Anda di halaman 1dari 63

Malpresentasi dan

Malposisi

Presentasi janin adalah belakang kepala dengan


penunjuk ubun-bun kecil dalam posisi transversal
(saat masuk pintu atas panggul),sikap kepala
fleksi.
Malpresentasi
Ekstensi ringan Presentasi puncak kepala
(penunjuk ubun-ubun besar)
Ekstensi sedang Presentasi dahi (Penunjuk
sinsiput)
Ekstensi maksimal Presentasi muka (Penunjuk
dagu)

PRESENTASI DAHI

Kepala janin ekstensi sedang


Pada pemeriksaan dalam dapat diraba daerah
sinsiput antara ubun-bun besar dan pangkal
hidung.
Menetap Janin tidak dapat dilahirkan olehkarna
besarnya diameter oksipitomental yg harus
melewati panggul
Jika didapatkan polihidramnion, BBL < 1500gr,
prematritas, postmaturitas Insiden
Dx : VT teraba : pangkal hidung, tepi atas orbita,
sutura frontalis, dan ubun-ubun besar. Dagu dan
mulut tidak teraba.
Palpasi abdomen : teraba oksiput dan dagu janin
diatas simfisis dengan mudah

Mekanisme persalinan : Pada umumnya


presentasi dahi bersifat sementara, jika tidak ada
gawat janin menunggu hingga terdapat kemajuan
persalinan.
Janin kecil/janin mati (maserasi) perubahan
presentasi.
Jika janin normal, selaput ketban sudah pecah tidak
akan terjadi perubahan presentasi.
Janin kecil Dilahirkan pervaginam bila
punggungnya diposterior.
Presentasi dahi dibiarkan menetap molase
hebat, caput seccedaneum
Penanganan : sebagian besar Sectio Caessaria.
Jika per vaginam meningkatkan prolaps tali pusat
5x, ruptre uteri 17x, transfusi darah 3x, infeksi
pasca persalinan 5x, kematian perinatal 2x.

PRESENTASI MUKA

PRESENTASI MAJEMUK

Presentasi majemuk adalah terjadinya prolaps satu atau


lebih ekstremitas pada presentasi kepala ataupn bokong.
Faktor yang meningkatkan terjadinya presentasi majemuk
antara lain : prematuritas, multiparitas, panggul sempit,
kehamilan ganda, ata pecahnya selaput ketban dengan
bagian terendah janin yang masih tinggi.
Dx : Terjadi apabila kelambanan kemajuan persalinan
pada fase aktif, bagian terendah janin tidak dapat masuk
pintu atas panggul terutama setelah ketuban pecah. VT :
teraba kepala dan lengan atau kaki, teraba bokong dan
lengan atau kaki.
Mekanisme Persalinan : Kelahiran spontan bila janin
sangat kecil atau janin mati. Mekanisme persalinan
normal dapat terjadi apabila terjadi reposisi baik secara
spontan ataupn upaya
Penanganan : tentukan apakah prolaps tali pusat atau
tidak, jika ada maka EMERGENCY! Lakukan BEDAH
SESAR! Jika tidak ada prolaps lakukan observasi seksama,
jika kemajuan persalinan normal biasanya persalinan
spontan karena reposisi spontan. Jika persalinan macet
upaya reposisi ekstremitas jika gagal Bedah sesar

PRESENTASI BOKONG

Janin letak memanjang bagian terendah bokong, kaki, atau


kombinasi keduanya.
Kejadian 3-4% pada kehamilan cukup bulan 37 minggu,
25-30% pada kehamilan kurang bulan 28 minggu dan
sebagian besar berubah menjadi presentasi kepala setelah
kehamilan 34 minggu
Dx : Palpasi abdomen, palpasi leopold setiap kali ANC pada
kehamilan 34 minggu jika ragu dapat VT atau USG
Presentasi bokong, taksiran berat janin, keadaan selaput
ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul ibu,
hiperekstensi, kemajuan persalinan, pengalaman penolong,
dan ketersediaan fasilitas pelayanan intensif neonatal
merupakan hal-hal penting guna memperkirakan besarnya
resiko untuk pengambilan keputusan cara persalinan.
Terdapat 3 macam presentasi bokong yaitu : Bokong murni
(60-70%), bokong komplit (10%), dan kaki. Varian presentasi
kaki adalah presentasi bokong inkomplit, kaki komplit, kaki
inkomplit, dan lutut.
Janin dengan presentasi kaki dan variannya
direkomendasikan untuk tidak dilakukan percobaan
pervaginam.

