Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

BARTHOLINITIS

Oleh : Siti Ramadhani (70700119007)


Pembimbing :
Dr. dr. Sitti Musafirah, Sp.KK, FINS-DV

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN DERMATOVENEROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020
KASUS
Identitas Pasien Anamnesis

Nama : Ny. RA Keluhan Utama : Benjolan pada bibir kemaluan sebelah kiri.
Umur : 24 tahun Riwayat Penyakit Sekarang
Jenis Kelamin : Perempuan Keluhan benjolan di bibir kemaluan sebelah kiri. Benjolan diketahui
Agama : Islam pertama kali sejak 7 hari yang lalu. Benjolan menyebabkan rasa nyeri
Alamat : Rappocini dan mengganjal pada saat berjalan maupun duduk. Pasien juga
Suku/bangsa : Bugis mengeluhkan keputihan berwarna putih kekuningan dan berbau amis.
Pekerjaan : Pegawai swasta Riwayat demam (+) selama 2 hari. Untuk BAB dan BAK tidak ada
Status pernikahan : Kawin keluhan. Riwayat penyakit seperti hipertensi dan DM tidak ada.
Tanggal Masuk : 30 Juli 2021
KASUS
Pemeriksaan Fisik

o Efflorosensi
Diagosis
Tampak benjolan (+) di labia mayor sinistra, diameter
Bartholinitis
4 cm, batas tegas, hiperemis (+) , fluor albus (+)
DD/ Kista Bartholin
berwarna putih kekuningan, darah (-)
Palpasi
Penatalaksanaan
Nyeri tekan (+), konsistensi kenyal kesan berisi cairan
 Insisi drainase
 Salep gentamicin
ANATOMI FISIOLOGI
Drainase pada kelenjar ini Kelenjar (jaringan erektil) yang
oleh saluran dengan panjang sensitive selama rangsangan
kira- kira 2 cm yang terbuka seksual tertekan saat coitus
ke arah orificium vagina
sebelah lateral hymen

Sekresi sekret yang mukoid

Lubrikan (pelumas)
Duktus ini bermuara diantara labia
minor dan hymen dan dilapisi pada
bagian ini terdiri atas epitel
skuamosa “Palpasi  Tidak teraba = Normal”
 Kelenjar Bartholin terletak bilateral di posterior introitus dan bermuara dalam vestibulum
Karsinoma sel skuamosa pada posisi arah jam 4 dan 8
atau adenokarsinoma  Glandula ini homolog dengan glandula bulbourethralis (kelenjar Cowper) pada pria
DIAGNOSIS BANDING

Kista Bartolin

Bartolinitis
BARTHOLINITIS
Gambaran Klinis
• Pembesaran kelenjar
• Merah
• Nyeri hebat
• Demam

Suatu proses infeksi pada kelenjar bartholini • Aktivitas terbatas


Etiologi : Pemeriksaan Penunjang
• Neisseria gonorrhoeae
• Chlamydia trachomatis • Pemeriksaan gram
• Apusan darah
• Kultur jaringan
BARTHOLINITIS
1.Terapi secara bedah 3. Peroral
 Insisi dan drainase  Ofloxacine 400 mg p.o/2x hari
 Word catheter selama 14 hari ditambah
Metronidazole 500 mg p.o/ 2x hari
 Marsupialization selama 14 hari
 Excision (barthonilectomy)  Ceftriaxone 250 mg IM 1x/hari atau
2. Parenteral : Cefoxitin 2 gr IM ditambah
probenecid 1 gr p.o dosis tunggal
Cefotaxim : 2 gr IV atau 4x/hr ditambah Doxcycline 100 mg
ditambah Doxycycline 100 mg p.o/2x hari selama 14 hari
p.o/2x/hr 4. Analgetik
Clindamycin 900 mg IV atau 3x/hr
ditambah Gentamicin 2
mg/Kg/IV/IM loading dose 1,5
mg/Kg/3x hr maintenance
KISTA BARTHOLIN

 Kista adalah kantung yang berisi cairan atau bahan semisolid yang
terbentuk di bawah kulit atau di suatu tempat di dalam tubuh.
 Kista Bartholin adalah penyumbatan duktus kelenjar bagian distal
berupa pembesaran berisi cairan dan mempunyai struktur seperti
kantong bengkak (swollen sac-like structure).
ETIOPATOGENESIS
Infeksi, trauma, kelainan
kongenital

Ductus Glandula Bartholin Obstruksi

Akumulasi sekret

Edema

terinfeksi
pembuluh darah pada Dinding kelenjar/kista
Inflamasi Nekrotik Kista
dinding kista terjepit mengalami peregangan
dan meradang >> tekanan
MANIFESTASI KLINIK
Kista tidak selalu
menyebabkan keluhan, tapi
dapat terasa berat dan
mengganggu koitus.

 Jika kista duktus Bartholini masih kecil dan belum terjadi


inflamasi  asimptomatik.  Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik, atau dispareunia

 kista Bartholini yang tidak terinfeksi berupa penonjolan yang  Demam

tidak nyeri pada salah satu sisi vulva disertai kemerahan  Pembengkakan area vulva

atau pembengkakan pada daerah vulva.  Biasanya ada sekret di vagina

 Indurasi biasa terjadi pada sekitar kelenjar, dan aktivitas  Dapat terjadi ruptur spontan.

seperti berjalan, duduk atau melakukan hubungan seksual  Teraba massa unilateral pada labia mayor sebesar telur ayam,

bisa menyebabkan rasa nyeri pada vulva. lembut, terkadang tegang dan keras.
DIAGNOSIS
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Sesuai dengan manifestasi Pemeriksaan ginekologis pelvis : kista  Kultur diambil swab dari abses
klinis
terdapat di bagian unilateral, nyeri dan  Biopsi dapat dilakukan pada kasus
terjadi pembengkakan yang eritem pada yang dicurigai keganasan.
posisi jam 4 atau 8 pada labium minus
posterior.
PENATALAKSANAAN
 Tujuan penanganan kista bartholini adalah memelihara dan mengembalikan fungsi dari kelenjar bartholini

Insisi dan drainase abses

 Tindakan ini dilakukan bila terjadi symptomatic Bartholin's gland abscesses .


 Sering terjadi rekurensi
Cara:
 Disinfeksi abses dengan betadine
 Dilakukan anastesi local
 Insisi abses dengan skapel pada titik maksimum fluktuasi
 Dilakukan penjahitan
PENATALAKSANAAN
Drainase menggunakan Word catheter Cara:
• Disinfeksi dinding abses sampai labia dengan menggunakan betadine.
• Dilakukan lokal anastesi dengan menggunakan lidokain 1 %
• Fiksasi abses dengan menggunakan forsep kecil sebelum dilakukan tindakan
insisi.
• Insisi diatas abses
• Insisi dilakukan vertikal di dalam introitus eksternal terletak bagian luar ring
himen. Jika insisi terlalu lebar, word catheter akan kembali keluar.
• Selipkan word kateter ke dalam lubang insisi
• Pompa balon word kateter dengan injeksi normal salin sebanyak 2-3 cc
• Ujung Word kateter diletakkan pada vagina
PENATALAKSANAAN
Marsupialisasi
Banyak literatur menyebutkan tindakan marsupialisasi hanya digunakan pada kista
bartholin. Namun sekarang digunakan juga untuk abses kelenjar bartholin karena
memberi hasil yang sama efektifnya. Marsupialisasi adalah suatu tehnik membuat
muara saluran kelenjar bartholin yang baru sebagai alternatif lain dari pemasangan
word kateter.

• Dilakukan insisi pada kista dan dinding kista dijepit dengan


klem pada 4 sisi, sehingga rongga kista terbuka dan
kemudian dinding kista diirigasi dengan cairan salin.
• Dinding kista dijahit dengan kulit labium dengan atraumatik
catgut.
PENATALAKSANAAN
Antibiotik sesuai dengan bakteri penyebab yang diketahui secara pasti dari hasil pengecatan gram
Antibiotik maupun kultur pus dari abses kelenjar bartholin

Jenis Mikroorganisme Antibiotik


Neisseria gonorrhoe  Ciprofloxacin 500 mg single dose
 Ofloxacin 400 mg single dose
 Cefixime 400 mg oral ( aman untuk anak dan bumil)
 Cefritriaxon 200 mg i.m ( aman untuk anak dan bumil)
Chlamidia trachomatis  Tetrasiklin 4 X500 mg/ hari selama 7 hari, po
 Doxycyclin 2 X100 mg/ hari selama 7 hari, po
Escherichia coli  Ciprofoxacin 500 mg oral single dose
 Ofloxacin 400 mg oral single dose
 Cefixime 400 mg single dose
Staphylococcus dan Streptococcus  Penisilin G Prokain injeksi 1,6-1,2 juta IU im, 1-2 x hari
 Ampisilin 250-500 mg/ dosis 4x/hari, po.
 Amoksisillin 250-500 mg/dosi, 3x/hari po
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai