Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

PARTOGRAF

Konsulen Pengampu :
Dr. Utomo Budidarmo, Sp. OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA Tk. I R.S. SUKANTO
I. DEFINISI PARTOGRAF

Beberapa pengertian dari partograf adalah sebagai berikut:


a. Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK- KR, 2012).

b. Partograf adalah suatu sistem pencatatan atau alat bantu yang digunakan untuk
memantau kondisi ibu dan bayi selama persalinan (Engida Yisma et al, 2013) .

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan


utama penggunaan paftograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
persalinan dan (2) mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Dengan demikian, juga dapat dilaksanakan deteksi secara dini, setiap
kemungkinan terjadinya panus lama. Jika digunakan secara tepat dan konsisten,
partograf akan membantu penolong persalinan untuk mencatat kemajuan
persalinan, kondisi ibu dan janin, asuhan yang diberikan selama persalinan dan
kelahiran, serta menggunakan informasi yang tercataq sehingga secara dini
mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu. Penggunaan panograf secara rutin akan memastikan ibu
dan janin telah mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu.
Selain itu, dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam
keselamatan jiwa mereka. (Prawirohardjo, 2016)

II. SEJARAH PARTOGRAF

Sejak Friedman memperkenalkan kurva servikogram pada tahun 1954,


banyak peneliti yang menggunakannya sebagai dasar dalam penatalaksanaan
persalinan. Rosa dan Ghilaini (1959), menggunakan grafik kemajuan persalinan
sederhana dengan memodifikasi cara pengukuran pembukaan serviks. Friedman
(1967), mulai mengembangkan grafik analisa statistik dari berbagai tipe
persalinan. Beazly dan Kurjak (1972), merancang suatu partograf berdasarkan
data dari persalinan normal dengan cara periksa dalam yang dilakukan pada awal
dan akhir persalinan. Dimana partograf ini tidak mengenal adanya fase laten.

Phillpot (1972), membuat perubahan untuk merancang grafik catatan


persalinan yang lebih rinci, dengan memasukkan keadaan ibu dan janin pada
selembar kertas. Dengan membuat dua garis skrining, yaitu garis waspada
(ALERT LINE) dan garis aksi (ACTION LINE), yang sejajar dan terpisah empat
jam setelah garis waspada. Partograf WHO (1988) merupakan sintesa dan
implikasi dari berbagai model partograf dengan menelaah semua jenis partograf
yang ada di dunia. Perkembangan selanjutnya, tahun 2000 partograf WHO
dimodifikasi, untuk lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Dimana pada
partograf yang dimodifikasi, fase laten dihilangkan dan penggambaran partograf
dimulai dari fase aktif, pada saat pembukaan serviks 4 cm. Pada fase aktif
persalinan, grafik pembukaan dihubungkan dengan waktu yang biasanya dimulai
di sebelah kiri garis waspada, dan apabila grafiknya memotong garis ini, itu
merupakan tanda peringatan bahwa persalinan mungkin akan berlangsung lama.

Garis tindakan adalah 4 jam ke sebelah kanan garis waspada, jika grafik
mencapai garis tindakan maka sudah waktunya diambil keputusan tentang
penyebab kemajuan persalinan yang lambat dan mesti diambil tindakan yang
tepat, kecuali wanita sudah menjelang melahirkan partograf ini tidak
diindikasikan. Partograf WHO yang dimodifikasi inilah yang menjadi acuan dari
partograf APN (Engida Yisma et al., 2013; Okokon et al., 2014; JNPK-KR,
2012).

Partograf harus digunakan untuk; semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan
persalinan; semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik bidan
swasta, rumah sakit, dan lainJain); semua penolong persalinan yang memberikan
asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran. Persalinan yang sehat dan
pemeliharaan persalinan yang aman untuk ibu adalah dua tujuan dari semua
penyedia layanan kesehatan bersalin.
III. KURVA PERSALINAN FRIEDMAN DAN ZHANG

Kurva Friedman
Penelitian asli Friedman1, pada tahun 1955 mendefinisikan tiga tahap
persalinan sebagai berikut:
1. Tahap pertama dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan pelebaran
serviks lengkap dan dibagi menjadi fase laten dan aktif. Pada fase laten,
kontraksi uterus yang tidak teratur terjadi dengan penipisan dan pelebaran
serviks yang lambat dan bertahap. Fase aktif ditunjukkan oleh peningkatan
laju pelebaran serviks dan penurunan janin. Fase aktif biasanya dimulai pada
dilatasi serviks 3-4 cm dan dibagi lagi menjadi fase percepatan, kemiringan
maksimum, dan perlambatan.

