PARTOGRAF
Konsulen Pengampu :
Dr. Utomo Budidarmo, Sp. OG
b. Partograf adalah suatu sistem pencatatan atau alat bantu yang digunakan untuk
memantau kondisi ibu dan bayi selama persalinan (Engida Yisma et al, 2013) .
Garis tindakan adalah 4 jam ke sebelah kanan garis waspada, jika grafik
mencapai garis tindakan maka sudah waktunya diambil keputusan tentang
penyebab kemajuan persalinan yang lambat dan mesti diambil tindakan yang
tepat, kecuali wanita sudah menjelang melahirkan partograf ini tidak
diindikasikan. Partograf WHO yang dimodifikasi inilah yang menjadi acuan dari
partograf APN (Engida Yisma et al., 2013; Okokon et al., 2014; JNPK-KR,
2012).
Partograf harus digunakan untuk; semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan
persalinan; semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik bidan
swasta, rumah sakit, dan lainJain); semua penolong persalinan yang memberikan
asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran. Persalinan yang sehat dan
pemeliharaan persalinan yang aman untuk ibu adalah dua tujuan dari semua
penyedia layanan kesehatan bersalin.
III. KURVA PERSALINAN FRIEDMAN DAN ZHANG
Kurva Friedman
Penelitian asli Friedman1, pada tahun 1955 mendefinisikan tiga tahap
persalinan sebagai berikut:
1. Tahap pertama dimulai dengan kontraksi uterus yang menyebabkan pelebaran
serviks lengkap dan dibagi menjadi fase laten dan aktif. Pada fase laten,
kontraksi uterus yang tidak teratur terjadi dengan penipisan dan pelebaran
serviks yang lambat dan bertahap. Fase aktif ditunjukkan oleh peningkatan
laju pelebaran serviks dan penurunan janin. Fase aktif biasanya dimulai pada
dilatasi serviks 3-4 cm dan dibagi lagi menjadi fase percepatan, kemiringan
maksimum, dan perlambatan.
Penggunaan Partograf
World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf agar lebih
sederhana dan lebih mudah digunakan. Fase laten telah dihilangkan dan
pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm.
Partograf harus digunakan untuk (1) semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan
persalinan; (2) semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit, danlainJain); (3) semua penolong persaiinan yang
memberikan asuhan kepada ibu selamapersalinan dan kelahiran (Spesialis Obtetri
dan Ginekologi, Bidan, Dokter lJmum,Residen, dan Mahasiswa Kedokteran).
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan gawat janin. Jika
terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda
gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit), ibu segera
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Akan tetapi, jika terdapat
mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan
kegawatdaruratan obstetrik dan bayi baru lahir.
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang
saling menyusup atau tumpang tindih, menunjukkan kemungkinan adanya
disproporsi tulang panggul (Cephalo Pelvic Disproportion -- CPD).
Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang
saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi
tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan
kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan
rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas
kesehatan yang memadai.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin.
Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan
lambang-lambang berikut.
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.
1 : rulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2: tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan.
3: tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan.
Angka 0 - 10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi
serviks. Tiap angka mempunyai lajur dan kotak yang lain pada lajur di atasnya,
menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm skala angka 1 - 5 juga
menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Tiap kotak di bagian ini menyatakan
waktu 30 menit.
Pembukaan Serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik,
nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika
ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat
pada partograf hasil temuan setiap pemeriksaan. Tanda "X" harus ditulis di
garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda
untuk teman-temuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali
selama masa fase aktif persalinan digaris waspada. Hubungkan tanda "x" dari
setiap pemeriksaan dengan garis utuh.
Penurunan Bagian Terbawah atau Presentasi Janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering
jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau
presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks
umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.
Namun kadangkala, turunnya bagian terbawah/presentasi janin baru terjadi
setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm. Penurunan kepala janin diukur
secara palpasi bimanual. Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari
tepi simfisis pubis. Dibagi menjadi 5 kategori dengan simbol 5/5 sampai 0/5,
Simbol 5/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atas
simfisis pubis sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa bagian kepala janin
sudah tidak dapat lagi dipalpasi di atas simfisis pubis, Kata-kata "Turunnya
Kepala" dan garis terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama dengan angka
pembukaan serviks. Berikan tanda (0) pada garis waktu yang sesuai. Sebagai
contoh, jika kepala bias dipalpasi 4/5, tuliskan tanda (o) di nomor 4.
Hubungkan tanda (o) dari setiap pemeriksaan dengan garis terputus
Garis Waspada dan Garis Bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik
dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per
jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada.
Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada
(pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan pula
adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya amniotomi, infus
oksitosin atau persiapan-persiapan rujukan (ke rumah sakit atau puskesmas)
yang mampu menangani penyulit kegawatdaruratan obstetri. Garis bertindak
tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke
sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak
maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan.
Jam dan Waktu
Kontraksi Uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan "kontraksi
per 10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan
lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan mengisi
angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi
dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak.
Mencatat tentang: informasi tentanp ibu, waktu, pecahnya selaput
ketuban, kondisi janin, kemaiuan persalinan, jam dan waktu,
kontraksi uterus, obat-obatan dan cairan i.v.; kondisi ibu dan
asuhan, Pengamatan, dan keputusan klinik lainnya.
