Anda di halaman 1dari 22

SUNTIK KB

A. Pengertian Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.

B. Jenis-Jenis KB Suntik 1. Suntikan kombinasi (Hormon Estrogen dan Progesteron) jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali(Cyclovem) 2. Suntikan yang hanya mengandung progestin a. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya. b. Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg noratin dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler. Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam larutan minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan hal ini.

C. Efektivitas KB Suntik Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah. Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.

D. Cara Kerja Secara umum kerja dari KB suntik adalah: 1. Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar folliclestimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH) . 2. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada

lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa. 3. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi. 4. Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.

E. Kekurangan dan Kelebihan KB Suntik 1. Kelebihan a. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari b. dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis. c. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan. d. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri e. Penggunaan jangka panjang f. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi. g. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause h. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium

2. Kekurangan Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.Jarang terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi.

F. Efek Samping dan Penanganannya 1. Amenorea (tidak terjadi perdarahan) Penanganan :

a. Bila tidak hamil,pengobatan apapun tidak perlu.jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim. b. Bila telah terjadi kehamilan,rujuk klien.hentikan penyuntikan. c. Bila terjadi kehamilan ektopik,rujuk klien. d. Jangan memberikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil.Tunggu 3-6 bulan kemudian bila tidak terjadi perdarahan juga,rujuk ke klinik. 2. Perdarahan bercak (spotting) Penanganan : Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai,tetapi hal ini bukanlah masalah serius,dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. 3. Mual dan Muntah Penaganan : Pastikan tidak ada kehamilan,bila hamil segera rujuk.Bila tidak

hamil,informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat

4. Meningkatnya/Menurunnya Berat Badan Penanganan : informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok.Bila berat badan berlebihan,hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain

G. Indikasi Dan Kontra Indikasi KB Suntik 1. Indikasi Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik. Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :

a. Usia reproduksi (20-30 tahun) b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak c. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi d. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan e. Pasca persalian dan tidak menyusui f. Anemia g. Nyeri haid hebat h. Haid teratur i. Riwayat kehamilan ektopik j. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi 2. Kontra Indikasi a. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran) b. Ibu menginginkan haid teratur c. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan d. ibu yang menderita sakit kuning (liver), e. kelainan jantung, f. varises (urat kaki keluar), g. Hipertensi (tekanan darah tinggi) h. kanker payudara atau organ reproduksi, i. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi. j. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini. k. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis. l. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini m. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen n. Adanya penyakit kanker hati o. Depresi berat. (Everent,2007)

AKDR

A. Pengertian AKDR adalah Suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman dan reversibel yang terbuat dari plaslik atau logam kecil yang dimasukan dalam uterus melalui kanalis servikalis (WHO, 2007). AKDR merupakan suatu alat kontrasepsi yang dimasukan dalam rahim terbuat dari bahan polyethylene dilengkapi dengan benang nylon sehingga mudah dikeluarkan dari dalam rahim (BKKBN, 2005).

B. Jenis-jenis AKDR Saat ini AKDR yang ada termasuk dalam tiga golongan utama: iner, mengandung tembaga dan melapaskan hormon (Glasier, 2005:117).

C. Efektivitas AKDR Pada praktik menunjukkan bahwa AKDRlebih efektif daripada kontrasepsi oral. Efektifitas AKDR telah meningkat, dari angka kehamilan 1 tabun sebesar 2-3% untuk AKDR inert dan AKDR yang mengandung tembaga menjadi kurang 0,5 %. Angka kegagalan lebih rendah pada wanita lebih tua yang angka kesuburanya sudah berkurang. Angka kehamilan ektopik pada pemakaian AKDRpun menurun (Glasier, 2005:120).

