MODUL
PRAKTIK MEKANISME ASUHAN PERSALINAN NORMAL DENGAN 60
LANGKAH APN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Persalinan dan BBL
Disusun Oleh :
Kelompok 10
Latar Belakang
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak
lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin. (sarwono,1)
Kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan dan
pinata laksanaan kala pembukaan, batasan kala II dimulai ketika pembukaan servik sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi, kala II juga disebut sebagai pengeluaran
bayi. (Depkes RI hal 79)
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan
keluarganya ,sangat penting untuk di ingat bahwa persalian adalah proses yang normal dan
merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang
mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi
sepanjang proses melahirkan. Dukungan terus menerus dan penatalaksanaan yang terampil
dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan
hasil persalinan yang sehat dan memuaskan
Materi
1. Definisi APN
2. Tujuan APN
3. Tugas Penolong Persalinan Pada Asuhan Persalinan Normal
4. Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan NORMAL
5. Langkah APN
2
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
TUJUAN PEMBELAJARAN
3
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
URAIAN MATERI
A. Definisi APN
Asuhan Persalinan Normal (APN) Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan
yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan
kala empat dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir (JNPK-KR, 2013)
Tahun 2000 ditetapkan langkah-langkah APN yaitu 60 langkah, tahun 2001 langkah APN
ditambah dengan tindakan resusitasi. Tahun 2004 APN ditambah dengan inisiasi menyusu
dini (IMD), pengambilan keputusan klinik (PKK), pemberian tetes mata profilaksis,
pemberian vitamin K1 dan imunisasi HBo. Langkah APN pada tahun 2007 tidak mengalami
perubahan, namun pada tahun 2008 langkah APN dilakukan perubahan dari 60 langkah
menjadi 58 langkah (JNPK-KR, 2008).
Menurut JNPK-KR (2013), asuhan persalinan normal memiliki tujuan yaitu mengupayakan
kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta dengan intervensi yang minimal
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan tetap terjaga pada tingkat yang optimal.
Rohani, dkk. (2011) menyatakan bahwa tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan
yang memadai selama proses persalinan berlangsung, dalam 10 11 upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan
sayang bayi.
3. Tujuan APN
Tujuan asuhan persalinan normal adalah tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatan yang
tinggi bagi ibu serta bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap namun
menggunakan intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitas layanan
dapat terjaga pada tingkat yang seoptimal mungkin. pendekatan seperti ini berarti bahwa:
dalam asuhan persalinan normal harus ada alasan yang kuat dan bukti manfaat apabila akan
melakukan intervensi terhadap jalannya proses persalinan yang fisiologis/alamiah.
4
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
4. Melakukan rujukan pada fasilitas yang lebih lengkap sesuai dengan masalah kasusu yang
dirujuk bila didapatkan adanya faktor risiko atau terdeteksi adanya komplikasi selama proses
persalinan. Selain tugaaas-tugas di atas, seorang penolong persalinan harus mendapatkan
kualifikasi sebagai tenaga pelaksana penolong persalinan melalui serangkaian latihan,
bimbingan langsung dan kesempatan untuk mempraktekkan keterampilannya pada suasana
sesungguhnya. Dalam kualifikasi tersebut, penolong persalinan dapat melakukan penilaian
terhadap faktor risiko, mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi persalinan, melakukan
pemantauan terhadap ibu maupun janin, dan juga bayi setelah dilahirkan. Penolong
persalinan harus mampu melakukan penatalaksanaan awal terhadap komplikasi terhadap bayi
baru lahir. Ia juga harus mampu untuk melakukan rujukan baik ibu maupun bayi bila
komplikasi yang terjadi memerlukan penatalaksanaan lebihlanjut yang membutuhkan
keterampilan di luar kompetensi yang dimilikinya. Tidak kalah pentingnya adalah seorang
penolong persalinan harus memiliki kesabaran, kemampuan untuk berempati dimana hal ini
amat diperlukan dalam memberikan dukungan bagi ibu dan keluarganya.
penatalaksanaan, serta evaluasi, yang merupakan pola pikir yang sistematis bagi para bidan
selama memberikan Asuhan Kebidanan khususnya dalam Asuhan Persalinan Normal.
2. Aspek Sayang Ibu yang Berarti sayang Bayi
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan yang harus diperhatikan para Bidan adalah:
a. Suami, saudara atau keluarga lainnya harus diperkenankan untuk mendampingi ibu selama
proses persalinan bila ibu menginginkannya.
b. Standar untuk persalinan yang bersih harus selalu dipertahankan
c. Kontak segera antara ibu dan bayi serta pemberian Aair Susu Ibu harus dianjurkan untuk
dikerjakan.
d. persalinan harus bersikap sopan dan penuh pengertian.
e. Penolong persalinan harus menerangkan pada ibu maupun keluarga mengenai seluruh
proses persalinan.
f. Penolong persalinan harus mau mendengarkan dan memberi jawaban atas keluhan maupun
kebutuhan ibu.