Obat-obatan dan Cairan yang Dibeikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan I.V.
Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit
jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan I.V. dan dalam satuan
tetesan per menit.
Obat-obatan lain dan Cairan I.V
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V. dalam
kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan
kenyamanan ibu.
Nadi, Tekanan Darah dan Temperatur Tubuh
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan
darah ibu.
- Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase akdf persalinan. (lebih
sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yang
sesuai (.);
- Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih
sering jika dianggap adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada
kolom waktu yang sesuai: ↨
- Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat arau dianggap
adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
Volume urin,protein atau aseton
Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ib
berkemih). Jika memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan
adanya aseton atau protein dalamm urin,
Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan,
Iembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai.
Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara
lebih rinci disampaikan sebagai berikut.
Data Dasar
Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatao, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isi data pada tiap tempat yang telah disediakan atau dengan cara
memberi tanda pada kotak di samping jawabao yang sesuai. Untuk penanyaan no.
5, lingkari jawaban yang sesuai dan untuk pertanyaan no. 8, jawaban bisa lebih
dari satu.
Data dasar yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut.
Kala I
Kala II
Kala II terdiri atas episiotomi persalinan, gas/at janin, distosia bahu, masalah
penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda "i" pada kotak di samping
jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no. 13, jika jawabannya 'Ya", tulis
indikasinya, sedangkan untuk no. 15 dan 16 jawabannya"Ya", isi jenis tindakan
yang telah dilakukan. Untuk pertanyaan no. 14, jawaban bisa lebih dari 1,
sedangkan untuk 'masalah lain' hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada
Kala II.
Pertanyaan-pertanyaan pada Kala Ii adalah sebagai berikut.
Kala III
Kala III terdiri atas lama kala III,pemberian oksitosin,penegangan tali pusat
terkendali,pemijatan fundus,plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30
menit,laserasi.atonia uteri,jumlah perdarahn,masalah penyerta,penatalaksanaan
dan hasilnya.
Bayi baru lahir
Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan,jenis
kelamin,penilaian kondisi bayi baru lahir,pemberian ASI,masalah penyerta,
tatalaksana terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta
beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no. 36
dan 37 lingkari jawaban yang sesuai, sedangkan untuk no. 38 jawaban bisa lebih
dari 1.
Pertanyaan mengenai Bayi Baru Lahir adalah sebagai berikut :
Kala IV
Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi urerus,
kandung kemih, dan perdarahan. Pemanrauan pada Kala IV ini sangat penting
terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan
pascapersalinan. Pengisian pemanrauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada
satu jam perrama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasii pemeriksaan dan jawab
pertanyaan mengenai masalah Kala IV pada tempat yang telah disediakan. Bagian
yang digelapkan tidak usah diisi.
V. KEUNTUNGAN PARTOGRAF
VI. KESIMPULAN
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan utama
penggunaan paftograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan
persalinan dan (2) mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.
Setelah Friedman memperkenalkan kurva servikogram dan kemudian dilakukan
modifikasi oleh parah ahli dan oleh WHO hingga saat ini yang kita kenal dengan
partograf. Partograf harus digunakan untuk; semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai asuhan persalinan di semua
tempat pelayanan persalinan dan dilakukan oleh semua penolong.Kurva Friedman
didefinisikan menjadi 3 tahap, yaitu tahap pertama dimulai dengan kontraksi
uterus menyebabkan pelebaran serviks lengkap dan dibagi menjadi fase laten dan
aktif, kedua tahap persalinan, dan tahap ketiga persalinan melibatkan pengiriman
plasenta. Friedman menyatakan bahwa ciri-ciri kontraksi uterus, yaitu frekuensi,
intensitas, dan durasi, tidak dapat diandalkan sebagai ukuran kemajuan persalinan
dan sebagai indeks normalitas persalinan. Beberapa peneilitan menunjukkan
bahwa kurva Friedman tidak lagi sesuai. Maka diputuskan untuk memeriksa
kembali dengan menggunakan metode statistik yang lebih maju sehingga
diterbitkan kurva Zhang. WHO telah memodifikasi partograf agar lebih sederhana
dan lebih mudah digunakan. Fase laten dihilangkan dan pencatatan dimulai dari
fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm. Partograf harus digunakan untuk semua
ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai
elemen penting asuhan persalinan, semua tempat pelayanan persalinan (rumah,
puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, danlainJain), semua penolong
persaiinan yang memberikan asuhan kepada ibu selamapersalinan dan kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA
Engida Yisma B. D., Ayalew Astatkie and Nebreed Fesseha. Knowledge and
utilization of partograph among obstetric care givers in public health institutions
of Addis Ababa, Ethiopia. BMC Pregnancy and Childbirth 2013, 13:17
Okokon I. B., et al. 2014. An evaluation of the knowledge and utilization of the
partogragh in primary, secondary, and tertiary care settings in calabar, South-
South Nigeria. Int J Family Med, 2014, 105853.
Prawirohardjo, S., et al. 2016. Ilmu Kandungan Edisi. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.