Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah swt dengan segala
pemberiannya, manusia dapat menikmati segala kenikmatan yang bisa dirasakan oleh dirinya
tetapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia lupa akan Dzat Allah swt yang telah
memberikan nikmat kepadanya. Sebab itu, manusia harus mendapatkan suatu bimbingan
sehingga di dalam kehidupannya dapat berbuat sesuai bimbingan Allah swt. Hidup yang
dibimbing oleh syari’ah akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan
tuntunan Allah swt dan Rasul Nya, salah satu cara untuk mencapai tuntunan tersebut adalah
dengan beribadah.
     Ibadah merupakan suatu perkara yang harus diperhatikan oleh seluruh umat islam. Dalam
islam ibadah harus berpedoman pada apa yang telah Allah perintahkan dan apa yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammmad SAW kepada umat islam, yang dilandaskan pada kitab yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad  berupa kitab suci Al-Qur’an dan segala perbuatan,
perkataan, dan ketetapan nabi atau dengan kata lain disebut dengan hadits nabi.
     Sebagai rasa syukur terhadap Allah swt, hendaknya kita sadar diri untuk beribadah
kepada sang Pencipta Langit dan Bumi beserta isinya sesuai syari’at Nya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ibadah dan Hakikat Ibadah?
2. Apa Saja Dasar-dasar Ibadah dan Fungsi dari Ibadah?
3. Bagaimana Syarat Diterimanya Suatu Ibadah?
4. Apa pengertian Ibadah Ghairu Mahdhah?
5. Apa prinsip-prinsip Ibadah Ghairu Mahdhah?
6. Apa Keutamaan Ibadah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN HAKIKAT IBADAH
1. Pengertian Ibadah
                Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa arab yaitu ‘abada, ya`budu, `abdan,
`ibadatan, yang berarti taat, tunduk, patuh,dan merendahkan diri.
            Manusia adalah hamba Allah “‘Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan
Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk  ibadah atau menghamba
kepada-Nya:
( 56‫)الذريات‬   ‫ليعبدون‬
ِ ‫وما خلقت الجن واالنس اال‬     
Dan aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS.Adz-dzariyat
51: 56).
Kemudian pengertian ibadah secara terminologi atau secara istilah adalah sebagai berikut :
a.  Menurut ulama tauhid dan hadis, ibadah yaitu:
Mengesakan dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri dan menundukkan
jiwa kepada-Nya.

b.  Menurut ahli fikih, ibadah adalah:


Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT dan
mengharapkan pahala-Nya di akhirat.
Jadi dari pengertian, Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah
SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, dalam rangka mengagungkan
Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.
2. Hakikat Ibadah
Ø Ibadah adalah tujuan hidup kita, seperti yang terdapat dalam surat adz-dzariat
ayat 56, yang menunjukkan bahwa tugas kita sebagai manusia adalah untuk
beribadah kepada allah.
Ø Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan
penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
Ø Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya.
Ø Hakikat ibadah sebagai cinta.
Ø Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
Ø Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk
dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
B. DASAR-DASAR IBADAH DAN FUNGSI IBADAH
1. Dasar-dasar Ibadah
Ibadah harus dibangun atas tiga dasar.Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan
mendahulukan kehendak, perintah, dan menjauhi larangan-Nya. Rasulullah saw. Bersabda,
 “Ada tiga hal yang apabila terdapat dalam seseorang niscaya ia akan mendapatkan manisnya
iman, yaitu bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain; bahwa ia tidak
mencintai seseorang melainkan semata karena Allah; dan bahwa ia membenci kembali kepada
kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia membenci untuk dilemparkan ke
dalam neraka.” (HR Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik)

2. Fungsi Ibadah
Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam:
1.     Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu berupaya
menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT. Dengan sikap itu seseorang
muslim tidak akan melupakan kewajibannya untuk beribadah, bertaubat, serta menyandarkan
segala kebutuhannya pada pertolongan Allah SWT. Demikianlah ikrar seorang muslim seperti
tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Fatihah ayat 5“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan
hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.”Atas landasan itulah manusia akan
terbebas dari penghambaan terhadap manusia, harta benda dan hawa nafsu.

2.    Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya.


Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota masyarakat yang
mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi nasihat. Oleh karena itu, banyak
ayat Al-Qur'an ketika berbicara tentang fungsi ibadah menyebutkan juga dampaknya terhadap
kehidupan pribadi dan masyarakat.

3.      Melatih diri untuk berdisiplin.


Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk berdisiplin. Kenyataan
itu dapat dilihat dengan jelas dalam pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu, ketentuan waktunya,
berdiri, ruku, sujud dan aturan-aturan lainnya,

C.SYARAT-SYARAT DITERIMANYA IBADAH                                         


         Ikhlas karena Allah semata.
         Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
         Meninggalkan riya, artinya beribadah bukan karena malu kepada manusia             dan
supaya dilihat oleh orang lain.
         Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Allah itu melihat dan selalu ada        disamping kita.
D. IBADAH GHAIRU MAHDHAH
Ibadah Ghairu Mahdhah (ibadah umum/muamalah) yaitu ibadah yang di samping
sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antar sesama
manusia. 
Atau dengan kata lain definisi dari Ibadah ghairu mahdhah (umum) ialah segala amalan yang
diizinkan oleh Allah. misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialahsedekah, tolong menolong, dakwah,
belajar, dzikir, bekerja dan lain sebagainya.

1)     Sedekah
Sedekah (Bahasa Arab:‫)صدق‬ shodaqah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang
lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas
dari sekadar zakat maupun infak.Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau
menyumbangkan harta.Namun sedekah mencakup segala amal atau perbuatan baik.Dalam
sebuah hadis digambarkan, “Memberikan senyuman kepada saudaramu adalah sedekah.”

Keutamaan Sedekah
1. Sedekah dapat menghapus dosa.

2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.

3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.

4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

2)   Tolong Menolong
Tolong menolong dalam bahasa Arabnya adalah  ta’awun. Sedangkan menurut istilah,
pengertian ta’awun adalah sifat tolong menolong diantara sesama manusia dalam hal kebaikan
dan takwa. Dalam ajaran Islam, tolong menolong merupakan kewajiban setiap muslim. Sudah
semestinya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai dengan syariat Islam, dalam artian tolong
menolong hanya diperbolehkan dalam kebaikan dan takwa, dan tidak diperbolehkan tolong
menolong dalam hal dosa atau permusuhan. Allah Swt telah menyebutkan perintah tolong
menolong dalam firmannya:
ِ ‫َوتَ َعا َونُوا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َوى َواَل تَ َعا َونُوا َعلَى اِإْل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2]

3)   Dakwah
            Dakwah (Arab: ‫دعوة‬, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan
memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah. 

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat yang diridai oleh Allah.
4)   Belajar
            Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang sebelumnya tidak bisa menjadi lebih bisa.Karena pentingnya ilmu
dan banyaknya manfaat yang terkandung di dalamnya, para ulama menyimpulkan bahwa
menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang akan dituntut. Inilah hukum dasar
menuntut ilmu, berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
                  
“Menunut ilmu hukumnya wajib bagi orang islam laki-laki dan orang islam perempuan”. 

Dalam ayat lain Allah berfirman dalam surat Al-mujadilah: 11 yang artinya:

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)

5)   Dzikir
Zikir atau Dzikir (Arab: ‫ ِذ ْکر‬, ðɪkr) adalah sebuah aktifitas ibadah dalam
umat Muslim untuk mengingat Allah. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah,
dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam al-Qur'an. Bacaan zikir yang paling utama
adalah kalimat "Laa Ilaaha Illallaah", sedangkan doa yang paling utama
adalah "Alhamdulillah". Seseorang yang melakukan zikir disebut dzaakir (‫)ذاكر‬.
            Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "berdoa", kata zikir juga
berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering didefinisikan dengan
menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah.

6)   Bekerja
                Bekerja adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk bisa  mencapai suatu
tujuan yang diinginkan oleh orang tersebut, tujuan tersebut seperti imbalan berupa uang atau barang.

Bekerja Sebagai Suatu Kewajiban Seorang Hamba Kepada Allah SWT

            Allah SWT memerintahkan bekerja kepada setiap hamba-hamba-Nya (QS. Attaubah/ 9 :
105) :Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min
akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan”.
Islam mencintai seorang muslim yang giat bekerja, mandiri, apalagi rajin memberi. Sebaliknya, Islam
membenci manusia yang pemalas, suka berpangku tangan dan menjadi beban orang lain.
Allahsubhanahu wa ta’ala berfirman:
ِّ ِ ‫فَا ْبتَغُوا ِع ْن َد هَّللا‬
َ ‫الر ْز‬
‫ق‬
“Maka carilah rizki disisi Allah..” (QS.Al ‘Ankabut [29]: 17)
Agar Bekerja Bernilai Ibadah :
Ø  pekerjaan yang dijalani harus halal dan baik.
Ø  bekerja dengan profesional dan penuh tanggungjawab.
Ø  ikhlas dalam bekerja, yaitu meniatkan aktifitas bekerjanya tersebut untuk
mencari ridho Allah dan beribadah kepada-Nya.
Ø  tidak melalaikan kewajiban kepada Allah. Bekerja juga akan bernilai ibadah
jika pekerjaan apa pun yang kita jalani tidak sampai melalaikan dan melupakan
kita dari kewajiban-kewajiban kepada Allah.

E.PRINSIP-PRINSIP IBADAH GHAIRU MAHDHAH:


1. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan
Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh dilakukan.

2.Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasulullah sehingga perkara baru


(bid’ah) dalam ibadah ghairu mahdhah diperbolehkan. atau sampai ada dalil yang melarang
atau mengharamkannya.

3. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, manfaat atau madharatnya, dapat
ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, tidak baik, bahkan
merugikan, maka tidak boleh dilaksanakan.

4. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.

F. KEUTAMAAN IBADAH
Di antara keutamaan ibadah adalah:
o   ibadah dapat mensucikan jiwa dan membersihkannya, dan mengangkatnya ke
derajat tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi.
o   manusia sangat membutuhkan ibadah. Karena manusia secara tabi’at adalah
lemah, fakir (butuh) kepada Allah.
o   Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan
seseorang merasakan kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada
Allah semata.
o   ibadah dapat meringankan seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan
meninggalkan kemunkaran.
o   bahwasanya ibadah merupakan sebab utama untuk meraih keridhaan Allah. 
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
                  Ibadah merupakan suatu usaha kita untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai
dengan rasa tunduk dan patuh kepada Allah SWT. Seorang hamba yang ibadahnya
ingin dikabulkan hendaklah haruis memenuhi 2 syarat yaitu ikhlas dan sesuai
dengan tuntunan Rasulullah dan tidak bermaksud untuk berbuat riya’ kepada orang
lain.
                  Ibadah ghairu mahdhah(ibadah umum/muamalah) adalah ibadah yang
disamping sebagai hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau
interaksi antar sesama manusia.Misalnya sedekah, tolong menolong, dakwah,
belajar, dzikir, bekerja, dan lain-lain.Sedangkan prinsip-prinsip ibadah ghairu
mahdhah yaitu tidak berdasarkan pada dalil yang melarang, pelaksanaannya tidak
berpola pada tauladan rasulullah, bersifat rasional, dan berasas manfaat.
                  Keutamaan dalam melakukan ibadah adalah membersihkan dan
mencusikan jiwa agar terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela agar mendapat
ridha dari Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Saebani, Beni A. dan Encep Taufiqurrahman.Pengantar Ilmu Fiqh. Bandung: CV                         
Pustaka Setia, 2015
Djazuli, A. Kaidah-kaidah Fikih. Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
Ridwan, Hasan. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia, 2009.

Anda mungkin juga menyukai