D. Cara kerja AKDR Bagaimana sebenarnya mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi cara kerjanya bersifat lokal. Sebagai bukti dapat di jumpai kehamilan dengan AKDR in situ, AKDRdalam keadaan kolaps membuat suasana pada fundus uteri menjadi normal dan siap menerima hasil konsepsi. Mekanisme kerja AKDR sebagai berikut: 1. AKDRmerupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limposit. 2. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa

3. Pemadatan indometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi. 4. Ion CU yang dikeluarkan AKDR dengan cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi. (Manuaba, 1998:455). E. Kekurangan dan kelebihan AKDR 1. Kekurangan AKDR Kekurangan AKDR menurut Glasier (2005:122) dan Manuaba (1998:455) adalah: a. Pola perdarahan menstruasi, biasanya menstrusi yang lebih banyak dan lebih lama. b. Infeksi c. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual. d. Ekspulsi e. Masih terjadi kehamilan dengan AKDR insitu f. Leokorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah. 2. Kelebihan AKDR a. Umumnya hanya memerlukan satu kalipemasangan dan demikian satu kali motivasi b. Tidak menimbulkan efek sistemik c. Lebih ekonomis an cocok untuk penggunaan massal d. Efektifitas cukup tinggi e. Reversibel (Winkjosastro, 2008:558).

F. Efek samping dan penangananya 1. Perdarahan Penanganan:umumnya setelah pemasangan AKDR, terjadi perdarahan sedikitsedikit yang cepat berhenti. Kalau pemasangan dilakukan sewaktu Haid, perdarahan yang sedikit-sedikit ini tidak akan dikketahui oleh akseptor. Keluhan yang sering terdapat pada pemakai AKDR ini adalah menoragia, spotting

menoragia. Jika terjadi perdarahan banyak dan tidak dapat diatasi, sebaiknya

AKDR dikeluarkan dan di ganti dengan AKDR yang mempunyai ukuran kecil. Jika perdarahan sedikit sedikit, dapat diusahakan mengatasinya dengan pengobatan konservatif. Pada perdarahan yang tidak berhenti dengan tindakantindakan tersebut diatas, sebaiknya AKDR diangkat (Winkjosastro, 2008:558). 2. Infeksi AKDR itu sendiri, atau benangnya yang berada didalam vagina, umumnya tidak menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat yang dihgunakan disucihamakan, yakni tabung penyalur, pendorong dan AKDR. Jika terjadi infeksi, hal ini

mungkin disebabkan oleh sudah adanya infeksi yang subkut atau menahun pada traktus genitalis sebelum pemasangan AKDR. 3. Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual. Kadang-kadang suami merasakan adanya benang AKDR sewaktu bersenggama. Ini disebabkan oleh benang AKDR yang keluar dari porsio uteri terlalu pendek atau panjanguntuk mengurangi atau menghilangkan keluhan ini, benang AKDR yang terlalu panjang dipotong sampai kira-kira 2-3 cm dari portio, jika benang AKDR terlalu pendek, sebaiknya AKDRnya diganti. Bbiasanya dengan cara seperi ini keluhan suami hilang. 4. Benang hilang Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR masih ditempat, tidak ada tindakan yang perlu dilakukan. Bila tidak yakin AKDR masih berada di dalam rahim dan klien tidak hamil, maka klien dirujuk untuk dilakukan rontgen/USG. Bila tidak ditemukan, pasang kembali AKDR sewaktu dating haid. Jika ditemukan kehamilan dan benang AKDR tidak kelihatan, lihat penanganan amenorea. 5. Masih terjadi kehamilan dengan AKDR insitu Jika terjadi kehamilan dengan AKDRinsitu, sedang benangnya masih kelihatan , sebaiknya AKDR dikeluarkan oleh karena kemungkinan terjadinya abortus setelah AKDR itu dikeluarkan lebih kecildaripada jika AKDR masih berda di dalam rongga uterus. Jika benang AKDR tidak kelihatan, sebaiknya AKDR dibiarkan saja dalam uterus.

6. Leokorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah. Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Bila penyebabnya kuman gonokukus atau klamidia, cabut AKDR dan berikan pengobatan yang sesuai. Bila klien dengan penyakit radang panggul, berikan antibiotika selama 2 hari dan baru kemudian AKDR dicabut dan bantu klien untuk memilih kontrasepsi lain.

G. Indikasi dan kontraindikasi 1. Kontra indikasi Indikasi kontra mutlak pemakaian AKDR ialah kehamilan dan penyakit radang panggul aktif atau rekuren. Adapula yang memasukkan sangkaan karsinoma servisitis uteri, karsinoma korporis uteri. Indikasi kontra relatif antara lain tumorovarium, kelainan uterus, gonorea, servisitis, kelainan haid, dismenorea, stenosis kanalis servikalis, dan panjang kavum uteri yang kurang dari 6,5 cm (Winkjosastro, 2007:95).

