Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Ibadah shalat adalah salah satu media komunikasi antara manusia dengan
Allah SWT. Disamping itu, rukun Islam yang kedua ini juga merupakan amaliah
ibadah seorang hamba kepada Khaliknya sebagai media untuk mendekatkan diri.
Dalam agama Islam, shalat menempati kedudukan tertinggi dibandingkan dengan
ibadah-ibadah yang lain, bahkan kedudukan shalat dalam Islam sangat besar
sekali hingga tak ada ibadah lain yang mampu menandinginya.
Shalat juga merupakan tiang agama, sehingga seseorang yang mendirikan
shalat berarti telah membangun pondasi agama. Sebaliknya, seseorang yang
meninggalkan shalat berarti meruntuhkan dasar-dasar bangunan agama, agama
tidak akan tegak melainkan dengannya.Hal ini sekaligus memberikan pengertian
kepada umat Islam bahwa yang meruntuhkan dan menegakkan agama itu bukan
umat lain, melainkan umat Islam sendiri. Dan apabila shalat dilakukan secara
berjamaah, maka shalat dapat dijadikan sebagai sarana untuk menghilangkan
perpecahan masyarakat, dan ta’ashub yang dilandasi unsur etnis dan suku.
Sehingga akan terwujud kasih. sayang dan kekeluargaan, saling mengenal dan
persaudaraan diantara sesama muslim.4 Bahkan Allah SWT. akan
melipatgandakan balasannya menjadi 27 kali
atau akan menambahkannya lagi manakala seseorang melaksanakan shalat
dihadapan Allah bersama yang lain .
shalat wajib adalah ibadah yang wajib dikerjakan oleh
masing-masing orang muslim, apabila dikerjakan mendapat pahala dan
apabila tidak dikerjakan akan mendapatkan dosa. Shalat wajib ini ada lima
macam waktu, diantaranya: shalat Subuh dikerjakan menjelang fajar, shalat
Dzuhur dikerjakan pada saat matahari melebihi bayangan kita, shalat Ashar
dikerjakan ketika sore sebelum matahari berwarna merah, shalat Maghrib
dikerjakan ketika matahari sudah tenggelam, dan yang terakhir shalat Isya’
dikerjakan setelah shalat Maghrib.Dijelaskan dalam hadist Bukhori, bahwa
shalat sunat adalah adalah
ibadah shalat yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila
tidak tidak dikerjakan tidak berdosa. Shalat sunat ada banyak macamnya,
diantaranya: shalat dhuha, shalat witir, shalat tasbih, sholat istiqharah, dan
lain sebagainya. Diantara dua macam bentuk shalat, yang wajib kita kerjakan
hanya satu, yaitu shalat wajib. Kewajiban untuk melaksanakan shalat, ketika
anak sudah baligh. Shalat wajib dikerjakan dimana, kapan, dan bagaimana
saja keadaannya. Shalat yang dikerjakan secara tekun, khusyu, dan rutin,
dapat menjadi alat pendidikan yang efektif dan membawa nikmat yang
sangat besar serta mampu membentuk kepribadian muslim.

1
Rumusan masalah : 1.Apa pengertian sholat?

2.Bagaimana hakekat shalat?

3.Mengapa allah mewajibkan kita shalat?

4.Apa tujuan dan fungsi shalat?

5. Bagaimana ahlak dalam shalat?

6 .Apa hikmah shalat?

7. Apa makna spritual shalat dalam pembentukan

Insan yang berkarakter?

Tujuan Masalah 1.untuk mengetahui pengertian shalat

2.Untuk mengetahui hakekat shalat

3.Untuk mengetahui kenapa mewajibkan shalat

4.Untuk menegetahui tujuan dan fungsi sholat

5.Untuk mengetahui akhlak dalam shalat

6.Untuk mengetahui hikmah shalat

7.Untuk mengetahui makna spritual shalat dalam

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Sholat

Shalat merupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada


hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya
dan memperkenalkannya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi
mereka, supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya
dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya. Allah tidak membutuhkan mereka
(dalam pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya shalat tersebut) merupakan
anugerah dan karunia Allah untuk mereka. Dengan shalat, hati seorang hamba dan
seluruh anggota tubuh beribadah. (Dalam shalat),Allah menjadikan bagian
(anugerah) untuk hati lebih sempurna dan lebih besar, yaitu berupa (hati bisa)
menghadap kepada Rabb nya Subhanahu, bergembira dan merasakan kelezatan
berdekatan dengan-Nya, merasakan nikmat dengan mencintai-Nya, riang gembira
menghadap kepada-Nya, tidak berpaling kepada selain-Nya saat beribadah
(shalat) serta menyempurnakan hak-hak peribadatan kepada-Nya, sehingga
ibadahnya sesuai dengan apa yang Dia ridhoi” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim).

Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan
amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashar_Assayuthi,30)

1.2. Hakekat Sholat


Berdasarkan berbagai keterangan dalam Kitab Suci dan Hadits
Nabi,dapatlah dikatakan bahwa shalat adalah kewajiban peribadatan (formal)
yang paling penting dalam sistem keagamaan Islam. Kitab Suci banyak memuat
perintah agar kita menegakkan shalat (iqamat al-shalah, yakni menjalankannya
dengan penuh kesungguhan), dan menggambarkan bahwa kebahagiaan kaum
beriman adalah pertama-tama karena shalatnya yang dilakukan dengan penuh
kekhusyukan. Sebuah hadits Nabi saw. menegaskan,"Yang pertama kali akan
diperhitungkan tentang seorang hamba pada hari Kiamat ialah shalat: jika baik,
maka baik pulalah seluruh amalnya, dan jika rusak, maka rusak pulalah seluruh
amalnya." Dan sabda beliau lagi,"Pangkal segala perkara ialah al-Islam (sikap
pasrah kepada Allah),tiang penyangganya shalat, dan puncak tertingginya ialah
perjuangan di jalan Allah."
Hakikat shalat adalah menghadapkan hati dan jiwa kepada Allah
dengan cara yang dapat mendatangkan perasaan takut dan cinta kepada-Nya,
serta menumbuhkan dalam jiwa akan kebesaran-Nya. Sedangkan jiwa shalat

3
adalah menghadap Allah dengan khusyu’, ikhlas dan kesadaran hati baik
dalam berdzikir maupun memuji.
Shalat menurut istilah adalah do’a. Sedangkan menurut syara’ adalah suatu
ucapan-ucapan dan amalan-amalan yang khusus dimulai dari takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam. Ibadah shalat adalah kewajiban bagi orang-orang yang
beriman dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini tercantum dalam al-Qur’an
surat An- Nisa’ ayat 103 yang artinya ”apabila kamu telah menyelesaikan shalat,
maka ingatlah kepada Allah saat kamu berdiri, waktu duduk dan ketika
bernaring. Kemudian jika kamu telah merasa aman, laksanakanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu diwajibkan kepada orang-orang
mukmin dengan waktu yang telah ditentukan”
Shalat juga dapat menentramkan jiwa dalam hal ini terungkap dalam al-
Quran surat At-Taubah: 103
“Sesungguhnya do’a (shalat) mu itu dapat menumbuhkan ketentraman jiwa
bagi ereka. Allah Maha mendengar Maha mengetahui”

1.3.Mengapa Allah Mewajibkan Shalat


Sesungguhnya Allah Swt adalah Tuhan yang maha Rahman dan maha
rohim,yang maha tahu akan segala apa yang ada di bumi,sehingga setiap apapun
yang diperintahkan dan dilarang olehnya benar – benar menunjukan kasih sayang
dan cintanya kepada setiap mahluk di muka bumi.
Allah Swt berfirman dalam surat Al-kautsar ayat 2, “ Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu; dan berkorbanlah”.Ayat tersebut menunjukan betapa
pentingnya menjalankan ibadah yang satu ini,bahkan Allah mengancam manusia
yang lalai dalam mengerjakan sholat dengan ancaman yang keras dalam surat al-
maun ayat 4-5 “maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat yaitu orang-
orang yang lalai dengan sholatnya”.
Allah Swt memerintahkan untuk sholat sebagai pembeda antara yang
mu’min dan yang kafir,selain itu sholat juga ibadah yang membuat kita lebih
dekat dengan Allah,dalam sebuah hadits qudsy dikatakan “kedekatan seorang
hamba kepada-ku,seperti sesuatu yang aku fardukan (wajibkan
) padanya.dan tidak henti-hentinya seorang hamba mendekatkan diri kepadaku
dengan amalan-amalan sunat ,sehingga aku mencintainya,maka aku menjadi
telinga yang ia pergunakan untuk mendengar,menjadi mata yang ia pergunakan
untuk melihat.jika ia meminta padaku sungguh aku akan memberinya dan bila ia
berdoa kepadaku niscaya aku akan mengabulkan.
Menurut penelitian Dr.Alexis carel,seorang pemenang nobel dalam
bidang kedokteran memberikan pernyataan sebagai berikut, “Sholat
memunculkan aktivitas pada perangkat tubuh dan anggota tubuh bahkan sebagai
sumber aktivitas terbesar yang dikenal sampai saat ini.Sebagai seorang
dokter,saya melihat banyak pasien yang gagal dalam pengobatan ,dan dokter tidak
mampu mengobatinya,lalu ketika pasien-pasien membiasakan sholat justru
penyakitnya mereka hilang.Saya benar-benar melihat efek sholat pada kondisi
sakit karena banyak pasien sembuh dari penyakit radang tulang,kangker,luka
membusuk dan lain-lain dengan sholat.
4
Berikut ini akan di paparkan beberapa rahasia dari berbagai gerakan sholat
dengan aktivitas sirkulasi darah dalam urat.