Mekanisme Persalinan : Bokong akan memasuki panggul


dengan diameter bitrokanter dalam posisi oblik. Pinggul
janin bagian depan penurunannya lebih cepat dibanding
belakang Pinggul depan akan mencapai pintu tengah
panggul lebih dulu, kombinasi tahanan dinding panggul dan
kekuatan yang mendorong kebawah ptaran paksi dalam
sehingga sakrum ke arah transversal diameter
bitrokanter menjadi anteroposterior
Selanjutnya putaran paksi dalam perineum menegang,
vulva membuka, pinggul depan akan lahir dahulu lahirlah
bokong disertai paksi luar
Penanganan : 3 cara mengubah presentasi bokong
menjadi presentasi kepala yaitu Versi luar, Moksibusi dan
atau akupuntur, posisi dada lutut pada ibu. Versi luar
adalah prosedur yang dilakukan menggnakan manuver
tertentu pada perut ibu untuk mengubah presentasi janin,
prosedur ini cukup efektif dan aman. Dianjurkan jika
terdapat fasilitas bedah sesar. Mula-mula bokong
dikellvisuarkan dari pe

Prosedur melahirkan bokong dan


kaki (dan kepala) secara spontan
Biarkan persalinan berlangsung secara sendirinya hingga bokong
tampak divulva
2. Pastikan bahwa pembukaan sudah lengkap sebelum
memperkenankan ibu mengejan
3. Perhatikan hingga bokong membuka vulva\
4. Lakukan episiotomi bila perlu
5. Biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah tampak kendorkan.
Perhatikan hingga tampak tulang belikat janin tampak divulva,
jangan melakukan tarikan atau tindakan apapun pada tahap ini
6. Dengan lembut pegang bokong dengan cara kedua ibu jari
penolong sejajar sumbu panggul
7. Tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong, dan badan janin
lalu perut, dada, bahu, lengan, dagu, mulut dan seluruh kepala
8. Bila langkah 7 tidak ada kemajuan : dengan jari telunjk dan jari
tengah lakukan eksorotasi paha sampai tungkai lahir
9. Tentukan posisi lengan janin dengan cara merabanya didepan
dada, diatas kepala, atau dibelakang leher
10. Lakukan langkah melahirkan lengan dan kepala spontan
1.

Distosia bahu

PENGERTIAN
Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu
janin dan tidak dapat dilahirkan setelah
kepala janin dilahirkan.
Kegagalan persalinan bahu setelah kepala
lahir, dengan mencoba salah satu metode
persalinan bahu. Distosia bahu merupakan
kegawat daruratan obstetri karena
terbatasnya waktu persalinan, terjadi
trauma janin dan komplikasi pada ibunya.

ETIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Janin besar
Diabetes maternal
Kehamilan lewat waktu
Riwayat obstetri bayi besar
Obesitas maternal
Disproporsi sefalopelvi
Kala II memanjang

DIAGNOSIS
Jelas tampak kepala mundur kembali kearah
perinium
Jarang terjadi resusitasi spontan. Oleh karena
tambahan vulua, kepala agaknya tidak mampu
bergerak.
Kesulitan biasanya disadari ketika tarikan dari
bawah dan dorongan dari atas tidak berhasil
melahirkan bayi.
Dilakukan pemeriksaan vaginal untuk
mengesampingkan kemungkinan penyebab
kesulitan yang lain.

KOMPLIKASI
Pada Janin akan mengakibatkan gangguan
pada fungsi jantung dan aliran darah ke
intrakranial sehingga daat mengakibatkan
kematian pada saat intrapartum atau masa
neonatal
Komplikasi lain pada janin mengakibatkan
paralisis plexus brachials dan fraktur clavikula.
Sedangkan pada ibu, akan mengakibatkan
robekan pada vagina yang luas.

SYARAT UNTUK DILAKUKAN


PERSALINAN PERVAGINAM
Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga
dapat bekerja sama untuk menyelesaikan
persalinan
Masih memiliki kemampuan untuk mengeden
Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai
untuk akomodasi bayi.
Bayi masih hidup atau diharapkan dapat
bertahan hidup
Bukan monsterum / kelainan kongenital yang
menghalangi keluarnya bayi.