2. Indikasi a. Usia reproduksi. b. Keadaan nulipara. c. Mengiginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang. d. Perempuan menyusui yang menginnginkan kontrasepsi. e. Setelah menyusui dan tidak ingin menyusui bayinya. f. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi. g. Perempuan dengan risiko rendah IMS. h. Tidak menghendaki metode hormonal. i. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari. j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (Handayani, 2010).

PIL KB

A. Pengertian Adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil/tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan hormon

progesteron atau yang hanya terdiri dari hormon progesteron saja. Kebijaksanaan penggunaan Pil diarahkan terhadap pemakaian Pil dosis rendah, tetapi meskipun demikian pil dosis tinggi masih disediakan tereutama untuk membina peserta KB lama yang menggunakan pil dosis tinggi. B. Jenis-jenis pil KB 1. Pil kombinasi: sejak semmula progesteron/estrogen 2. Pil sekuensial: a. Pil ini mengsndung komponen yang disesuuaikan dengan sistem hormonal tubuh b. Duabelas pil pertama hanya mengandung estrogen c. Pil ke tiga belas dan seterusnya merupakan kombinasi 3. Progesteron: hanya mengandung progesteron dipergunakan ibu post partum 4. KB darurat hormonal: digunakan segera setelah hubungan seks. (Manuaba, 1998:443). telah terdapat kombinsai komponen

C. Efektifitas pil KB
Efektifitas pemakaian pil sangat tinggi tetapi ini tergantung pada disiplin si pemakai. Kegagalan teoritis lebih 0,35 % , tetapi dalam praktek berkisar 1 8 % untuk pil kombinasi, 3 10 % untuk minipil.

D. Cara kerja pil KB 1. Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur. 2. Mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani/sperma tidak dapat amasuk ke dalam rahim.

3. Menipiskan lapisan endometriun. 4. Perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga konsepsi dihambat

E. Kekurangan dan kelebihan 1. Kekurangan a. Pil harus diminum setiap hari b. Motivasi harus kuat c. Adanya efeksamping yang bersifat sementara.seperti mual, sakit kepala, muntah dan lain lain. d. Kadang-kadang setelah berhenti minum pil terjadi aminorea yang persisten. 2. Kelebihan a. Efektifitasnya dapat dipercatya b. Frekuensi koitus tidak perlu diatur c. Siklus haid jadi teratur d. Keluhan- keluhan dismenore primer menjadii berkurang atau hilang sama sekali F. Efek samping dan penangananya a. Mual Penanganan : Pil diminum bersama dengan makanan atau pada saat akan tidur dapat mengurangi mual. Pemakaian obat anti muntah sebelumnya juga akan menurunkan mual. Pemakaian anti mual setelah rasa mual mulai muncul tidak akan efektif. b. Muntah Penanganan : Jika klien muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil ini, maka klien harus minum pil lagi. Tetapi klien tidak boleh minum pil lebih dari dosis yang dianjurkan, kerena kelebihan dosis ini tidak akan membuat metode ini lebih efektif malah bisa meningkatkan rasa mual. c. Spotting (perdarahan pervaginam yang tidak teratur) Penanganan : Jika menstruasi terlambat sampai satu minggu, perlu dilakukan tes kehamilan. d. Payudara teraba keras,sakit kepala,pusing, dan lemah.

Penanganan : Umumnya efek samping ini tidak berlangsung sampai 24 jam. Aspirin atau obat penghilang rasa sakit yang dapat diperbolehkan tanpa resep dapat dipakai untuk menghilangkan rasa tidak enak tersebut. e. Amenorea dan berat badan bertambah Penanganan : Efek samping ini akan hilang dengan sendirinya dan berkurang dengan sendirinya.

KONDOM

A. Pengertian Kondom merupakan bahan karet atau lateks polyuretan(plastik), atau bahan yang sejenis dan kuat, tipis dan elastis. Benda tersebut ditarik menutupipenis yang sedang ereksi untuk menangkap semen selama ejakulasi da mencegah masuknya sperma masuk kedalam vagina (varney, 2006:435).

