Anda di halaman 1dari 9

Makalah Prosedur Diagnosis Kebidanan

Fetal Heart Rate Monitoring dengan CST dan NST


Disusun untuk memenuhi tugas mata kulah Prosedur Diagnosis Kebidanan

PRAMESTI FIBRIA IMAN SARI


NIM: P07124318046

PRODI D-IV SARJANA TERAPAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRAN KESEHATN YOGYAKARTA
TAHUN 2018
A. Fetal Heart Rate Monitoring dengan CST
1. Pengertian
CST atau pemeriksaan kekuatan kontraksi adalah suatu cara eksternnal pengamatan
perputaran sirkulasi respirasi dari unit utero-plasenta-janin sebelum lahir. CST
memudahkan tim pemberi asuhan untuk mngevaluasi kemampuan janin resiko tinggi untuk
bertahan terhadap stress persalinan dengan percepatan pengaruh kontraksi induksi
oksitosin pada DJJ.
Dengan suatu pengingkatan tekanan intrauterine elama kontraksi, aliran darah
dengan sementara menurun pada spasium intervillous plasenta. Oleh karenanya
menurunkan oksigen ke janin. Pada sebagian besar keadaan kekurangan sedikit oksigen ke
janin. Pada sebagian besar keadaan kekurangan oksigen ini dapat ditoleransi dengan baik
oleh janin yang benar-benar sehat. Bila perputaran darah plasenta tidak mencukupi,
bagaimanapun akan terjadi hipoksia janin, depresi miokardinal, akhirnya penurunan DJJ.
Gejala-gejala ini berhubungan dengan asidosis metabolic janin, neonatus dengan skor
apgar rendah, dan kematian intrapartal.
2. Prosedur pelaksanaan
Untuk melakukan CST, kontraksi uterus haruus terjadi minimal tiga kali dalam 10
menit. Kontraksi mungkin terjadi secara spontan atau baik dengan cara induksi oksitosin
IV atau rangsangan pada payudara. Bila digunakan oksitosin IV, pemeriksaan disebut
oxytosin challenge test (OCT). Bila kontraksi dirangsang dengan putting manual,
pemeriksaan disebut breast self stimulation test (BSST). Ibu yang akan di CSR tidak
makan atau minum atau merokok 4-8 jam sebelumnya. Ibu tidak memakai obat sedative
sebelumnya.
Selama pemeriksaan pasien dibaringkan dalam posisi semi-fowlers untuk
menghindari hipotensi suspinasi. Suatu transuder ultrasonografi diletakkan pada
abdomennya di tempat DJJ paling akurat dan dapat dicatat pada strip monitor.
Takodinamometer (transuder tekanan) diletakkan pada fundus uteri untuk mencatat
kontraksi. Pengukuran dasar dilakukan dalam 15 menit. Pengukuran ini meliputi tekanan
darah, aktivitas janin, gerakan janin, kontraksi spontan, informasi medis dan obstetric. Bila
tiga kontraksi spontan dengan kualitas baik yang baik berakhir dalam 40-60 detik terjadi
selama periode 15 menit, dilakukan penympulan pemeriksaan dan dievaluasi.
Bila tidak terjadi kontraksi atau bila kontraksi tidak mencukupi untuk
diinterpretasikan, diberikan induksi oksitosin IV atau dimulai rangsangan putting. Apabila
terjadi hiperstimulasi, tetesan oksitosin dihentikan. Bila hasil negatif, mencurigakan atau
tidak memuaskan, pasien tetap diawasi 30 menit setelah tetesan oksitosin dihentikan.
3. Indikasi
Keadaan yang diduga terdapat insufisiensi plasenta, antara lain:
a. Tes tanpa kontraksi yang tidak reaktif
b. Diabetes mellitus
c. Preeklamsia
d. Hipertensi kronis
e. Pertumbuhan Janin Terhambat
f. Kehamilan lewat waktu
g. Pernah mengalami lahir mti
h. Ketagihan narkotika
i. Hemoglobunopati akibat sel Sikcle
4. Kontraindikasi
a. Luka parut pada rahim (bekas SC atau miomektomi)
b. Kehamilan ganda sebelum 37 minggu
c. Ketuban pecah sebelum usia 37 minggu (PPROM)
d. Resiko tinggi untuk persalinan kurang bulan
e. Perdarahan antepartum
f. Serviks inkompten atau pasca operasi serviks
g. Kelainan bawaan atau cacat janiin berat
h. Adanya ndikasi untuk Sc (missal DKP)

5. Pembacaan Hasil
a. CST negatif: Tidak ada deselerasi yang bersamaan dengan his ( hasil ini meyakinkan).
DJJ normal (120-160), variabilitas 6-25 dpm. Hasil negatif menandakan bahwa
dukungan plasenta adekuat dan janin dapat mentoleransi stress persalinan yang akan
terjadi dalam satu minggu.
b. CST positif: terjadi deselerasi variabel berat atau deselerasi lanjut pada > 50% his yang
terjadi. Hal ini terkait dengan outcome perinatal buruk pada 35 – 40% kasus. Hasil
positif tidak memberikan jawaban prognosis yang khusus. Banyak faktor lain yang
harus disertakan dalam pertimbangan kemmpuan janin mentoleransi stress persalinan.
Pemeriksaan dapat diulang sesuai kebutuhan.

c. Mencurigkan
1) Terjadi deselerasi lambat yang tidak menetap, atau deselerasi yang terus-menerus
2) Deselerasi lambat terjadi bila ada kontraksi rahim hipertonus
3) Bila dalam pemantauan 10 menit meragukan ke arah positif atau negatif.
4) Adanya takikardia
Bila hasilnya mencurigakan maka harus dilakukan pemeriksaan ulang 1-2 hari
kemudian.
d. Tidak memuaskan (unsatisfactory)
1) Kontraksi rahim kurang dari 3 kali dalam 10 menit
2) Pencatatan tidak baik, terutama pada akhir kontraksi
Dalam hal demikian maka perlu pemeriksaan pada hari berikutnya.
e. Hiperstimulasi
1) Terjadi lima atau lebih kontraksi rahim dalam 10 menit
2) Lama kontraksi 90 detik atau lebih
3) Tonus basal uterus meningkat di atas 20 mmHg
Dalam hal demikin maka tetesan oksitosin harus dikurangi atau dihentikan.

B. Fetal Heart Monitoring dengan NST


1. Pengertian
NST atau uji non-stress adalah uji non invasive yang menunjukkan bagaimana
kecepatan jantung janin (DJJ) bervariasi dalam hubungannya terhadap gerakan janin.
Variasi ini tidak terdapat atau berkurng bila janin premature, tidur, dipengaruhi oleh
pemberian sedative oleh ibu, dan tidak menerima cukup oksigen. Peningkatan variasi
menandakan system saraf otonom atau pusat normal dan janin tidak menderita hipoksia.
NST digunakan untukuntuk memperkirakan kesejahteraan janin dan menentkan apakah
kehamilan beresiko tinggi dapat dilanjutkan dengan aman aatau apakah diperlukan
pengujian lebih lanjut.
2. Prosedur pelaksanaan
a. Tekanan darah diukur setiap 10 menit
b. Dipasang kardio dan tokodinamometer
c. Pada ibu diberikan tombol penanda yang harus ditekan apabila ibu merasakan
gerak janin
d. Frekuensi denyut jantung janin dicatat, selama 10 menit pertama supaya
dicatat data dasar denyut jantung jantung
e. Pemantauan tidak boleh kurang dari 20 menit. Apabila pada 20 menit pertama
didapatkan hasil nonreaktif, lanjutkan pemantauan 20 menit lagi. Pastikan
bahwa tidak ada hal-hal yang mempengaruhi hasil pemantauan (misalnya
pemakaian sedativa) apabila hasilnya tetap nonreaktif
f. Pemeriksaan NST ulangan dilakukan berdasarkan pertimbangan individual
hasil NST secara individual.
g. Bila tidak terjadi gerakan selama waktu tersebut, pasien dianjurkan untuk makan
makanan ringan dan kembali mengulangi pemeriksaan. Gerakan janin sering terjadi
dalam berespons terhadap peningkatan kadar gula dalam darah dan distensi lambung
ibu.
3. Indikasi
Semua kondisi yang dapat menyebabkan janin lahir dalam keadaan buruk yaitu antara lain:
a. Kondisi Ibu:
1) Hipertensi kronis
2) Diabetes
3) Anemia berat (Hematokrit < 26%)
4) Penyakit vaskuler kolagen
5) Gangguan fungsi ginjal
6) Penyakit jantung
7) Pneumonia dan penyakit paru-paru berat
8) Penyakit dengan kejang
b. Kondisi Anak:
1) Pertumbuhan Janin terhambat
2) Kelainan kongenital minor
3) Aritmia jantung
4) Isoimunisasi
5) Infeksi janin seperti toksoplasmosis, parvovirus, sifilis, dll.
6) Kematian Janin dalam rahim sebelumnya yang tidak diketahui
penyebabnya.
c. Kondisi yang berhubungan dengan kehamilan:
1) Kehamilan mutipel
2) Ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan (PPROM)
3) Polihidramnion
4) Oligohidramnion
5) Plasentasi abnormal
6) Solusio plasenta
7) Kehamilan lewat waktu
4. Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi untuk NST. Hanya saja NST tidak bisa dilakukan pada
ibu yang berada di bawah pengaruh obat sedative.
5. Pembacaan Hasil
a. Reaktif bila:
1) Denyut jantung janin basal antara 120-160 kali per menit
2) Variabilitas denyut jantung janin 6 – 25 per menit

3) Gerakan janin terutama gerakan multipel dan berjumlah 5 gerakan atau


lebih dalam
4) pemantauan, dengan kenaikan minimal 15 dpm selama minimal 15 detik

b. Non reaktif bila:


1) Denyut jantung basal 120-160 kali per menit
2) Variabilitas kurang dari 6 denyut/menit
3) Gerak janin tidak ada atau k
4) Kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit
5) Tidak ada akselerasi denyut jantung janin meskipun diberikan rangsangan
dari luar (akustik atau taktil)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Buku Paduan Obstetri 2015

Freeman, Roger. K, Thomas J. Garite, Michael P. Nageotte, Lisa A. Miller. 2012. Fetal Heart Rate
Monitor. US: Lippicott Williams & Wilkins

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedoteran EGC

Simkin, Penny, Janet Whalley, Ann Keppler. 2010. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan &
Bayi. Jakarta:Arcan

Anda mungkin juga menyukai