2. Tahap persalinan kedua didefinisikan sebagai pelebaran lengkap serviks ke


persalinan.

3. Tahap ketiga persalinan melibatkan pengiriman plasenta.

Friedman, dalam risalahnya tentang persalinan; menyatakan bahwa; "ciri-


ciri klinis kontraksi uterus yaitu, frekuensi, intensitas, dan durasi, tidak dapat
diandalkan sebagai ukuran kemajuan persalinan dan sebagai indeks normalitas
persalinan. Selain dilatasi serviks dan turunnya janin, tidak ada ciri klinis pada ibu
melahirkan yang tampaknya bermanfaat untuk menilai kemajuan persalinan". Pola
dilatasi serviks yang terjadi selama berlangsungnya persalinan normal mempunyai
bentuk kurva sigmoid. Seperti diperlihatkan pada gambar, dua fase dilatasi serviks
adalah fase laten dan fase aktif. Fase aktif dibagi lagi menjadi fase akselerasi, fase
lereng maksimum, dan fase deselerasi. Lamanya fase laten lebih bervariasi dan
rentan terhadap perubahan oleh faktor-faktor luar, dan oleh sedasi (pemanjangan
fase laten), Lamanya fase laten kecil hubungannya dengan perjalanan proses
persalinan berikutnya, sementara ciri-ciri fase akselerasi bia- sanya mempunyai
nilai prediktif yang lebih besar terhadap hasil akhir persalinan tersebut.2

Friedman menganggap fase landai maksimum sebagai "alat ukur yang


bagus terhadap efisiensi mesin ini secara keseluruhan", sedangkan sifat fase
deselerasi lebih mencerminkan hubungan-hubungan fetopelvik. Lengkapnya
dilatasi serviks pada fase aktif persalinan dihasilkan oleh retraksi serviks di
sekeliling bagian terbawah janin. Setelah dilatasi serviks lengkap, kala dua
persalinan mulai; sesudah itu, hanya progresivitas tumnnya bagian terbawah janin
merupakan satu-satunya alat ukur yang tersedia untuk menilai kemajuan
persalinan.2

Friedman mengembangkan konsep tiga bagian fungsional persalinan yaitu


persiapan, dilatasi, dan pelvik unsuk rnenjelaskan sasaran-sasaran fisiologik pada
setiap bagian persalinan (Gambar 23-8). Ia me- nemukan bahwa bagian persiapan
dalam persalinan mungkin sensitif terhadap sedasi dan analgesi konduksi.
Meskipun terjadi dilatasi seryiks kecil pada waktu ini, terjadi perubahan besar
pada matriks ekstraselular (kolagen dan komponen-komponen jaringan ikat
lainnya) pada serviks. Bagian dilatasi persalinan, sewaktu terjadi dilatasi dengan
laju yang paling cepat, pada prinsipnya tidak terpengaruh oleh sedasi atau analgesi
konduk- si. Bagian pelvik persaiinan mulai bersamaan dengan fase deselarasi
dilatasi serviks. Mekanisme-mekanisme klasik persalinan, yang melibatkan
pergerakan-pergerakan utama janin, terutama terjadi selama bagian pelvik
persaiinan ini. Awal bagian peivik ini jarang dapat dipisahkan secara klinis dari
bagian dilatasi persalinan. Selain itu, kecepatan dilatasi serviks tidak selalu
berkurang ketika telah dicapai dilatasi lengkap; bahkan mungkin malah lebih
cepat.2
Kurva Zhang

Pada tahun 1955, Friedman menerbitkan studi analisis grafisostatistik ibu


dengan primigravida berdasarkan pengamatannya terhadap 500 ibu melahirkan
pada saat aterm. Dia menggambarkan hubungan antara lama persalinan dan
pelebaran serviks sebagai kurva sigmoid, yang terdiri dari laten dan fase aktif,
diikuti oleh tahap kedua persalinan fase aktif selanjutnya dibagi menjadi
akselerasi fase, fase kemiringan maksimal, dan fase deselerasi. Kurva ini telah
dikenal sebagai kurva Friedman. Definisi-definisi ini telah banyak diadopsi dan
diterapkan dalam praktik dalam setengah abad terakhir. Namun, manajemen telah
berubah secara substansial dari yang dulu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurva Friedman tidak lagi
sesuai. Selain itu, terjadi perdebatan fase deselerasi yang dijelaskan oleh
Friedman. Maka diputuskan untuk memeriksa kembali dengan menggunakan
metode statistik yang lebih maju.
Maka disimpulkan bahwa kurva Zhang:
 Transisi ke persalinan aktif setelah dilatasi 6 cm; tidak 4 cm
 Tidak ada fase perlambatan
 Perjalanan waktu:
- Lebih panjang pada fase laten
- Lebih pendek pada fase aktif
IV. PARTOGRAF WHO

