Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam hal ini perawat harus mampu memahami dan mengerti
tentang bagaimana cara membantu pasien yang susah BAB dengan benar
dan teliti. Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus. Frekuensi defekasi
pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2
atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang.
Perawat dapat memahami manfaat serta indikasi dan kontra indikasi dan
melakukan huknah rendah ( low enema ) , huknah tinggi ( high enema ) ,
dan gliserin yang memungkinkan perawat untuk melakukan dengan benar
terhadap bagaimana melakukan tindakan huknah rendah, tinggi, dan
gliserin kepada pasien.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari huknah ( enema ) ?
2. Sebutkan indikasi dan kontra indikasi dari pemberian huknah ?
3. Apa dampak dari pemberian huknah ?
4. Sebutkan jenis – jenis huknah ?

1.3 Tujuan Makalah


2. Untuk mengetahui pengertian dari huknah .
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi dari pemberian huknah.
4. Untuk mengetahui dampak dari pemberian dari huknah .
5. Untuk mengetahui jenis – jenis huknah .
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Huknah


Enema / Huknah adalah memasukkan cairan sabun yang hangat /
dingin melalui anus sampai kedalam kolon desenden , asenden dan kolon
sigmoid . Fungsinya adalah untuk mengeluarkan feses dan flaktus.
Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan menurut cara
kerjanya :
1. Cleaning ( membersihkan )
Dengan cara meregangkan intestinal dengan memasuki volume cairan.
Ada 3 cleaning yaitu huknah rendah , huknah tinggi , dan pemberian
gliserin .
2. Carminative ( untuk mengeluarkan flatus )
Terutama diberikan untuk mengeluarkan flatus. Larutan dimasukkan ke
dalam rektum untuk dimasukkan gas dimana ia merenggangkan rektum,
kemudian merangsang peristaltik. Untuk orang dewasa dimasukkan 60 –
180 mL.
3. Retensi ( menahan )
Dimasukkan oil (pelumas) ke dalam rektum, pelumas tersebut tertahan
dalam waktu yang lama (1–3jam), ia bekerja untuk melumasi rektum
yang akhirnya memudahkan jalannya feses.
4. Mengembalikan aliran
Enema yang mengembalikan aliran kadang – kadang mengarah pada
pembilasan kolon, digunakan untuk mengeluarkan flatus. Ini adalah
pemasukan cairan yang berulang ke dalam rektum dan pengaliran cairan
dari rektum.
2.2 Indikasi
1. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur .
2. Persiapan pra operasi .
3. Konstipasi .
4. Terjadi pengerasan pada feses .
5. Untuk persiapan pemeriksaan radiologi .
6. Pada ibu yang akan melahirkan.

2.3 Kontra Indikasi


1. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal, hemoroid dan
tumor .
1.4 Dampak Pemberian Huknah
1. Dampak positif
a. Sebagai jalan alternatif pemberian obat.
b. Memudahkan proses defakasi.
c. Meningkatkan mekanika tubuh.
2. Dampak negatif
a. Jika menggunakan larutan terlalu hangat akan membakar mukosa
usus dan jika larutan terlalu dingin yang diberikan akan
menyebabkan kram abdomen.
Jumlah larutan yang diberikan tergantung pada jenis enema, berdasarkan
usia dan jumlah cairan yang bisa disimpan :

No Usia Jumlah Larutan

1. Bayi 150 – 250 ml

2. Toddler ( 2 tahun ) 250 – 350 ml

3. Anak usia sekolah 300 – 500 ml

4. Remaja 500 – 750 ml

5. Deawasa 750 – 1000 ml

Suhu volume larutan hangat untuk dewasa 40,5°C-43°C. Suhu cairan yang
digunakan untuk anak-anak adalah 37,7°C.
2.5 Jenis – jenis huknah
1. Huknah rendah ( low edema )
Merupakan tindakan dengan cara memasukan cairan hangat ke dalam
desenden dengan menggunakan kanula rekti melalui anus, yang
bertujuan untuk mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan
operasi , tindakan pengobatan , dan merangsang buang air besar bagi
pasien yang mengalami kesulitan dalam buang air besar . Tinggi tiang
infus untuk low enema setinggi 50 cm .
2. Huknah tinggi ( high enema )
Merupakan tindakan dengan cara memasukan cairan hangat ke dalam
kolon asenden dengan menggunakan kanula usus , dengan tujuan
untuk membantu mengeluarkan feses akibat konstipasi dan
mengosongkan usus pada pasien prabedah .Tinggi tiang infus untuk
high enema setinggi 30 cm .
3. Pemberian gliserin
Tindakan dengan cara memasukan cairan gliserin ke dalam kolon
sigmoid dengan menggunakan spuit gliserin , yang bertujuan untuk
melunakkan feses dan merangsang buang air besar serta sebagai
tindakan pengobatan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Enema atau huknah diberikan tujuannya untuk mengeluarkan feses
dan flatus. Huknah dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan
menurut cara kerjanya : cleaning ( membersihkan ), carminative ( untuk
mengeluarkan flatus ), retensi ( menahan ), dan mengembalikan aliran.
Ada beberapa macam jenis pemberian huknah yaitu huknah rendah ( low
edema ) , huknah tinggi ( high edema ) dan pemberian gliserin .

3.2 Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan marilah kita memahami dan
mengatahui konsep sebelum melakukan tindakan agar kita dapat
melaksanakan perawatan dengan baik, penuh keterampilan/mahir dan
profesional. Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita
pelajari dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik.
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini
menjadi lebih baik .

DAFTAR PUSTAKA
Puruhito.1995. Dasar-Dasar Pemberian Cairan dan Elektrolit Pada Kasus-
Kasus Bedah. Airlangga . Surabaya: Univercity Press .

Perry, Potter. 2005. Fundamental keperawatan. edisi 4, volume 1. Jakarta :


EGC .

Alimul,A.Azis.H. 2006. Kebutuhan dasar Manusia. Surabaya : Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai