Anda di halaman 1dari 9

CARDIOTOCOGRAPHY

(CTG)
PENGERTIAN

Alat Kardiotokografi (CTG) atau juga disebut Fetal


Monitor adalah alat untuk mengetahui kesejahteraan janin di
dalam rahim, dengan merekam pola denyut jantung janin dan
hubungannya dengan gerakan janin atau kontraksi
rahim.Pemeriksaan CTG penting dilakukan pada setiap ibu hamil
untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam keadaan:

1)     Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing


manis, tiroid, penyakit infeksi kronis, dll)
2)      Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra
Uterine Growth Retriction)
3)      Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali)
4)      Polihidramnion (air ketuban berlebih)
Mekanisme pengaturan DJJ : (normal 120-160dpm)

a. Sistem Saraf Simpatis, yang bekerja pada miokardium, dimana


dengan obat (beta adrenergik) akan merangsang atau
meningkatkan kekuatan otot jantung, frekruensi & curah jantung.

b.   Sistem Saraf Para Simpatis, sebagian besar dipengaruhi oleh


N.Vagus yang berasal dari batang otak. Bekerja pada nodul SA dan
AV serta neuron. Rangsangan N.Vagus (ex asetilkolin) akan
menurunkan kerja jantung, frekruensi dan curah jantung,
sedangkan hambatan pada N.Vagus (ex atropin) akan
meningkatkan kerja, frekuensi dan curah jantung.

c.  Baroreseptor, letaknya diarkus aorta dan sinus karotid, dimana


saat tekanan tinggi pada daerah tersebut, maka reseptor-
reseptornya akan merangsang N.Vagus untuk menurunkan kerja,
frekruensi dan curah jantung
d.      Kemoreseptor yang terletak di aorta dan badan
karotid (bagian perifer) serta di batang otak (sentral),
dimana berf/ dalam pengaturan kadar CO2 dan O2 pd darah
dan cairan otak. Pada saat O2 turun dan CO2 naik, maka
reseptor sentral akan mengakibatkan takhikardi sehingga
aliran darah bnayak dan O2 meningkat pd darah dan cairan
otak

e.      
Sistem Saraf Pusat, berfungsi mengatur variabilitas
DJJ. Pd keadaan tidur dimana aktivitas otak tidak ada, maka
variabilitas menurun.

f.      
Sistem Hormonal, padakeadaan stress (asfiksia)
maka adrenal mengeluarkna epi&norepi untuk meningkatkan
kerja, frekruensi dan curah jantung.
SYARAT PEMERIKSAAN CGT

1.      Usia kehamilan mulai 28 minggu


2.      Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)
3.      Punktum maksimun denyut jantung janin (DJJ)
diketahui
4.      Prsedur pemasangan alat sesuai dengan petunjuk
penggunaan
5.      Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
6.      Waktu pemeriksaan selama 20 menit,
7.      Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan
tak menyakitkan ibu maupun bayi.
8.      Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan
dan dapat segera diberikan pertolongan yang sesuai.
9.      Konsultasi langsung dengan dokter kandungan
INDIKATOR PEMERIKSAAN CGT

v  IBU
 1.      Pre-eklampsia-eklampsia
 2.      Ketuban pecah  16.  Lain-lain : sickle cell, penyakit
 3.      Diabetes melitus kolagen, anemia, penyakit
 4.      Kehamilan 40 minggu ginjal, penyakit paru, penyakit
jantung, dan penyakit tiroid.
 5.      Vitium cordis
 17.  Untuk kehamilan beresiko
 6.      Asthma bronkhiale
rendah untuk memonitoring
 7.      Inkompatibilitas Rhesus atau
kesejahteraan janin.
ABO
 
