Anda di halaman 1dari 19

MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

MODUL
PRAKTIK MEKANISME ASUHAN PERSALINAN NORMAL DENGAN 60
LANGKAH APN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Persalinan dan BBL

Dosen : MARTINI, S.KM, M.KM

Disusun Oleh :

Kelompok 10

1. Suntina Wati (1915471034)


2. Anggi Try (1915471035)
3. Evi Kurniawati (1915471036)

POLTEKKES TANJUNG KARANG PRODI D3 KEBIDANAN METRO


Jl. Brigjend Sutiyosa , Metro, Metro Pusat, Kota Metro, Lampung 34124
1
P
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN
E
SN
uD
A
b
H
mU
at L
60 LANGKAH APN U
erA
N

  

Latar Belakang
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak
lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin. (sarwono,1)
Kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan dan
pinata laksanaan kala pembukaan, batasan kala II dimulai ketika pembukaan servik sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi, kala II juga disebut sebagai pengeluaran
bayi. (Depkes RI hal 79)
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan
keluarganya ,sangat penting untuk di ingat bahwa persalian adalah proses yang normal dan
merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang
mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi
sepanjang proses melahirkan. Dukungan terus menerus dan penatalaksanaan yang terampil
dari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan
hasil persalinan yang sehat dan memuaskan

Materi
1. Definisi APN
2. Tujuan APN
3. Tugas Penolong Persalinan Pada Asuhan Persalinan Normal
4. Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan NORMAL
5. Langkah APN

2
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk Megetahui Bagaimana Asuhan Persalinan Normal


2. Untuk dapat lebih mengerti 60 langkah APN

3
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

URAIAN MATERI

A. Definisi APN
Asuhan Persalinan Normal (APN) Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan
yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan
kala empat dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir (JNPK-KR, 2013)
Tahun 2000 ditetapkan langkah-langkah APN yaitu 60 langkah, tahun 2001 langkah APN
ditambah dengan tindakan resusitasi. Tahun 2004 APN ditambah dengan inisiasi menyusu
dini (IMD), pengambilan keputusan klinik (PKK), pemberian tetes mata profilaksis,
pemberian vitamin K1 dan imunisasi HBo. Langkah APN pada tahun 2007 tidak mengalami
perubahan, namun pada tahun 2008 langkah APN dilakukan perubahan dari 60 langkah
menjadi 58 langkah (JNPK-KR, 2008).

Menurut JNPK-KR (2013), asuhan persalinan normal memiliki tujuan yaitu mengupayakan
kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta dengan intervensi yang minimal
sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan tetap terjaga pada tingkat yang optimal.
Rohani, dkk. (2011) menyatakan bahwa tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan
yang memadai selama proses persalinan berlangsung, dalam 10 11 upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan
sayang bayi.

3. Tujuan APN

Tujuan asuhan persalinan normal adalah tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatan yang
tinggi bagi ibu serta bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap namun
menggunakan intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitas layanan
dapat terjaga pada tingkat yang seoptimal mungkin. pendekatan seperti ini berarti bahwa:
dalam asuhan persalinan normal harus ada alasan yang kuat dan bukti manfaat apabila akan
melakukan intervensi terhadap jalannya proses persalinan yang fisiologis/alamiah.

4
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

3. TUGAS PENOLONG PERSALINAN PADA ASUHAN PERSALINAN NORMAL.


Tugas penolong persalinan pada asuhan persalinan normal yaitu:
1. Memberikan dukungan pada ibu, suami dan keluarganya selama proses persalinan, saat
akan melahirkan bayi dan pada masa sesudahnya.
2. Melakukan pemantauan terhadap ibu dan janin dalam proses persalinan dan setelah
persalinan; menilai adanya faktor risiko; melakukan deteksi dini terhadap komplikasi
persalinan yang mungkin muncul.
3. Melakukan intervensi minor bila diperlukan seperti melakukan amniotommi; episotomi
pada kasus gawat janin; melakukan penatalaksanaan pada bayi baru melahirkan dengan
asfiksi ringan.

