Anda di halaman 1dari 21

ADMISSION

TEST

BY: RITA M, ROHANI, RY ENY, ROZITA


PENGERTIAN
• Admission test adalah cara
pemeriksaan janin dengan
menggunakan kardiotokografi.
Kardiotokografi adalah suatu
metoda elektronik untuk memantau
kesejahteraan janin dalam
kehamilan dan atau dalam
persalinan.
• Admission Test bertujuan untuk mendeteksi
adanya gangguan yang berkaitan hipoksi
janin dalam rahim, seberapa jauh gangguan
tersebut dan akhirnya menentukan tindak
lanjut dari hasil pemantauan tersebut.
Pemeriksaan dilakukan pada ibu hamil yang
hendak bersalin, dibuat segera setelah
pasien masuk dan dipantau secara singkat
dengan maksud menilai keadaan janin saat
masuk rumah sakit.
Gambaran Hasil Kardiotokografi
Gambar hasil pemeriksaan Kardiotokografi dapat disimpulkan
sebagai berikut:
• Hasil pemeriksaan ini dikatakan reaktif (normal)jika : Jika
denyut jantung dalam batas normal, ada akselerasi (reaksi
peningkatan denyut), tidak ada deselerasi (penurunan
denyut jantung yang tajam) dan ada gerak bayi. Tes
biasanya diulangi seminggu kemudian.
• Berlawanan dengan hasil diatas, hasil tesnya tidak normal
(non-reaktif), denyut jantung melewati batas normal (tinggi
atau rendah), tidak ada akselerasi, ada deselerasi dan atau
gerak bayi tidak ada.
• Hasil yang non-reaktif bisa merupakan petunjuk bahwa bayi
tidak mendapatkan cukup oksigen (asfiksia)atau ada
gangguan pada plasenta. Jika ditemukan kondisi ini maka
bayi harus segera dilahirkan.
INDIKASI
Ibu
• Pre-eklampsia-eklampsia
• Ketuban pecah
• Diabetes mellitus
• Kehamilan 40 minggu
• Vitium cordis
• Asthma bronkhiale
• Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
• Infeksi TORCH
• Bekas SC
• Induksi atau akselerasi persalinan
• Persalinan preterm
• Hipotensi
• Perdarahan antepartum
• Ibu perokok
• Ibu berusia lanjut
• Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit
paru, penyakit jantung, dan penyakit tiroid.
INDIKASI
JANIN
• Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
• Gerakan janin berkurang
• Suspek lilitan tali pusat
• Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
• Hidrops fetalis
• Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
• Mekoneum dalam cairan ketuban
• Riwayat lahir mati
• Kehamilan ganda dan lain-lain
Syarat Kardiotokografi Dalam
Admission Test
• Usia kehamilan minimal 28 minggu.
• Ada persetujuan tindak medik dari pasien
(secara lisan).
• Punktum maksimum denyut jantung janin
(DJJ) diketahui.
• Prosedur pemasangan alat dan pengisian data
pada komputer (pada KTG terkomputerisasi)
sesuai buku petunjuk peralatan.
Kontra Indikasi

• Sampai saat ini belum ditemukan


kontra-indikasi pemeriksaan KTG
terhadap ibu maupun janin.
Persiapan Alat dan Bahan

• Stetoskop Laennec / Doppler


• Peralatan KTG
• Kertas KTG
• Jelly
• Tissue / kain lap
• Formulir jawaban KTG
Persiapan
Pasien
• Pasien dianjurkan berkemih terlebih dahulu.
• Posisi setengah duduk/duduk/tidur miring
kekiri
• Pastikan kenyamanan pasien
• Bila pasien lapar atau haus harus
makan/minum terlebih dahulu
• Bila pasien lelah/capek lakukan istirahat
beberapa waktu
Persiapan Petugas

• Mengetahui Tata Cara melakukan


admission test dan pemasangan
alat kardiotografi
• Mengetahui interpretasi KTG dan
kemungkinan penyulit yang terjadi
• Melaksanakan prosedur
pencegahan infeksi (cuci tangan
sebelum dan sesudah pemeriksaan
pasien, pengelolaan limbah medis,
dll).
Prosedur Pelaksanaan
• Segera setelah pasien masuk kamar bersalin
dilakukan pemantauan dengan kardiotokografi
• Persetujuan tindak medik (Informed Consent)
: menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan dan
kemungkinan hasil yang akan didapat.
Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh
dokter penanggung jawab pasien (cukup
persetujuan lisan).
• Periksa kesadaran dan tanda vital ibu
• Pasien ditidurkan secara santai, boleh terlentang,
semi Fowler 45 derajat, bila ada tanda-tanda
insufisiensi utero-plasenter atau gawat janin, ibu
tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter /
menit.
• Periksa Tekanan darah pada awal pemeriksaan
dan 15 menit kemudian.
• Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his,
dihitung sebelum dan segera setelah kontraksi
berakhir.
• Pasang transduser untuk tokometri di daerah
fundus uteri dan kardio (untuk DJJ) di daerah
punktum maksimum.
• Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu
bila janin terasa bergerak, pencet bel yang telah
disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman KTG.
• Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
• Lama perekaman minimal 20 menit dilakukan
pemantauan DJJ
• Bila pada pemantauan terdapat kecurigaan
adanya kelainan denyut jantung janin ataupun
kontraksi rahim, maka pemantauan dilanjutkan.
Admission Test diakhiri bila kita yakin janin
dalam keadaan normal.
• Lakukan pencetakkan hasil rekaman KTG.
• Matikan komputer dan mesin kardiotokograf.
Bersihkan dan rapikan kembali alat pada
tempatnya.
• Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah
selesai.
• Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter
penanggung jawab atau paramedik membantu
membacakan hasi interpretasi komputer secara
lengkap kepada dokter. PARAMEDIK (BIDAN)
DILARANG MEMBERIKAN INTERPRETASI HASIL
CTG KEPADA PASIEN.
Pembacaan hasil :
Reaktif bila:
• Denyut jantung basal 120-160 x/menit
• Variabilitas denyut jantung 5-10 atau lebih per
menit
• Terdapat 2 akselerasi dengan tinggi 15 denyut
selama 10 detik
• Tidak ditemukan deselerasi
Pembacaan Hasil
Mencurigakan, bila :
• Denyut jantung basal > 160 atau < 120 kali per
menit
• Variabilitas denyut jantung < 5 per menit
• Tampak adanya deselerasi yang abnormal
• Tidak ada akselerasi denyut jantung janin
meskipun diberikanrangsangan dari luar
Pembacaan Hasil

Sangat mencurigakan, bila :


• Ditemukan lebih dari satu gambaran
abnormal dari denyut jantung janin
• Terdapat deselerasi abnormal yang persisten
• Melakukan pemantauan pasca tindakan
apakah ibu ada keluhan atau tidak, terutama
yang berkaitan dengan pergerakan janin dan
kontraksi. Bila ada keluhan laporkan ke dokter
penanggung Jawab
• Bereskan alat-alat dan lakukan
dekontaminasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai