupakan investasi amal yang tidak akan berhenti
pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia, yang dikenal dengan
Amal Jariyah. Harta yang dititipkan kepada manusia harus dijadikan sebagai bekal kepada
Allah SWT. Banyak harta, harus mendorong seseorang untuk lebih banyak beribadah
kepada-Nya. Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang
bermanfaat dan akan membuahkan berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan.
Dan kewajiban syukur atas nikmat harta harus dibuktikan dengan cara menggunakan harta
tersebut sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT. Pelaksanaan tugas ibadah kepada Allah
tidak hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah fisik saja, tetapi juga harus diwujudkan
dalam bentuk ibadah harta. Investasi amal yang tidak akan berhenti pahalanya, walaupun
yang bersangkutan sudah meninggal dunia adalah harta yang disumbangkan untuk amal
jariah. Ibadah maliah atau ibadah dengan harta termasuk bagian penting dalam syari’at
Islam. Dalam rukun Islam pun nampak bahwa rukun yang lima itu terdiri dari ruknul
qalbi, ruknul badani dan ruknul mali.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Urgensi dalam ibadah Maliyah?
2. Bagaimana hikmah dari ibadah maliyah ?
3. Bagaimana makna Spritual Ibadah Maliah Bagi Kehidupan Sosial ?
C. TUJUAN
1. Agar pembaca mengetahui maksud dari urgensi dalam ibadah maliyah
2. Agar pembaca mengetahui hikmah dari ibadah maliyah
3. Agar pembaca mengetahui makna spiritual dari ibadah maliah
BAB II
PEMBAHASAN
Ibadah maliyah adalah amalan-amalan ibadah yang lebih banyak dilakukan dengan sarana
harta benda atau ibadah yang diwujudkan dalam bentuk pemberian harta atau terkait
dengan harta yaitu menggunakan harta yang allah karuniakan untuk apa-apa yang allah
cintai dan ridhoi seperti zakat, infaq, shadaqah dll.
1. Zakat
Zakat menurut istilah bahasa artinya tumbuh, berkat atau kebaikan. Menurut istilah
(ahli fiqih) artinya kadar harta tertentu yang harus diberikan kepada kelompok-
kelompok tertentu dengan berbagai syarat.
Zakat adalah salah satu rukun islam yang lima. Hukumnya fardhu ‘ain (wajib) atas tiap-
tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua
hijriyah.
“memberikan sebagian yang khusus, dari harta yang khusus, dengan ketentuan yang
khusus, dan sebagiannya disalurkan pada waktu yang khusus, untuk yang berhak
menerimanya”.
2. Infaq
Infaq berasal dari kata nafaqa yang berarti telah lewat, berlalu, habis, mengeluarkan isi,
menghabiskan miliknya, atau belanja.
Perbedaan antara infaq dengan zakat terletak pada standar ukuran, waktu dan mustahik.
Jika zakat sudah tertentu sebagaimana lima unsur utama zakat, maka infaq tidak
ditentukan standar ukuran, waktu penunaian, dan mustahiknya tidak terpaku
sebagaimana dalam q.s. At-taubah (9) ayat 60.
3. Shadaqah
Ibadah harta pada umumnya disebut shadaqah. shadaqah yang wajib dan ditentukan
standar pelaksanaannya disebut zakat. shadaqah yang wajib tapi tidak ditentukan
standar pelaksanaannya disebut infaq. adapun shadaqah yang sunah disebut dengan kata
shadaqah itu sendiri.
Jika zakat dan infaq sudah ditentukan jenisnya seperti uang, emas, perak, perdagangan,
hewan ternak dll. maka shadaqah tidak demikian. Shadaqah boleh dengan barang-
barang bisa juga dengan tenaga, fikiran dan lainnya. bahkan, wajah sumringah dan
senyuman pun bisa bernilai shadaqah. Seluruh kebaikan itu shadaqah Rasulullah saw.
Bersabda,
4. Fidyah
Fidyah adalah menempatkan sesuatu pada tempat lain sebagai tebusan (pengganti) nya,
baik berupa makanan atau lainnya. Fidyah juga berarti kewajiban manusia
mengeluarkan sejumlah harta untuk menutupi ibadah yang ditinggalkannya. fidyah
shaum wajib dilakukan oleh seseorang yang tak sanggup karena kepayahan dalam
melakukan shaum fardhu khususnya di bulan ramadhan, sebagai salah satu bentuk
rukhsah (dispensasi) yang diberikan allah kepada mereka. Karena allah swt tidak
membebani hamba-hamba-nya melainkan sesuai dengan kemampuannya.
Selain itu juga allah tidak pernah menjadikan syari’at yang diturunkan-nya menyulitkan
hamba-hamba-nya. landasan normatif yang dititahkan allah swt mengenai hal ini adalah
firman-nya dalam al qur’an dan wajib bagi orang-orang yang berat melakukan shaum
(jika mereka tidak shaum) memberi fidyah, yaitu dengan memberi makan satu orang
miskin. (q.s. Al baqarah(2) :184).
Hukum fidyah, sebagaimana firman allah swt.di atas adalah wajib, apabila :
5. Kifarat
Kifarat sumpah (bersumpah palsu), salah satu caranya adalah dengan memberi makan
sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa diberikan kepada keluarga sendiri
atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang hamba sahaya.
Dalam hadits riwayat muslim, juga diterangkan bahwa kifarat nadzar yang tidak dapat
dilakukan sama dengan kifarat sumpah.
Kifarat shaum (sebagai akibat melakukan pelanggaran shaum, melakukan jima’ atau
persetubuhan pada siang hari bulan ramadhan bagi mereka yang wajib melakukan
shaum ramadhan), selain bisa dengan memerdekakan hamba sahaya, bisa juga dengan
melakukan shaum selama dua bulan berturut-turut, tertapi juga bisa dengan memberi
makan kepada enam puluh orang fakir miskin.
Kifarat membunuh (tak sengaja) adalah dengan memerdekakan hamba sahaya atau
diganti dengan puasa enam puluh hari bertutur-turut atau dengan memberi makan enam
puluh fakir miskin ditambah dengan kewajiban membayar diyat, semacam uang duka
kepada keluarga yang terbunuh.pemberian diyat (pembayaran sejumlah harta kepada
keluarga korban) ditetapkan sesuai dengan kesepakatan, karena sesuatu tindakan
menghilangkan nyawa sesesorang dengan tidak sengaja, juga sebagai tebusan bila ada
maaf dari pihak keluarga terbunuh.untuk pembayaran diyat, tidak terikat dengan
ketentuan mesti konsumtif, mungkin saja bersifat produktif dan monumental.
6. Kurban/udhiyyah
Udhiyyah adalah menyembelih binatang tertentu pada hari raya qurban (idul adha) atau
hari tasyriq (11,12 dan 13 dzulhijjah )dengan niat taqarub atau qurban (mendekatkan
diri) kepada allah swt. Udhiyyah (qurban) sebenarnya sudah menjadi syari’at para nabi
dan rasul allah.setiap nabi melakukan ibadah qurban. putra nabi adam as (qabil dan
habil) juga pernah melakukan ibadah qurban.
Yang diabadikan secara khusus adalah qurban yang menjadi syari’at allah swt yang
dibawa nabi ibarahim as.kemudian syari’at itu dilestarikan menjadi syari’at nabi
muhammad saw.atas legitimasi dan perintah allah swt yang diabadikan-nya dalam al
qur’an surat al kautsar, (108) :2.
Syarat-syarat berqurban/udhiyyah :
a. Waktu pelaksanaan qurban/udhiyyah pada hari raya adha/qurban (10 dzulhijjah)
setelah shalat sunnat idul adha dan hari tasyriq (11,12 dan 13 dzulhijjah).
b. Binatang qurban ialah unta, sapi atau kerbau, kambing, biri-biri atau domba.
Binatang-binatang tersebut hendaknya :
1) tidak cacat (cacat mata, sakit, pincang, kurus dan tak berdaya, rusak/pecah
sebelah tanduknya atau telinganya).
2) bulu binatang (kambing) lebih disukai yang berwarna putih mulus atau bulu
mulutnya, bulu kakinya dan bulu di sekitar matanya berwarna hitam.
3) sudah berumur satu tahun. Bila kesulitan mendapatkan binatang berumur satu
tahun boleh kambing jadza’ah (berumur sekitar 9-11 bulan, tetapi gemuk,
sehat tanpa cacat).
4) dilakukan sendiri setelah usai melaksanakan shalat sunat idul adha.
5) satu ekor kambing berlaku untuk satu orang atau satu keluarga.
6) satu ekor unta atau sapi atau kerbau berlaku bagi 7 orang.
7. Aqiqah
Aqiqah adalah binatang (kambing atau domba )yang disembelih dalam rangka
menyambut anak yang baru dilahirkan. aqiqah dilaksanakan pada saat bayi berumur 7
hari, sekaligus dicukur habis rambutnya (digunduli kepalanya) dan disyi’arkan
namanya. apabila pada hari ke-7 tidak bisa dilaksanakan aqiqah, boleh diundurkan
sampai hari ke-14 atau hari ke-21. pelaksanaan aqiqah setelah waktu tersebut menjadi
ihtilaf para ulama. Ada yang berpendapat, bahwa aqiqah tetap dianjurkan, akan tetapi
ada pendapat lain yang menyatakan tidak usah dilaksanakan, lebih baik berkurban saja
pada tanggal 10 dzulhijjah atau pada hari-hari tasyriq (11, 12 dan 13 dzulhijjah).
8. Al-hadyu
Al-hadyu juga bisa mencakup segala bentuk penyembelihan binatang yang dilakukan di
tanah haram, baik sebagai pemenuhan dam, maupun karena hal-hal lainnya seperti
nadzar atau qurban.bagi mereka yang melakukan haji tamattu (mendahulukan umrah
sebelum haji) atau haji qiran (melaksanakan haji dan umrah secara bersama-sama)
wajib melakukan alhadyu. Kalau tidak melakukan alhadyu, maka wajib berpuasa 10
hari, yang pelaksanaan puasanya 3 hari di tanah suci dan 7 hari di luar tanah suci.
9. Dam
Dam adalah menyembelih binatang tertentu sebagai sanksi terhadap pelanggaran atau
karena meninggalkan sesuatu yang diperintahkan dalam rangka pelaksanaan ibadah
haji dan umrah atau karena mendahulukan umrah daripada haji (haji tamattu) atau
karena melakukan haji dan umrah secara bersamaan (haji qiran). Dam juga diidentikkan
dengan alhadyu, sekalipun tidak selalu sama.
