(Cardiotocography)
By Kelompok 2
Putri Ayu Seviana H 1910106062
Annisa Nurosida 1910106063
Salsya Naulia Ch 1910106064
Sritiarawati Putri 1910106065
Ni Putu Sasmita P 1910106066
Nur Ajizah Kalla 1910106067
Vina Nur Faj’riyati 1910106068
Naila Syakirohtul R 1910106069
Ghina Kamila Maitsa 1910106070
Fatiha Zalma Iftinan R 1910106071
Irna Intan Saputri 1910106072
1.
Pengertia “
CTG (Cardio-Toco-Graphy)
adalah alat yang digunakan untuk memantau denyut jantung janin
dan kontraksi rahim. Alat ini digunakan untuk melihat ada tidaknya
n gangguan pada bayi sebelum atau selama persalinan, sehingga, dokter
dan bidan bisa memberi pertolongan dengan segera jika ada perubahan
pada denyut jantung janin maupun kontraksi rahim.
Bentuk CTG menyerupai dua piringan kecil yang ditempelkan ke
permukaan perut ibu hamil dengan menggunakan ikat pinggang elastis.
Satu piringan untuk mengukur denyut jantung janin, sementara yang lain
mengukur tekanan pada perut. Dengan begitu, alat ini mampu
menunjukkan kapan saja bumil mengalami kontraksi dan tiap kontraksi
dapat diperkirakan kekuatannya.
Namun, hasil yang tidak reaktif tidak selalu menunjukkan masalah. Bisa jadi bayi
sedang dalam kondisi tertidur lelap saat tes dilakukan, oleh sebab itu dokter akan
mencoba tes setelah meminta ibu hamil bergerak atau menggunakan stimulator
akustik janin untuk membangunkan bayi. Jika hasil masih tidak reaktif, dokter
dapat meminta untuk melakukan tes ini lagi setelah satu jam.
Jika CTG kedua menunjukkan bayi tetap tidak merespon dengan baik atau denyut
jantungnya tidak seperti yang seharusnya, dokter akan merujuk ibu hamil untuk
pemindaian ultrasound untuk menilai profil biofisik bayi. Profil biofisik akan
mengetahui kondisi bayi dan mengukurnya berdasarkan gerakan, pernapasan,
reaksi, dan tonus otot. Jika bayi menunjukkan hasil yang kurang bagus, mungkin
dokter menyarankan melakukan persalinan dini.
6. Hasil
Pemeriksaan
Cara Membaca
1. Reaktif, bila 3. Sinusoidal, bila
• Denyut jantung basal antara 120-160 kali per menit • Ada osilasi yang persisten pada denyut jantung
• Variabilitas denyut jantung 6 atau lebih per menit asal.
• Gerakan janin terutama gerakan multiple dan • Tidak ada gerakan janin
berjumlah 5 gerakan atau lebih dalam 20 menit • Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan
• Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola bahaya.
“omega” pada NST yang reaktif berarti janin dalam
keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu 4. Abnormal (baik reaktif mauoun non reaktif),
kemudian. bila
• Pada pasien Diabetes Mellitus tipe IDDM • Bradikardi
pemeriksaan NST diulang tiap hari, tipe yang lain • Deselerasi 40 atau lebih dibawah (baseline). Atau
diulang setiap minggu. DJJ mencapai 90 DPM, yang lamanya 60 detik atau
lebih
2. Non-reaktif, bila
• Denyut jantung basal 120-160 kali per menit
• Variabilitas kurang dari 6 dpm
• Gerakan janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan
dalam 20 menit
• Tida ada akselerasi denyut jantung janin meskipun
diberikan rangsangan dari luar