Penggunaan Partograf
World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf agar lebih
sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan dan
pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm.
Partograf harus digunakan untuk (1) semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan
persalinan; (2) semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit, danlainJain); (3) semua penolong persaiinan yang
memberikan asuhan kepada ibu selamapersalinan dan kelahiran (Spesialis Obtetri
dan Ginekologi, Bidan, Dokter lJmum,Residen, dan Mahasiswa Kedokteran).

Halaman Depan Partograf


Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang lai pada fase aktif
persalinan: dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil pemeriksaan
selama fase aktif persalinan, termasuk

 Informasi tentang Ibu:


- Nama, Umur; -
- Gravida, Para, Abortus (keguguran) Nomor catatan medik/nomor
Puskesmas;
- Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah tanggal dan waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu).
 Waktu pecahnya selaput ketuban.
 Kondisi Janin:
- DJJ (denyut jantung janin)
- Warna dan adanya air ketuban;
- Penyusupan (molase) kepala janin.
 Kemajuan Persalinan:
- Pembukaan serviks;
- Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin
- Garis waspada dan garis bertindak.
 Jam dan Waktu:
- Waktu mulainya fase aktif persalinan;
- Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
 Kontraksi Uterus:
- Frekuensi dan lamanya.
 Obat-Obatan dan Cairan yang diberikan
- Oksitosin;
- Obat-obatan lainnya dan cairan 1.V. yang diberikan.
 Kondisi Ibu:
- Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh;
- Urin (volume, aseton, atau protein).
 Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik lainnya (dicatat dalam kolom
tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).

Cara Pengisian Halaman Depan Partograf


Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal atas partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: "jam pada partograf) dan
perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catar waktu
terjadinya pecah ketuban.

Kesehatan dan kenyamanan Janin


Kolom, lajur, dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut
jantung janin (DJJ), air ketuban, dan penyusupan tulang kepala janin.

 Denyut Jantung Janin


Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian
Pemeriksaan Fisik nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit
(lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini,
menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri
menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang
sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik
yang satu dengan titik lainnya dengan garis yang tidak terputus.
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka 180
dan 100 Akan tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120
atau di atas 160. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang
tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf.
 Warna dan Adanya Air Ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang
sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut.
U: ketuban utuh (belum pecah).
J: ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.
D: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.
K: ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban ("kering").

Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan gawat janin. Jika
terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda
gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit), ibu segera
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat
mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan
kegawatdaruratan obstetrik dan bayi baru lahir.

 Molase (Penyusupan Tulang Kepala Janin)

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang
saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya
disproporsi tulang panggul (Cephalo Pelvic Disproportion -- CPD).
Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang
saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi
tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan
kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan
rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas
kesehatan yang memadai.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin.
Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan
lambang-lambang berikut.
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.
1 : rulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan.
3: tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan.
Angka 0 - 10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi
serviks. Tiap angka mempunyai lajur dan kotak yang lain pada lajur di atasnya,
menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1 - 5 juga
menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Tiap kotak di bagian ini menyatakan
waktu 30 menit.

 Pembukaan Serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik,
nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika
ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat
pada partograf hasil temuan setiap pemeriksaan. Tanda "X" harus ditulis di
garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda
untuk teman-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali
selama masa fase aktif persalinan digaris waspada. Hubungkan tanda "x" dari
setiap pemeriksaan dengan garis utuh.
 Penurunan Bagian Terbawah atau Presentasi Janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering
jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau
presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks
umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.
Namun kadangkala, turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi
setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm. Penurunan kepala janin diukur
secara palpasi bimanual. Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari
tepi simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori dengan simbol 5/5 sampai 0/5,
Simbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atas
simfisis pubis sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin
sudah tidak dapat lagi dipalpasi di atas simfisis pubis, Kata-kata "Turunnya
Kepala" dan garis terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka
pembukaan serviks. Berikan tanda (0) pada garis waktu yang sesuai. Sebagai
contoh, jika kepala bias dipalpasi 4/5, tuliskan tanda (o) di nomor 4.
Hubungkan tanda (o) dari setiap pemeriksaan dengan garis terputus
 Garis Waspada dan Garis Bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik
dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per
jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada.
Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada
(pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan pula
adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya amniotomi, infus
oksitosin atau persiapan-persiapan rujukan (ke rumah sakit atau puskesmas)
yang mampu menangani penyulit kegawatdaruratan obstetri. Garis bertindak
tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke
sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak
maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan.
Jam dan Waktu

 Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan


Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak-
kotak diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak
dimulainya fase aktif persalinan.
 Waktu Aktual Saat Pemeriksaan Dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak
untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak
menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh
menit pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu
masuk dalam fase aktif persalinan catatkan pembukaan serviks di garis
waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu
yang sesuai. Sebagai contoh, jika pemeriksaan dalam menunjukkan ibu
mengalami pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda "X” di garis
waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling
kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (kotak ketiga
dari kiri).

Kontraksi Uterus

Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan "kontraksi
per 10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi
angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi
dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak.
Mencatat tentang: informasi tentanp ibu, waktu, pecahnya selaput
ketuban, kondisi janin, kemaiuan persalinan, jam dan waktu,
kontraksi uterus, obat-obatan dan cairan i.v.; kondisi ibu dan
asuhan, Pengamatan, dan keputusan klinik lainnya.
Obat-obatan dan Cairan yang Dibeikan

Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan I.V.

 Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan I.V. dan dalam satuan
tetesan per menit.
 Obat-obatan lain dan Cairan I.V
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V. dalam
kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.

Kesehatan dan Kenyamanan lbu

Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan
kenyamanan ibu.
 Nadi, Tekanan Darah dan Temperatur Tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan
darah ibu.
- Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase akdf persalinan. (lebih
sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yang
sesuai (.);
- Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih
sering jika dianggap adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada
kolom waktu yang sesuai: ↨
- Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat arau dianggap
adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
 Volume urin,protein atau aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ib
berkemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan
adanya aseton atau protein dalamm urin,

Asuhan, Pengamatan, dsn Keputusan Klinik lainnya


Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan,dan Keputasan Klinik di sisi
luar kolom partograf. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan
persalinan.
Lembar belakang partograf
Halaman belakang partograf, merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang
terjadi hal hal yang terjadi selama proses kehamilan dan kelahiran,serta tindakan
tindakan selama kala I hingga kala IV.
Cara Pengisian Lembar Belakang Partograf

Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan,
Iembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai.
Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara
lebih rinci disampaikan sebagai berikut.

Data Dasar

Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatao, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isi data pada tiap tempat yang telah disediakan atau dengan cara
memberi tanda pada kotak di samping jawabao yang sesuai. Untuk penanyaan no.
5, lingkari jawaban yang sesuai dan untuk pertanyaan no. 8, jawaban bisa lebih
dari satu.
Data dasar yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut.
Kala I

Kala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis


waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaan, dan hasil
penatalaksanaan tersebut. Untuk pertanyaan no. 9, lingkari jawaban yang sesuai.
Pertanyaan lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam persalinan.
Pertanyaan Kala I adalah sebagai berikut.

Kala II

Kala II terdiri atas episiotomi persalinan, gas/at janin, distosia bahu, masalah
penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda "i" pada kotak di samping
jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no. 13, jika jawabannya 'Ya", tulis
indikasinya, sedangkan untuk no. 15 dan 16 jawabannya"Ya", isi jenis tindakan
yang telah dilakukan. Untuk pertanyaan no. 14, jawaban bisa lebih dari 1,
sedangkan untuk 'masalah lain' hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada
Kala II.
Pertanyaan-pertanyaan pada Kala Ii adalah sebagai berikut.
Kala III
Kala III terdiri atas lama kala III,pemberian oksitosin,penegangan tali pusat
terkendali,pemijatan fundus,plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
menit,laserasi.atonia uteri,jumlah perdarahn,masalah penyerta,penatalaksanaan
dan hasilnya.
Bayi baru lahir
Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan,jenis
kelamin,penilaian kondisi bayi baru lahir,pemberian ASI,masalah penyerta,
tatalaksana terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta
beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no. 36
dan 37 lingkari jawaban yang sesuai, sedangkan untuk no. 38 jawaban bisa lebih
dari 1.
Pertanyaan mengenai Bayi Baru Lahir adalah sebagai berikut :
Kala IV

Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi urerus,
kandung kemih, dan perdarahan. Pemanrauan pada Kala IV ini sangat penting
terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan
pascapersalinan. Pengisian pemanrauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada
satu jam perrama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasii pemeriksaan dan jawab
pertanyaan mengenai masalah Kala IV pada tempat yang telah disediakan. Bagian
yang digelapkan tidak usah diisi.