Dalam suatu hal alhadyu bisa lebih umum daripada dam dan dalam hal lain dam bisa
lebih umum daripada alhadyu. Dam dilakukan bukan untuk membuat sesuatu yang
rusak (batal) menjadi sah atau yang kurang menjadi lengkap.dam dilakukan sebagai
salah satu bentuk ketaatan kepada allah swt.sekaligus juga sebagai salah satu bentuk
penghapusan atau kifarat atas pelanggaran dalam pelaksanaan ibadah atau umrah.
Artinya :
“ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan[658]dan mensucikan[659]mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Qs. At Taubah 103)
Karena pada dasarnya harta yang kita miliki adalah sebagiannya hak orang fakir
miskin.Untuk itu, kita harus membersihkan harta itu dari kotoran1
Tercantum dalam Qs. Al Baqarah : 40 dan 43 dan dalam Qs. Maryam : 30-31
[659]. Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan
harta benda mereka.
2
[44]. Yang dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: Tunduklah kepada perintah-perintah
Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
[41]. Israil adalah sebutan bagi Nabi Ya'qub. Bani Israil adalah turunan Nabi Ya'qub; sekarang terkenal dengan
bangsa Yahudi.
[42]. Janji Bani Israil kepada Tuhan ialah: bahwa mereka akan menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-
Nya dengan sesuatu apapun, serta beriman kepada Rasul-Rasul-nya di antaranya Nabi Muhammad s.a.w.
sebagaimana yang tersebut di dalamTaurat.
6. Dengan ibadah maliyah berarti telah menjalankan salah satu rukun islam
Yaitu, rukun islam mengenai zakat. Dimana yang mengantar seorang hamba kepada
kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
Dalam Al-Qur'anil karim, zakat dan shalat banyak sekali dijadikan dalam satu ayat.
Jadi artinya digandengkan. Ini menunjukkan bahwa urgensi zakat sama dengan urgensi
shalat. Abu Bakar Shiddiq yang biasanya kebijakan-kebijakannya selalu lunak, pada
saat ada kasus sejumlah umat Islam yang rajin shalat tetapi tidak mau membayar zakat,
kontan beliau melakukan sebuah sikap yang sangat keras dengan sumpah, "Demi Allah.
Saksikan oleh kalian, demi Allah, saya akan berperang dengan orang-orang yang sudah
rajin shalat, tetapi tidak mau 3membayar zakat." Mungkin karena kebijakan ini dan
sikap Abu Bakar yang begitu tegas, mereka segera membayar zakat.
Perintah itu ditujukan kepada para penguasa Muslim untuk turut campur, supaya
memerintahkan kepada umat Islam yang wajib zakat mengeluarkan zakat. Allah SWT.
berfirman dalam sebuah hadits qudsi. "Anfiq, unfiq." (Infakkan hartamu ! Keluarkan
zakatmu ! Allah yang akan menggantinya.)
Harta yang dijadikan sebagai bekal dan sarana ibadah, berarti harta yang bermanfaat dan
akan membuahkan berkah kepada harta dan kehidupan yang bersangkutan. Kewajiban
syukur atas nikmat harta harus dibuktikan dengan cara menggunakan harta tersebut
sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT.
Pelaksanaan tugas ibadah kepada Allah tidak hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah fisik
saja, tetapi juga harus diwujudkan dalam bentuk ibadah harta. Investasi amal yang tidak
akan berhenti pahalanya, walaupun yang bersangkutan sudah meninggal dunia adalah
harta yang disumbangkan untuk amal jariah. Ibadah maliah atau ibadah dengan harta
termasuk bagian penting dalam syari’at Islam. Ibadah maliyah, seperti zakat, dan lai-lain
termasuk ibadah ijtima’i, yaitu ibadah yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan sosial kemasyarakatan.
Ibadah maliyah memiliki fungsi sosial, dengan memberikan zakat atau infaq dan lainnya
kepada fakir miskin bisa menjaga keseimbangan hidup atau kesenjangan dan menghindari
ketidak adilan sosial. Memupuk rasa kasih sayang dan kecintaan orang kaya (aghniya)
kepada yang tidak memiliki harta sehingga terjalin keterpaduan antara orang miskin dan
orang kaya, karena kalau telah 45
terjadi keterpaduan diantara keduanya, akan mengikis
segala bentuk kejahatan yang bisa terjadi dalam masyarakat akibat kesenjangan dan
ketidakadilan sosial.6
Zakat merupakan salah satu sendi di antara sendi-sendi Islam lainnya. Ia (zakat)
merupakan ibadah fardiyah yang berimplikasi luas dalam kehidupan sosial (jama’iyah),
ekonomi (iqtishadiyah), politik (siyasiyat), budaya (tsaqafah), pendidikan (tarbiyah) dan
aspek kehidupan lainnya.
QS. ArRuum:39;
4 Diambil dari Rasjid, Sulaiman. Fiqih Islam. Bandung. Sinar Baru Algensindo
6 Diambil dari Qardawi, Yusuf. 1997. Hukum Zakat. Jakarta. Litera Antar Nusa.
QS. At Taubah: 103;
QS. Al Kahfi:18.
dalam al Qur’an surat at Taubah [9]: 103, misalnya secara tegas dikatakan bahwa:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
menyucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui “.
Ayat tersebut mengandung spirit filantropi dalam Islam. Dua nilai penting yang
terkandung dalam spirit ayat filantropi di atas adalah bahwa zakat dan selalu mengandung
dimensi ganda. Dimensi kesalehan individual tercermin dalam tazkiyat an nufus dalam
zakat(penyucian dan pembersihan diri dan harta) pada satu sisi, dan refleksi kesalehan
sosial pada sisi lain seperti empati dan solidaritas pada sisi yang lain.
Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allahlah tempat kembali yang baik (surga).
Sedangkan istilah menyucikan dalam ayat di atas mengandung makna bahwa zakat
memiliki satu kekuatan transformatif dalam menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati
muzakki dan harta benda yang mereka kembangkan menjadi suci lantaran terbayar-
bayarnya hak-hak orang lain yang melekat di dalamnya.
Nilai filantropi zakat lainnya adalah kepedulian dan keadilan sosial kepada sesama
manusia, terutama kepada mereka (asnaf) yang menjadi sasaran (target group) filantropi
dalam Islam, yaitu orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang :
1. Apa itu Sholat Fardhu ?
2. Apa saja Sholat Fardhu itu ?
3. Apa itu Sholat Sunnah ?
4. Apa saja Sholat Sunnah itu?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk dapat memenuhi tugas mata
kuliah Al-Islam Kemuhammadiyahan yang dibina oleh Ibu Dosen Najah sehingga dengan
penulisan makalah ini kami dapat lebih tahu tentang shalat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat :
Sholat berasal dari bahasa arab yang artinya “Do’a”. Sedangkan menurut isltilah
sholat adalah ibadah yang dimulai dengan bacaan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan
mengucap salam dengan syarat dan ketentuan tertentu. Segala perkataan dan perbuatan yang
termasuk rukun sholat mempunyai arti dan makna tertentu yang bertujuan untuk
mendekatkan hamba dengan Penciptannya.
B. Tujuan Sholat
Sholat menjadi dasar dan pedoman dari setiap aktifitas kehidupan manusia. Karena
sholat adalah amalan yang pertama kali akan dihisap di akhirat kelak. Oleh karena itu sholat
merupakan ibadah yang mengatur segala aktifitas baik itu diperintahkan maupun dilarang
Tuhan. Aktifitas manusia berhubungan dengan Allah sebagai Tuhan penciptannya yang
disebut habluminallah sedangkan aktifitas yang berhubungan dengan manusia disebut
habluminannas.Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah dengan amal kebaikan
dan menyembah kepadannya. Menyembah disini berarti beribadah dan salah satunnya
adalah sholat. Kita hidup didunia ini hanya sementara dan dari kehidupan di dunia inilah
penentu kehidupan kita selanjutnya yaitu kehidupan akhirat yang merupakan kehidupan kekal
selamannya. Amalan perbuatan kita yang akan menentukan kita akan masuk surga ataupun
neraka yang menjadi tujuan hidup manusia sesungguhnya. Al Quran Surah Al Baqarah ayat
45.
Artinya :
”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (QS. Al
Baqoroh : 45).
Ibarat orang mengatakan bahwa hidup didunia adalah permainan. Di dunia kita diuji
dengan waktu dan keadaan. Segalannya sudah diatur didalam Al-Qur’an bahwa manusia bisa
memilih untuk bersujud menyembahNya atau menjadi kafir. Jika di dunia ini kita lolos dari
ujian baik itu kemudahan atau kesulitan kita tetap menjaga iman dan taqwa kita, kita dapat
memenangkan surga, Begitu pula sebaliknya.
Segala amalan yang mengarahkan kita ke surga memang tidak mudah, terjal bak
mawar berduri. Kita akan banyak diuji didunia ini seperti mampukan kita menahan diri dari
perbuatan maksiat, mampukah kita mengorbankan harta kita untuk berjuang di jalan Allah,
mampukah kita menahan diri dari lisan yang kotor, menggunjing, menghasut dan memfitnah,
mampukah kita solat dan berpuasa dalam keadaan sulit sekalipun.
Shalat lima waktu adalah shalat fardhu (shalat wajib) yang dilaksanakan
lima kali sehari. Hukum shalat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh
setiap Muslim atau muslimah yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali
berhalangan karena sebab tertentu.
َ س َوا ْل ُج ْم َعةُ ِإلَى ا ْل ُج ْم َع ِة َكفَّا َرةٌ لِ َما بَ ْينَ ُهنَّ َما لَ ْم تُ ْغ
ش ُ صلَواتُ ا ْل َخ ْم َّ سلَّ َم قَا َل ال
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ُ عَنْ َأبِي ُه َر ْي َرةَ َأنَّ َر
َ ِ سو َل هَّللا
ْ ضانَ ُم َكفِّ َراتٌ َما بَ ْينَ ُهنَّ ِإ َذا
)اجتَنَ َب ا ْل َكبَاِئ َر َ ضانُ ِإلَى َر َم َ ( َو َر َم: و في رواية.ا ْل َكبَاِئ ُر
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Shalat
lima waktu dan shalat Jum'at ke shalat Jum'at berikutnya menjadi pelebur dosa di
antara shalat-shalat itu selama tidak melakukan dosa besar. Puasa Ramadhan hingga
Ramadhan berikutnya menjadi pelebur dosa antara keduanya apabila meninggalkan
dosa besar." {Muslim 1/144}
َّ سلَّ َم يَقُو ُل بَيْنَ ال َّر ُج ِل َوبَيْنَ الش ِّْر ِك َوا ْل ُك ْف ِر ت َْر َك ال
صاَل ِة َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
َ ِ سو َل هَّللا َ عَنْ َجابِ ٍر قَا َل.
ُ س ِمعْتُ َر
Dari Jabir RA, ia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
'Antara seorang {muslim} dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat.'
{Muslim 1/62}
Shalat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Allah
menurunkan perintah shalat ketika peristiwa Isra' Mi'raj. Kelima shalat lima waktu
tersebut adalah:
Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash RA, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, "Waktu Zhuhur adalah apabila matahari telah condong sedikit ke Barat
hingga bayangan seseorang menyamai panjangnya, selama waktu Ashar belum tiba.
Waktu Ashar adalah selama matahari belum menguning, waktu Maghrib adalah
selama mega merah belum menghilang, waktu Isya adalah hingga separuh malam
yang tengah, dan waktu Shubuh adalah sejak terbit fajar sampai sebelum matahari
terbit. Maka jika matahari telah terbit, janganlah kamu lakukan shalat, karena
matahari terbit di antara dua tanduk syetan. {Muslim 2/105}
1) Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya
fajar, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh
berakhir ketika terbitnya Matahari.
5) Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam
yang tengah yang diawali dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit
barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar keesokan harinya.
Khusus pada hari Jumat, Muslim laki-laki wajib melaksanakan Shalat
Jumat di masjid secara berjamaah (bersama-sama) sebagai pengganti Shalat
Zhuhur. Shalat Jumat tidak wajib dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka
yang sedang dalam perjalanan (musafir).
2. Sholat Sunah
Sholat yang dianjurkan jika dikerjakan mendapat pahala jika
ditinggalkan tidak berdosa. Contoh Sholat Sunah yang biasanya dilakukan
setiap hari yaitu Sholat Dhuha, Sholat Tahajud dan Sholat sunah yang lainnya.
Shalat sunah disebut juga salat an-nawâfil atau at-tatawwu’. Yang
dimaksud dengan an-nawâfil ialah semua perbuatan yang tidak termasuk
dalam fardhu. Disebut an-nawâfil karena amalan-amalan tersebut
menjadi tambahan atas amalan-amalan shalat fardhu.
a. Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat
fardu. Shalat sunah ini terbagi dalam shalat mu’akkad dan ghairu mu’akkad.
Adapun yang termasuk dalam shalat-Shalat Sunah Rawatib adalah sebagai
berikut :
ْج َدتَ ْي ِن€س
َ ب ِ ِر€ َد ا ْل َم ْغ€ ْج َدتَ ْي ِن َوبَ ْع€س
َ س ْج َدتَ ْي ِن َوبَ ْع َدهَا ُّ سلَّ َم قَ ْب َل ال
َ ظ ْه ِر َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
َ ِ سو ِل هَّللاُ صلَّيْتُ َم َع َر َ عَنْ ا ْب ِن ُع َم َر َقا َل
ل َم فِي€س َّ هَّللا
َ ِه َو€لى ُ َعلَ ْي€ص َّ َ َع النَّبِ ِّي€ليْتُ َم€ص َّ َ ُ ْ
َ ة ف€ب َوال ِعشَا ُء َوال ُج ُم َعْ ْ ْ ََأ
ُ س ْج َدتَ ْي ِن ف َّما ال َمغ ِر ْ َ َوبَ ْع َد ا ْل ِعشَا ِء
َ س ْج َدتَ ْي ِن َوبَ ْع َد ال ُج ُم َع ِة
َب ْيتِ ِه
Dari Ibnu Umar RA, dia berkata, "Saya pernah shalat sunah
bersama Rasulullah SAW dua rakaat sebelum shalat Zhuhur, dua rakaat
sesudah shalat Zhuhur, dua rakaat setelah shalat Maghrib, dua rakaat
setelah shalat Isya' dan dua rakaat setelah shalat Jum'at. Adapun shalat
sunah setelah shalat Maghrib, Isya' dan Jum'at tersebut saya lakukan
bersama Nabi SAW di rumah beliau." {Muslim 2/162}
1) Mu’akkad
a) Dua rakaat sebelum sholat subuh
b) Dua rakaat sebelum sholat zuhur
c) Dua rakaat sesudah sholat zuhur
d) Dua rakaat sesudah sholat maghrib
e) Dua rakaat sesudah sholat isya
2) Ghairu Mu’akkad
a) Empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur
b) Empat rakaat sebelum asar
c) Empat rakaat sebelum maghrib
a. Sholat Dhuha
Shalat Dhuha (Arab: حى¢¢¢الة الض¢¢¢ )صadalah shalat sunah yang dilakukan
seorang muslim ketika waktu duha. Waktu duha adalah waktu ketika matahari mulai
naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga
waktu zuhur. Jumlah rakaat shalat duha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat.
Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam.
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika
matahari sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak
terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat
dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali
salam.
Dari Aisyah RA. dia berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah
SAW melakukan shalat sunah Dhuha, namun aku selalu melakukannya. Jika
Rasulullah SAw meninggalkan suatu amalan padahal beliau senang
melakukannya, itu adalah karena khawatir amalan tersebut dilakukan oleh
orang banyak lalu diwajibkan atas mereka." {Muslim 2/156}
Manfaat atau faedah Shalat Dhuha yang dapat diperoleh dan dirasakan
oleh orang yang melaksanakan Shalat Dhuha adalah dapat melapangkan dada
dalam segala hal terutama dalam hal rizki, sebab banyak orang yang terlibat
dalam hal ini.
Dr. Ebrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad
Islamic Academy-menyatakan bahwa gerakan teratur dari shalat menguatkan otot
berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap sistem kardiovaskular.
Terlebih lagi shalat dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri
menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tetapi juga menangkal stress
yang mungkin timbul dalam kegiatan sehari-hari, sesuai dengan keterangan dr.
Ebrahim Kazim tentang shalat, "Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara
fisiologis mengelurakan zat-zat seperti enkefalin dan endorfin. Zat ini sejenis morfin,
termasuk opiat. Efek keduanya juga tidak berbeda dengan opiate lainnya. Bedanya,
zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.
Hadis Rasulullah terkait shalat Dhuha antara lain :
"Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya
istana disurga." (H.R. Tirmiji dan Abu Majah).
"Siapapun yang melaksanakan shalat duha dengan langgeng, akan diampuni
dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (H.R
Dari Zaid bin Arqam berkata, "Nabi keluar ke penduduk Quba dan
mereka sedang shalat dhuha." Ia bersabda, "Shalat awwabin (duha‘) berakhir
hingga panas menyengat (tengah hari)." (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi).
Rasulullah bersabda di dalam hadits Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai
anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat
duha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore
harinya.” (HR Hakim & Thabrani)
"Barangsiapa yang masih berdiam diri di masjid atau tempat shalatnya setelah
shalat shubuh karena melakukan iktikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat
shalat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-
dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan." (HR
Abu Daud)
Dari Abi Zar dari nabi , dia bersabda, Setiap pagi ada kewajiban untuk
bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah
sedekah, riap-tiap tahlil adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan
menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu sedekah. Cukuplah
menggantikan semua itu dengan dua raka'at shalat dhuha.” (HR Muslim)
Pada dasarnya doa setelah shalat duha dapat menggunakan doa apapun.
Bahkan pernah tercatat nabi beristighfar seusai shalat duha dan dilanjutkan dengan
doa lain. Doa yang biasa dilakukan selepas shalat duha adalah :
Artinya:
"Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan
keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu,
dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah
perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka
turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar,
maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh,
maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan
kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan
kepada hamba-hambaMU yang sholeh".
b. Shalat Tahajud
Shalat tahajud adalah shalat sunnat yang dikerjakan di malam hari atau
sepertiga malam setelah terjaga dari tidur. Shalat tahajjud termasuk shalat sunnat
mu'akad (shalat yang dikuatkan oleh syara'). Shalat tahajud dikerjakan sedikitnya dua
rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.Shalat tahajjud dapat dilakukan
kapanpun pada malam hari. Namun waktu paling utama untuk melakukannya adalah
pada sepertiga akhir malam (pukul 1 dinihari sampai masuk waktu fajar. Walaupun
begitu, shalat tahajjud dapat dilaksanakan sejak setelah selesai shalat isya sampai
pukul 10 malam (sepertiga malam pertama) dan pada pukul 10 malam sampai 1
dinihari (sepertiga malam kedua).
Shalat tahajud merupakan kehormatan bagi seorang muslim, sebab
mendatangkan kesehatan, menghapus dosa-dosa yang dilakukan siang hari,
menghindarkannya dari kesepian dialam kubur, mengharumkan bau tubuh,
menjaminkan baginya kebutuhan hidup, dan juga menjadi hiasan surga. Selain itu,
shalat tahajjud juga dipercaya memiliki keistimewaan lain, di mana bagi orang yang
mendirikan shalat tahajjud diberikan manfaat, yaitu keselamatan dan kesenangan
di dunia dan akhirat, antara lain wajahnya akan memancarkan cahaya keimanan, akan
dipelihara oleh Allah dirinya dari segala macam marabahaya, setiap perkataannya
mengandung arti dan dituruti oleh orang lain, akan mendapatkan perhatian dan
kecintaan dari orang-orang yang mengenalinya, dibangkitkan dari kuburnya dengan
wajah yang bercahaya, diberi kitab amalnya ditangan kanannya, dimudahkan
hisabnya, berjalan di atas shirat bagaikan kilat.
Selayaknya setelah sholat kita akan memohon ampun dan ridho dari Allah
SWT dengan memanjatkan dzikir doa.
Astaghfirullôhal ‘azhîm alladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qoyyûm wa atûbu ilaih.
Artinya:
Saya memohon kepada Allah yang maha agung, yang tiada tuhan selain Dia
Yang Hidup dan Berdiri dan saya bertobat kepada-Nya.
Adapun doa yang biasanya dibaca setelah sholat tahajud adalah sebagai berikut.
Yang artinya:
Ya Allah, bagimu segala puji. Engkau-lah (Allah) penegak langit dan bumi dan alam
semesta serta segala isinya. Bagimulah segala puji, Engkau (Allah) Raja penguasa
langit dan bumi. Bagimu-lah (Allah) segala puji, pemancar cahaya langit dan bumi.
Bagimu-lah (Allah) segala puji, Engkau-lah (Allah) yang hak dan janjimu adalah
benar dan perjumpaanmu itu adalah hak dan firmanmu adlh benar, dan surga adlh hak
dan Neraka adlh hak dan Nabi – Nabi itu hak benar dan Nabi Muhammad Saw adalah
benar, dan saat hari Kiamat itu benar. Ya Allah kepadamulah kami berserah diri
(bertawakal) kepada Engkau jualah kami kembali dan kepadamulah kami rindu dan
kpd engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami
lakukan dan yang sebelumnya baik yang kami sembunyikan maupun yang kami
nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir, Tiada Tuhan
melainkan Engkau Allah Rabbul Alamin. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan
Allah.
لَّ َم€س َ ِه َو€لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي€ص َ ِ و َل هَّللا€س ُ َأد َْر ْكتُ َر€َ ٍّي ف€ش ِ عَنْ ُع ْقبَةَ ْب ِن عَا ِم ٍر قَا َل َكانَتْ َعلَ ْينَا ِرعَايَةُ اِإْل بِ ِل فَ َجا َءتْ نَ ْوبَتِي فَ َر َّو ْحتُ َها بِ َع
ِه€ِا بِقَ ْلب€€ ٌل َعلَ ْي ِه َم€ِلِّي َر ْك َعتَ ْي ِن ُم ْقب€ص َ ُو ُم فَي€ُو َءهُ ثُ َّم يَق€ض ُ نُ ُو€س ِ ُأ فَيُ ْح€ض ْ اس فََأد َْر ْكتُ ِمنْ قَ ْولِ ِه َما ِمنْ ُم
َّ لِ ٍم يَت ََو€س َ َِّّث الن ُ قَاِئ ًما يُ َحد
َ َ َ َ َ َ َأ
ْد€ا َل ِإنِّي ق€€ ُر ق€ِإذا ُع َم€ي يَقُو ُل التِي ق ْبلَ َها ْج َو ُد فنَظ ْرتُ ف َ َّ َ َ َ َأ ْ َ َ ُ ْ
َّ َو َو ْج ِه ِه ِإاَّل َو َجبَتْ لَهُ ال َجنَّة قا َل فقُلتُ َما ْج َو َد َه ِذ ِه فِإذا قاِئ ٌل بَيْنَ يَ َد
هَّللا د €ب ع ًا
ِ ُ ْ َ َّ َ ُ َُّ َ ن د م ح م َأ و هَّللا اَّل ه € َ ل
َ ُ نْ ِإ َ ِإ اَل َأ ده € ش
ْ َأ ل ُ
ُ َ َّ َ و€ض
و€ ق ي مُ ث ء ُ سبِ ُغ ا ْل َوْ ُضُأ فَيُ ْبلِ ُغ َأ ْو فَي
َّ َرَأ ْيتُ َك ِجْئتَ آ ِنفًا قَا َل َما ِم ْن ُك ْم ِمنْ َأ َح ٍد يَتَ َو
اب ا ْل َجنَّ ِة الثَّ َمانِيَةُ يَد ُْخ ُل ِمنْ َأيِّ َها شَا َءُ سولُهُ ِإاَّل فُتِ َحتْ لَهُ َأ ْب َو
ُ َو َر
Dari Uqbah bin Amir RA, dia berkata, "Kami pernah ditugaskan
menggembala unta dan tiba giliran saya, maka di suatu senja unta-unta
tersebut saya giring menuju kandang. Tiba-tiba saya mendapatkan Rasulullah
SAW sedang berbicara dengan sekumpulan orang sambil berdiri. Diantara
sabda beliau yang dapat saya ingat adalah, 'Bila seorang muslim berwudhu
lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian melakukan shalat dua rakaat
dengan hati dan wajah yang khusyu', maka ia akan masuk surga." Uqbah
berkata, "Aku berkata, 'Alangkah bagusnya ini.' Tiba-tiba ada seorang di dekat
saya berkata, "Yang sebelumnya lebih bagus." Setelah saya melihatnya,
ternyata orang yang berkata tersebut adalah Umar RA. Dia berkata, "Saya
memperhatikanmu saat kamu baru tiba." Lalu berkata, "Barang siapa di antara
kalian berwudhu lalu menyempurnakannya kemudian mengucapkan,
"Asyhadu alla ilaaha lllallahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa
rasuuluh" (aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya) pasti akan dibukakan
baginya delapan pintu surga yang dapat dimasuki dari mana saja ia
kehendaki." {Muslim 1/144}
c. Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin
bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua
raka'at dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk
melakukan shalat.
d. Shalat Istikhoroh
Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon
kepada Allah agar memberikan pilihan yang lebih baik dari dua perkara (pilihan) atau
lebih untuk menghapus keraguan hati dalam memilih, agar tidak menyesal dilain hari
nanti.
Waktu mengerjakannya adalah setiap saat ada kepentingan asalkan tidak
waktu yang dilarang untuk mengerjakan shalat sunnah, baik siang maupun malam
hari.Namun utamanya jika dikerjakan dimalam hari sebagaimana shalat tahajud, pada
sepertiga malam yang terakhir.
e. Shalat Muthlaq
Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu, kecuali pada
yang dilarang untuk mengerjakan shalat sunnat, misalnya sesudah shalat subuh dan
shalat ashar.
Waktu-waktu yang dilarang dalam mengerjakan shalat mutlak:
1) Disaat matahari akan terbit sampai naik sepenggalah (setinggi
tombak).
2) Disaat matahari berada ditengah-tengah persis sampai tergelincir
kebarat (lingsir).
3) Disaat matahari akan terbenam sampai terbenam secara sempurna (tiba
waktu maghrib).
4) Setelah shalat ashar sampai matahari terbenam.
5) Setelah shalat subuh sampai matahari naik sepenggalah (setinggi
tombak).
f. Shalat Safar
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia
dianjurkan mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba di rumah
kembali.
Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya berlainan, yaitu
berniat solat safar sunnat karena Allah SWT. Selesai solat berdoalah agar perjalanan
diridhai, dimudahkan dan diselamatkan Allah SWT. dalam perjalanan, baik pribadi,
tugas maupun keluarga yang ditinggalkan.
Dari Aisyah RA, bahwasanya shalat pertama kali difardhukan adalah dua
rakaat, lalu ditetapkanlah shalat safar {bepergian, dengan dua rakaat} dan
disempurnakan bilangan rakaat shalat orang yang tidak bepergian (empat rakaat). Az-
Zuhri berkata, "Saya bertanya kepada Urwah, 'Bagaimana dengan Aisyah yang
menyempurnakan bilangan rakaat dalam shalat safar (empat rakaat)?" Urwah
menjawab, "Aisyah menakwilkan penafsiran seperti Utsman."' (Muslim 3/385)
d.Shalat Istisqo’
Shalat istisqo’adalah shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada keperluan untuk
mohon hujan.
e.Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan dengan bilangan ganjil. Misalnya : satu
raka’at tiga, lima dan seterusnya.Waktunya setelah shalat shalat isya’ sampai terbit fajar (tiba
waktu subuh).
َّ سلَّ َم فَا ْنتَ َهى ِو ْت ُرهُ ِإلَى ال
س َح ِر َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ُ شةَ قَالَتْ ِمنْ ُك ِّل اللَّ ْي ِل قَ ْد َأ ْوتَ َر َر
َ ِ سو ُل هَّللا َ عَنْ عَاِئ
Dari Aisyah RA, dia berkata, "Setiap malam Rasulullah SAW melakukan shalat witir,
di awal atau di tengah atau di akhir malam, maka beliau selesai melakukannya pada waktu
sebelum shalat Subuh." {Muslim 2/168}
Rasulullah s.a.w bersabda :“Ij’aluu akhirosholaatikum bil laili witron.”
Artinya :“Jadikanlah akhir shalatmu pada waktu malam dengan witir.”
(HR.Bukhori dan Muslim yang bersumber dari Ibnu ‘Umar r.a.). 4
MAKALAH AL-ISLAM
IBADAH PUASA DAN HIKMAHNYA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Puasa
Puasa adalah menahan diri dari segala apa saja yang membatalkan, semenjak terbit fajar
sampai terbenam matahari. Berikut akan dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan
puasa yaitu; syarat puasa wajib, syarat syah puasa, rukun puasa, dan membatalkan puasa.
1. Syarat wajib puasa
Syarat wajib puasa ada tiga, yaitu :
a. Berakal
b. Baligh/dewasa, biasanya umur 15 tahun atau ada tanda lain. Anak-anak tidak wajib
berpuasa.
Sabda Rasulullah SAW :
Artinya :
“Tiga orang terlepas dari hukum :
(a) Orang yang sedang tidur hingga ia bangun, (b) orang gila sampai ia sembuh, (c) anak-
anak hingga ia baligh/dewasa”. (Riwayat Abu Dawud dan Nasai).
c. Kuat secara fisik untuk berpuasa. Orang yang sudah tua renta atau sakit, tidak wajib
berpuasa dan sebagai gantinya membayar fidyah. Firman Allah dalam ssurat Al-Baqarah
184 :
Artinya :
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin”.
“Dari Aisyah. Ia berkata “Kami disuruh oleh Rasulullah saw mengqada puasa, dan tidak
disuruh mengqada shalat”
d. Dilakukan dalam waktu yang dibolehkan berpuasa. Dilarang berpuasa pada dua hari raya
Iedul Fitri dan Iedul Adha, dan hari-hari Tasriq, yaitu tanggal 11-12-13 Dzulhijah.
Artinya :
“Dari Anas, “ Nabi saw telah melarang berpuasa lima hari dalam satu tahun, yaitu pada hari
raya Idul Fitri dan hari raya haji, serta tiga hari tasriq”.
3. Rukun Puasa
Rukun atau fardhu puasa ada dua, yaitu :
a. Niat
1) Untuk puasa wajib di bulan Ramadhan, niatnya pada malam dimana besoknya kita akan
berpuasa.
Artinya :
“ Dari Aisyah. Ia berkata “pada suatu hari Rasulullah SAW dating (ke rumah saya). Beliau
bertanya, adakah makanan padamu? Saya menjawab, ‘tidak ada apa-apa’. Beliau lalu berkata
‘kalau begitu baiklah, searang saya berpuasa’. Kemudaian pada hari lain beliau dating pula.
Lalu saya berkata ‘ya Rasulullah, kita telah diberi hadiah kue Haisyun’. Beliau berkata:
‘Mana kue itu? Sebenarnya saya dari pagi puasa’. Lalu beliau makan kue itu.
Artinya :
“Dari Abu Hurairah. Rasulullah saw telah berkata, ‘barang siapa terpaksa muntah, tidaklah
wajib mengqada puasanya; dan barang siapa yang mengusaakan muntah, maka hendaklah ia
mengqada puasanya”.
c. Bersetubuh
Pada bulan puasa bersetubuh dihalalkan pada malam hari. Bila dilakukan siang hari pada
bulan Ramadhan, puasanya batal dan harus membayar kaffarat. Kaffarat ada tiga yaitu (a)
memerdekakan hamba atau bila tidak sanggup (b) puasa dua bulan berturut-turut (c)
bersedekah dengan makanan yang mengenyangkan kepada enam puluh fakir miskin, tiap
orang ¾ liter.
Larangan bersetubuh di siang hari, sesuai dengan firman Allah SWT :
Artinya :
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu”
d. Keluar darah haid (kotoran) dan nifas (darah sehabis melahirkan).
e. Gila
f. Keluar mania tau sperma karena bersentuhan dengan wanita atau lainnya. Namun bila
keluar mani karena bermimpi tidak membatalkan puasa.
B. Jenis-jenis Puasa
Secara umum puasa dibagi empat yaitu (1) puasa fardhu atau puasa wajib, (2) puasa
tathawwu atau puasa sunnat, (3) puasa makruh, dan (4) puasa haram.
Termasuk dalam puasa wajib adalah (a) puasa Ramadhan, (b) puasa kaffarat, dan (c) puasa
nazar. Selanjutnya, termasuk ke dalam puasa sunnat antara lain adalah (a) puasa enam hari
pada bulan syawal, (b) puasa pada tanggal 9 Dulhijah, (c) puasa hari asyura tanggal 10
Muharram, (d) puasa pada sebagian bulan sya’ban, (e puasa tujuh har setiap bulan qomariah,
(f) puasa selang-seling seperti nabi Daud, an (g) puasa Senin Kamis. Termasuk dalam puasa
makruh antara lain (a) puasa pada hari jumat saja atau sabtu saja, (b) satu hari atau dua hari
sebelum Ramadhan, dan (c) puasa pada separuh terakhir bulan sya’ban, yang tidak ada sebab
yang mengharuskan seperti puasa nazar atau mengqada. Terakhirr, termasuk dalam puasa
haram adalah (a) puasa pada kedua hari raya, (b) puasa pada hari tasyrik yaitu tiga hari
sesudah hari raya Idul Adha, dan (c) puasa sunnat yang dilakukan oleh wanita tanpa izin
suami.
Artinya :
“Yakni pada bulan Ramadhan, yaitu saat diturunkan Al-Quran yang menjadi petunjuk bag
manusia dan menjelaskan dari pedoman serta pemisah antara yang haq dan yang bathil. Maka
barang siapa yang berada di tempat pada bulan itu, hendaklah ia berpuasa”.
b. Keinginan berbuka, wajib membayar fidyah.
Berdasarkan firman Allah dan sabda Rasulullah saw, terdapat beberapa pihak yang diberi
keringanan untuk berbuka (tidak berpuasa) dan sebagai gantinya wajib membayar fiidyah
yaitu memberi makan seorang miskin untuk setiap hari ia tidak berpuasa. Meraka adalah
1) Orang yang telah tua renta baik laki-laki maupun perempuan
2) Orang sakit yang telah tidak ada harapan akan sembuh
3) Orang-orang yang mempunyai pekerjaan berat yang tidak mendapatkan lapangan
pekerjaan lain. (Sayyid Sabiq, 1978: 177-179)
c. Keringanan berbuka, wajib mengqada.
Selain orang yang berbuka sebagai gantinya membayar fidyah, ada pula orang yang boleh
berbuka tetapi sebagai gantinya wajib mengqadha atau mengganti dengan puasa pada hari
lain. Mereka adalah :
1) Orang sakit yang masih ada harapan sembuh.
2) Musafir, atau orang yang sedang dalam peralanan jauh lebih kurang 80,64 km.
3) Orang yang kehausan dan kelaparan yang sangat dan dengan keadaan itu dikhawatirkan
akan dapat mencelakakannya. (Sayyid Sabiq 1978: 180-183)
2. Puasa Kaffarat
Puasa kaffarat adalah puasa yang diwajibkan buat seseorang karena melakukan pelanggaran
tertentu terhadap ketentuan agama. Dapat juga dikatakan puasa denda. Contohnya adalah
orang yang batal puasa Ramadhan karena bersetubu di siang hari. Maka salah satu kaffarat
yang dapat dipilih adalah berpuasa selama dua bulan berturut-turut.
Sabda Rasulullah SAW :
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, ketika kami duduk-duduk
bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datanglah seseorang sambil
berkata: “Wahai, Rasulullah, celaka !” Beliau menjawab,”Ada apa denganmu?” Dia
berkata,”Aku berhubungan dengan istriku, padahal aku sedang berpuasa.” (Dalam
riwayat lain berbunyi : aku berhubungan dengan istriku di bulan Ramadhan). Maka
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,”Apakah kamu mempunyai budak
untuk dimerdekakan?” Dia menjawab,”Tidak!” Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata lagi,”Mampukah kamu berpuasa dua bulan berturut-turut?” Dia
menjawab,”Ttidak.” Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi :
“Mampukah kamu memberi makan enam puluh orang miskin?” Dia
menjawab,”Tidak.” Lalu Rasulullah diam sebentar. Dalam keadaan seperti ini, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi satu ‘irq berisi kurma –Al irq adalah alat takaran-
(maka) Beliau berkata: “Mana orang yang bertanya tadi?” Dia menjawab,”Saya
orangnya.” Beliau berkata lagi: “Ambillah ini dan bersedekahlah dengannya!”
Kemudian orang tersebut berkata: “Apakah kepada orang yang lebih fakir dariku,
wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada di dua ujung kota Madinah satu keluarga yang
lebih fakir dari keluargaku”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa
sampai tampak gigi taringnya, kemudian (Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam) berkata:
“Berilah makan keluargamu!”
3. Puasa Nazar
Yaitu puasa yang dijanjikan seseorang jika yang diinginkannya tercapai atau terkabul.
Ia wajib berpuasa sesuai dengan yang dijanjikan. Sebagai contoh adalah seseorang yang
berjanji, bila lulus sarjana akan berpuasa setiap senin kamis, wajib baginya berpuasa
setelah keinginannya tercapai atau terkabul.
A. Puasa Sunnah
1. Puasa enam hari dalam bulan syawal
صيَا ُم يَوْ ِم عَا ُشو َرا َء َأحْ تَ ِسبُ َعلَى هَّللا ِ َأ ْن
ِ صيَا ُم يَوْ ِم ع ََرفَةَ َأحْ تَ ِسبُ َعلَى هَّللا ِ َأ ْن يُ َكفِّ َر ال َّسنَةَ الَّتِي قَ ْبلَهُ َوال َّسنَةَ الَّتِي بَ ْع َدهُ َو ِ
ُيُ َكفِّ َر ال َّسنَةَ الَّتِي قَ ْبلَه
“Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan
menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari
‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan
(dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).
Rasululloh bersabda:
ُصيَا ُم يَ ْو ِم َعا ُشو َرا َء َأحْ تَ ِسبُ َعلَى هَّللا ِ َأ ْن يُ َكفِّ َر ال َّسنَةَ الَّتِي قَ ْبلَه
ِ
Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang
lalu.
ول
َ ¢ْت َر ُس ُ فَ َما َرَأي. ول الَ يَصُو ُم َ ُ َويُ ْف ِط ُر َحتَّى نَق، َكانَ َرسُو ُل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – يَصُو ُم َحتَّى نَقُو َل الَ يُ ْف ِط ُر
ِ َو َما َرَأ ْيتُهُ َأ ْكثَ َر، َضان
َصيَا ًما ِم ْنهُ فِى َش ْعبَان َ صيَا َم َشه ٍْر ِإالَّ َر َمِ هَّللا ِ – صلى هللا عليه وسلم – ا ْستَ ْك َم َل
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa
beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak
berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku
pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di
bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengatakan padanya,
“Sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah shalatnya Nabi Daud ‘alaihis salam. Dan
sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud. Nabi Daud dahulu tidur di
pertengahan malam dan beliau shalat di sepertiga malamnya dan tidur lagi di
seperenamnya. Adapun puasa Daud yaitu puasa sehari dan tidak berpuasa di hari
berikutnya.” (HR. Bukhari no. 1131).
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari
Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739)
B. Hikmah puasa
Berpuasa tidak semata-mata berkaitan dengan menahan lapar dan dahaga, melainkan ada
banyak hikmahnya baik yang berhubungan dengan diri pribadi orang yang berpuasa,
lingkungan keluarga, maupun masyarakat secara luas. Berikut akan diuraikan satu-satu
1. Manfaat pribadi
a. Puasa meningkatkan iman dan taqwa
Larangan utama dalam berpuasa adalah makan, minum, dan melakukan hubungan
suami istri pada siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Faktor
apakah yang menyebabkan seseorang dapat mematuhi larangan tersebut jika bukan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah? Itu tidak lain karena kita beriman dan
bertaqwa kepada Allah yang selalu dapat mengetahui apa saja yang kita lakukan
sampai pada niat didalam hati sekalipun.
Diantara penyebab gangguan mental yang utama adalah perasaan berdosa (guilty
feeling) dan rasa dendam. Dengan berpuasa seseorang yang memiliki rasa salah dan
dendam pelan-pelan akan merasakan ketentraman. Ia meyakini bila puasanya itu
benar-benar ikhlas maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni
Puasa dapat meningkatkan keakraban dalam keluarga. Saat kumpul bersama keluarga
perhatikan betapa indahnya suasana menjelang berbuka. Keadaan ini jarang terjadi pada
bulan-bulan ini. Suasananya seperti ini jarang sekali untuk kita jumpai pada selain
bulan puasa.
Puasa dapat memupuk rasa santun pada fakir miskin karena seseorang
yang berpuasa dapat menghayati penderitaan yang dirasakan oleh si miskin. Orang
yang tidak puasa itu tidak akan tergugah hatinya melihat penderitaan si miskin.