g. persalinan harus cukup mempunyai fleksibilitas dalam menentukan pilihan mengenai hal-
hal yang biasa dilakukan selama proses persalinan maupun pemilihan posisi saat melahirkan.
h. Tindakan-tindakan yang secara tradisional sering dilakukan dan sudah terbukti tidak
berbahaya harus diperbolehkan bila dilakukan.
i. Ibu harus diberi privasi bila ibu menginginkan.
j. Tindakan-tindakan medik yang rutin dikerjakan dan ternyata tidak perlu dan harus dihindari
(episiotomi, pencukuran dan klisma).
hanya untuk seorang klien guna mencegah kontaminasi silang. Jika mungkin, gunakanlah
sarung tangan sekai pakai, namun jika tidak mungkin sebelum dipakai ulang sarung taangan
dapat dicuci dan disteril dengan otoklaf, atau dicuci dan didesinfektan tingkat tinggi dengan
cara mengkukus.
3. Penggunaan Cairan Antiseptik
Penggunaan antiseptik hanya dapat menurunkan jumlah mikroorganisme yang dapat
mengkontaminaasi luka dan dapat menyebabkan infeksi. Untuk mencapai manfaat yang
optimal, penggunaan antiseptik seperti alkohol dan lodofor (Betadin) membutuhkan waktu
beberapa menit untuk bekerja secara aktif. Karena tiu, untuk suatu tindakan kecil yang
membutuhkan waktu segeraseperti penyuntikan oksitosin IM saat penatalaksanaan aktif kala
III dan pemotongan tali pusat saat bayi baru lahir, penggunaan antiseptik semacam ini tidak
diperlukan sepanjang alat-alat yang digunakan steril atau DTT.
4. Pemrosesan alat bekas
Proses dasar pencegahan infeksi yang biasa digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit
dari peralatan, sarung tangan dan bahan-bahan lain yang terkontaminasi adalah dengan :
a. Pencucian dan pembilasan
Pencucian penting karena: merupakan cara yang paling efektif untuk menghilangkan
sejumlah besar mikroorganisme pada peralatan kotor atau bekas di pakai. Tanpa pencucian,
prosedur terilisasi ataupun desinfeksi tingkat tinggi tidak akan terjadi secara efektif. Jika alat
sterilisasi tidak teredia, pencucian yang seksama merupakan cara mekanik satu-satunya untuk
menghilangkan sejumlah endospora.
b. Dekontaminasi
Dekontaminas yaitu segera setelah alat-alat itu digunakan, tempatkan benda-benda tersebut
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, yang akan secara cepat mematikan virus
Hepatitis B dan virus HIV. Larutan klorin cepat sekali berubah keadaannya, oleh sebab itu
setiap hari harus diganti atau dibuat baru apabila larutan tersebut tampak kotor (keruh).
c. Sterilisasi atau Desinfeksi Tingkat Tinggi
Sterilisasi atau Desinfeksi Tingkat Tinggi di beberapa tempat pelayanan yang tidak
memungkinkan untuk melakukan sterilisasi dengan otoklaf atau oven/jenis alat yang
tidakmemungkinkan untuk dilakukan sterilisasi dengan cara diatas, maka Deinfeksi Tingkat
Tinggi merupakan pilihan satu-satunya yang masih bisa diterima. DTT ini bisa dengan cara
merebus, menggunakan uap, menggunakan bahan kimia, dengan langkah-langkah sesuai
prosedur yang sudah ada.
d. Pembuangan sampah
7
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
Tujuan pembuangan sampah klinik seccara benar adalah: mencegah penyebaran infeksi
kepada petugas klinik yang menangani sampah dan masyarakat yang sekaligus dapat
melindunginya dari luka karena tidak terkena benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi.
Jadi dengan penanganan sampah yang benar tersebut akan mengurangi penyebaran infeksi
baik kepada petugas klinik maupun kepada masyarakat setempat
5. Aspek Pencatatan (Dokumentasi)
Dokumentaaai dalam manajemen kebidanan merupakan bagian yang sangat penting. Hal ini
karena:
Dokumentasi menyediakan catatan permanen tentang manajemen pasien.
Memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara petugas kesehatan.
Kelanjutan dari perawatan dipermudah, dari kunjungan ke kunjungan berikutnya, dari
petugas ke petugas yang lain, atau petugas ke fasilitas.
Informasi dapat digunakan untuk evaluasi, untuk melihat apakah perawatan sudah dilakukan
dengan tepat, mengidentifikasi kesenjangan yang ada, dan membuat perubahan dan perbaikan
peningkatan manajemen perawatan pasien.
Memperkuat keberhasilan manajemen, sehingga metode-metode dapat dilanjutkan dan
disosialisasikan kepada yang lain.
Data yang ada dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.
Dapat digunakan sebagai data tatitik, untuk catatan nasional.
Sebagai data statitik yang berkaitan dengan kesakitan dan kematin ibu dan bayi.