PENANGANAN DISTOSIA
BAHU
1. Membuat episiotomi yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi jaringan lunak
dan memberi ruangan yang cukup untuk tindakan.
2. Meminta ibu untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya
sejauh mungkin ke arah dadanya dalam posisi ibu berbaring terlentang. Meminta
bantuan 2 asisten untuk menekan fleksi kedua lutut ibu ke arah dada.
3. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi :
- Melakukan tarikan yang kuat dan terus-menerus ke arah bawah pada kepala
janin untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfisis pubis.
Catatan : hindari tarikan yang berlebihan pada kepala yang dapat
mengakibatkan trauma pada fleksus brakhialis.
- Meminta seorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan ke arah
bawah pada daerah suprapubis untuk membantu persalinan bahu.
Catatan : jangan menekan fundus karena dapat mempengaruhi bahu lebih
lanjut dan dapat mengakibatkan ruptur uteri.

4. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :


- Pakailah sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi, masukkan
tangan
ke dalam vagina.
- Lakukan penekanan pada bahu yang terletak di depan dengan arah
sternum
bayi untuk memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu.
- Jika diperlukan, lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai dengan
arah
sternum.
5. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :
- Masukkan tangan ke dalam vagina.
- Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap
fleksi
pada siku, gerakkan lengan ke arah dada. Ini akan memberikan ruangan
untuk bahu depan agar dapat bergerak dibawah simfisis pubis.
6. Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, pilihan
lain :
- Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu
depan.
- Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan
belakang.

METODE PERSALINAN
DISTOSIA BAHU
1. Manuver Mc. Roberts :
- Posisi Walcher
Hiperfleksi kaki kearah perut sehingga terjadi pelebaran jalan lahir dan
mengubah sudut inklinasi dari 25 derajat menjadi 10 derajat.
- Kepala janin tarik curam kebawak sehingga memudahkan persalinan bahu
depan
2. Manuver Hibbard dan Resnick
- Lakukan episiotomi luas untuk melebarkan jalan lahir
-Kepala ditarik curam kebawah, sehingga bahu depan lebih mudah masuk
PAP
-Tekan bahu depan diatas simfisis, sehingga dapat masuk PAP
3. Manuver Woods Cork Screw
-Fundus uteri didorong kebawah sehingga lebih menekan bagian terendah
janin, untuk masuk PAP
-Bahu belakang diputar menjadi bahu depan sehingga secara spontan lahir
4. Manuver Schwartz Dixon
- Dilakukan persalinan tangan belakang sehingga volume bahu mengecil
-Selanjutnya persalina bahu dapat dilakukan

5. Manuver Zevanelli
- Kepala janin sudah berada diluar, dimasukkan kembali kedalam
vagina
- Diikuti dengan persalinan seksio sesarea
- Bahaya besar karena akan terjadi ekstensi luka operasi di SBR
dan menimbulkan trauma jalan lahir lebih besar.
6. Teknik Kleidotomi
- Dilakukan pemotongan tulang klavikula bawah sehingga volume
bahu mengecil dan selanjutnya persalinan dapat berlangsung
- Bila diperlukan dapat dilakukan pemotongan tulang klavikula
depan
7. Simfisiotomi
Untuk melebarkan jalan lahir sehingga bahu dapat lahir.
Komplikasi simfiotomi :
-Ketidaknyamanan yang berkepanjangan dan nyeri
-Ruptura vesika urinaria

PERSALINAN DENGAN
DISTENSI UTERUS

FAKTOR
TERJADINYA
DISTENSI
UTERUS

HIDRAMNION
Pengukuran kantong air ketuban terdalam secara
vertikal >80mm; klasifikasinya:
ringan: 80-99mm
sedang: 100-120mm
berat: >120mm
Biarkan persalinan dan pantau dengan partograf
Apabila cairan amnion terlalu banyak lakukan
amniosentesis
jika terdapat indikasi pecahkan dengan pengait
amnion
Jika pecah spontan, waspadai prolapsus tali pusat

KEHAMILAN GANDA
Terjadi distensi uterus oleh karena janin lebih dari satu bahkan air
ketuban dan plasentanya.
Penanganan:
-Stabilkan ibu dan pantau DJJ
-Periksa presentasi janin:
Verteks: persalinan spontan dan monitor dengan partograf
Bokong: persalinan spontan dan monitor dengan partograf
Letak lintang: SC
-Pada janin kedua atau berikutnya
Setelah bayi lahir dilakukan palpasi abdomen dan pemeriksaan
dalam vagina

PRESENTASI VERTEKS
Jika kepala belum masuk pintu atas panggul
dapat dimasukkan secara manual
Bila ketuban belum pecah dapat dipecahkan
dengan klem kokher
Observasi DJJ
Apabila dalam 2 jam bayi tidak lahir dengan
terdapat tanda gawat janin maka dapat dilakukan
SC

PRESENTASI BOKONG
Jika TBJ janin tidak lebih dari janin pertama dan
serviks tidak mengecil rencanakan partus
spontan
Infus oksitosin diberikan apabila his tidak ada
atau tidak adekuat setelah kelahiran bayi
pertama
Jika ketuban belum pecah dan bokong sudah
turun dapat dilakukan pemecahan ketuban
Observasi lanjut DJJ
Apabila persalinan pervaginam tidak mungkin,
dapat dipertimbangkan seksio sesaria

LETAK LINTANG
Apabila selaput ketuban utuh, lakukan versi luar
Namun bila gagal, pembukaan lengkap dan
selaput ketuban utuh lakukan versi dalam
dilanjutkan ekstraksi
Terus observasi his
Seksio sesaria dipertimbangkan bila terjadi
kegagalan pada versi luar maupun dalam
Beri oksitosin 10 unit i.m atau ergometrin 0,2 mg
i.m
diberikan dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir

MIOMA UTERI
Dapat terjadi intramural maupun submukosum
Apabila terletak pada korpus bawah akan
mengganggu kontraksi uterus
Masalah yang dapat terjadi:
- Persalinan sebelum waktunya
- Resiko SC meningkat
- Perdarahan lebih banyak
- Masa MRS lebih panjang
- Masa nifas bermasalah

ADENOMIOSIS UTERI
Terdapat pulau-pulau endometrium dalam
jaringan miometrium
Akan mempengaruhi persalinan kala I dan II
Dibutuhkan oksitosin I.V sebagai bantuan
memacu kontraksi

DIAGNOSIS
Jika palpasi hanya teraba 1 janin, kemungkinan
taksiran persalinan salah, hidramnion atau janin
besar
Pemeriksaan yang mengharah kehamilan ganda
antara lain bila ditemukan
- kepala janin relatif lebih kecil dibanding ukuran
uterus
- teraba 2 atau lebih balotemen
- terdengar lebih dari 1 jantung bayi
Lakukan pemeriksaan dengan USG
Bila perlu lakukan pemeriksaan radiologis

KETUBAN PECAH DINI

PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya
selaput ketuban sebelum persalinan. Dalam
keadaan normal 8-10% perempuan hamil
aterm akan mengalami KPD
Bila selaput ketuban pecah sebelum usia
kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah
dini pd kehamilan prematur (PPROM). Hal ini
terjadi pada 1% kehamilan
Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air
ketuban dan melindungi janin terhadap infeksi

PATOFISIOLOGI
Secara umum disebabkan oleh kontraksi
uterus dan peregangan berulang
Dapat juga disebabkan oleh
ketidakseimbangan sintesis dan degradasi
ekstraseluler matrix kolagen
FR: 1. krg as. Askorbik sbg komp. Kolagen
2. kkrngan tembaga & as.
Askorbik pertumb. Struktur abnormal
ex:
akibat merokok

CONT

Pada TM 3 selaput ketuban mudah pecah


akibat ; membesarnya uterus, kontraksi
rahim, dan gerakan janin
Ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur (PPROM) diakibatkan faktor
eksternal spt infeksi dari vagina,
polihidroamnion, inkompeten serviks, dan
solutio plasenta

KOMPLIKASI

Infeksi maternal & neonatal


Persalinan prematur
Hipoksi karena kompresi tali pusat
Deformitas janin
meningkatnya insiden SC
Gagalnya persalinan normal