 8.      Infeksi TORCH
v  JANIN
 9.      Bekas SC  1.      Pertumbuhan janin terhambat
 10.  Induksi atau akselerasi
persalinan  2.      Gerakan janin berkurang
 11.  Persalinan preterm  3.      Suspek lilitan tali pusat
 12.  Hipotensi  4.      Aritmia, bradikardi, atau
 13.  Perdarahan antepartum
takikardi janin
 14.  Ibu perokok  5.      Hidrops fetalis
 15.  Berusia lanjut (>35 tahun)  6.      Kelainan presentasi, termasuk
pasca versi luar.
 7.      Mekoneum dalam cairan
ketuban
 8.      Riwayat lahir mati
 9.      Kehamilan ganda.
CARA KERJA CGT  Hitung DJJ selama satu menit

1.     PERSIAPAN PEMERIKSAAN CTG


 Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah
makan.
 Waktu pemeriksaan selama 20 menit,
 Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring
nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun
bayi.  Pasang transduser untuk tokometri di
 Bila ditemukan kelainan maka daerah fundus uteri dan DJJ di daerah
pemantauan dilanjutkan dan dapat segera punktum maksimum.
diberikan pertolongan yang  sesuai.  Setelah transduser terpasang baik, beri
 Konsultasi langsung dengan dokter tahu ibu bila janin terasa bergerak,
kandungan pencet bel yang telah disediakan dan
hitung berapa gerakan bayi yang
dirasakan oleh ibu selama perekaman
2.      PROSEDUR KTG.
 Persetujuan tindak medik (Informed  Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.
Consent) : menjelaskan indikasi, cara  Lama perekaman adalah 30 menit
pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang (tergantung keadaan janin dan hasil yang
akan didapat. Persetujuan tindak medik ingin dicapai).
ini dilakukan oleh dokter penanggung  Lakukan dokumentasi data pada disket
jawab pasien (cukup persetujuan lisan). komputer (data untuk rumah sakit).
 Kosongkan kandung kencing.  Matikan komputer dan mesin
 Periksa kesadaran dan tanda vital ibu. kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan
 Ibu tidur terlentang kembali
 Lakukan pemeriksaan Leopold untuk  Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan
Cara membaca hasil CTG  Pada pasien diabetes melitus
tipe IDDM pemeriksaan NST
Reaktif, bila : diulang tiap hari, tipe yang lain
 Denyut jantung basal antara diulang setiap minggu
120-160 kali per menit
 Variabilitas denyut jantung 6  Tidak reaktif, bila :
atau lebih per menit ◦ Variabilitas kurang dari
 Gerakan janin terutama 6 denyut /menit
gerakan multipel dan ◦ Gerak janin tidak ada
berjumlah 5 gerakan atau lebih atau kurang dari 5
dalam 20 menit gerakan dalam 20 menit
 Reaksi denyut jantung ◦ Tidak ada akselerasi
terutama akselerasi pola denyut jantung janin
”omega” pada NST yang meskipun diberikan
reaktif berarti janin dalam rangsangan dari luar.
keadaan sehat, pemeriksaan
diulang 1 minggu kemudian
Sinusoidal, bila :
◦ Ada osilasi yang persisten pada Hal – hal yang diperhatikan
denyut jantung asal untuk indikasi Seksio
◦ Tidak ada gerakan janin sesarea ,dilakukan bila
◦ Tidak terjadi akselerasi, janin terdapat :
dalam keadaan bahaya. Bila a). Deselarasi lambat berulang
paru-paru janin matur, janin b). Variabilitas yang abnormal
dilahirkan. Gambaran ini (< 5 dpm)        
didapatkan pada keadaan c). Pewarnaan mekonium
isoimunisasi-RH. d). Gerakan janin yang
abnormal (<5/20 menit )
Saat persalinan e). Kelainan obstetri (berat
◦ Hasil tekanan positif bayi
menunjukkan penurunan >4000g, Kelainan posisi,
fungsi plasenta janin, hal ini partus > 18 jam)
mendorong untuk melakukan
seksio sesarea.
◦ Gawat janin relatif cukup

Anda mungkin juga menyukai