4. Melakukan rujukan pada fasilitas yang lebih lengkap sesuai dengan masalah kasusu yang
dirujuk bila didapatkan adanya faktor risiko atau terdeteksi adanya komplikasi selama proses
persalinan. Selain tugaaas-tugas di atas, seorang penolong persalinan harus mendapatkan
kualifikasi sebagai tenaga pelaksana penolong persalinan melalui serangkaian latihan,
bimbingan langsung dan kesempatan untuk mempraktekkan keterampilannya pada suasana
sesungguhnya. Dalam kualifikasi tersebut, penolong persalinan dapat melakukan penilaian
terhadap faktor risiko, mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi persalinan, melakukan
pemantauan terhadap ibu maupun janin, dan juga bayi setelah dilahirkan. Penolong
persalinan harus mampu melakukan penatalaksanaan awal terhadap komplikasi terhadap bayi
baru lahir. Ia juga harus mampu untuk melakukan rujukan baik ibu maupun bayi bila
komplikasi yang terjadi memerlukan penatalaksanaan lebihlanjut yang membutuhkan
keterampilan di luar kompetensi yang dimilikinya. Tidak kalah pentingnya adalah seorang
penolong persalinan harus memiliki kesabaran, kemampuan untuk berempati dimana hal ini
amat diperlukan dalam memberikan dukungan bagi ibu dan keluarganya.

4. LIMA BENANG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN NORMAL


Di dalam asuhan Persalinan terdapat 5 (lima) aspek disebut juga sebagai 5 (lima)
benang merah yang perlu mendapatkan perhatian, ke 5 aspek tersebut yaitu:
1. Aspek Pemecahan Masalah yang diperlukan untuk menentukan Pengambilan Keputusan
Klinik (Clinical Decision Making). Dalam keperawatan dikenal dengan Proses Keperawatan,
para bidan menggunakan proses serupa yang disebut sebagai proses penatalaksanaan
kebidanan atau proses pengambilan keputusan klinik (clinical decision making). Proses ini
memiliki beberapa tahapan mulai dari pengumpulan data, diagnosis, perencanaan dan
5
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

penatalaksanaan, serta evaluasi, yang merupakan pola pikir yang sistematis bagi para bidan
selama memberikan Asuhan Kebidanan khususnya dalam Asuhan Persalinan Normal.
2. Aspek Sayang Ibu yang Berarti sayang Bayi
Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan yang harus diperhatikan para Bidan adalah:
a. Suami, saudara atau keluarga lainnya harus diperkenankan untuk mendampingi ibu selama
proses persalinan bila ibu menginginkannya.
b. Standar untuk persalinan yang bersih harus selalu dipertahankan
c. Kontak segera antara ibu dan bayi serta pemberian Aair Susu Ibu harus dianjurkan untuk
dikerjakan.
d. persalinan harus bersikap sopan dan penuh pengertian.
e. Penolong persalinan harus menerangkan pada ibu maupun keluarga mengenai seluruh
proses persalinan.
f. Penolong persalinan harus mau mendengarkan dan memberi jawaban atas keluhan maupun
kebutuhan ibu.
g. persalinan harus cukup mempunyai fleksibilitas dalam menentukan pilihan mengenai hal-
hal yang biasa dilakukan selama proses persalinan maupun pemilihan posisi saat melahirkan.
h. Tindakan-tindakan yang secara tradisional sering dilakukan dan sudah terbukti tidak
berbahaya harus diperbolehkan bila dilakukan.
i. Ibu harus diberi privasi bila ibu menginginkan.
j. Tindakan-tindakan medik yang rutin dikerjakan dan ternyata tidak perlu dan harus dihindari
(episiotomi, pencukuran dan klisma).