Kita sering menyaksikan silahturahmi dalam puasa sering dilakukan acara buka
puasa bersama dan biasanya dilengkapi dengan ceramah agama. Hal ini
meningkatkan keimanan pada Allah
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
B. MACAM-MACAM HAJI
1. Tamattu
Mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah
terlebih dahulu dibulan-bulan haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian
ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, di tahun yang sama. Tamattu’ dapat juga
berarti melaksanakan ibadah didalan bulan-bulan serta didalam tahun yang sama ,
tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
2. Ifrad
Berarti menyendiri.Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad, bila seseorang bermaksud
menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah, dalam hal
ini, yang didahulukan adalah ibadah haji.Artinya, ketika mengenakan pakaian uhram
di Miqat nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibdah haji dahulu.Apabila ibadah
haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk
melaksanakan umrah.
3. Qiran
Mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan.Yang
dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk
melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian
ihram sejak Miqat Makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai
selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama, menurut abu hanifah,
melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa’i.
Artinya : “Dan Allah mewajibkan atas manusia haji ke Baitullah bagi orang yang mampu
mengerjakannya”. (QS.3: 97).
Firman Allah:
ِ َوَأتِ ُّموا ْال َح َّج َو ْال ُع ْم َرةَ هَّلِل
Artinya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah”. (QS.2: 196).
Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyeru ibadah haji tersebut ke seluruh penjuru dunia,
sehingga berdatanganlah orang-orang dari seluruh penjuru dunia yang jauh dengan
berjalan kaki atau berkendaraan, sesua dengan firman Allah:
ٍ ¢¢¢¢¢¢¢¢¢لِّ فَجٍّ َع ِمي¢¢¢¢¢¢¢¢¢ْأتِينَ ِم ْن ُك¢¢¢¢¢¢¢¢¢َا ِم ٍر ي¢¢¢¢¢¢¢¢¢ض
ق َ ِّل¢¢¢¢¢¢¢¢¢ ااًل َو َعلَ ٰى ُك¢¢¢¢¢¢¢¢¢ْأتُوكَ ِر َج¢¢¢¢¢¢¢¢¢َال َحجِّ ي¢¢¢¢¢¢¢¢¢
ْ ِ ََّوَأ ِّذ ْن فِي الن
ِاس ب
Artinya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, yang datang
dari segenap penjuru yang jauh”. (QS.22: 27)
Kewajiban haji hanya sekali seumur hidup, sedangkan haji berikutnya hukumya sunah.
Sabda Rasulullah SAW.
ٌ فَ َما زَ ا َد فَهُ َو تَطَ ُّو,ٌاَ ْل َحجُّ َم َّرة
ع
Artinya: “Haji itu wajibnya hanya satu kali, dan selebihnya adalah sunnah” (HR.
Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah).
Apabila sudah memiliki bekal yang cukup untuk berangkat haji, segera berangkat
menunaikannya karena kamu tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari. Sabda nabi.
ِ يضةَ – فَِإ َّن َأ َح َد ُك ْم الَ يَ ْد ِري َما يَع
ُْرضُ لَه َ ْالفَ ِر: تَ َع َّجلُوا ِإلَى ْال َح ِّج – يَ ْعنِي
Artinya : “Bersegeralah kamu menunaikan ibadah haji, yakni menunaikan kewajiban,
maka sesungguhnya kamu tidak mengetahui sesuatu yang akan datang (yang akan
terjadi)”. (HR. Ahmad).
Lebih dari itu, bagi orang yang sudah mampu tapi enggan berangkat menunaikan ibadah
haji, maka baginya mati Yahudi atau Nasrani, sabda nabi.
Artinya : “Barang siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan (sudah mampu), dan ia
belum haji ke Baitullah maka tidak ada yang menghalangi baginya mati Yahudi atau
Nasrani”. (HR. Tirmidzi).
D. KEUTAMAAN HAJI
Keutamaan haji meliputi:
Haji yang mabrur merupakan amal yang paling utama karena dipenuhi dengan
kebajikan yang ditandai dengan lemah lembut dalan ucapan dan suka menyumbang
makanan.(Hadits yang diterima dari Abu Hurairah).Ciri haji yang mabrub ditandai
dengan sifat dan keadaan setelah haji lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Haji merupakan jihad bagi laki-laki yang tua, lemah dan wanita (HR Nasai,
Buchori, dan Muslim).
Haji akan menghapus dosa seperti pada saat dilahirkan (HR Buchori-Muslim),
haji akan menghapus dosa yang terjadi sebelumnya (HR Muslim)
Haji dan umrah akan melepaskan kemiskinan dan kesalahan, seperti kipas angin
menerbangkan kotoran-kotoran besi, emas dan perak. Dan ganjaran haji mabrur adalah
surge (HR Nasai).
Orang-orang yang mengerjakan haji dan umrah merupakan duta-duta Allah
sehingga jika mereka memohon kepada-Nya pasti akan dikabulkannya, dan jika mereka
minta ampun, pasti akan diampuni-Nya. (HR Ibnu Majah)
Pahala haji adalah surga (HR Buchori-Muslim). Jika kita meninggal saat
mengerjakan haji dan umrah, maka dijamin oleh Allah akan masuk surga, namun jika
kembali akan diberkahi-Nya oleh oleh dan pahala (HR Sanad Hasan oleh Ibnu Jureij)
Keutamaan mengeluarkan biaya haji sama dengan mengeluarkan untuk perang di
jalan Allah. Satu dirham menjadi 700 kali lipat (HR Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Thabrani,
dan Baihaqi)
Ibadah haji dapat dilakukan oleh orang yang sudah meninggal oleh orang yang
telah melaksanakan haji untuk sendirinya (HR Muslim dan HR Ibnu Majjah), sedangkan
pahala bagi anak kecil diberikan kepada orang tuanya, namun anak tersebut belum wajib
haji. (HR Muslim).
E. AMALAN-AMALAN HAJI
Ulama fiqih menetapkan bahwa amalan yang harus dikerjakan sesorang dalam
ibadah haji ada sebelas macam, sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang
diriwayatkan oleh penyusun Kitab As Sittah (Kitab hadits yang enam)
Beberapa amalan yang harus dikerjakan pada saat haji terdiri rukun haji dan wajib
haji.
Rukun haji terdiri atas:
1. Ihram (niat haji)
2. Wukuf
3. Tawaf haji
4. Tahalul haji
5. Sa’i
6. Mencukur Rambut di Kepala (tahallul)
7. Tertib
Wajib haji terdiri atas:
1. Ihram dari miqat
2. Meninggalkan larangan ihram
3. BeMulrdiam di padang arafah hingga terbenam matahari
4. Bermalam di Muzdalifah
5. Melempar jumrah Aqobah
6. Mencukur rambut (tahallul)
7. Bermalam di Mina
8. Melempar ketiga jumrah (Ula, Wustha dan Aqabah)
9. Thawaf wada
Sunnah haji terdiri atas:
1. Membaca talbiyah
2. Mandi junub ketika hendak ihram
3. Melakukan haji Ifrad, yakni mendahulukan haji kemudian baru umrah
4. Membaca dzikir ketika melakukan tawaf
5. Masuk ke Baitullah
6. Sholat 2 rokaat sesudah tawaf
F. PENGERTIAN MIQAT
Miqat adalah batas untuk beribadah haji yang meliputi batas waktu dan batas
tempat.Miqat terbagi 2 yaitu batas waktu disebut miqat zamani dan batas tempat yang
disebut miqat makani.
Miqat zamani adalah batas waktu syahnya melaksanakan ibadah haji sesuai
dengan firman Allah
Waktu yang dihormati Allah adalah bulan Zulkaidah, Zulhijah, Muharam dan Rajab
sesuai dengan firman Allah.
ٌصاص ُ ال َّش ْه ُر ْال َح َرا ُم بِال َّشه ِْر ْال َح َر ِام َو ْال ُح ُر َم
َ ِات ق
Artinya : “Bulan haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati
berlaku hukum qishash”. (QS.2: 194).
Firman Allah:
ت هَّللا ِ فَهُ َو خَ ْي ٌر لَهُ ِع ْن َد َربِّ ِه َ ِٰ َذل
ِ ك َو َم ْن يُ َعظِّ ْم ُح ُر َما
Artinya : “Demikianlah (perintah Allah). Barangsiapa yang menggungkan apa-apa yang
terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhan-Nya”. (QS.22:
30).
ت ۚ فَ َم ْن تَ َعج ََّل فِي يَوْ َمي ِْن فَاَل ِإ ْث َم َعلَ ْي ِه َو َم ْن تََأ َّخ َر فَاَل ِإ ْث َم َعلَ ْي ِه
ٍ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ فِي َأي ٍَّام َم ْعدُودَا
Artinya : “Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang
terbilang (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah). Barangsiapa yang ingin cepat berangkat
(dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya.Dan barang siapa yang ingin
menangguhkan (keberangkatan dari dua hari itu), maka tiada dosa baginya”. (QS.2:
203).
Miqat zamani
Miqat zamani haji adalah bulan Syawal, Dzulkaidah dan Dzulhijah
Miqat makani
Miqat makani adalah batass tempat untuk memulai ihram guna menuju ke
Mekkah dalam melaksanakan ibadah haji atau umrah yakni tempat-tempat tertentu yang
telah ditentukan oleh Rasulullah SAW, miqat tersebut adalah:
1. Bir ali (Zulhulaifah) dari arah Madinah (HR Buchori-Muslim), 450 km sebelah utara
kota Mekkah
2. Al Juhfa dari arah Syria (HR Buchori-Muslim), 187 km sebelah barat laut Mekkah
3. Qarmul Manazil dari arah Nejed (HR Buchori-Muslim), 94 km sebelah timur Mekah
4. Yalamlam dari arah Yaman (HR Buchori-Muslim), 54 km sebelah selatan Mekkah
5. Mekkah dari Mekkah sendiri (HR Buchori-Muslim)
6. Dzata Iraqin dari arah Iraq (HR Abu Daud-Nasai), 94 km sebelah timur laut Mekkah
Di miqat makani inilah rukun haji dimulai.
Thawaf Ifadah
1. Thawaf ifadah adalah salah satu rukun haji dan semua jamaah haji wajib
melakukannya.
2. Perempuan haid harus menunggu hingga bersuci (mandi wajib) kemudian baru
melakukan thawaf ifadah, seseorang tidak boleh kembali kenegaranya sebelum
melakukan thawaf ini.
3. Thawaf akan sempurnya jika dilakukan sebanyak tujuh putaran.
4. Shalat dua rakaan di makam ibrahim (jika memungkinkan) atau di tempat lain
didalam Masjidil Haram.
5. Minumlah Air Zam-Zam.
Ziarah Madinah
1. Niat anda haruslah untuk menziarahi masjid nabawi dan bukan untuk menziarahi
kuburan Rasulullah SAW.
2. Didalam hadist yang diriwayatkan oleh abu hurairah ra, ia berkata “Rasulullah Saw
bersabda: “shalat di masjidku ini lebih baik dari seribu shalat di masjid-masjid lainnya
kecuali masjidil haram”
3. Diriwayatkan dari abbad bin tamim dari pamanya abdullah bin zaid ashim,
bahwasanya Rasulullah SAW, bersabda: “sesungguhnya ibrahim telah menyucikan
makkah dan mendoakan penduduknya, dan saya telah menyucikan madinah
sebagaimana ibrahim menyucikan makkah. Dan saya mendoakan Mudnya dan
Sha’nya sebagaimana ibrahim mendoakannya untuk penduduk makkah”.
J. HAJI MABRUR
1. Apabila seseorang berangkat semata-mata karena Allah Swt
2. Apabila seseorang berangkat bukan karena ada kepentingan dan tidak hasil dari
hutang atau tidak menjual harta bendanya sehingga habis tak tersisa.
3. Apabila kepulangannya dari ibabah haji tidak lagi melakukan maksiat-maksiat yang
pernah dilakukan sebelum berhaji.
4. Apabila kepulangannya dari ibadah haji, dia tidak mengharapkan panggilan-panggilan
(pak haji/ bu haji) karena ibadah ini antara tuhan dan hambanya ( Hanya allah yang
memberikan Tittle terbaik kepada para hamba-Nya).
5. Apabila kepulangan dari ibadah haji tidak lagi melakukan dan berbuat maksiat serta
berkata-kata kotor dan hal-hal yang tidak bermanfaat yang mana pernah dia lakukan
sebelum berhaji.
6. Apabila kepulangannya dari ibadah haji di sering beribadah ke masjid serta
melaksanakan sholat 5 waktu dan sunnahnya , yang mana dia jarang , bahkan tidak
melakukan sebelum berangkat ibadah haji.
PENYELENGARAAN JENAZAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama Islam sebagai agama terakhir yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, untuk semua
manusia telah diwajibkan bagi mereka saling hormat antar sesamanya, walaupun mereka
berbeda etnis atau agama. Sikap saling hormat menghormati itu bukan hanya ketika manusia
itu hidup, bahkan saat manusia itu pun meninggal. Rasullullah SAW, telah menunjukkan
kepada kita bagaiman rasa hormatnya ketika mayat seorang yahudi berlalu dihadaannya, dan
bagaimana beliau menyatakan rasa duka yang dalam ketika mendengar rasa Najasyi (seorang
raja yang beragama Kristen di Habasyah) meninggal dunia. Akan tetapi, lain halnya
kewajiban kaum muslimin terhadap saudara-saudaranya yang sesama muslim yang
meninggal dunia. Mereka yang masih hidup mempunyai kewajiban terhadap hak-hak yang
dimiliki oleh seseorang muslim yang meninggal. Bilamana kewajiban ini ditinggalkan tak
seorang pun dari mereka memberikan hak-hak orang yang meninggal, maka semua orang
muslim ditempat itu menanggung dosa. Kecuali, jika ada sebagian atau seseorang yang
melaksanakan hak-hak orang yang meninggal, maka gugurlah dosa bagi semua. Oleh karena
itu, penulis ingin mempelajari mengenai hal tersebut dengan cara menulis sebuah makalah
berjudul “Penyelenggaraan Jenazah”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah
yaitu:
C. TUJUAN
Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan penulisan makalah ini
adalah:
PEMBAHASAN
1. Pengertian Jenazah
Jenazah (Mayat atau Jasad) adalah orang yang telah meninggal dunia. Setelah proses
pengurusan jenazah, termasuk di dalamnya memandikan, mengkafani, dan
menyolatkannya, atau proses lainnya berdasar ajaran agama masing-masing, biasanya
mayat dikuburkan atau dikremasi (dibakar). Proses pengurusan jenazah ini biasanya
dilakukan oleh keluarga jenazah dengan dukungan pemuka agama.
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang
mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama
adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di
tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban
seluruh mukallaf. Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban memandikan jenazah ini
terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah SAW, yakninya:
َ َصلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قا َ َل فِى ْال ُمحْ ِر ِم الَّ ِذى َوق
لم¢¢ ومس1208 ار¢¢ ْد ٍر(رواه البخ¢ ا ٍء َو ِس¢¢ اِ ْغ ِسلُوْ هُ بِ َم:ُص ْته َ ِاَ َّن َرسُوْ ُل هللا
1206
Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda mengenai orang yang melakukan ihram, yang
dicampakkan oleh untanya: “Mandikanlah dia dengan air dan bidara.” (H.R. al-
Bukhari: 1208, dan Muslim: 1206) Waqashathu: unta itu mencampakkannya lalu
menginjak lehernya.
Adapun beberapa hal penting yang berkaitan dengan memandikan jenazah yang perlu
diperhatikan yaitu:
Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki 3 kali dengan air bersih.
Siram sebelah kanan 3 kali.
Siram sebelah kiri 3 kali.
Kemudian memiringkan mayat ke kiri basuh bahagian lambung kanan sebelah
belakang.
Memiringkan mayat ke kanan basuh bahagian lambung sebelah kirinya.
Siram kembali dari kepala hingga ujung kaki.
Setelah itu siram dengan air kapur barus.
Setelah itu jenazahnya diwudukkan .
Cara mewudukkan jenazah ini yaitu dengan mencucurkan air ke atas jenazah itu mulai
dari muka dan terakhir pada kakinya, sebagaimana melaksanakan wuduk biasanya.
Jenazah lelaki hendaklah dimandikan oleh lelaki dan mayat wanita hendaklah
dimandikan oleh perempuan. Setelah selesai dimandikan dan diwudukkan dengan
baik, dilap menggunakan lap pada seluruh badan mayat.
2) Mengkafani Jenazah
ها جر نا سع ر سو ل ا هلل صلى ا هلل عليه و سلم كلتمس و جه ا هلل فو قع ا جرنا على هللا فمنا من ما ت لم يأ كل من ا
,ر جت ر جال ه¢¢ ا ذا غطينا بها ر أ سه خ,جر ه شأ منهم مصعب ا بن عمير قتل يو م ا حد فلم نجد ما لكفنه ا ال بر د ة
ل على ر¢¢ه و ا ن نجع¢¢لم ا ن نغطي ر أ س¢¢ه و س¢¢و ا ذا غطينا بها ر جليه حر ج ر أ سه فأ مر نا ا لنبي صلى ا هلل علي
)جليه من ا ال ذ خر (رواه ا لبخا ر ى
Artinya: “Kami hijrah bersama Rasulullah SAW dengan mengharapkan keridhaan Allah
SWT, maka tentulah akan kami terima pahalanya dari Allah, karena diantara kami ada
yang meninggal sebelum memperoleh hasil duniawi sedikit pun juga. Misalnya, Mash’ab
bin Umair dia tewas terbunuh diperang Uhud dan tidak ada buat kain kafannya kecuali
selembar kain burdah. Jika kepalanya ditutup, akan terbukalah kakinya dan jika kakinya
tertutup, maka tersembul kepalanya. Maka Nabi SAW menyuruh kami untuk menutupi
kepalanya dan menaruh rumput izhir pada kedua kakinya.” (H.R Bukhari)
Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi
seluruh tubuh mayat.
Kain kafan hendaknya berwarna putih.
Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi mayat
perempuan 5 lapis.
Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain
kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu.
Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih lebar dan luas
serta setiap lapisan diberi kapur barus.
Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain
kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur) yang mungkin
masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar
sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti ini selembar demi selembar dengan cara
yang lembut.
Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan tiga atau
lima ikatan.
Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka tutuplah
bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka boleh ditutup dengan daun kayu,
rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain kafan kecuali sekedar menutup
auratnya saja, maka tutuplah dengan apa saja yang ada.
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lemabar kain putih, yang terdiri dari:
3) Menshalatkan Jenazah
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu kifayah.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang artinya: “Shalatilah orang yang
meninggal dunia diantara kamu”
a. Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli bid’ah.
b. Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.
c. Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.
d. Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.
e. Keluarga terdekat.
f. Kaum muslimim seluruhnya.
Fardhu kifayah adalah kewajiban yang dituntut dari umat Islam secara bersama-
sama (kolektif), bukan perseorangan. Artinya, kewajiban itu gugur jika sudah
dilaksanakan oleh sekelompok kaum muslimin, sedangkan yang lain tidak berdoa.
Namun jika tidak ada yang melaksanakannya, maka seluruh kaum muslimin terkena
dosa.
Sholat jenazah hukumnya fardhu kifayah, sebagaimana telah disepakati para ulama.
Bagaimana tata cara sholat jenazah, bacaan, doa dan keutamaannya? Berikut ini
pembahasannya.
Menurut kitab Tanwiul qulub apabila jenazahnya laki-laki, maka ketika di sholatkan
posisi kepala berada di selatan. Sedang jika jenazahnya perempuan posisi kepala
disebelah utara.
Untuk jenazah laki-laki imam berdiri tepat kearah kepala jenazah sedangkan jika jenazah
perempuan imam berdiri mengarah ke pinggang jenazah. Jadi kalau jenazah perempuan
kepalanya ada disebelah kanan imam.
Seperti sholat-sholat lainnya, sholat Jenazah juga diawali dengan membaca niat
sholat jenazah dalam hati atau dengan suara lirih.
Untuk bacaan niat sholat Jenazah berbeda antara jenazah laki-laki dan perempuan.
Simak ulasan bacaan niat sholat jenazah berikut ini.
Sedangkan membungkus jenazah dengan kain kafan tidak termasuk dalam syarat
sholat jenazah. Untuk itu boleh melakukan sholat jenazah kepada jenazah yang
sudah dimandikan walau belum dikafani.
Sholat jenazah memiliki rukun-rukun yang jika tidak dipenuhi, maka sholatnya
batal dan tidak dianggap oleh syariat.
1. Niat
2. Takbir dengan empat takbiran
3. Berdiri bagi yang kuasa
4. Membaca Al-Fatihah
5. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad setelah takbir kedua
6. Doa terhadap jenazah setelah takbir ketiga
7. Salam
Seperti sholat -sholat lainnya, setiap akan memulai sholat maka diawali dengan
berdiri tegak dan membaca niat sholat jenazah sesuai dengan jenazahnya.