1.4. Tujuan dan Fungsi Shalat


Semua perbuatan yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan hamba-Nya,
pasti memiliki fungsi dan peranan yang penting serta tujuan, termasuk di
dalamnya perintah ibadah shalat. Adapun mengenai fungsi, peran dan tujuan
shalat, diantaranya sbb.:
1. Agar tergolong orang yang bertaqwa.
2. Untuk mencegah timbulnya perbuatan keji dan munkar.
3. Agar bisa meraih keberuntungan yang besar, yakni sorga.
4. Agar terhindar dari neraka dengan segala kepedihannya.
5. Agar terhindar dari predikat Kafir.
6. Agar segala amal kebaikannya diterima Allah SWT
7. Untuk Memperoleh 5 Karunia Besar
8. Agar Tubuh Tetap Sehat
9. Dengan shalat, kita bisa berkomunikasi langsung dengan Allah
10. Agar Kita Menjadi Orang Disiplin.

1.5. Akhlak dalam Shalat


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam ibadah shalat terdapat
pesan yang luar biasa jika manusia mau menelaah dan memahaminya. Adapun
pesan akhlak dalam shalat yaitu :
 Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, seperti dalam surat
Al-Ankabut ayat 45 sebagai berikut :
‫ّٰللا أ َ ْكبَ ُر َو ه‬
ُ‫ّٰللا‬ ِ ‫شآ ِء َوا ْل ُم ْنك َِر َو َل ِذك ُْر ه‬ ِ َ ‫وحيَى إِلَ ْيكَ ِمنَ ا ْل ِك َٰت‬
َ ْ‫ب َوأَقِ ِم الص ََّٰلوةَ اِنَّ الص ََّٰلوةَ ت َ ْن َٰهى ع َِن ا ْلفَح‬ ِ ُ ‫ا ٓٓتْ ُل َما ٓ أ‬
)٤٥( َ‫يَ ْع َل ُم َما ت َ ِص َنعُ ْون‬
Artinya :

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah : 45)

 .Sholat sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah atas segala nikmat yang
telah terkucurkan sejak masih dalam alam rahim Ibunda.

5
Bersyukur adalah suatu sikap yang ingin selalu memanfaatkan sebaik-
baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt.Tentunya banyak cara bagi
kita untuk mengungkapkan rasa syukur, salah satunya dengan menaati segala
perintah Allah, yakni dengan melaksanakan apa-apa yang telah menjadi
kewajiban seperti shalat. Dan dengan menjauhi apa-apa yang telah menjadi
larangan-Nya.
ُ َ‫ستَ ْخ ِر ُج ْوا ِم ْنهُ ِح ْليَةً تَ ْلب‬
ِ ‫س ْونَهَا َوت َ َرى آ ْلفُ ْلكَ َم َو‬
‫اخ َر فِ ْي ِه‬ ْ َ ‫س َّخ َر ا ْلبَحْ َر ِلتَأ ْ ُكلُوا ِم ْنهُ لَحْ ًما َط ِر ًّيا َوت‬َ ‫ َوه َُو الَّذِى‬u
َّ َ ْ َ‫ام ْن ف‬
ْ َ ‫ض ِل ِه َولعَل ُك ْم ت‬
َ‫شك ُُر ْون‬ ِ ‫َو ِلتَ ْبتَغُ ْو‬
Artinya :
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu
dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur.” (An-Nahl : 14)

 Dengan shalat akan menumbuhkan sifat raja’ dalam diri seseorang.


Raja’adalah sikap yang sedang menunggu (mengharapkan) sesuatu yang
disenangi dari Allah swt, setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya
sesuatu yang diharapkannya.Memang sudah seharusnya manusia berharap hanya
pada yang Maha Menciptakan. Jika manusia mengharap pada selain-Nya, maka
hal tersebut adalah kerugian yang besar, sebab tak ada yang Maha Kuasa
melainkan Allah saja.

‫ّٰللاُ َكثِي ًْرا‬ ‫سنَةٌ ِل َم ْن كَانَ يَ ْر ُج ْو ه‬


‫ّٰللاَ َوا ْليَ ْو ِم ْاْلَ ِخ َر َوذَك ََر ه‬ ْ ُ ‫ّٰللاِ أ‬
َ ‫س َوةٌ َح‬ ُ ‫لَقَ ْد كَانَ لَ ُك ْم فِى َر‬ô
‫س ِل ه‬

Artinya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”(Al-Ahzab : 21)

 Shalat juga mendidik seorang manusia memiliki sifat khauf


yaitu suatu sifat jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang tidak disenangi
dari Allah swt. Maka manusia perlu berupaya agar apa yang ditakutkan itu tidak
akan terjadi.[ Salah satu hal yang dapat di upayakan adalah dengan memenuhi

6
kewajiban terhadap Allah, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, mengerjakan
puasa, dan lain-lain.
Mengingat dosa saja sudah mendapat pahala yang luar biasa, apalagi jika
kita mengimbanginya dengan taubat nasuha dan berupaya menyenagkan Allah,
salah satunya dengan melaksanakan shalat. Rasul bersabda :

َ ‫ش َج َرةِ ْال َيا ِب‬


‫س ِة َو َرقُ َها‬ َّ ‫َت َع ْنهُ ذُنُ ُوبُهُ َك َما َيتَ َحاتُ َعنِال‬
ْ ‫ع َّز َو َج َّل ت َ َحات‬ ‫ش َع َر ِج ْلدَ ْال َع ْبد ِِم ْن َمخَافَ ِة ه‬
َ ِ‫ّٰللا‬ َ ‫ِإذَاا ْق‬
Artinya :
“Apabila kulit seorang hamba menggigil karena takut kepada Allah azza
wa jalla, maka berguguranlah dosanya, sebagaimana halnya daun-daunan dari
pohon yang kering”

Rasa takut disini lahir dari ma’rifah akan kekuasaan Allah, hukuman-Nya dan
pengaruh kehendak Allah terhadap ciptaan-Nya.

 Shalat juga akan memunculkan sikap haya’ (rasa malu).

Rasa malu itu muncul melalui perasaan serba kekurangan dalam beribadah
dan pengetahuan seseorang akan ketidakmampuannya dalam menunaikan hak-hak
Allah. Rasa malu akan semakin kuat dengan mengetahui cacat dirinya, yang
contohnya adalah : kurang ikhlas dalam beribadah, keburukan batinnya serta
kecenderungan terhadap duniawi dalam ibadahnya.

1.6. Hikmah Sholat


 Sebagian hikmah disyariatkannya shalat adalah bahwa shalat itu dapat
membersihkan jiwa, dapat menyucikannya, dan menjadikan seorang
hamba layak bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dunia dan
berada dekat dengan-Nya di surga. Bahkan shalat juga dapat mencegah
pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“...Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar...” (Al-Ankabut: 45).

 Shalat yang khusu’ mewujudkan suatu ibadah yang benar-benar ikhlas,


pasrah terhadap zat Yang Maha Suci dan Maha Mulia.
Di dalam shalat tersebut kita meminta segala sesuatu dari-Nya, memohon
petunjuk untuk mendapatkan jalan yang lurus, mendapat limpahan rahmat,
rizki, barokah dan pahala dari-Nya. Oleh karena itu orang yang shalatnya
khusu’ dan ikhlas karena Allah SWT akan selalu merasa dekat kepada-Nya
dan tidak akan menghambakan diri, tidak akan menjadikan panutan selain
daripada Allah SWT. Dengan kata lain segala sesuatu yang dilakukan

7
hanyalah karena Allah dan hanya untuk mendapatkan ridlo’ dari Allah.
Maka pantaslah jika Allah berfirman :
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu)
orang-orang yang khusu’ dalam sembahyangnya"(QS. Al
Mu’minuun 1-2)
 Disamping itu shalat juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang buruk,
khususnya cara-cara hidup yang materialis yang menjadikan urusan
duniawi lebih penting dari segala-galanya termasuk ibadah kepada Allah.
Kebersihan dan kesucian jiwa ini digambarkan dalam sebuah hadits :
"Jikalau di pintu seseorang diantara kamu ada sebuah sungai
dimana ia mandi lima kali, maka apakah akan tinggal lagi
kotorannya (yang melekat pada tubuhnya) ? Bersabda Rasulullah
saw : ‘Yang demikian itu serupa dengan shalat lima waktu yang
(mana) Allah dengannya (shalat itu) dihapuskan semua
kesalahan’."(HR. Abu Daud)
 shalat juga membina rasa persatuan dan persaudaraan antara sesama umat
Islam. Hal ini dapat kita lihat antara lain, apabila seseorang shalat tidak
dalam keadaan yang khusus pasti selalu menghadap kiblat yaitu Ka’bah di
Masjidil Haram Mekah. Umat Islam di seluruh dunia mempunyai satu
pusat titik konsentrasi dalam beribadah dan menyembah kepada Khaliq-
nya yaitu Ka’bah, hal ini akan membawa dampak secara psikologis yaitu
persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat. Contoh lain adalah pada
shalat berjamaah, shalat berjamaah juga mengandung hikmah
kebersamaan, persatuan, persaudaraan dan kepemimpinan dimana pada
setiap gerakan shalat ma’mum mempunyai kewajiban mengikuti gerakan
imam, sedangkan imam melakukan kesalahan, maka ma’mum wajib
mengingatkan. Sehingga pada shalat berjamaah keabsahan maupun
kebenaran dalam shalat lebih terjamin, dan diantara jama’ah akan timbul
rasa kebersamaan dan persatuan untuk menyelamatkan jama’ah mereka.
Ibarat orang berkendaraan, penumpang akan selalu ikut menjaga
keamanan dan keselamatan kendaraan yang ditumpanginya. Oleh karena
itu tidaklah berlebihan jika shalat berjamaah mendapatkan tempat yang
lebih dibandingkan dengan shalat sendiri. Hal ini sesuai dengan sabda
Rasulullah saw :
"Shalat berjamaah lebih utama (pahalanya) dua puluh derajat"
(HR. Bukhary & Muslim dari Ibnu Umar)

1.7. Makna Spiritual Shalat


“Shalat adalah mi’rajnya orang beriman”, demikian sabda Rasul saw.
Alangkah agung makna sabda tersebut bagi para pecinta. Dalam setiap shalatnya,
seorang pecinta akan bercengkerama dengan yang dicintainya. Sehingga tidaklah
heran apabila banyak riwayat yang menyebutkan bahwa baginda Rasul saw dan
para syi’ahnya selalu menanti-nantikan tibanya waktu pelaksanaan shalat.

8
Ibadah shalat merupakan ajang bagi seorang pecinta untuk secara
langsung berkeluh kesah dan menyampaikan kerinduannya kepada yang
dicintainya. Setiap pecinta yang hendak menunaikan shalat akan mempersiapkan
betul keadaan dirinya dengan berhias sebaik mungkin. Sebabnya, pada saat itu
dirinya akan berjumpa dengan kekasihnya, Allah swt. Ibadah shalat juga
merupakan sarana komunikasi antara manusia dengan Allah swt. Bahkan, boleh
dibilang sebgai sarana terbaik. Karena itulah, dalam berbagai riwayat, disebutkan
bahwa shalat merupakan tonggak agama.
Tujuan utama dari pelaksanaan ibadah shalat adalah mendekatkan dan
selalu mengingatkan manusia kepada Tuhannya.

9
BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN

Shalat merupakan kewajiban setiap muslim,karena hal ini di syariatkan oleh


Allah SWT. Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai prakteknya, hal ini tidak
menjadi masalah karena di dalam al-qur'an sendiri tidak ada ayat yang
menjelaskan secara terperinci mengenai praktek shalat. Tugas dari seorang
muslim hanyalah melaksnakan shalat dari mulai baligh sampai napas terakhir,
semua perbedaan mengenai praktek shalat semua pendapat bisa dikatan benar
karena masing-masing memilki dasar dan pendafaatnya masing-masing dan
tentunnya berdasarkan ijtihad yang panjang. Setiap perintah Allah yang di berikan
kepada kaum muslimin tentunya memiliki paidah untuk kaum muslimin sendiri,
seperti halnya umat islam di perintahkan untuk melaksanakan shalat, salah satu
paidahnya yakni supaya umat islam selalu mengingat tuhannya dan bisa meminta
karunianya dan manfaat yang lainnya yakni bisa mendapkan ampunan dari Allah
SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: " shalat lima waktu dari shalat
jum'at sampai shalat jum'at berikutnya adalah penghapus seluruh dosa yang ada
di antara keduanya, selama tidak ada dosa besar yang di
perbuatnya".(HR.Muslim dan Tarmidzi)

 Adapun mengenai fungsi, peran dan tujuan shalat, diantaranya sbb.:


1. Agar tergolong orang yang bertaqwa.
2. Untuk mencegah timbulnya perbuatan keji dan munkar.
3. Agar bisa meraih keberuntungan yang besar, yakni sorga.
4. Agar terhindar dari neraka dengan segala kepedihannya.
5. Agar terhindar dari predikat Kafir.
6. Agar segala amal kebaikannya diterima Allah SWT
7. Untuk Memperoleh 5 Karunia Besar
8. Agar Tubuh Tetap Sehat
9. Dengan shalat, kita bisa berkomunikasi langsung dengan Allah
Agar Kita Menjadi Orang Disiplin

10
DAFTAR FUSTAKA

Ibnu Hajar Al-Asqalani, BULUGHUL MARAM, Jilid 1 dan 2, Bandung : CV


Diponegoro, Cet. 22, 1999.

Muhammad Fuad Abdul Baqi, AL LU’LU’ WAL MARJAN ; Himpunan Hadits


Shahih Yang Disepakati Bukhari dan Muslim, Jilid 1, Surabaya : PT Bina Ilmu,
Cet.1, 1996

Muhammad Nashiruddin Al-Bani, SIFAT SHALAT NABI SAW Menurut


Sunnah yang Shahih, Bogor : Pustaka Ibnu Katsir, Cet.2, 2006.

. ‘Aidh Al Qorni, SIFAT SHOLAT NABI SAW ; Seakan-akan Engkau Sholat


Bersama Beliau SAW, Solo : WIP, Cet.3, 2006.
1. ‘Aidh Al Qorni, SIFAT SHOLAT NABI SAW ; Seakan-akan Engkau Sholat Bersama
Beliau SAW, Solo : WIP, Cet.3, 2006.
2. Ibnu Hajar Al-Asqalani, BULUGHUL MARAM, Jilid 1 dan 2, Bandung : CV Diponegoro,
Cet. 22, 1999.
3. Ibnu Katsir, TAFSIR IBNU KATSIR, Jilid 1-7, Bogor : Pustaka Imam Syafi’I, 2003
4. Imam Abu Zakaria Yahya bin Syarf An Nawawi, Tarjamah RIADHUS SHALIHIHN,
Jilid 1 dan 2, Bandung : Al Ma’arif, Cet.1, 1986.
5. Imam Ahmad Ibnu Hanbal, BETULKANLAH SHALAT ANDA, Jakarta : Bulan Bintang,
Cet.1, 1974.
6. Imam Jalaludin As Suyuthi, ASBABUN NUZUL ; Latar Belakang Historis Turunnya
Ayat-Ayat Al Quran, Bandung : CV Diponegoro, Cet.12, 1990.
7. Muhammad Fuad Abdul Baqi, AL LU’LU’ WAL MARJAN ; Himpunan Hadits Shahih
Yang Disepakati Bukhari dan Muslim, Jilid 1, Surabaya : PT Bina Ilmu, Cet.1, 1996
8. Muhammad Nashiruddin Al-Bani, SIFAT SHALAT NABI SAW Menurut Sunnah yang
Shahih, Bogor : Pustaka Ibnu Katsir, Cet.2, 2006.
9. Munawar Chalil, KEMBALI KEPADA AL QUR’AN DAN AS SUNNAH, Jakarta : PT Bulan
Bintang, Cet.9, 1993.
10. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthany, ENSIKLOPEDI SHALAT ; Menurut AL Qur’an dan
As Sunnah, Jilid 1 dan 2, Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cet.1, 2006.
11. Sayyid Sabiq, FIQIH SUNNAH, Jilid 1-2, Bandung : PT Al-Ma’arif, Cet.23, tt.
12. Terjemahan NAILUL AUTHAR ; Himpunan Hadits-Hadits Hukum (BUSTANUL AHBAR),
Jilid 1 dan 2, Surabaya : PT Bina Ilmu, Cet. 3, 2001.

11
i

12

Anda mungkin juga menyukai