Dalam Asuhan Persalinan Normal, sistem pencatatan yang digunakan adalah partograf, hasil
pemeriksaan yang tidak dicatat pada partograf dapat diartikan bahwa pemeriksan tersebut
tidak dilakukan
6. Aspek Rujukan
Jika ditemukan uatu masalahdalam persalinan, sering kali ulit untuk melakukan upaya
rujukan dengan cepat, hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi. Penundaan dalam
membuat keputusan dan pengiriman ibu ke tempat rujukan akan menyebbkan tertundanya ibu
mendapatkan penatalaksanaan yang memadai, sehingga akhirnya dapat menyebabkan
tingginya angka kematian ibu. Rujukan tepat waktu merupakan bagian dari asuhan sayang
ibu dan menunjang terwujudnya program Safe Motherhood
8
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
Nilai kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusna
atau urutanya tidak sesuai(jika harus berurutan). Masih membutuhkan bantuan
pelatih untuk perbaikan langkah dan cara mengerjakanya
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan seharusnya dan urutanya (jika harus
berurutan) waktu kerja masih dakam batas rata rata waktu untuk prosedur terkait
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benra,sesuai urutanya dan waktu kerja yang
sangat efisien T/D langkah tidak diamati (penilai penganggap langkah tertentu tidak
perlu diperagakan)
12
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
Mengeluarkan plasenta
36 Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus searah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat keasrah
distal maka lanjutkan dorongan kearah kranial hingga plasenta
dapat dilahirkan.
Ibu boleh menran tetepi tali pusat hanya ditegangkan
(jangan ditarik seecara kuat terutama jika uterus
berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (keaarah
bawah-sejajar lantai-atas )
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta
Jika plasenta tidak lepas selama 15 menit mengangkan
13
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
tali pusat :
1. Ulangi pemberian oksitosin intramuscular
2. Lakukan katerisasi (gunakan teknik aseptic) jika
kandung kemih penuh
3. Minta keluara untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi
lahr atau terjadi perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual
37 Saat plasenta muncul diintroitus vagina,lahirkan placenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta
pada wadah yang telah disediakan
Jika selaput ketuban robek,pakai sarung tanagn DTT
atau steril untuk melakukan ekplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari jari tangan atu klem ovum DDT
atau steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal
Rangsangan taktil (masase ) uterus
38 segera setelah plasenta dan slaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakan telapak tangan difundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang dperlukan (komptresi bimanual
internal,kompresi aorta abdominali,tampon kondom-
kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah rangsangan paktil atau masase. (lihat
penatalaksanaan atau nia uteri)
IX. MENILAI PERDARAHAN
39 Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan
perineum. lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau
2 dan atau menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan
menimbulkan perdarahan aktif,segera lakukan penjahitan
40 Priksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta
telah dilahirkan lengkap. Masukan plasenta kedalam sekantung
plastic atau tempat khusus.
X. ASUHAN PASCA PERSALINAN
41 Pastikan uterus berkontrasi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervagina
42 Pastikan kandung kemih kosong jika penuh lakukan kateterisasi
Evaluasi
43 celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh dan
bilas diair DTT tanpa melepas sarung tangan kemudian
keringkan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
44 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan
menilai kontraksi
14
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
15
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
RANGKUMAN
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak
lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin. (sarwono,1)
Asuhan Persalinan Normal (APN) Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan
yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan
kala empat dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir (JNPK-KR, 2013)
Tujuan asuhan persalinan normal adalah tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatan yang
tinggi bagi ibu serta bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap namun
menggunakan intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitas layanan
dapat terjaga pada tingkat yang seoptimal mungkin. pendekatan seperti ini berarti bahwa:
dalam asuhan persalinan normal harus ada alasan yang kuat dan bukti manfaat apabila akan
melakukan intervensi terhadap jalannya proses persalinan yang fisiologis/alamiah.
L
A
TI
H
A
N
S
O
A
L
16
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
SOAL
1. Posisi yang tepat untuk membantu penurunan kepala janin pada kasus Ny. T adalah ...
A. Litotomi
B. Terlentang
C. Berdiri
D. Menungging
E. Miring kanan
4. Setelah Ny. T merasa ingin mengejan, maka kesempatan yang aman bagi Ny. T untuk
mengejan adalah ...
A. 30 menit
B. 45 menit
C. 60 menit
D. 90 menit
E. 120 menit
5. Sesuai kondisi Ny. T , maka tindakan Bidan yang tepat adalah ...
A. menunggu
B. VT
17
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
C. Pimpin mengejan
D. Pecah ketuban
E. Rujuk ke RS
D
A
F
T
A
R
P
U
S
T
A
K
A
18
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
1. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001; 455–458 .
2.Benson RC, Pernoll ML. Hand book of Obstetric & Gynaecology , Mc Graw-Hill, Inc, 9 th
ed, 1994;362-372.
3. JNPK-KR, 2008, Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik-Kesehatan Reproduksi, Jakarta, JNPK-KR
19