Setelah melafadzkan niat dalam hati atau dengan suara lirih, kemudian takbiratul
ihram yang didalam digerakkan niat diatas.
Membaca takbir kedua dengan mengangkat tangan setinggi telinga atau sejajar
bahu.Kemudian tangan kembali disedekapkan di atas pusar.
“Ya Allah, anugerahkan shalawat kepda Nabi Muhammad dan keluarga Nabi
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Nabi
Ibrahim.Berikanlah keberkahan kpada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi
Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi kepada keluarga Nabi
Ibrahim dan keluarganya. Di dalam alam inilah Engaku Tuhan yang Maha
Terpuji dan Maha Mulya.”
Mendoakan kepada jenazah, dengan membaca doa sholat jenazah sebagai berikut.
“Gantikanlah rumah lebih baik daripada rumahnya yang dulu, keluarganya lebih baik
daripada keluarganya yang dulit; dan masukkanlah ia ke dalam surge dan jauhkanlah
ia dari siksa kubur dan siksa api neraka.”
Apabila jenazahnya perempuan cukup mengganti lafadz “hu” menjadi “ha“, seperti
contoh berikut.
Setelah takbir keempat, kemudian membaca Doa sholat jenazah lagi sebagai berikut.
ُاللَّهُ َّم الَ تَحْ ِر ْمنَا َأجْ َرهُ َوالَ تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ َو ا ْغفِرْ لَنَا َولَه
Artinya :
“Ya Allah, janganlah engkau menutup-nutupi pahala mayit ini kepada kami dan
janganlah diberikan fitnah kepada kami setelah kami meninggalkan mayit tersebut,
ampunilah kami dan ampunilah dia.”
اللَّهُ َّم الَ تَحْ ِر ْمنَا َأجْ َرهَا َوالَ تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهَا َو ا ْغفِرْ لَنَا َولَهَا
“Allahumma laa tahrrimna aj-raha walaa taftinnaa ba’daha wagh firlanaa walaha”
Dalam takbir ke empat ini apabila jenazahnya belum baligh diganti doa sebagai
berikut.
Doa Jenazah Anak-Anak yang Belum Baligh
“Ya Allah, jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala yang didahulukan, simpanan
bagi kedua orang tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya. Ya Allah,
dengan musibah ini, beratkanlah timbangan perbuatan mereka dan berilah pahala
yang agung.”
“Anak ini kumpulkan dengan orang-orang yang shalih dan jadikanlah dia dipelihara
oleh Nabi Ibrahim. Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan Neraka Jahim.
Berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (di Surga)
yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia). Ya Allah, ampunilah pendahulu-
pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang yang mendahului kami dalam
keimanan.”
5) Mengucapkan Salam
Setelah selesai membaca doa sholat jenazah pada takbir keempat, kemudian
dilanjutkan dengan mengucapkan salam sambil menoleh kekanan dan kekiri.
Bacaan Salam
Arti Bacaan Salam Arab
“Salam sejahtera untuk semua, rahmat Allah dan Barokah Allah juga untuk kamu
semua.”
“Ya Allah, curahkanlah rahmat atas junjungan kami Nabi Muhammad dan kepada
keluarga Nabi Muhammad. Oh Allah, dengan berkahnya surat Al Fatihah,
bebaskanlah dosa kami dan dosa mayat ini dari siksaan api neraka (3 kali).”
“Ya Allah, curahkanlah rahmat dan berilah ampunan kepada mayat ini. Dan
jadikanlah tempat kuburnya taman nyaman dari surga dan janganlah Engkau
menjadikan kuburnya itu lubang jurang neraka. Semoga Allah memberi rahmat
kepada semulia-mulia makhluk-Nya yaitu junjungan kami Nabi Muhammad dan
keluarganya serta sahabat-sahabatnya sekalian. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh
alam.”
d) Keutamaan
Sholat jenazah memiliki keutamaan yang sangat besar. Pahalanya adalah satu qirath,
yakni sebesar Gunung Uhud. Jika mengiringi jenazah, menshalatkan dan
mengantarkan hingga pemakamannya, pahalanya adalah dua qirath.
Mengetahui keutamaan yang luar biasa ini, Ibnu Umar sangat menyesal pernah terlewat
tidak mensholati beberapa orang dalam hidupnya.
Selain keutamaan untuk yang sholat, sholat jenazah juga memiliki keutamaan besar bagi
si mayit yang disholatkan. Terutama jika jamaah yang mensholatkan jumlahnya banyak,
40 orang atau lebih. Sebagaimana sabda Rasulullah:
وت فَيَقُو ُم َعلَى َجنَا َزتِ ِه َأرْ بَعُونَ َر ُجالً الَ يُ ْش ِر ُكونَ بِاهَّلل ِ َش ْيًئا ِإالَّ َشفَّ َعهُ ُم هَّللا ُ فِي ِه
ُ َما ِم ْن َرج ٍُل ُم ْسلِ ٍم يَ ُم
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas dishalatkan oleh 40 orang yang tidak
berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafa’at
(doa) mereka untuknya.” (HR. Muslim)
Bahkan kalaupun jamaahnya kurang dari 40 orang namun bisa dibagi menjadi tiga shaf
(misal 30 orang, tiap shaf 10 orang), si mayit juga akan mendapatkan keutamaan
tersebut.
“Tidaklah seorang muslim mati lalu dishalatkan oleh tiga shaf kaum muslimin melainkan
doa mereka akan dikabulkan.” (HR. Tirmidzi dan Abu Daud; hasan).
4) Menguburkan Jenazah
Ada beberapa aturan pe;aksanaan penguburan jenazah yang sudah ditetapkan dalam
ajaran Islam. Ada perlakuan khusus yang harus dilakukan dan juga ada doa-doa yang
harus diucapkan.
Artinya:
“Dan sungguh telah Kami muliakan anak keturunan Adam.” (QS. Al-Isra ayat 70)
Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah diletakkan, sebab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah melarangnya.
Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si mayit terjaga dari jangkauan
binatang buas, dan agar baunya tidak merebak keluar.
Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik daripada syaq. Dalam masalah ini
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain kita (non
muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam
“Ahkamul Janaaiz” hal. 145)
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di dasar kubur
pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya (membentuk
huruf U memanjang).
o Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta’an.
o Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.
Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada sisi kanan jasadnya (dalam
posisi miring) dan menghadap kiblat sambil dilepas tali-talinya selain tali kepala dan
kedua kaki
o Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya, sebab
tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap wajahnya,
kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan kain ihram sebagaimana yang
telah dijelaskan.
o Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain kepala dan
kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu bata atau papan
kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
o Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar menghalangi
sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
o Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke dalam
liang kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya. Demikianlah yang dilakukan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu ditumpahkan (diuruk) tanah ke
atas jenazah tersebut.
o Hendaklah meninggikan makam kira-kira sejengkal sebagai tanda agar tidak
dilanggar kehormatannya, dibuat gundukan seperti punuk unta, demikianlah bentuk
makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam (HR. Bukhari).
o Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan diperciki
air, berdasarkan tuntunan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam (dalam masalah
ini terdapat riwayat-riwayat mursal yang shahih, silakan lihat “Irwa’ul Ghalil”
II/206). Lalu diletakkan batu pada makam bagian kepalanya agar mudah dikenali.
o Kemudian pengiring jenazah mendoakan keteguhan bagi si mayit (dalam menjawab
pertanyaan dua malaikat yang disebut dengan fitnah kubur). Karena ketika itu ruhnya
dikembalikan dan ia ditanya di dalam kuburnya. Maka disunnahkan agar setelah
selesai menguburkannya orang-orang itu berhenti sebentar untuk mendoakan
kebaikan bagi si mayit (dan doa ini tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi sendiri-
sendiri). Sesungguhnya mayit bisa mendapatkan manfaat dari doa mereka.
Dilarang mendirikan bangunan di atas kubur dan tidak boleh kubur disemen. Ini pendapat
dalam madzhab Syafi’i namun banyak diselisihi oleh kaum muslimin di negeri kita
karena kubur yang ada saat ini dipasang kijing, marmer dan atap.
Padahal terdapat hadits, dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang dari memberi semen pada kubur, duduk di atas kubur dan memberi bangunan di
atas kubur.” (HR. Muslim no. 970). Sudah dibahas oleh Rumaysho.Com: Memasang
Kijing, Marmer dan Atap di Atas Kubur.
Boleh menangisi mayit asal tidak dengan niyahah (meratap atau meraung-raung dengan
suara teriak atau keras), diharapkan keluarga sabar dan ridho.
Berdasarkan uraian mengenai tata cara pengurusan jenazah dapat diambil beberapa
hikmah, antara lain:
Bayi yang lahir kemudian langsung meninggal dunia biasanya kelahirannya sebelum 6 bulan
kandungan. Bayi 6 bulan jelas sudah bernyawa akan tetapi kesempuraan didalam dirinya ada
kekurangan, sehingga ada yang meninggal dan juga ada yang hidup.
Untuk mengurus kematian bayi seperti ini ada ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan,
sebab tidak lamanya bayi maninggal di urus dengan tata kewajiban muslim kepada jenazah.
Apabila bayi sudah lahir dan bayi sempat menjerit sebentar kemudian meninggal,
hukumnya seperti anak yang meninggal. Perlu dimandikan, dikafani, dishalati dan
dikubur.
Bayi yang lahir tanpa ada jeritan dan langsung mati, sementara bentuk tubuhnya sudah
sempurna, kita hanya berkewajiban memandikan, mengkafani dan mengubur.
Bayi yang lahir tanpa ada jeritan dan langsung mati dan belum sempurna bentuk
tubuhnya hanya berkewajiban mengubur saja.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manusia sebagai makhluk yang
mulia disisi Allah SWT dan untuk menghormati kemuliannya itu perlu mendapat perhatian
khusus dalam hal penyelenggaraan jenazahnya. Dimana, penyelenggaraan jenazah seorang
muslim itu hukumnya adalah fardhu kifayah. Artinya kewajiban ini dibebankan kepada
seluruh mukallaf ditempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah
kewajiban seluruh mukallaf.
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari cara pengurusan jenazah, antara lain:
Sebagai bukri bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga salah
seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-baiknya menurut
aturan Allah SWT dan RasulNya.
B. SARAN
Dengan adanya makalah pembahasan tentang penyelenggaraan jenazah ini, penulis berharap
kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan diri untuk
menyambut kematian itu. Selain itu, penulis juga berharap agar pembahsan ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.