PENATALAKSANAAN
Pastikan diagnosis 1. riwayat keluar cairan
jernih dari vagina 2. nitrazine test (+) 3.USG
oligohidroamnion
Tentukan usia kehamilan
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal
ataupun infeksi janin 1. suhu > 38 drjt C
2. air ketuban keruh+berbau 3. leukosit
darah > 15000/mm3 4. janin takikardi (DJJ
meningkat)
Apakah dlm keadaan inpartu, trdapat
kegawatan janin

PENANGANAN
KONSERVATIF

1. MRS, Tx; Antibiotik ampicilin 4x500mg/ eritromysin jk


alergi ampicilin dan metronidazol 2x500mg 7 hari)
2. umur kehamilan 32-34 mngg, MRS sampai air ketuban
tidak keluar lg
3. UK 32-37 mngg, blm inpartu, tdk infeksi, tes busa (-)
Tx deksametason, obsr tnda infeksi, & ksejahteraan
janin. Terminasi pd usia 37 mnng
4. UK 32-37, ad infeksi beri Ab, lakukan induksi, nilai
tnda infeksi ( suhu, leukosit, kekeruhan cairan)
matangkan paru janin dgn steroid (bethametason 12mg
SD 2 hr, deksametason IM 5mg tiap 6 jm 4x terminasi
kehamilan

CONT

AKTIF
UK >37 mngg induksi oksitosin. Bila
gagal SC.
Alternatif misoprostol 25 mikrogr50mikrogr/ 6jm max 4x
Bila infeksi Ab dosis tinggi, kehamilan
diakhiri
Bila skor pelvik <5 pematangan
serviks induksi. Jk gagal SC
Bila skor pelvik > 5 induksi persalinan

KORIOAMNIONITIS
Adalah keadaan pd perempuan hamil dimana
korion, amnion, dan cairan ketuban terkena
infeksi bakteri. Korioamnionitis merupakan
komplikasi paling serius bagi ibu&janin, bahkan
dpt trjadi sepsis
Penyebab ; infeksi dr TUG (vagina, anus, rektum,
dan menjalar ke uterus) ibu
Angka kejadian 1-2%

Diagnosis Korioamnionitis
FR ; kelahiran prematur atau ketuban
pecah lama
Gejala antr lain; demam, takikardi,
berkeringat, uterus palpasi lembek, dan
cairan berbau keluar dari vagina
Dx ditegakkan bdsrkn ; 1. Ax&PF 2. Kultur
darah& cairan amnion.

PENANGANAN
KORIOAMNIONITIS
Pemberian Ab segera ; 1. berspektrum luas
( kombinasi ampicilin 3x1000mg, gentamisin
5mg/kgBB/hari, dan metronidazol 3x500mg
Bila janin telah meninggal persalinan
pervaginam bs dengan induksi dn akselerasi
persalinan, karena SC SEPSIS
Uterotonika pascapersalinan mencegah invasi
mikroorganisme pd sinus-sinus pemb. darah

ASUHAN BAYI BARU LAHIR


BERMASALAH

1. PRINSIP-PRINSIP ASUHAN
2. BAYI BARU LAHIR DENGAN
MASALAH
3. RUJUKAN BAYI
4. KONDISI ATAU MASALAH SEGERA
SETELAH LAHIR
5. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
BERMASALAH

PRINSIP-PRINSIP ASUHAN
Jika bayi dilahirkan oleh seorang ibu yang
mengalami komplikasi dalam persalinan,
penanganan bayi tersebut bergantung pada :
Apakah bayi mempunyai kondisi atau masalah
yang perlu tindakan segera
Apakah kondisi ibu memungkinkan merawat bayi
secara penuh, sebagian, atau tidak sama sekali

BAYI BARU LAHIR DENGAN


MASALAH
Masalah / kondisi akut perlu tindakan segera
dalam 1 jam kelahiran (oleh tenaga di kamar
bersalin)
Tidak bernafas
Sesak nafas
Sianosis sentral (kulit biru)
BBLR < 2500 gr
Letargis
Hipotermia (suhu aksila <36,50C)
Kejang

Kondisi perlu tindakan awal


Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini
atau pecah lama)
Potensial sifilis (ibu dengan gejala atau serologis
positif)
Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak
perlu tindakan segera (oleh tenaga di kamar
bersalin)
Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam
pertama setelah kelahiran bayi
Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang
sesuai

