Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


… exp.
Tanggal terbit Ditetapkan
PROSEDUR TETAP Ketua STIK GIA Makassar

( Rasdin, S.Kep.Ns.M.Kep.)

PEMASANGAN CARDIOTOCOGRAPHY (CTG)

merupakan salah satu alat elektronik yang digunakan untuk


PENGERTIAN
melakukan pemantauan kesejahteraan dan kondisi kesehatan
janin.

1. Mendeteksi stress pada janin


TUJUAN
2. Mendeteksi kegawatan pada janin (Golebiewski K, 2004).

KEBIJAKAN /
INDIKASI a. Ibu
1. Pre-eklampsia-eklampsia
2. Ketuban pecah
3. Diabetes melitus
4. Kehamilan 40 minggu
5. Vitium cordis
6. Asthma bronkhiale
7. Inkompatibilitas Rhesus atau ABO
8. Infeksi TORCH
9. Bekas SC
10. Induksi atau akselerasi persalinan
11. Persalinan preterm
12. Hipotensi
13. Perdarahan antepartum
14. Ibu perokok
15. Berusia lanjut (>35 tahun)
16. Untuk kehamilan beresiko rendah untuk memonitoring
kesejahteraan janin.
Lain-lain : sickle cell, penyakit kolagen, anemia, penyakit
ginjal, penyakit paru, penyakit jantung, dan penyakit tiroid.

b. Janin
1. Pertumbuhan janin terhambat (PJT)
2. Gerakan janin berkurang
3. Suspek lilitan tali pusat
4. Aritmia, bradikardi, atau takikardi janin
5. Hidrops fetalis
6. Kelainan presentasi, termasuk pasca versi luar.
7. Mekoneum dalam cairan ketuban
8. Riwayat lahir mati
9. Kehamilan ganda

PERALATAN 1. Stetoskop Laennec / Doppler

2. Kertas CTG dan Mesin CTG

3. Belt

4. Cardiometer

a. Cardiometer (harus diberi jelly)

b. Tokometer (tidak boleh diberi jelly

5. Handscoon

6. , Jelly
7. Tissue/Kain lap

8. Formulir CTG
A. Tahap PraInteraksi
PROSEDUR KERJA 1. Mencuci tangan
2. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan  dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja

1. Persetujuan tindak medik (Informed Consent) :


a. Menjelaskan indikasi
b. Cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan
didapat.
c. Persetujuan tindak medik ini dilakukan oleh dokter
penanggung jawab pasien (cukup persetujuan lisan).
2. Kosongkan kandung kencing.
3. Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.
4. Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-
plasenter atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi
oksigen 4 liter / menit.
5. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak,
presentasi dan punktum maksimum DJJ
6. Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum
dan segera setelah kontraksi berakhir.
7. Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan
DJJ di daerah punktum maksimum.
8. Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin
terasa bergerak, pencet bel yang telah disediakan dan hitung
berapa gerakan bayi yang dirasakan oleh ibu selama
perekaman CTG.
9. Hidupkan komputer dan Cardiotocography.
10. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin
dan hasil yang ingin dicapai).
11. Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk
rumah sakit).
12. Matikan komputer dan mesin Cardiotocography. Bersihkan
dan rapikan kembali
13. Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.
14. Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab
atau paramedik membantu membacakan hasil interpretasi
komputer secara lengkap kepada dokter.

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

REFFERENSI

Anda mungkin juga menyukai