B. Efektifitas kondom Efektifitas dari kondom tergantung dari mutu dan dari ketelitian dalam penggunaanya. Mengenai penggunaan perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1. Jangan melakukan koitus sebelum kondom dipasang dengan baik 2. Pasanglah kondom sepanjang pennis yang sedang dalam ereksi 3. Tinggalkan sebagiann kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma 4. Pergunakan bahan pelicin secukupnya padapermukaan kondom untuk mencegah terjadinya robekan 5. Keluarkanlah penis dari vagina sewaaktu dalam keadaan ereksi dan tahanlah kondom pada tempatnya ketika penis dikeluarkan dari vagina, supaya sperma tidak tumpah. (Winkjosastro, 2008:539).

C. Cara kerja kondom Kondom menghalangi masuknya sperma kedalam vagin, sehingga pembuahan dapat dicegah (Winkjosastro, 2007:909).

D. Kekurangan dan kelebihan 1. Kekurangan kondom 2. Keuntungan kondom a. Murah b. Mudah didapat c. Tidak memerlukan pengawaasan d. Mengurangi kemungkinan penyakit kelamin

E. Efek samping dan penangananya a. Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan) Penanganan : Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom. b. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan. Penanganan : Jika dicurigai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian Morning After Pill. c. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida) Penanganan : Reaksi alergi, meskipun jarang, dapat sangat mengganggu dan bisa berbahaya. Jika keluhan menetap sesudah berhubungan dan tidak ada gejala IMS, berikan kondom alami (produk hewani:lamb skin atau gut) atau bantu klien memilih metode kontrasepsi yang lain. d. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Penanganan : Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolelir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian metode lain.

NORPLAN A. Pengertian Norplantaslah alat kontrasepsi yang mengandung levonolgargestrel

yangdibungkus dalam kapsul silastic-silicone dan disusukkan dibawah kulit (Winkjosastro, 2008:552).

B. Cara kerja norplan 1. Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulikan penetrasi sperma 2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zigot. 3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi. (Winkjosastro, 2007:922).

C. Kekurangan dan kelebihan 1. Kekurangan a. Menimbulkan gagguann menstruasi yitu tidak mendapatmenstruasi dan terjadiperdarahan tidak teratur b. Berat badan bertambah c. Menimbulkan akne, ketegangan payudara d. Liang senggama terasa kering. 2. Kelebihan a. Dipasang selama lima tahun b. Kontrol medis ringan c. Dapat dilayani didaerah pedesaan d. Penyulit medis tidakterlalu tinggi e. Biaya ringan (manuaba, 1998:446).

D. Efek samping dan penangananya Efeksamping utama dari kontrasepsi progestin adalah gangguann siklus haid berupa perdarahan tidak teratu, perdarahan bercak, dan amenorea. Perdarahan banyak dan lama jarang sekali terjadi. Dalam menghadapi keluhan

perdarahan pada pemakai KB progestin pertama-tama harus disingkirkan perdarahan yang berhubungan dengan infeksi, kelainan faktor pembekuan,

dan keganasan. Sampai saat ini patofisiologi terjadinya perdarahan pada akseptor kontrasepsi progestin masih belum banyak diketahui. Oleh karena itu pengobatanya masih bermacam-macam. Terdapat beberapa carapengobatan yang dipakai untuk menghentikan perdarahan pada akseptor konttrasepsi progestin antara lain: 1. Konseling 2. Pemeriksaan fisik, ginekologi, dan laboratorium 3. Pemberian progestin 4. Pemberian estrogen 5. Pemebrian vitamin, ferum, atau plasebo 6. Kuretase (Winkjosastro, 2007:924).

TUBEKTOMI

A. Pengertian Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan (Saiffudin, 2006:MK-81). Tubektomi adalah tindakan oklusi/pengambilan sebagian saluran telur wanita untuk mencegah proses fertilisasi (Saifuddin, 2007: 486). Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi (Mansjoer, 2001: 369).