RUJUKAN BAYI
Jelaskan kondisi/masalah bayi kepada ibu
Jaga bayi tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak dan
kering, selimuti, dan pakai topi
Rujuk dengan digendong petugas, jika memungkinkan.
Gunakan inkubator atau basinet jika perlu tindakan khusus,
misalnya pemberian O2
Mulai menyusui dini
Ajari memeras payudara dan ASI yang akan diberikan kepada
bayi jika menyusui dini tidak dimungkinkan oleh kondisi ibu
atau bayi
Pastikan kamar bayi NICU (Neonatal Intensive Care Unit) atau
tempat pelayanan yang dituju menerima formulir riwayat
persalinan, kelahiran, dan tindakan yang diberikan kepada bayi

KONDISI ATAU MASALAH


SEGERA SETELAH LAHIR
MASALAH
Bayi baru lahir dengan kondisi atau masalah :
Tidak bernafas atau nafas megap-megap
Sukar bernafas (hitung nafas dalam semenit <30 atau >60, tarikan
dinding dada ke dalam yang kuat atau suara merintih)
Sianosis (biru)
Prematur atau BBLSR (<32 minggu atau <1500 gr)
Letargi
Hipotermia
kejang

Bayi dengan kondisi atau masalah yang perlu perhatian di kamar


bersalin :
BBLR (1500-2500 gr)
Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama)
Potensial sifilis (ibu dengan gejala atau serologis positif)

PENANGANAN SEGERA
Tidak bernafas atau megap-megap :
Penanganan umum :
Keringkan bayi, ganti kain yang basah dan bungkus dengan pakaiian
hangat-kering.
Jika belum dilakukan, segera klem dan potong tali pusat
Letakkan bayi di tempat yang keras dan hangat (di bawah radiant heater)
untuk resusitasi
Kerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam melakukan tindakan
perawatan dan resusitasi

Resusitasi :
Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama
kehidupan, indikatornya adalah kegagalan nafas setelah bayi lahir
Peralatan resusitasi : (1) harus selalu dicek dalam keadaan baik dan
siap pakai (2) sungkup No. 1 untuk bayi cukup bulan, dan sungkup
No. 0 untuk bayi kurang bulan (3) cek fungsi balon dengan
cengkeraman sungkup di telapak tangan tangan lain meremas
balon, jika terasa tekanan di telapak, maka ventilasi cukup ;
remasan dilepas dan balon inflasi kembali, maka balon berfungsi
baik

Membuka jalan nafas :


Posisi bayi : telentang; kepala lurus dan sedikit
tengadah/ekstensi; bayi diselimuti kecuali muka dan dada
Bersihkan jalan nafas dengan menghisap mulut lalu hidung.
Jika terdapat darah atau mekonium di mulut atau hidung,
hisap segera untuk menghindari aspirasi (*menghisap
terlalu dalam di tenggorok dapat mengakibatkan turunnya
frekuensi denyut jantung bayi atau bayi berhenti bernafas)
Tetap jaga kehangatan tubuh bayi
Nilai kembali keadaan bayi : jika bayi mulai menangis atau
bernafas lanjutkan dengan asuhan awal bayi baru lahir; jika
bayi tetap tidak bernafas lanjutkan dengan ventilasi

Ventilasi bayi baru lahir :


Cek kembali posisi bayi
Posisi sungkup dan cek pelekatanya sungkup di wajah menutupi pipi,
mulut, dan hidung; rapatkan pelekatan; remas balon dengan 2 jari atau
seluruh tangan tergantung besarnya balon; cek pelekatan dengan 2 kali
ventilasi dan amati pengembangan dada
Ventilasi bayi jika pelekatan baik dan terjadi pengembangan dada.
Pertahankan frekuensi sekitar 40x/menit serta amati tekanan (dada
mudah naik dan turun) : jika dada naik, maka tekanan adekuat; jika
dada tidak naik maka cek dan koreksi posisi bayi, sungkup, meremas
balon lebih kuat, atau menghisap ulang mulut dan hidung
Pertimbangkan pemberian nalokson (setelah tanda vital baik) jika ibu
mendapat petidin atau morfin sebelum melahirkan
Lakukan ventilasi selama 1 menit, kemudian evaluasi frekuensi,
tarikan dinding dada, suara merintih
Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi dan evaluasi selama
minimal 5 menit
Jika nafas belum teratur setelah 20 menit ventilasi : rujuk ke kamar bayi;
selama dirujuk bayi dijaga agar tetap hangat serta berikan ventilasi
Jika tidak ada usaha bernafas, megap-megap, atau tidak ada nafas
setelah 20 menit ventilasi : hentikan ventilasi bayi lahir mati
berikan dukungan psikologis pada keluarga