V. KEUNTUNGAN PARTOGRAF

Partograf membutuhkan penilaian dari beberapa pengamatan. Rangkaian


pengamatan pertama berhubungan dengan kemajuan persalinan: dilatasi serviks,
penurunan kepala janin, dan kontraksi uterus. Rangkaian pengamatan kedua
berfokus pada janin: denyut jantung janin, membran dan cairan, dan cetakan
kepala janin.

Partograf terbukti mengurangi :

 Persalinan yang berkepanjangan


 Kebutuhan augmentasi
 Operasi sesar darurat
 Angka kelahiran mati intrapartum (stillbirths)

Mayoritas kematian ibu dan komplikasi yang disebabkan oleh persalinan


dan memperpanjang persalinan dapat dicegah dengan intervensi kesehatan yang
terjangkau dan efektif seperti penggunaan partograf. Partograf digunakan untuk
meningkatkan pemantauan kemajuan persalinan, dan kesejahteraan ibu dan janin.
Partograf memiliki demarkasi yang jelas, jika sampai pada atau melebihi dengan
jelas menunjukkan kebutuhan untuk mengatasi komplikasi yang sudah ada atau
yang akan segera terjadi seperti kemajuan persalinan yang buruk, persalinan lama,
gawat janin, dan dalam kasus terburuk, hambatan persalinan dan ruptur rahim.
Deteksi dini persalinan lama sangat berkontribusi terhadap pencegahan hambatan
persalinan dan komplikasi terkait lainnya seperti perdarahan post partum (PPH),
ruptur uterus, sepsis nifas dan fistula obstetrik.

VI. KESIMPULAN

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan utama
penggunaan paftograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
persalinan dan (2) mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Setelah Friedman memperkenalkan kurva servikogram dan kemudian dilakukan
modifikasi oleh parah ahli dan oleh WHO hingga saat ini yang kita kenal dengan
partograf. Partograf harus digunakan untuk; semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai asuhan persalinan di semua
tempat pelayanan persalinan dan dilakukan oleh semua penolong.Kurva Friedman
didefinisikan menjadi 3 tahap, yaitu tahap pertama dimulai dengan kontraksi
uterus menyebabkan pelebaran serviks lengkap dan dibagi menjadi fase laten dan
aktif, kedua tahap persalinan, dan tahap ketiga persalinan melibatkan pengiriman
plasenta. Friedman menyatakan bahwa ciri-ciri kontraksi uterus, yaitu frekuensi,
intensitas, dan durasi, tidak dapat diandalkan sebagai ukuran kemajuan persalinan
dan sebagai indeks normalitas persalinan. Beberapa peneilitan menunjukkan
bahwa kurva Friedman tidak lagi sesuai. Maka diputuskan untuk memeriksa
kembali dengan menggunakan metode statistik yang lebih maju sehingga
diterbitkan kurva Zhang. WHO telah memodifikasi partograf agar lebih sederhana
dan lebih mudah digunakan. Fase laten dihilangkan dan pencatatan dimulai dari
fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm. Partograf harus digunakan untuk semua
ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai
elemen penting asuhan persalinan, semua tempat pelayanan persalinan (rumah,
puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, danlainJain), semua penolong
persaiinan yang memberikan asuhan kepada ibu selamapersalinan dan kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA

JNPK-KR. 2012. Asuhan Persalinan Normal. jakarta; Depkes RI

Engida Yisma B. D., Ayalew Astatkie and Nebreed Fesseha. Knowledge and
utilization of partograph among obstetric care givers in public health institutions
of Addis Ababa, Ethiopia. BMC Pregnancy and Childbirth 2013, 13:17

Okokon I. B., et al. 2014. An evaluation of the knowledge and utilization of the
partogragh in primary, secondary, and tertiary care settings in calabar, South-
South Nigeria. Int J Family Med, 2014, 105853.

Prawirohardjo, S., et al. 2016. Ilmu Kandungan Edisi. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Friedman EA. Primigravid labor; a graphicostatistical analysis. Obstet Gynecol.


1955 Dec. 6(6):567-89

Prawirohardjo S, Keman K. Ilmu Kebidanan : Partograf. PT Bina pustaka


sarwono prawihardjo. Jakarta; 2010. Ed. 4, Cet. 3

Alarm International, Fourth edition of ALARM International program :


Management of labour and obstructed labour. Chapter 4 Page 2

Anda mungkin juga menyukai