Anda di halaman 1dari 7

SALSYA NAULIA CHAMID

1910106064/B

PENGGUNAAN HUKNAH DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

A. PENGERTIAN
Huknah/ Enema adalah memasukkan suatu larutan ke dalam rectum dan
kolon sigmoid. Alasan utama enema ialah untuk meningkatkan defekasi
dengan menstimulasi peristaltic. Volume cairan, yang dimasukkan, memecah
masa feses, merenggangkan dinding rectum, dan mengawali reflek defekasi.
Enema juga diberikan sebagai alat transportasi obat-obatan yang
menimbulkan efek local pada mucosa rectum.
Enema paling sering digunakan untuk menghilangkan konstipasi untuk
sementara. Indikasi lain antara lain : membuang feses yang mengalami
impaksi, mengosongkan usus sebelum menjalani pemeriksaan diagnostik,
pembedahan atau melahirkan, dan memulai program bowel training.

B. INDIKASI
a. Konstipasi.
b. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur.
c. Penggunaan laxative yang berlebihan.
d. Peningkatan stress psikologis
e. Impaksi fases.
f. Kebiasaan buang air besar yang teratur.
g. Persiapan pra operasi.
h. Untuk tindakan diagnostik misalnya pemariksaan neurologi.
i. Pasien dengan malaena.

C. KONTRA INDIKASI
a. Dengan diverticulis,ulcerative colitis,crhon’s disease.
b. Post operasi.
c. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal, hemoroid,
tumor rectum dan kolon.
MACAM DAN TUJUAN ENEMA ATAU HUKNAH
Enema dapat diklasifikasikan kedalam 4 golongan menurut cara kerjanya
diantaranya : cleansing (membersihkan), carminative (untuk mengobati
flatulence), retensi (menahan), dan mengembalikan aliran.
1. Cleansing Enema
Clensing Enema merangsang peristaltik dengan mengiritasi kolon dan
rektum dan atau dengan meregangkan intestinal dengan memasuki
volume cairan. Ada 2 cleansing enema yaitu :
a) Huknah Rendah
Low enema (huknah rendah) diberikan hanya untuk membersihkan
rektum dan kolon sigmoid. Sekitar 500ml larutan diberikan pada
orang dewasa, klien dipertahankan pada posisi sims / miring kekiri
selama pemberian.
Tujuan huknah rendah diberikan adalah :
• Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi,
colonoscopy
• Merangsang peristaltik usus
• Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostic

b) Huknah Tinggi
High enema (huknah tinggi) diberikan untuk membersihkan kolon
sebanyak mungkin, sering diberikan sekitar 750-1000ml larutan
untuk orang dewasa, dan posisi klien berubah dari posisi lateral kiri
ke posisi dorsal cecumbent dan kemudian ke posisi lateral kanan
selama pemberian ini cairan dapat turun ke usus besar. Cairan
diberikan pada tekanan yang tinggi daripada low enema. Oleh
karena itu, wadah dari larutan digantung lebih tinggi. Cleansing
enema paling efektif jika diberikan dalam waktu 5-10 menit.
Tujuan huknah tinggi diberikan untuk :
• Membantu mengeluarkan fases akibat konstipasi atau impaksi
fekal
• Membantu defaksi yang normal sebagai bagian dari program
latihan defakasi (bowel training program)
• Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostik.
No Perbedaan Huknah rendah Huknah tinggi
1. Tindakan Tindakan memasukkan Tindakan memasukkan
cairan hangat dari rectum cairan hangat dari rectum
kedalam kolon desenden dimasukkan kedalam kolon
asenden.

2. Tujuan Mengosongkan usus sebagai Membantu mengeluarkan


persiapan tindakan operasi, fases akibat konstipasi atau
colonoscopy impaksi fekal

3. Kanul enema Kanula Recti Kanula usus

4. Posisi Posisi sims miring kekiri Posisi sim’s miring ke kanan

Jumlah cairan hangat yang 500 ml 750-1000ml


5. diberikan untuk dewasa

6. Tinggi irigator ± 30 cm dari tempat tidur ± 30-45 cm dari tempat


tidur

c) Huknah Gliserin
Memaskkan cairan melalui anus ke dalam kolon sigmoid dengan
menggunakan spuit gliserin bertujuan untuk melunakkan fases dan
merangsang buang air besar serta sebagai tindakan pengobatan.

Persiapan alat
a. Selimut mandi atau kain penutup
b. Perlak atau pengalas
c. Spuit gliserin
d. Bengkok
e. Gliserin dalam tempatnya yang direndam air panas
f. Mangkok kecil
g. Pispot
h. Sampiran
i. Tisu
j. Waslap 2 buah
k. Baskom 2 buah
l. Handuk serta sabun

Penatalaksanaan
1. Jelaskan tujuan dan proseedur pelaksaan.
2. Pasang sampiran.
3. Pasang selimut mandi dan tarik selimut tidur.
4. Lepas pakaian bagian bawah.
5. Atur posisi pasien.
• Dewasa : miring kekiri dengan lutut kanan fleksi
• Bayi dan anak : rekumben dorsal dibawahnya diberi pispot
6. Pasang alat dan perlaknya.
7. Teteskan gliserin pada punggung tangan untuk memeriksa kehangatan
kemudian tuangkan mangkok kecil.
8. Isi spuit gliserin 10 – 20 cc dan keluarkan udara.
9. Setelah pasien berada pada posisi miring, tangan kiri dan kanan mendorong
pantat ke atas sambil memasukkan spuit perlahan-lahan hingga rectum.
10. Masukkan spuit gliserin 7-10 cm untuk orang dewasa dan 5-7,5 cm untuk
anak serta 2,5-3,75 cm untuk bayi.
11. Masukkan gliserin perlahan-lahan sambil menganjurkan pasien untuk
menarik napas panjang dan dalam.
12. Cabut spuit dan letakkan dalam bengkok.
13. Bantu pasien BAB
• Bantu pasien ke toilet untuk pasien yang bisa ke toilet
• Untuk pasien dengan keadaan umum yang lemah dengan tirah baring,
pasang pispot
14. Ambil pispot
15. Bersihkan daerah perianal pada pasien yang buang air besar pada pispot.
• Bersihkan dengan tisu
• Ambil waslap dan bersihkan dengan air sabun pada daerah perianal
• Bilas dengan air bersih
• Keringkan dengan handuk
16. Tarik alas dan perlak
17. Ganti selimut mandi dan selimut tidur.
18. Bantu pasien mengenakan pakaian bawah.
19. Buka sampiran .
20. Rapikan alat kemudian cuci tangan.
21. Dokumentasikan warna dan konsistensi fases, adanya distensi abdomen.
2. Retention Enema
Retention enema, dimasukkan oil (pelumas) kedalam rektum dan kolon sigmoid,
pelumas tersebut tertahan untuk waktu yang lama (1-3 jam). Ia bekerja untuk
melumasi rektum dan kanal anal, yang akhirnya memudahkan jalannya fases.

Persiapan alat
1. Batang dengan ujung slang rectal
2. Sarung tangan sekali pakai
3. Pelumas larut dalam air
4. Perlak pengalas
5. Selimut mandi
6. Kertas Toilet
7. Pispot
8. Baskom
9. Waslap dan handuk, serta sabun

Penatalaksanaan enema dengan unit sekali pakai (enema retensi minyak).


1. Ikuti langkah 1 sampai 5 ”slang rectal dengan wadah enema”.
2. Letakkan pispot dekat tempat tidur.
3. Agar mudah untuk diambil bila klien tidak mampu menahan enema
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Mengurangi transmisi mikroorganisme
6. Kenakan sarung tangan sekali pakai.
7. Menurunkan transmisi mikroorganisme dari feses
8. Lepaskan kap plastik dari ujung rectal. Meskipun ujung sudah berpelumas,
jeli tambahan dapat diberikan sesuai kebutuhan.
9. Pelumas memudahkan insersi slang rectal tanpa menyebabkan iritasi atau
trauma pada rectal
10. Dengan perlahan, regangkan bokong dan cari letak anus. Instruksikan klien
untuk rileks dengan menghembuskan napas pada perlahan melalui mulut.
11. Dengan mengembuskan napas, relaksasi sfingter anus eksternal akan
meningkat
12. Masukan ujung botol secara perlahan kedalam rectum. Masuknya sejauh 7,5
– 9 cm untuk orang dewasa (anak-anak dan bayi biasanya tidak mendapat
enema hipertonik perkemasan).
13. Insersi perlahan mencegah trauma pada mukosa rectal
14. Peras botol sampai semua larutan telah masuk rectum dan kolon.
(kebanyakan botol mengandung kurang lebih 250ml larutan).
15. Larutan hipertonik memrlukan hanya sedikit volume untuk merangsang
defekasi
16. Ikuti langkah 20 sampai 27 ”slang rectal dengan wadah enema sebelumnya