Nalokson merupakan antidotum mengatasi depresi


pernafasan bayi baru lahir jika ibu mendapatkan
petidin atau morfin.
*jangan berikan nalokson pada bayi dari ibu yang
diduga menyalahgunakan obat narkotika
Jika terjadi tanda depresi pernafasan, lakukan
resusitasi setelah VS baik, beri nalokson 0,1
mg/kgBB I.V. ; nalokson dapat diberikan I.M. Setelah
resusitasi berhasil dan sirkulasi perifer baik. Dosis
ulangan diperlukan untuk menghindari kekambuhan
Jika tidak ada tanda depresi pernafasan, tetapi
petidin atau morfin diberikan dalam 4 jam persalinan,
amati tanda depresi yang mungkin terjadi

Asuhan pasca resusitasi yang berhasil :


Hindari kehilangan panas :
Lakukan kontak kulit di dada ibu (metode Kanguru), dan selimuti bayi
Letakkan di bawah radiant heater
Periksa bayi dan hitung nafas dalam semenit:
Jika bayi sianosis atau sukar bernafas, ada tarikan dinding dada, ada rintihan
beri oksigen lewat kateter hidung atau nasal prong
Ukur suhu aksiler:
Jika suhu 360C atau lebih teruskan metode Kanguru dan mulai pemberian
ASI
Jika suhu dibawah 360C lakukan penanganan hipotermia
Mendorong ibu mulai menyusui; bayi yang mendapat resusitasi cenderung
hipoglikemia :
Jika kekuatan isap baik, proses penyembuhan optimal
Jika kekuatan isap kurang, rujuk ke kamar bayi atau ke tempat pelayanan yang
dituju
Lakukan pemantauan yang sering dalam 24 jam pertama. Jika sukar bernafas
kambuh rujuk ke kamar bayi atau pelayanan kesehatan yang dituju

Sianosis atau sukar bernafas :


Jika bayi sukar bernafas/sianosis/ada tarikan
dinding dada/ada rintihan :
Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan nafas bersih
Beri oksigen 0,5 L/menit lewat kateter hidung atau nasal
prong
Rujuk ke kamar bayi atau pelayanan yang dituju

Jaga bayi tetap hangat, bungkus bayi dengan


kain lunak, kering, selimuti, dan pakai topi
untuk mencegah kehilangan panas

Pemberian oksigen hanya pada sianosis atau sukar bernafas


Jika terdapat tarikan dinding dada ke dalam, atau megapmegap, atau sianosis menetap, tingkatkan konsentrasi
oksigen dengan kateter nasal, nasal prong, atau kap
oksigen

Penilaian :
Banyak kondisi serius pada bayi baru lahir, misalnya
infeksi bakteri, malformasi, asfiksia berat, penyakit hialin
membran prematur, dengan gejala yang sama dengan
sukar bernafas dan minum lemah atau tidak mau
minum. Diagnosis banding sukar tanpa bantuan tes
diagnostik yang lengkap. Meskipun demikian tindakan
segera harus dilakukan tanpa diagnosisi yang khusus.
Bayi dengan masalah di atas harus segera dirujuk.

