IBADAH
Dosen Pengampu
Moch. Abdul Rohman M. Ag
DISUSUN OLEH
Moh.Afandi
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Pengertian Ibadah
العبادة هي اسم جامع ملا حيبه اهلل ويرضاه من األقوال واألعمال الظاهرة والباطنة
Ibadah adalah sebuah nama yang mencakup apa-apa yang
dicintai dan diridhoi oleh Allah Ta’ala baik berupa perkataan maupun
perbuatan secara nampak maupun tersembunyi3.
b. Menurut Ulama Akhlak
1
Lihat Kamus Munawwir Karya Ahmad Warson Munawwir, hal 886
2
Lihat Mu’jamul Wasith, jilid 2 hal. 579
3
Lihat Manhajul Syaikh Muhammad Rosyid Ridho fil Aqidah, hal 474. Kafsul Syubhat Sufiyyah, hal
25
4
Lihat Fiqh Siyasah ;Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Quran karya Abd. Muin Salim,. hal.150
5
Lihat Mausu’ah Fiqh Qulub, jilid 2, hal 1748
6
Penghambaan
Kedua, menghadapkan kepada Allah setiap perasaan di dalam hati,
setiap gerakan pada anggota badan, dan setiap gerakan pada kehidupan
semuanya ditujukan kepada Allah dengan penuh keikhlasan.
c. Menurut Ahli fikih
Berkata Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah di dalam
Mausu’ah Fiqhiyyah Islamiyyah (2009 : 441) : yang berhak diibadahi
adalah Allah saja tidak ada sekutu bagi-Nya. Ibadah mencakup 2
perkara :
Pertama, Penghambaan yaitu dia merendahkan kepada Allah Azza wa
Jalla dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
cinta dan mengagungkan-Nya.
Kedua, Beribadah kepada-Nya yaitu setiap apa-apa yang dicintai
Allah dan diridhoi-Nya dari perkataan maupun perbuatan yang dhohir
dan yang batin, seperti do’a, berdzikir, cinta, takut, shalat dan lain-
lain.
Yang berarti: beribadahlah dan berserah dirilah kepada-Nya. Juga dalam al-Qur‟an
ditemukan banyak ayat yang menegaskan bahwa keagungan dan kekuatan hanya
milik Allah.
Ayat-ayat tersebut antara lain Q.S. al-Baqarah (2): 165, dan bahwa tuhan-tuhan yang
disembah manusia, dan diduga dapat membantu, tidak lain adalah hamba-hamba
Allah swt. juga, sebagaimana halnya para penyembah mereka yang dijelaskan dalam
Q.S. al-A‟rāf (7): 194.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sekiranya fungsi ibadah yang telah
dikemukakan tidak dapat dicapai oleh manusia, berarti nilai-nilai ibadahnya tidak
membekas di jiwanya dan ibadah yang dilakukannya tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Dalam hal ini, al-Maragi memberikan contoh dalam melakukan shalat,
Allah memerintahkan hamba-Nya agar melakukan shalat secara lengkap dan
sempurna, sebagai bukti lengkap dan sempurnanya adalah tujuan akhir shalat yang
berfungsi untuk mencegah kemungkaran dapat terwujud bagi seorang hamba.
Allah swt.berfirman dalam Q.S. al-Ankabut (29): 45:
ِ ِ
ْ َالصاَل َة َت ْن َهى َع ِن الْ َف ْح َشاء َوال ُْم ْن َك ِر َولَذ ْك ُر اللَّ ِه َأ ْكَب ُر َواللَّهُ َي ْعلَ ُم َما ت
صَنعُو َن َّ ِإ َّن
Artinya
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Jika ternyata shalat tidak mampu mencegah kemungkaran, atau jika seorang hamba
tidak dapat mewujudkan perilaku baik dalam kehidupannya, maka nilai ibadahnya
menurut syariat akan sia-sia, bahkan akan akan menuai kecelakaan. Hal ini sesuai
dengan firmanNya dalam Q.S. al-Mā‟ūn (107): 4-5 :
ِ َّ ِ
ُ صاَل تِ ِه ْم َس
)5( اهو َن َ ين ُه ْم َع ْن َ ِّصل
َ ) الذ4( ين َ ْم
ُ َف َويْ ٌل لل
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang .4
.lalai dari shalatnya
Jadi secara jelas bahwa ibadah shalat yang dimaksudkan di sini adalah bagaimana
seorang hamba mengarahkan dirinya pada perilaku yang ma’rūf (positif) dalam
kehidupannya.
Setelah menjelaskan ayat-ayat yang terkait dengan fungsi ibadah, maka pada
gilirannya akan diketahui tujuan ibadah itu sendiri, yakni taqwa. Pada bagian akhir
dalam Q.S. al-Baqarah/2: 21 yang telah dikutip, tampak jelas ada kata “taqwa”,
yakni
Dengan demikian, tujuan akhir dari ibadah itu sendiri adalah agar manusia
bertaqwa kepada-Nya.
Afiīf Abd. al-Fattah Tabbārah menjelaskan bahwa makna asal dari taqwa adalah
“takut” dan “pemeliharaan diri”.
Dari sini, dipahami bahwa inti dari pada makna taqwa adalah menjauhkan
(memelihara) diri dari siksaan Allah dengan jalan mengikuti perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya karena ada perasaan takut dari siksaan-Nya tersebut.
BAB III
KESIMPULAN