B. Jenis-jenis tubektomi Menurut Hartanto (2004;h. 243) jenis-jenis tubektomi antara lain: 1. Laparotomi 2. Minilaparotomi = Mini-lap 3. Sub-umbilikal/infra-umbilikal: post-partum 4. Supra pubis/Mini-Pfannenstiel: post-abortus, interval 5. Laparoskopi

C. Efektifitas tubektomi
Menurut Everett (2008:252) sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif dengan angka kegagalan 1-5 per 1000 kasus, yang berarti efektivitasnya 99,499,8% per 100 wanita per tahun. Keefektivan bervariasi, bergantung pada metode mana yang dipakai.

D. Cara kerja tubektomi Menurut Saifuddin (2006;h. MK-85) efek samping yang ditimbulkan setelah prosedur bedah biasanya adalah: 1. Nyeri bahu selama 12 24 jam setelah laparoskopi relatif lazim dialami karena gas (CO2 atau udara) di bawah diafragma. 2. Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa. (Apabila mempergunakan metode hormonal sebelum prosedur, jumlah dan durasi haid dapat meningkat setelah pembedahan).

E. Kekurangan dan kelebihan 1. kekurangan a. Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi b. Anda mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih metode ini. Ini bisa terjadi jika anda belum memiliki keyakinan yang benar-benar mantap memilih metode ini. c. Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek setelah dilakukan pembedahan d. Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum e. Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah jika yang dilakukan adalah proses laparoskopi f. Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS. 2. Kelebihan a. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan) b. Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)

c. Tidak bergantung pada faktor senggama d. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius e. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal f. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang g. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)

F. Efek samping dan penangananya 1. Reaksi alergi anestesi Penanggulangan KIE: a. Menjelaskan sebab terjadinya bahwa adanya reaksi hipersensitif atau alergi karena masuknya larutan anestesi lokal ke dalam sirkulasi darah atau pemberian anestesi lokal yang melebihi dosis b. Reaksi ini dapat terjadi pada saat dilakukan tindakan operasi baik operasi besar atau kecil. 2. Infeksi atau abses pada luka Penanggulangan KIE: a. Menjelaskan sebab terjadinya karena tidak terpenuhinya standar sterilitasi alat operasi dan pencegahan infeksi, atau kurang sempurnanya teknik perawatan luka pasca operasi b. Gejala ini umumnya terjadi karena kurang diperhatikannya strerilitas alat dan ruangan, kurang sempurnanya persiapan operasi teknik dan perawatan luka pasca operasi 3. Perforasi rahim Penanggulangan KIE : a. Menjelaskan sebab terjadinya dikarenakan elevator rahim didorong terlalu kuat kearah yang salah, teknik operasi yang cukup sulit dan peralatan yang kurang memadai, serta keadaan anatomi tubuh yang rumit (biasanya posisi rahim hiperretrofleksi, adanya perlengketan pada rahim, pasca keguguran) b. Terangkan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta anatomi tubuh manusia 4. Perlukaan kandung kencing

Penanggulangan KIE : a. Menjelaskan sebab terjadinya dikarenakan tidak sempurnanya pengosongan kandung kencing b. Terangkan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta anatomi tubuh manusia 5. Perlukaan usus Penanggulangan KIE : a. Menjelaskan sebab terjadinya karena tindakan yang tidak sesuai prosedur, teknik operasi yang cukup sulit dan peralatan yang kurang memadai, serta keadaan anatomi tubuh yang rumit b. Terangkan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta anatomi tubuh manusia 6. Perdarahan mesosalping Penanggulangan KIE : a. Menjelaskan sebab terjadinya karena terpotongnya pembuluh darah di daerah mesosalping b. Indikasi dan kontra indikasi

VASEKTOMI

A. Pengertian Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anestesi umum ( Hartanto, 2004:307). Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin, 2006: MK-85). Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis vesikula seminalis (Everett, 2008:70).

B. Jenis-jenis vasektomi Menurut Saifuddin (2006;h. PK-85) macam- macam vasektomi ada 2 yaitu : 1. Vasektomi dengan pisau 2. (Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)

C. Efektifitas vasektomi Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000; angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000 dan 1 dalam 7000 (Everett, 200:70). Menurut Hartanto (2004:313) angka kegagalan 0-2,2%, umumnya kurang dari 1%. Kegagalan vasektomi umumnya disebabkan oleh : senggama yang tidak terlindung sebelum semen/ejakulat bebas sama sekali dari spermatozoa, rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa; pemotongan dan oklusi struktur jaringan lain selama operasi.

D. Kekurangan dan kelebihan 1. Kekurangan Menurut Hartanto (2004:308) kerugian yang ditimbulkan dari kontrasepsi vasektomi adalah : a. Diperlukan suatu tindakan operatif. b. Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi. c. Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan. d. Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.

2. Keuntungan Keuntungan memakai vasektomi menurut Hartanto (2004;h. 308) antara lain : a. Efektif

b. Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas. c. Sederhana. d. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit. e. Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja. f. Biaya rendah. g. Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita. h. Metode permanen i. Efektivitas tinggi j. Menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

E. Efek samping dan penangananya 1. Reaksi Alergi Anastesi Reaksi ini terjadi karena adanya reaksi hipersensitif/alergi karena masuknya larutan anastesi lokal ke dalam sirkulasi darah atau pemberian anastesi lokal yang melebihi dosis. Penanggulangan dan pengobatannya adalah dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) untuk menjelaskan sebab terjadinya. Reaksi ini dapat terjadi pada saat dilakukan anastesi dan pada setiap tindakan operasi baik operasi besar atau kecil. Oleh karena itu perlu diterangkan sebelum dilakukanoperasi dan klien harus mengerti semua resiko operasi tersebut. Setelah itu klien diwajibkan untuk menandatangani informed consent. 2. Perdarahan Biasanya terjadi perdarahan pada luka insisi di tempat operasi, dan perdarahan dalam skrotum. Penyebab terjadinya perdarahan tersebut karena terpotongnya pembuluh darah di daerah saluran mani dan atau daerah insisi. Penanggulangannya perdarahan dihentikan dengan penekanan pada pembuluh darah yang luka apabila terjadi pada saat operasi. 3. Hematoma

Hematoma ditandai dengan adanya bengkak kebiruan pada luka insisi kulit skrotum. Hal ini disebabkan karena pecahnya pembuluh darah kapiler. Penanggulangannya dilakukan dengan tindakan medis yaitu memberikan kompres hangat, beri penyangga skrotum. Bila perlu dapat diberikan salep anti hematoma. 4. Infeksi Gejala/keluhan apabila terjadi infeksi yaitu adanya tanda-tanda infeksi seperti panas, nyeri, bengkak, merah dan bernanah pada luka insisi pada kulit skrotum. Penyebab infeksi ini karena tidak dipenuhinya standar sterilisasi peralatan, standar pencegahan infeksi dan kurang sempurnanya teknik perawatan pasca operasi. 5. Granuloma Sperma Granuloma sperma yaitu adanya benjolan kenyal yang kadang disertai rasa nyeri di dalam skrotum. Penyebabnya adalah keluarnya spermatozoa dari saluran dan masuk ke dalam jaringan sebagai akibat tidak sempurnanya ikatan vas deferens. Apabila granuloma sperma kecil akan di absorpsi spontan secara sempurna. Bila granuloma besar rujuk ke RS untuk dilakukan eksisi sperma granuloma dan mengikat kembali vas deferens, namun biasanya akan sembuh sendiri. Rasa nyeri dapat diatasi dengan pemberian analgetik. 6. Gangguan Psikis Meningkatnya gairah seksual (libido) dan menurunnya

kemampuan ereksi (impotensi) merupakan keluhan yang sering dialami oleh pria setelah operasi. Kemungkinan besar disebabkan oleh gangguan psikologis (baik yangmeningkat libidonya ataupun yang impotensi), karena secara biologis pada vasektomi produksi testoteron tidak terganggu sehingga libido (nafsu seksual) tetap ada. Penanggulangan dari efek samping ini tidak perlu dilakukan tindakan medis, namun perlu dilakukan psikoterapi. Pada penelitian di Jakarta terhadap 400 pria yang telah dilakukan vasektomi, dilaporkan 50% gairah seksualnya bertambah, 40% tidak merasakan perubahan, 7% tidak memperhatikan dan hanya 3% yang menurun gairah seksualnya (DEPKES RI, 2000).

Daftar Pustaka
Glasier, Anna.2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC Manuaba,Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Varney, Helen.2006. Buku AjarAsuhan Kebidanan. Jakarta: EGC Winkjosastro, Hanifa.2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo -----------------, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai