0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan21 halaman
Admission test adalah tes rutin yang dilakukan untuk menilai kesejahteraan janin dengan memonitor denyut jantung dan gerakannya melalui kardiotokografi. Hasil tes dapat menunjukkan kondisi janin yang normal atau mencurigakan yang membutuhkan tindakan lebih lanjut."
Admission test adalah tes rutin yang dilakukan untuk menilai kesejahteraan janin dengan memonitor denyut jantung dan gerakannya melalui kardiotokografi. Hasil tes dapat menunjukkan kondisi janin yang normal atau mencurigakan yang membutuhkan tindakan lebih lanjut."
Admission test adalah tes rutin yang dilakukan untuk menilai kesejahteraan janin dengan memonitor denyut jantung dan gerakannya melalui kardiotokografi. Hasil tes dapat menunjukkan kondisi janin yang normal atau mencurigakan yang membutuhkan tindakan lebih lanjut."
PENGERTIAN • Admission test adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi. Kardiotokografi adalah suatu metoda elektronik untuk memantau kesejahteraan janin dalam kehamilan dan atau dalam persalinan. • Admission Test bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan yang berkaitan hipoksi janin dalam rahim, seberapa jauh gangguan tersebut dan akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut. Pemeriksaan dilakukan pada ibu hamil yang hendak bersalin, dibuat segera setelah pasien masuk dan dipantau secara singkat dengan maksud menilai keadaan janin saat masuk rumah sakit. Gambaran Hasil Kardiotokografi Gambar hasil pemeriksaan Kardiotokografi dapat disimpulkan sebagai berikut: • Hasil pemeriksaan ini dikatakan reaktif (normal)jika : Jika denyut jantung dalam batas normal, ada akselerasi (reaksi peningkatan denyut), tidak ada deselerasi (penurunan denyut jantung yang tajam) dan ada gerak bayi. Tes biasanya diulangi seminggu kemudian. • Berlawanan dengan hasil diatas, hasil tesnya tidak normal (non-reaktif), denyut jantung melewati batas normal (tinggi atau rendah), tidak ada akselerasi, ada deselerasi dan atau gerak bayi tidak ada. • Hasil yang non-reaktif bisa merupakan petunjuk bahwa bayi tidak mendapatkan cukup oksigen (asfiksia)atau ada gangguan pada plasenta. Jika ditemukan kondisi ini maka bayi harus segera dilahirkan. INDIKASI Ibu • Pre-eklampsia-eklampsia • Ketuban pecah • Diabetes mellitus • Kehamilan 40 minggu • Vitium cordis • Asthma bronkhiale • Inkompatibilitas Rhesus atau ABO • Infeksi TORCH • Bekas SC • Induksi atau akselerasi persalinan • Persalinan preterm • Hipotensi • Perdarahan antepartum • Ibu perokok • Ibu berusia lanjut • Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit ginjal, penyakit paru, penyakit jantung, dan penyakit tiroid. INDIKASI JANIN • Pertumbuhan janin terhambat (PJT) • Gerakan janin berkurang • Suspek lilitan tali pusat • Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin • Hidrops fetalis • Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar. • Mekoneum dalam cairan ketuban • Riwayat lahir mati • Kehamilan ganda dan lain-lain Syarat Kardiotokografi Dalam Admission Test • Usia kehamilan minimal 28 minggu. • Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan). • Punktum maksimum denyut jantung janin (DJJ) diketahui. • Prosedur pemasangan alat dan pengisian data pada komputer (pada KTG terkomputerisasi) sesuai buku petunjuk peralatan. Kontra Indikasi
• Sampai saat ini belum ditemukan
kontra-indikasi pemeriksaan KTG terhadap ibu maupun janin. Persiapan Alat dan Bahan
• Stetoskop Laennec / Doppler
• Peralatan KTG • Kertas KTG • Jelly • Tissue / kain lap • Formulir jawaban KTG Persiapan Pasien • Pasien dianjurkan berkemih terlebih dahulu. • Posisi setengah duduk/duduk/tidur miring kekiri • Pastikan kenyamanan pasien • Bila pasien lapar atau haus harus makan/minum terlebih dahulu • Bila pasien lelah/capek lakukan istirahat beberapa waktu Persiapan Petugas
• Mengetahui Tata Cara melakukan
admission test dan pemasangan alat kardiotografi • Mengetahui interpretasi KTG dan kemungkinan penyulit yang terjadi • Melaksanakan prosedur pencegahan infeksi (cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan pasien, pengelolaan limbah medis, dll). Prosedur Pelaksanaan • Segera setelah pasien masuk kamar bersalin dilakukan pemantauan dengan kardiotokografi • Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi, cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan). • Periksa kesadaran dan tanda vital ibu • Pasien ditidurkan secara santai, boleh terlentang, semi Fowler 45 derajat, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter / menit. • Periksa Tekanan darah pada awal pemeriksaan dan 15 menit kemudian. • Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera setelah kontraksi berakhir. • Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan kardio (untuk DJJ) di daerah punktum maksimum. • Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa bergerak, pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama perekaman KTG. • Hidupkan komputer dan Kardiotokograf. • Lama perekaman minimal 20 menit dilakukan pemantauan DJJ • Bila pada pemantauan terdapat kecurigaan adanya kelainan denyut jantung janin ataupun kontraksi rahim, maka pemantauan dilanjutkan. Admission Test diakhiri bila kita yakin janin dalam keadaan normal. • Lakukan pencetakkan hasil rekaman KTG. • Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan kembali alat pada tempatnya. • Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai. • Berikan hasil rekaman KTG kepada dokter penanggung jawab atau paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara lengkap kepada dokter. PARAMEDIK (BIDAN) DILARANG MEMBERIKAN INTERPRETASI HASIL CTG KEPADA PASIEN. Pembacaan hasil : Reaktif bila: • Denyut jantung basal 120-160 x/menit • Variabilitas denyut jantung 5-10 atau lebih per menit • Terdapat 2 akselerasi dengan tinggi 15 denyut selama 10 detik • Tidak ditemukan deselerasi Pembacaan Hasil Mencurigakan, bila : • Denyut jantung basal > 160 atau < 120 kali per menit • Variabilitas denyut jantung < 5 per menit • Tampak adanya deselerasi yang abnormal • Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikanrangsangan dari luar Pembacaan Hasil
Sangat mencurigakan, bila :
• Ditemukan lebih dari satu gambaran abnormal dari denyut jantung janin • Terdapat deselerasi abnormal yang persisten • Melakukan pemantauan pasca tindakan apakah ibu ada keluhan atau tidak, terutama yang berkaitan dengan pergerakan janin dan kontraksi. Bila ada keluhan laporkan ke dokter penanggung Jawab • Bereskan alat-alat dan lakukan dekontaminasi. TERIMAKASIH