Anda di halaman 1dari 10

SKILL LAB 4

HUKNAH (ENEMA)

Skenario

Seorang pasien laki-laki usia 40 tahun saat ini dirawat di ruang rawat inap sebuah rumah sakit.
Laki-laki itu direncanakan akan menjalani operasi pengangkatan tumor di abdomen. Operasi
akan dilakukan besok dan perawat diminta untuk melakukan persiapan operasi. Pasien tersebut
akan mulai puasa malam ini dan huknah direncanakan akan dilakukan besok pagi sebelum
mandi. Perawat sudah mempersiapkan peralatan untuk huknah. Pasien juga sudah diberitahu
tentang rencana huknah besok pagi namun pasien tampak penasaran mengapa harus dilakukan
tindakan seperti itu, mengapa tidak dengan cara lain misalnya dengan obat-obatan, dan apa yang
akan dirasakannya saat tindakan itu dilakukan besok pagi.

Pertanyaan

1. Apa itu huknah?


2. Kapan huknah dilakukan?
3. Apa yang akan dirasakan pasien saat huknah?
4. Apa dampak negatif dari huknah?
5. Apakah ada kontraindikasi huknah?
HUKNAH/ENEMA

A. Pendahuluan

Proses pencernaan pada manusia dimulai dari masuknya bahan yang akan dicerna seperti
makanan melalui mulut melewati saluran pencernaan sampai akhirnya dikeluarkan melalui anus
sebagai sisa metabolisme dalam bentuk feses. Pada kondisi normal proses pencernaan melewati
berbagai tahapan sejak makanan berada di dalam mulut sampai akhirnya menjadi sisa
metabolisme. Proses ini normalnya berjalan secara alami dan sisa metabolisme dalam bentuk
feses akan dikeluarkan oleh manusia melalui anus. Perubahan atau gangguan pada proses
pencernaan dapat menyebabkan gangguan pada berbagai tempat di saluran cerna, termasuk di
bagian akhir saluran cerna dimana feses harusnya dikeluarkan. Untuk mengatasi sulitnya feses
dikeluarkan perlu dilakukan usaha manual seperti huknah. Selain itu juga huknah dilakukan
untuk tujuan lain seperti persiapan operasi, terutama tindakan operasi besar atau operasi di area
abdomen.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan instruksional umum

Setelah menyelesaikan skill lab ini mahasiswa diharapkan mampu melakukan


huknah/enema secara mandiri dengan benar dan tepat.

2. Tujuan instruksional khusus


1) Mahasiswa mampu menjelaskan definisi huknah/enema dengan benar
2) Mahasiswa menjelaskan tujuan huknah/enema dengan benar
3) Mahasiswa mampu menyebutkan peralatan yang diperlukan untuk huknah/enema
dengan benar
4) Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah/prosedur melakukan
huknah/enema dengan benar
5) Mahasiswa mampu melakukan huknah dengan benar

C. Landasan Teori

Huknah atau enema adalah tindakan memasukkan atau megnalirkan cairan kedalam
rectum dan kolon sigmoid. Tujuan memasukkan cairan ini adalah untuk merangsang peristaltic
sehingga menyebabkan terjadinya defekasi/buang air besar. Jenis dan volume cairan yang
dimasukkan akan memecah massa feses, melebarkan dinding rectum dan menstimulasi refleks
defekasi.
Umumnya enema/huknah dilakukan utnuk mengatasi konstipasi atau mengosongkan
bowel sebelum tindakan diagnostik tertentu atau operasi besar atau pada bagian abdomen.
Huknah bisa dilakukan hanya sampai rectum (huknah rendah) atau sampai kolon desenden
(huknah tinggi).

Jenis – jenis enema ada 4, yaitu:

1. Cleansing enema : Large-volume dan small-volume

Tujuannya adalah untuk mengeluarkan feses dari kolon. Pada enema jenis ini
ciaran dimasukkan untuk menstimulasi peristaltik melalui iritasi dan distensi kolon dan
rectum dengan menggunakan air sabun, air biasa, atau normal salin. Cleansing enema
terbagi dua, yaitu large-volume enema yang juga disebut hypotonic atau isotonic enema,
tergantung cairan yang digunakan dan small-volume enema yang dikenal juga dengan
hypertonic enema.

2. Oil-Retention enema

Enema jenis ini membantu melumasi feses dan mukosa kolon sehingga defekasi lebih
mudah terjadi. Enema ini menggunakan cairan yang mengandung minyak dimana
minyak tersebut akan diserap oleh feses sehingga feses akan lebih lunak dan mudah
dikeluarkan. Minyak yang digunakan misalnya mineral oil, olive oil.

3. Medicated enema

Enema ini digunakan untuk memasukkan medikasi/obat melalui rectum. Cairan yang
digunakan mengandung obat dan diberikan untuk mengurangi resiko kadar kalium yang
tinggi, atau untuk mengurangi bakteri dalam kolon sebelum poerasi usus, Nutritive
enema digunakan untuk memasukkan nutrisi dan cairan melalui rectum pada kondisi
emergency atau bersifat sementara.

4. Distention reduction: Carminative dan Return-flow (Harris flush) enema

Enema jenis ini dilakukan untuk mengatasi flatus yang menyebabkan distensi. Enema
ini membantu mengeluarkan flatus/kentut. Terbagi menjadi dua jenis, carminative dan
return-flow. Carminative enema menggunakan 1-2-3 enema (30 ml magnesium sulfat, 60
ml gliserin, 90 ml air hangat) sedangan return-flow menggunakan harris flush (yang palin
sering), yaitu 100-200 ml cairan dimasukkan ke dalam rectum, kemudian container cairan
diturunkan/direndahkan dan cairan tersedot mengalir masuk kembali ke container.
Cairan yang bisa digunakan pada enema adalah:
a. Air sabun: air sabun yang lembut/sedikit dapat menstimulasi dan mengiritasi
mukosa intestinal. Air sabun yang banyak/kental dapat menyebabkan iritasi berat
pada membran mukosa kolon. Cara membuat air sabun yang biasa digunakan
adalah dengan melarutkan 3-5 ml sabun lembut kedalam 1 liter air.
b. Air biasa/air keran: berikan perhatian khusus untuk anak-anak atau dewasa
dengan ganggunan jantung dan ginjal. Air biasa termasuk cairan hipotonik.
Jangan dilakukan tindakan enema berulang karena dapat menyebabkan intoksikasi
air atau overload cairan.
c. Normal saline: adalah yang paling aman. Bayi dan anak-anak dapat menggunakan
cairan ini. Gunakan dalam jumlah yang sedikit/small-volume. Jika digunakan
dirumah bisa dibuat dengan melarutkan satu sendok teh garam dapur dalam
setengah liter air biasa.
d. Cairan hypertonic: berguna terutama untuk pasien yang tidak toleran terhadap
large-volume. Hanya dengan 120-180 ml biasanya sudah efektif untuk cairan ini.
Cairan enema jenis ini sudah diproduksi dan dijual secara komersial.
e. Oil-based solution: cairan enema yang mengandung minyak, diberikan dalam
jumlah sedikit. Minyak yang diserap feses membuat feses lebih lunak sehingga
mudah dikeluarkan.
f. Carminative solution: mengeluarkan gas yang tertahan di rectum. Contoh
cairannya MGW solution, yang terdiri dari 30 mg Magnesium, 60 ml gliserin, dan
90 ml air hangat.

Prosedur Cleansing Enema

A. Peralatan yang diperlukan

1. Sarung tangan bersih

2. Cairan enema, yang dibuat sendiri atau produk komersial (sesuai kebutuhan/order
dokter. Suhu cairan 40-43 0C, jenis dan jumlah cairan tergantung kebutuhan, biasanya
dewasa 50-1000 ml, remaja 500-700 ml, anak sekolah 300-500 ml, balita 250-350 ml,
bayi 150-250 ml).

3. Kontainer cairan (enema bag) dengan selang dan klem (seperti selang infus) dan rectal
tube (dewasa 22-30 fr, anak-anak 12-18 fr)

4. Pelumas/water-soluble lubricant

5. Perlak/alas

6. Bedpan
7. tisu toilet

8. sabun, handuk, baskom berisi air

9. Tiang infus

B. Langkah-langkah pelaksanaan

1. Kaji status pasien: BAB terakhir, pola BAB normal dengan saat ini, adanya
hemoroid, bunyi usus, adanya nyeri abdomen.
2. Pelajari catatan medis pasien: adanya peningkatan TIK, glaucoma, atau riwayat bedah
rektum atau prostat
3. Inspeksi abdomen: adanya distensi.
4. Cek catatan medis untuk klarifikasi enema, ada/tidak instruksi untuk enema.
5. Cuci tangan.
6. Gunakan sarung tangan.
7. Jaga privacy: tutup area pasien dengan gorden/penutup yang tersedia.
8. Tinggikan bed sesuai tinggi yang nyaman untuk melakukan tindakan enema, pasang
side rail sebelah kiri pasien.
9. Posisikan pasien dalam posisi sims’ (miring kiri dengan kaki kanan ditekuk). Kalau
anak pada posisi dorsal recumbent.
10. Pasang alas dibawah pinggang dan bokong.
11. Tutup pasien dengan handuk/selimut, buka hanya area anus.
12. Buka bokong, kaji area perianal: abnormalitas, hemoroid, dll.
13. Tempatkan bedpan di bagian bawah anus, jika bisa menahan dan ingin BAB di toilet
kosongkan toilet.
14. Berikan enema.
a. Untuk cairan enema buatan pabrik:
1. Buka tutup kepala selang. Biasanya selang sudah diberi jelly, namun
jelly boleh dioleskan jika perlu.
2. Buang udara dalam botol enema.
3. Buka bokong pelan-pelan dan perhatikan anus.
4. Minta pasien relaks dan tarik nafas pela-pelan lewat mulut.
5. Buka anus, masukkan selang botol enema pelan-pelan kedalam anus,
ke arah umbilicus, pada dewasa/remaja masukkan 7,5-10 cm (3-4
inch), anak-anak 5-7,5 cm (2-3 inch), bayi 2,5-3,75 cm (1-1,5 inch)
6. Jika terjadi nyeri atau resistensi/tahanan selama prosedur, hentikan
prosedur dan sampaikan ke dokter.
7. Pencet botol sampai semua isinya masuk rectum dan kolon. Minta
pasien menahan cairan sampai keinginan BAB terjadi, biasanya 2-5
menit.
b. Untuk cairan enema dengan menggunakan enema bag/kantong enema.
1. Masukkan air hangat ke dalam kantong enema. Masukkan kantong
enema dalam air hangat sebelum memasukkan cairan enema kedalam
kantong, cek suhu cairan enema sebelum digunakan.
2. Pasang kantong enema ke tiang infuse, lepaskan klemnya, biarkan
cairan mengalir memenuhi selang, lalu klem.
3. Beri jeli rectal tube 6-8 cm (2,5-3 inch)
4. Buka anus, minta pasien tarik nafas dalam pelan-pelan melalui mulut.
5. Masukkan rectal tube pelan-pelan kearah umbilicus. Kedalaman rectal
tube pada dewasa/remaja masukkan 7,5-10 cm (3-4 inch), anak-anak
5-7,5 cm (2-3 inch), bayi 2,5-3,75 cm (1-1,5 inch)
6. Jika rectal tube tidak bisa masuk dengan mudah, jangan dipaksa. Jika
sulit, coba alirkan cairan sedikit sambil mencoba memasukkan rectal
tube. Cairan yang masuk bisa membuat sfingter rileks dan sebagai
lubrikasi tambahan.
7. Buka klem selang, alirkan cairan enema perlahan. Pertahankan posisi
rectal tube selama ciaran mengalir sampai habis.
8. Naikkan tinggi kantong enema perlahan sesuai jumlah cairan enema:
30-45 cm (12-18 inch) untuk enema/huknah tinggi, 30 cm (12 inch)
untuk enema regular, dan 7,5 cm (3 inch) untuk enema rendah. Lama
waktu pengaliran cairan bervariasi sesuai volume yang diberikan
(menurut beberapa literatur biasanya 5-10 menit).
9. Turunkan kantong enema atau tutup klem jika pasien mengeluh sakit
atau kram, atau cairan merembes dari anus.
10. Tutup klem jika cairan sudah dimasukkan semua.
15. Dekatkan tisu toilet disekitar rectal tube anus dan tarik tube pelan-pelan.
16. Jelaskan pada pasien bahwa jika merasa distensi/kembung atau kram abdomen adalah
normal. Minta pasien menahan cairan enema selama mungkin dalam posisi berbaring
ditempat tidur (menurut beberapa literatur biasanya 5-15 menit). Pada anak tahan
bokongnya selama beberapa menit.
17. Taruh kantong enema dan rectal tube pada tempatnya, bersihkan dengan sabun dan
air hangat.
18. Bantu pasien ke toilet atau bantu menggunakan bedpan.
19. Observasi karakteristik feses dan cairan yang keluar saat BAB.
20. Bantu pasien membersihkan area anus dengan sabun dan air hangat setelah BAB di
bedpan. Jika pasien BAB di toilet, perhatikan karakteristik feses dan cairan sebelum
di siram.
21. Buang sarung tangan, cuci tangan sampai bersih.
22. Kaji kondisi abdomen.
23. Catat waktu melakukan enema, jenis dan volume cairan, dan karakteristik feses dan
cairan yang keluar saat BAB.
24. Laporkan segera jika pasien tidak bisa BAB dan terjadi efek yang tidak diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai