Anda di halaman 1dari 30

KDM I

ELIMINASI
Eliminasi Urine
Eliminasi Bowel
Eliminasi Urine
Eliminasi urine adl pengeluaran cairan yg
bgantung pada organ eliminasi urine.
Anatomi fisiologi saluran kemih

Refleks miksi
Saraf sensorik dari bladder dikirimkan ke
medulla spinalis kemudian diteruskan ke pusat
miksi pada susunan saraf pusat. Pusat miksi
mengirimkan sinyal kepada otot bladder
(destrusor) untuk berkontraksi. Pada saat
destrusor berkontraksi spinter interna relaksasi
dan spinter eksterna yang di bawah kontrol
kesadaran akan berperan, apakah mau miksi
atau ditahan/ditunda.
Pola eliminasi urine
Pola eliminasi urine sangat tergantung
pada individu, biasanya miksi setelah
bekerja, makan, atau bangun tidur.
Normalnya miksi dalam sehari sekitar 5
kali.
Karakteristik urine normal
o Warna urine normal adalah kuning terang.
Namun demikian, warna urine tergantung pada
intake cairan, penggunaan obat-obat tertentu.
o Bau urine normal adalah bau khas amoniak.
o Jumlah urine yang dikeluarkan tergantung
pada usia, intake cairan, dan status kesehatan.
Pada orang dewasa sekitar 1.200 1.500
ml/hari atau 150 160 ml/sekali miksi.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Eliminasi Urine
o Pertumbuhan dan perkembangan
o Sosiokultural
o Psikologis
o Kebiasaan
o Tonus otot
o Intake cairan dan makanan
o Kondisi penyakit
o Pembedahan
o Pengobatan
o Pemeriksaan diagnostik

Masalah yang sering terjadi dalam
Eliminasi Urine
o Retensi urine
o Inkontinensia urine
o Enurisis
Perubahan pola berkemih
o Frekuensi
o Urgensi
o Dysuria
o Polyuria (Diuresis)
o Urinary suppression
Pengkajian
o Riwayat keperawatan
Pola berkemih
Gejala dari perubahan berkemih
Faktor yang mempengaruhi berkemih
ASKEP ELIMINASI URINE
Pemeriksaan fisik
o Abdomen
Pembesaran, pelebaran pembuluh
darah vena, distensi bladder,
pembesaran ginjal, nyeri tekan,
tenderness, bising usus.
o Genetalia wanita
Inflamasi, nodul, lesi, adanya sekret
dari meatus, keadaan atropi
jaringan vagina.
o Genetalia laki-laki
Kebersihan, adanya lesi, tenderness,
adanya pembesaran skrotum.
Intake dan output cairan
o Kaji intake dan output cairan dalam sehari (24
jam).
o Kebiasaan minum di rumah.
o Intake: cairan infus, oral, makanan, NGT.
o Kaji perubahan volume urine untuk mengetahui
ketidakseimbangan cairan.
o Output urine dari urinal, cateter bag.
o Karakteristik urine: warna, kejernihan, bau,
kepekatan.
Pemeriksaan diagnostik
o Pemeriksaan urine (urinalisis):
o Warna (N: jernih kekuningan)
o Penampilan (N: jernih)
o Bau (N: beraroma)
o pH (N: 4,5 8,0)
o Berat jenis (N: 1,005 1,030)
o Glukosa (N: negatif)
o Keton (N: negatif)
o Kultur urine: (N: kuman patogen negatif)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ELIMINASI URINE
Gangguan pola eliminasi urine:
inkontinensia
Kemungkinan berhubungan dengan:
o Gangguan neuromuskuler
o Spasme
o Trauma pelvic
o Infeksi saluran kemih
o Trauma medulla spinalis
Kemungkinan data yang ditemukan:
o Inkontinensia
o Keinginan berkemih yang segera
o Sering ke toilet
o Menghindari minum
Tujuan yang diharapkan:
o Klien dapat mengontrol pengeluaran urine
setiap 4 jam
o Tidak ada tanda-tanda retensi dan
inkontinensia urine
o Klien berkemih dalam keadaan rileks
Intervensi dan rasional:
o Monitor keadaan bladder setiap 2 jam (R/ Membantu mencegah
distensi atau komplikasi).
o Tingkatkan aktivitas dengan kolaborasi dokter/fisioterapi (R/
Meningkatkan kekuatan otot ginjal dan fungsi bladder).
o Kolaborasi dalam bladder training (R/ Menguatkan otot dasar
panggul).
o Hindari factor pencetus inkontinensia urine seperti cemas (R/
Mengurangi/menghindari inkontinensia).
o Kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan dan kateterisasi (R/
mengatasi faktor penyebab).
o Jelaskan tentang: pengobatan, kateter, penyebab, tindakan
lainnya (R/ meningkatkan pengetahuan dan diharapkan klien
lebih kooperatuf).
ELIMINASI BOWEL
Anatomi fisiologi sistem pencernaan