3. Aspek Pencegahan Infeksi


Cara efektif untuk mencegah penyebaran penyakit dari orang ke orang dan atau dari
peralatan/sarana kesehatan ke orang dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang diantara
mikroorganisme dan individu (klien atau petugas kesehatan). Penghalang ini dapat berupa
proses secara fisik, mekanik ataupun kimia yang meliputi:
1. Cuci tangan
Secara praktis, mencuci tangan secara benar merupakan salah satu tindakan pencegahan
infeksi paling penting untuk mengurangi penyebaran penyakit dan menjaga lingkungan bebas
dari infeksi. Cuci tangan dilakukan sesuai dengan Standar dan prosedur yang ada.
2. Pakai sarung tangan
Untuk tindakan pencegahan, sarung tangan harus digunakan oleh semua penolong persalinan
sebelum kontak dengan darah atau cairan tubuh dari klien. Sepasang sarung tangan dipakai
6
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

hanya untuk seorang klien guna mencegah kontaminasi silang. Jika mungkin, gunakanlah
sarung tangan sekai pakai, namun jika tidak mungkin sebelum dipakai ulang sarung taangan
dapat dicuci dan disteril dengan otoklaf, atau dicuci dan didesinfektan tingkat tinggi dengan
cara mengkukus.
3. Penggunaan Cairan Antiseptik
Penggunaan antiseptik hanya dapat menurunkan jumlah mikroorganisme yang dapat
mengkontaminaasi luka dan dapat menyebabkan infeksi. Untuk mencapai manfaat yang
optimal, penggunaan antiseptik seperti alkohol dan lodofor (Betadin) membutuhkan waktu
beberapa menit untuk bekerja secara aktif. Karena tiu, untuk suatu tindakan kecil yang
membutuhkan waktu segeraseperti penyuntikan oksitosin IM saat penatalaksanaan aktif kala
III dan pemotongan tali pusat saat bayi baru lahir, penggunaan antiseptik semacam ini tidak
diperlukan sepanjang alat-alat yang digunakan steril atau DTT.
4. Pemrosesan alat bekas
Proses dasar pencegahan infeksi yang biasa digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit
dari peralatan, sarung tangan dan bahan-bahan lain yang terkontaminasi adalah dengan :
a. Pencucian dan pembilasan
Pencucian penting karena: merupakan cara yang paling efektif untuk menghilangkan
sejumlah besar mikroorganisme pada peralatan kotor atau bekas di pakai. Tanpa pencucian,
prosedur terilisasi ataupun desinfeksi tingkat tinggi tidak akan terjadi secara efektif. Jika alat
sterilisasi tidak teredia, pencucian yang seksama merupakan cara mekanik satu-satunya untuk
menghilangkan sejumlah endospora.
b. Dekontaminasi
Dekontaminas yaitu segera setelah alat-alat itu digunakan, tempatkan benda-benda tersebut
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, yang akan secara cepat mematikan virus
Hepatitis B dan virus HIV. Larutan klorin cepat sekali berubah keadaannya, oleh sebab itu
setiap hari harus diganti atau dibuat baru apabila larutan tersebut tampak kotor (keruh).
c. Sterilisasi atau Desinfeksi Tingkat Tinggi
Sterilisasi atau Desinfeksi Tingkat Tinggi di beberapa tempat pelayanan yang tidak
memungkinkan untuk melakukan sterilisasi dengan otoklaf atau oven/jenis alat yang
tidakmemungkinkan untuk dilakukan sterilisasi dengan cara diatas, maka Deinfeksi Tingkat
Tinggi merupakan pilihan satu-satunya yang masih bisa diterima. DTT ini bisa dengan cara
merebus, menggunakan uap, menggunakan bahan kimia, dengan langkah-langkah sesuai
prosedur yang sudah ada.
d. Pembuangan sampah
7
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

Tujuan pembuangan sampah klinik seccara benar adalah: mencegah penyebaran infeksi
kepada petugas klinik yang menangani sampah dan masyarakat yang sekaligus dapat
melindunginya dari luka karena tidak terkena benda-benda tajam yang sudah terkontaminasi.
Jadi dengan penanganan sampah yang benar tersebut akan mengurangi penyebaran infeksi
baik kepada petugas klinik maupun kepada masyarakat setempat
5. Aspek Pencatatan (Dokumentasi)
Dokumentaaai dalam manajemen kebidanan merupakan bagian yang sangat penting. Hal ini
karena:
Dokumentasi menyediakan catatan permanen tentang manajemen pasien.
Memungkinkan terjadinya pertukaran informasi diantara petugas kesehatan.
Kelanjutan dari perawatan dipermudah, dari kunjungan ke kunjungan berikutnya, dari
petugas ke petugas yang lain, atau petugas ke fasilitas.
Informasi dapat digunakan untuk evaluasi, untuk melihat apakah perawatan sudah dilakukan
dengan tepat, mengidentifikasi kesenjangan yang ada, dan membuat perubahan dan perbaikan
peningkatan manajemen perawatan pasien.
Memperkuat keberhasilan manajemen, sehingga metode-metode dapat dilanjutkan dan
disosialisasikan kepada yang lain.
Data yang ada dapat digunakan untuk penelitian atau studi kasus.
Dapat digunakan sebagai data tatitik, untuk catatan nasional.
Sebagai data statitik yang berkaitan dengan kesakitan dan kematin ibu dan bayi.
Dalam Asuhan Persalinan Normal, sistem pencatatan yang digunakan adalah partograf, hasil
pemeriksaan yang tidak dicatat pada partograf dapat diartikan bahwa pemeriksan tersebut
tidak dilakukan
6. Aspek Rujukan
Jika ditemukan uatu masalahdalam persalinan, sering kali ulit untuk melakukan upaya
rujukan dengan cepat, hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhi. Penundaan dalam
membuat keputusan dan pengiriman ibu ke tempat rujukan akan menyebbkan tertundanya ibu
mendapatkan penatalaksanaan yang memadai, sehingga akhirnya dapat menyebabkan
tingginya angka kematian ibu. Rujukan tepat waktu merupakan bagian dari asuhan sayang
ibu dan menunjang terwujudnya program Safe Motherhood

8
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR


PERSALINAN NORMAL

Nilai kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusna
atau urutanya tidak sesuai(jika harus berurutan). Masih membutuhkan bantuan
pelatih untuk perbaikan langkah dan cara mengerjakanya
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan seharusnya dan urutanya (jika harus
berurutan) waktu kerja masih dakam batas rata rata waktu untuk prosedur terkait
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benra,sesuai urutanya dan waktu kerja yang
sangat efisien T/D langkah tidak diamati (penilai penganggap langkah tertentu tidak
perlu diperagakan)

Nama peserta:………………………………………… Tanggal:


………………………………………………………………
N KEGIATAN KASUS
O
I. MENGENAL GEJALA DAN TANDA KALA II
1 Mendengarkan dan melihat tanda kala dua persalinan:
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfinger ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2 Pastikan kelengkapan peralatan,bahan dan obat obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi
segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi, siapkan:
 Tempat datar,rata,bersih,kering dan hangat
 3 handuk atau kain bersih dan kering (termasuk ganjal
bahu bayi)
 Alat penghisab lender
 Lampu sorot 60 wat dengan jarak 6 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu:
 Menggelar kain diperut bawah ibu
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai didalam partus set

3 Pakai celemek plastic atau dari bahan yang tidak tembbus


cairan
4 Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,
cuci tangan dengan sbaun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih
dan kering
5 Pakai sarung tanagn DTT pada tangan yang akan digunakan
9
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

untuk priksa dalam


6 Masukan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan tangan
yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat sunitk)
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
7 Membersihkan vulva dan perineum,menyeka dengan hatihati
dari anterior (depan) ke posterior(belakang) menggunakan
kapas atau kassa yang dibahasih air DTT
 Jika introitus vagina,perineum atau anus
terkontaminasi tinja,bersihkan dengan seksama dari
arah depan kebelakang
 Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia
 Jika terkontaminasi,lakukan dekontaminasi, lepaskan
dan rendam sarung tangan tersebut dalam larutan
kloring 0,5% langkah #9. Pakai sarung tangan DTT/steril
untu melaksanakan langkah lanjutan
8 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi

9 Ddekontaminasi sarung tangan(celupakan tangan yang masih


memakai sarung tanagn kedalam larutan klorin 0,5%,lepaskan
sarung tangan dengan keadan terbalik,dan rendam dalam klorin
0,5% selama 10 menit. Cuci tangan setelah sarung tangan
dilepaskan dan setelah itu tutup kembali partus set.
10 Priksa denyut jantung janin (DJJ) stelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas
normal(120-160 x/m)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil hail priksa dalam, DJJ,
semua temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan
kedalam patograf

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES MENERAN


11 Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin cukup baik,kemudian bantu ibu menemukan
posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
 Tunggu hingga kontraksi atau rasa ingin
meneran,lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyaman
ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase
aktif ) dan dokumentasikan semua temuan yang ada
 Jelaskan pada angota keluarga tentang peran mereka
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
dan meneran secara benar
12 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pda kondisi
itu,ibu diposisikansetengah duduk atau posisi lain yang
10
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

dinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman


13 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa meneran
atau timbul kontraksi yang kuat:
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan
efelkti
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mangmbil posisi yang nyaman sesuai
pilihanya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam
waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diatara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat
untuk ibu
 Berikana cukupan asupan cairan peroral(minum)
 Meniai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belom atau tidak akkan segera
lahir setelah pembukaan lengkap dan dipimimpin
meneran >120 menit (2 jam) pada primigravidaaaa
satau .60 menit (1 jam) pada multigravida
14 Anjurkan ibu untuk berjalan berjingkok atau mengambil posisi
yang nyama, jika ibu belom merasa ada dorongan untuk
meneran dalam selang waktu 60 menit
V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
15 Letakan handuk bersi (untuk mengeringkan bayi) diperut baah
ibu,jika kepala bayi telah membuka vulva dengan dameter 5-
6cm
16 Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong
ibu
17 Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan
peralatan dan bahan
18 Pakai sarung tangan dtt atau steril ppada keuda tangan
VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
LAHIRNYA KEPALA
19 Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6cm membuka
vukva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang
dilapisi dengan kain bersih dan kering,tangan yang lain
menahan belakang kepala untuk mempertahankan psosisi fleksi
dan membantu lahirnya kepala anjurkan ibu meneran secara
efektif atau bernafas cepat dan dnagkal
20 Priksa kemungkinana adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi segera lannjutkan proses
kelahiran bayi
Perhartikan!
 Jika tali pusat melililit leher secara longgar,lepaskan
lilitan lewat bagaian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat
didua tempat dan otong lai pusat diangta 2 klem
tersebut
11
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

21 Setelah kepal lahir, tunggu puataran faksi luar yang


berlangsung secara spontan
LAHIRNYA BAHU
22 Setelah putaran faksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
diparental. Anjurkan ibu untuk menran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal sehingga bahu
depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan
kearah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
23 Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan
bahu belakang. Tangan yang lain menulusuri lengan dan siku
anterior bayi serta menjaga bayi terpegang baik.
24 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut kepunggung, bokong,tungkai,dan kaki. Pegang kedua
mata kaki (masukan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang
kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari
jari lainya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari
telunjuk)
VII. Asuhan bayi baru lahir
25 Lakukan penilaiaan (selintas ):
 Apakah bayi cukup bulan
 Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa
kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif ?
Bila salah satu jawaban adalah TIDAK, lanjut kelangkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asikfia (lihat penuntn
belajar resusitasi bayi asfiksia)
Bila semua jawaban adalah iya, lanjut ke-26
26 Keringkan tubuh bayi
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka,kepala dan bagian tubuh
lainya (kecuali kedua telapak tangan) tanpa membersikan
vierniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman diperut bagian
bawah ibu
27 Priksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli)
28 Beritahu ibu ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
uterus
29 Dalam waktu satu menit bayi lahir, suntikan oksitosin 10 Unit
(intramuskuler) di 1/3 distal lateral paha( lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
30 Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan), jepit tali pusat
dengan klem kira kira 2-3 cm dari pusat bayi. Gunakan jari
telunjuk dan jari tengah yang lain untuk mendorong isi tali
pusat ke arah ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm disat
dari klem pertama
31 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah
dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan

12
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

tali pusat dianta klem tersebut


 Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu
sisi kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat
tali pusat dengan simpul kunci pada sisi lainya
 Lepaskan klem dan lepaskan dalam wadah yang telah
disediakan
32 Letakan bayi tengkurep didada iibu untuk kontak kulit ibu-
bayi. Luhurkan bahu bayi sehingga dada bayi menempel didada
ibunya. Usaha kan kepala bayi berada diantara payudarah ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mamae
ibu
 Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat,
pasang topi dikepala bayi
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit kekulit didada ibu
paling sedikit satu jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan insiasi
menyusu dini dalam waktu 30-60 menit, menyusu
untuk pertama kali akan berlangsung sekitar 10-15
menit bayi cukup menyusi dari satu payudarah
 Biarkan bayi berada didada ibu selama satu jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu
VIII. MANJEMEN AKTIF KALA III PERSALINAN (MAK3)
33 Pindahkan klem tali pusat sehingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34 Letakan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas
simpisis) untuk mendetesi kontraksi tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat
35 Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah
bawah sambil tangan ynag lain mendorong uterus kearah
belakang-atas (dorso-kranila) secara hati hati (untuk mencegah
infersio uteri). Jika plasenta tidak lepas setelah 30-40 detik,
hentikan enegangan tali pusat dan tunggu hingga kontraksi
berikutnya kemudian ulangi kembali prosedur diatas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu atau
suami untuk melakukan stimulasi putting susu

Mengeluarkan plasenta
36 Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus searah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat keasrah
distal maka lanjutkan dorongan kearah kranial hingga plasenta
dapat dilahirkan.
 Ibu boleh menran tetepi tali pusat hanya ditegangkan
(jangan ditarik seecara kuat terutama jika uterus
berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (keaarah
bawah-sejajar lantai-atas )
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta
 Jika plasenta tidak lepas selama 15 menit mengangkan
13
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

tali pusat :
1. Ulangi pemberian oksitosin intramuscular
2. Lakukan katerisasi (gunakan teknik aseptic) jika
kandung kemih penuh
3. Minta keluara untuk menyiapkan rujukan
4. Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi
lahr atau terjadi perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual
37 Saat plasenta muncul diintroitus vagina,lahirkan placenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta
pada wadah yang telah disediakan
 Jika selaput ketuban robek,pakai sarung tanagn DTT
atau steril untuk melakukan ekplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari jari tangan atu klem ovum DDT
atau steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal
Rangsangan taktil (masase ) uterus
38 segera setelah plasenta dan slaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakan telapak tangan difundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang dperlukan (komptresi bimanual
internal,kompresi aorta abdominali,tampon kondom-
kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah rangsangan paktil atau masase. (lihat
penatalaksanaan atau nia uteri)
IX. MENILAI PERDARAHAN
39 Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan
perineum. lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau
2 dan atau menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan
menimbulkan perdarahan aktif,segera lakukan penjahitan
40 Priksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta
telah dilahirkan lengkap. Masukan plasenta kedalam sekantung
plastic atau tempat khusus.
X. ASUHAN PASCA PERSALINAN
41 Pastikan uterus berkontrasi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervagina
42 Pastikan kandung kemih kosong jika penuh lakukan kateterisasi
Evaluasi
43 celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% bersihkan noda darah dan cairan tubuh dan
bilas diair DTT tanpa melepas sarung tangan kemudian
keringkan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
44 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan
menilai kontraksi