PENANGANAN BAYI BARU


LAHIR BERMASALAH

BBLSR ATAU PREMATUR KECIL


Jika bayi sangat kecil, sering terjadi masalah yang berat, misal sukar
bernafas, kesukaran pemberian minum, ikterus berat, dan infeksi. Bayi
rentan terjadi hipotermia jika tidak dalam inkubator
Bayi ini memerlukan pelayanan kesehatan khusus. Rujukan harus segera
dilakukan ke tempat pelayanan yang sesuai bagi bayi baru lahir sakit
atau kecil sedini mungkin. Sebelum dan selama rujukan perhatikan :
Pastikan bahwa bayi terjaga tetap hangat . Bungkus bayi dengan kain lunak,
kering selimuti dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas
Jika bayi sianosis atau sukar bernafas, rekuansi nafas tidak normal, ada
tarikan dinding dada, ada rintihan beri oksigen lewat kateter hidung atau
nasal prong
Jika pada riwayat ibu terdapat kemungkinan infeksi bakteri, beri dosis
pertama antibiotika :
Gentamisisn 4 mb/kgBB I.M (atau kanamisin)
Bisa ditambah dengan ampisilin 100 mg/kgBB I.M. (atau benzil penisilin)

LETARGI
Jika bayi letargi (tonus otot rendah, tidak ada
gerakan), sangat mungkin bayi sakit berat dan
harus segera dirujuk ke tempat pelayanan yang
sesuai

HIPOTERMIA
Hipotermia dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat kecil atau
bayi yang diresusitasi atau dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus
ini, suhu dapat cepat turun <350C
Jika bayi sakit berat atau hipotermia berat :
Gunakan alat yang tersedia (inkubator, radiant heater, kamar
hangat, tempat tidur hangat)
Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas NICU
Jika bayi sianosis atau sukar bernafas, frekuensi nafas tidak normal,
ada tarikan dinding dada, ada rintihan beri oksigen lewat kateter
hidung atau nasal prong

Jika bayi tidak begitu tampak sakit dan suhu aksiler 35 oC atau
lebih :

Pastikan bayi tetap hangat, bungkus bayi dengan kain lunak, kering
Dorong ibu untuk segera menyusui, setelah bayi siap
Pantau suhu aksiler tiap jam sampai normal
Bayi dapat diletakkan dalam inkubator atau di bawah radiant heater

KEJANG
Kejang dalam 1 jam pertama kehidupan jarang.
Kejang dapat disebabkan oleh meningitis,
ensefalopati, atau hipoglikemia berat
Pastikan bayi tetap hangat, bungkus bayi dengan kain
lunak, kering, slimuti, dan pakai topi untuk menghindari
kehilangan panas
Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas
NICU

BBLR
Bayi prematur sedang (33-38 minggu) atau BBLR
(1500-2500 gr) dapat mempunyai masalah setelah
lahir
Jika bayi tidak ada kesukaran bernafas dan tetap
hangat dengan metode kanguru :
Rawat bayi tetap bersama ibu
Dorong ibu mulai menyusui dalam 1 jam pertama

Jika bayi sianosis atau sukar bernafas, frekuensi


tidak normal, ada tarikan dinding dada, ada
rintihan berikan oksigen lewat kateter hidung
atau nasal prong
Jika suhu aksiler turun dibawah 35 0C, hangatkan
bayi segera

BAYI PREMATUR DAN/ATAU KETUBAN


PECAH LAMA DAN ASIMTOMATIS
Panduan berikut bisa dimodisfikasi sesuai keadaan setempat :
Jika ibu mempunyai tanda klinis infeksi bakteri atau jika
ketuban pecah lebih dari 18 jam meskipun tanpa tanda
klinis infeksi :
Rawat bayi tetap bersama ibu dan dorong ibu untuk tetap
menyusui
Lakukan kultur darah dan berikan antibiotika dosis
pertamanya

Jangan berikan antibiotika pada kondisi lain. Amati bayi


terhadap tanda infeksi selama 3 hari :
Rawat bayi tetap bersama ibu dan dorong ibu tetap menyusui
Jika dalam 3 hari terjadi tanda infeksi, rujuk ke NICU, lakukan
kultur darah, dan berikan antibiotika dosis pertama

SIFILIS KONGENITAL

Jika tes serologis ibu positif atau menunjukkan gejala tetapi


bayi tidak menunjukkan tanda-tanda sifilis
Jika bayi menunjukkan tanda-tanda sifilis, rujuk ke NICU.
Tanda-tanda sifilis termasuk :

Edema umum
Ruam kulit
Telapak tangan atau kaki melepuh
Rinitis
Kondiloma anal
Pembesaran hepar/lien
Paralisis salah satu anggota tubuh bagian bawah
Ikterus
Pucat
Sfiroketa positif dari lesi cairan tubuh atau cairan serebrospinal

Anda mungkin juga menyukai