3. Carninative Enema
Carminative enema terutama diberikan untuk mengeluarkan flatus. Larutan
dimasukkan kedalam rektum untuk mengeluarkan gas dimana ia meregangkan
peritaltik. Untuk orang dewasa dimasukkan 60-180ml. Contoh enema carminative
ialah larutan GMW,yang mengandung 30ml magnesium, 60ml gliserin, dan 90ml
air.

4. Enema bilas Harris


Enema Bilas Harris ( Enema arus balik ),kadang kadang mengarah pada
pembilasan kolon, digunakan untuk mengeluarkan flatus. Ini adalah pemasukan
cairan yang berulang ke dalam rektur dan pengaliran cairan dari rektum.
Pertama-tama larutan ( 100-200ml untuk orang dewasa ) dimasukkan ke rektum
dan kolon sigmoid klien, kemudian wadah larutan direndahkan sehingga cairan
turun kembali keluar melalui rectal tube ke dalam wadah. Pertukaran aliran
cairan ke dalam dan keluar ini berulang 5-6 kali,sampai ( perut ) kembung hilang
dan rasa tidak nyaman berkurang atau hilang. Banyak macam larutan yang
digunakan untuk enema. Larutan khusus mungkin diminta oleh dokter.

Persiapan alat pada enema bilas harris (enema arus balik)


a. Wadah enema
b. Slang enema dan klem
c. Pelumas
d. Tutup Troli
e. Perlak
f. Tisu toilet
g. Larutan : 500ml ledeng dengan suhu 105C
h. Sarung tangan sekali pakai

Penatalaksanaan Enema bilas harris (enema arus balik)


a. Jelaskan tujuan dan prosedur kepada klien.
b. Pasang sampiran.
c. Tuanglah larutan kedalam wadah plastik dan tutupi wadah
tersebut. Bawa Troli kesisi tempat tidur.
d. Letakkan perlak dibwah pasien.
e. Tempatkan pelumas diatas tisu. Oleskan pelumas tersebut pada
ujung slang enema.
f. Alirkan sedikit air didalam slang untuk mengeluarkan udara.
g. Pakai sarung tangan.
h. Masukkan slang ke dalam rectum sepanjang 10 cm.
i. Lakukan bilas harris sebagai berikut untuk mempengaruhi
peristaltik :
• Buka klem, naikkan kaleng irigasi setinggi 30 – 45 cm diatas
panggul pasien alirkan 200 ml cairan di atas rectum.
• Turunkan kaleng irigasi sekitar 30 cm dibawah tempat tidur dan
biarkan air mengalir keluar dari rectum ke dalam kaleng.
j. Lanjutkan prosedur gas keluar. Jika semua cairan telah kembali ke
luar, klem slang tersebut dan amgkat
k. angkat penutup tempat tidut.
l. Kembalikan troli ke ruang peralatan. Buang isi kaleng, bersihkan
peralatan pada enema biasa. Lepas sarung tangan dan buang
dengan benar.
m. Dokumentasikan waktu adanya distensi abdomen dan reaksi
pasien.

Daftar Pustaka

Sari, Ninda Nurmala. 2011. Huknah.


http://nindanurmalasari.blogspot.com/2011/12/huknah.html
(diakses pada 27 April 2020)

Ibrahim Labeda, Nurhaya Nurdin, Asti Amalta. 2015. Manual Keterampilan


Prosedur Enema.
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2015/04/PROSEDUR-
ENEMA.pdf
(diakses pada 27 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai