Anda di halaman 1dari 4

SOAL STUDENT ORAL CASE ANALYSIS (SOCA)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN dan PROFESI BIDAN STIKES PAYUNG


NEGERI PEKANBARU T.A 2021/2022

Kasus : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


Nama Penguji : ISLAH WAHYUNI, SSiT.M.Biomed
Nama Mahasiswa :Maria angline Simanjuntak

Skenario

1. Seorang perempuan, umur 35 tahun, G3P2A0 hamil 32 minggu, datang ke PMB


diantar suami dengan keluhan demam dan lemas. Hasil anamnesis: gerakan janin
terasa berkurang. Hasil pemeriksaan: TD 100/70 mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit, S
37,90C, TFU pertengahan pusat PX, Preskep belum masuk PAP, DJJ 168 x/menit.
Lila 22,5 cm, Haemoglobin 11,2 gr%

Pertanyaan

1. Tentukan diagnosis pada ibu hamil tersebut


Jawaban :
diagnosa dari pemeriksaan wanita umur 35usia kehamilan 32 minggu, TFU
pertengahan pusat PX, preskep belum masuk PAP

2. Jelaskan masalah potensial yang bisa terjadi


Jawaban :
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat berakibat
pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.
a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain : anemia,
perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit
infeksi.
b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya (prematur), perdarahan. Terhadap janin dapat mengakibatkan
keguguran/abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada
bayi, bayi dengan Berat Badan

3. Sebutkan penatalaksanaan yang tepat pada kasus berikut, berikan alasan


Jawaban :
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menginformasikan hasil pemeriksaan,
memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup, dan beritahu risiko jika kurang istirahat,
berikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil karena ibu mengalami KEK
(hasil pemeriksaan LILA 22,3 cm), memberitahu ibu untuk selalu minum tablet Fe
dan menganjurkan ibu untuk periksa rutin ke tenaga kesehatan
Skenario

2. Seorang perempuan, umur 30 tahun, G1P0A0 hamil 32 minggu, datang ke PMB


diantar suami dengan keluhan sesak. Hasil anamnesis: perut terasa tegang, gerakan
janin terasa. Hasil pemeriksaan: TD 120/70 mmHg, N 80x/menit, P 22x/menit, S
36,90C, TFU 3 jari bawah PX, DJJ terdengar jelas di dua tempat 144 x/menit dan
132x/menit. Haemoglobin 11 gr%

Pertanyaan

1. Apakah diagnose kasus diatas?


Jawaban :
Diagnose pada kasus diatas adalah hamil 32 minggu, DJJ terdengar jelas di dua
tempat 144 x/menit dan 132x/menit bayi kembar (kehamilan ganda ).

2. Jelaskan masalah potensial yang dpt terjadi pada kasus tersebut


Jawaban :
peningkatan risiko kehamilan bayi kembar pada ibu seperti:
 Peningkatan mual muntah lebih besar diawal kehamilan
 Risiko anemia khususunya anemia defisiansi besi
 Peningkatan kejadian hipertensi dalam kehamilan
 Preeklampsi
 Persalinan premature
 Penyakit diabetes dalam kehamilan
 Peningkatan risiko caesar
 Peningkatan risiko perdarahan post partum
 Peningkatan kejadian plasenta pervia

Peningkatan risiko pada bayi:


 Janin dengan gangguan pertumbuhan
 Janin dengan berat lahir rendah
 Risiko kematian janin dalam kandungan
 Risiko cacat pada janin
3. Penatalaksanaan kehamilan ini ?
Jawaban :
Penatalaksanaan Kehamilan Kembar yaitu:
a. Penatalaksanaan dalam kehamilan
1) Jadwal kunjungan perorangan yang disesuaikan dengan kondisi
kehamilan dan faktor resiko yang diidentifikasi.
2) Konseling tentang faktor nutrisi meternal yang sangat penting bagi
perkembangan janin:
 Tambahkan kalori dan protein bagi masing- masing janin
 Pantau kenaikan berat badan. Rata-rata kenaikan berat badan total pada
wanita dengan berat badan normal adalah 17,5 hingga 22,5 kg.
 Tingkatkan suplementasi zat besi dan vitamin sesuai kebutuhan.
3) Jadwalkan ultrasonografi sekurang-kurangnya sebulan sekali, yang mulai
pada minggu ke-20 hingga ke-24:
 Kaji pertumbuhan masing-masing janin.
 Tentukan lokasi plasenta.
 Evaluasi volume cairan amnion.
 Ukur panjang serviks dan kaji dilatasi ostium uteri internum.
4) Lakukan skrinig glukosa pada minggu ke-26 karena peningkatan resiko
diabetes gestiosional.
5) Pengkajian persalinan kurang bulan pada tiap kunjungan:
 Tinjau gejala persalinan kurang bulan pada masing-masing kunjungan.
 Lakukan pemeriksaan serviks sesuai indikasi.
 Modifikasi jadwal dan atau beban kerja sesuai indikasi.
6) Dorong untuk istirahat yang cukup, dalam satu atau beberapa periode
istirahat setiap hari.
7) Skrinig preeklampsia:
 Observasi ketak tekanan darah, kenaikan berat badan, proteunaria, dan
edema.
a. Pengkajian sakit kepala dan perubahan penglihatan.
b. Surveilans janin:
 Jika pertubuhan janin kembar konkordan:
Propil biofisik mingguan dari minggu ke-36 hingga ke-38 hingga lahir.
 Jika pertumbuhan janin diskordan:
a. Propil biofisik satu dua kali seminggu sejak teridentifikasi diskordan
hingga lahir.
b. Rujuk untuk konsultasi dan penatalaksanaan medis.

Skenario

3. Seorang perempuan, umur 38 tahun, G1P0A0 hamil 34 minggu, datang ke PMB


diantar suami dengan keluhan pusing. Hasil anamnesis: perut terasa tegang, nyeri ulu
hati, pandangan mata agak kabur, gerakan janin terasa, badan lemas. Hasil
pemeriksaan: TD 180/120 mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit, S 36,9 0C, TFU 3 jari
bawah PX (30 cm), DJJ terdengar jelas di dua tempat 144 x/menit dan 132x/menit
dan kaki oedema. BB 80 kg

Pertanyaan

1. Tentukan Diagnose pasen tersebut !


Jawaban :
Preeklamsia berat, Kasus tersebut merupakan kasus patologi karena tekanan darah
systole yaitu 180 dan diastole 120 yang ,menandakan pasien preeklamsia berat
disertai perut terasa tegang, nyeri ulu hati, pandangan mata agak kabur, gerakan janin
terasa, badan lemas
2. Tentukan sikap awal yang bidan lakukan
Jawaban :
Pasien preeklampsia berat dianjurkan untuk melakukan rawat inap selama menjalani
perawatan konservatif. Selain itu, perawatan sebaiknya dilakukan di fasilitas
kesehatan yang memiliki perawatan intensif maternal dan neonatal. Selama perawatan
konservatif, pemberian kortikosteroid direkomendasikan untuk membantu
pematangan paru janin.
 (Infus RL (Ringer Laktat) yang mengandung 5% dekstrosa, 60- 125 cc/jam.
 Diberikan anti hipertensi: Diberikan anti hipertensi: yang digunakan:
- Klonidin suntikan i.v. (1 ampul mengandung 0,15 mg/cc),dilanjutkan tablet
Nifedipin 3 x 10 mg (pilihan pertama) atau tablet Metildopa 3 x 250 mg) Bila
sistole >= 180 mmHg atau diastole > = 110 mm Hg digunakan injeksi 1 ampul
Klonidin yang mengandung 0,15 mg/cc. Klonidin 1 ampul dilarutkan dalam
10 CC lar aquadest (untuk suntikan). Disuntikan : mula-mula 5 cc i.v.
perlahan-lahan selama 5 menit. 5 menit kemudian tekanan darah diukur, bila
belum ada penurunan maka diberikan lagi sisanya 5 cc i.v. dalam 5 menit
sampai tekanan darah diastole normal.

3. Sebutkan factor predisposisi


Jawaban :
a. Usia/ umur : primigravida dengan usia dibawah 20 tahun dan semua ibu dengan
usia diatas 35 tahun dianggap lebih rentan
b. Faktor keturunan ( genetic): bukti adanya pewarisan secara genetik paling
mungkin disebabkan oleh turunan resesif
c. Riwayat penyakit yang sudah ada: hipertensi

4. Apakah Gejala atau data pendukung kasus ?


Jawaban :
perut terasa tegang, nyeri ulu hati, pandangan mata agak kabur, gerakan janin terasa,
badan lemas. Hasil pemeriksaan: TD 180/120 mmHg,

Anda mungkin juga menyukai