Proses defekasi
Defekasi adalah proses pembuangan atau
pengeluaran sisa metabolisme berupa
feses dan flatus yang berasal dari saluran
pencernaan melalui anus.
Dalam proses defekasi terjadi dua macam
refleks yaitu:
Refleks defekasi intrinsik
Refleks defekasi parasimpatis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Defekasi
o Usia
o Diet
o Intake cairan
o Aktivitas
o Fisiologis
o Pengobatan
o Gaya hidup
o Prosedur Diagnostik
o Penyakit
o Anestesi dan pembedahan
o Nyeri
o Kerusakan sensorik dan motorik
Masalah yang sering terjadi dalam
Eliminasi Bowel
o Konstipasi
o Fecal impaction
o Diare
o Inkontinensia alvi
o Kembung
o Hemorroid
ASKEP ELIMINASI BOWEL
Pengkajian
o Riwayat keperawatan
o Pola defekasi: Frekuensi, pernah berubah
o Perilaku defekasi: Penggunaan laksatif, cara mempertahankan pola
o Deskripsi feses: Warna, bau, dan tekstur
o Diet: Makanan yang mempengaruhi defekasi, makanan yang biasa
dimakan, makanan yang dihindari, dan pola makan yang teratur atau
tidak
o Cairan: Jumlah dan jenis minuman/hari
o Aktivitas: Kegiatan sehari-hari
o Kegiatan yang spesifik
o Penggunaan medikasi: Obat-obatan yang mempengaruhi defekasi
o Stres: Stres berkepanjangan atau pendek, koping untuk menghadapi atau
bagaimana menerima
o Pembedahan/penyakit menetap
Pemeriksaan fisik
o Abdomen: Distensi, simetris, gerakan peristaltic,
adanya massa pada perut, tenderness
o Rektum dan anus: Tanda-tanda inflamasi,
perubahan warna, lesi, fistula, hemorrhoid,
adanya massa, tenderness
Keadaan feses
o Konsistensi, bentuk, bau, warna, jumlah, unsur
abnormal dalam feses, lendir
Pemeriksaan diagnostic
o Anuskopi
o Proktosigmoideskopi
o Rontgen dengan kontras
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ELIMINASI BOWEL
Gangguan eliminasi bowel: konstipasi
(aktual/risiko)
Kemungkinan berhubungan dengan:
o Imobilisasi
o Menurunnya aktivitas fisik
o Ileus
o Stres
o Kurang privasi
o Menurunnya mobilitas intestinal
o Perubahan atau pembatasan diet
Kemungkinan data yang ditemukan:
o Menurunnya bising usus
o Mual
o Nyeri abdomen
o Adanya massa pada abdomen bagian kiri
bawah
o Perubahan konsistensi feses, frekuensi buang
air besar
Tujuan yang diharapkan:
o Klien kembali ke pola normal dari fungsi
bowel
o Terjadi perubahan pola hidup untuk
menurunkan faktor penyebab konstipasi
Intervensi dan rasional:
o Monitor/kaji kembali konsistensi, warna, bau feses, pergerakan
usus, cek berat badan setiap hari (R/ Dasar memonitor kondisi).
o Monitor dan cek elektrolit, intake dan output cairan (R/ Mengkaji
status dehidrasi).
o Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan IV, oral, dan
makanan lunak (R/ Mengurangi kerja usus).
o Berikan antidiare, tingkatkan intake cairan (R/ Mempertahankan
status hidrasi).
o Cek kulit bagian perineal dan jaga dari gangguan integritas (R/
Frekuensi buang air besar yang meningkat menyebabkan iritasi
kulit sekitar anus).
o Kolaborasi dengan ahli diet tentang diet rendah serat dan lunak
(R/ menurunkan stimulasi bowel).
o Hindari stres dan lakukan istirahat cukup (R/ Stres meningkatkan
stimulus bowel).
o Berikan pendidikan kesehatan tentang: cairan, diet, obat-obatan,
perubahan gaya hidup (R/ Meningkatkan pengetahuan dan
mencegah diare).

Anda mungkin juga menyukai