14
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

45 Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik


46 Evaluasi dan estimasi jumblahkehilangan darah
47 Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayibernafas dengan
baik (40-60 x/menit)
 Jika bayi sulit bernafas,merintih,atau
rektrasi,diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit
 Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera
rujuk ke rs rujukan
 Jika kaki teraba dingin,pastikan ruangan hangat . lalu
kembali kontak kulit ibu bayi dan hangatkan ibu-bayi
dalam satu selimut
Kebersihan dan keamanaan
48 Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban lender dan
darah diranjang atau disekitar ibu berbaring. Menggunakan
larutan klorin 0,5% lalu bilas dengan air DTT bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
50 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi
51 Buang bahan bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
yang sesuai
52 Dekontaminasi temat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
53 Celupkan tangan yang amsih memakai sarung tanagn kedalam
larutan klorin 0,5% lepaskan sarung tanagn dalam keadan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
54 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih
dan kering
55 Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk memberikan vitamin K1
(1mg) intramuscular di paha kiri bawah lateral dalan salep mata
proflikasis infeksi dalam 1 jam pertama kelahiran
56 Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah 1 jam kelahiran
bayi). Pastikan kondisi bayi tetap baik. (pernafasan normal 40-
60 x/menit dan temperature tubuh normal36,5-37,5 c) setiap 15
menit
57 Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi hepatitis B dipaha kanan bawah lateral.letakan bayi
didalam jangkauan ibu agar sewaktu waktu dapat disusunkan
58 Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
Dokumentasi
60 Lengkapi patograf (halaman depan dan belakang)

15
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

RANGKUMAN

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak
lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin. (sarwono,1)
Asuhan Persalinan Normal (APN) Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan
yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai dengan
kala empat dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir (JNPK-KR, 2013)
Tujuan asuhan persalinan normal adalah tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatan yang
tinggi bagi ibu serta bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap namun
menggunakan intervensi seminimal mungkin sehingga prinsip keamanan dan kualitas layanan
dapat terjaga pada tingkat yang seoptimal mungkin. pendekatan seperti ini berarti bahwa:
dalam asuhan persalinan normal harus ada alasan yang kuat dan bukti manfaat apabila akan
melakukan intervensi terhadap jalannya proses persalinan yang fisiologis/alamiah.

L
A
TI
H
A
N
S
O
A
L

16
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

Ny. T GIII PI AI datang ke bidan jam 11.30 WIB,mengatakan kenceng-kenceng teratur,


ibu belum ada keinginan meneran . Hasil VT: pembukaan lengkap, ketuban masih utuh
,kepala turun H III, DJJ 140 kali/menit, his 3 kali/10 menit lamanya 45 detik.

SOAL
1. Posisi yang tepat untuk membantu penurunan kepala janin pada kasus Ny. T adalah ...
A. Litotomi
B. Terlentang
C. Berdiri
D. Menungging
E. Miring kanan

2. Evaluasi DJJ dilakukan setiap ...


A. 5 menit
B. 10 menit
C. 15 menit
D. 30 menit
E. 60 menit

3. Simbol pengisian air ketuban di lembar partograf adalah ...


A. J
B. U
C. K
D. M
E. D

4. Setelah Ny. T merasa ingin mengejan, maka kesempatan yang aman bagi Ny. T untuk
mengejan adalah ...
A. 30 menit
B. 45 menit
C. 60 menit
D. 90 menit
E. 120 menit

5. Sesuai kondisi Ny. T , maka tindakan Bidan yang tepat adalah ...
A. menunggu
B. VT
17
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

C. Pimpin mengejan
D. Pecah ketuban
E. Rujuk ke RS

D
A
F
T
A
R
P
U
S
T
A
K
A

18
MODUL PRAKTIK 60 LANGKAH APN

1. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001; 455–458 .
2.Benson RC, Pernoll ML. Hand book of Obstetric & Gynaecology , Mc Graw-Hill, Inc, 9 th
ed, 1994;362-372.
3. JNPK-KR, 2008, Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik-Kesehatan Reproduksi, Jakarta, JNPK-KR

19

Anda mungkin juga menyukai