(CSS)
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
• Sering terjadi pada primigravida muda dan primigravida tua atau pada grande multiparitas.
• Kematian perinatal neonatus pada kehamilan post matur 2-3 kali lebih besar dari bayi yang
cukup bulan.
Etiologi
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa penyebab kehamilan serotinus merupakan
kombinasi faktor ibu dan anak, yang meliputi:
2. Semua faktor yang mengganggu mulainya persalinan, entah itu faktor ibu, plasenta,
maupun anak. Kehamilan terlama, yaitu 1 tahun 24 hari, dialami oleh ibu yang
mengandung bayi anensefali.
Gambaran Klinis
Serotinitas atau postdatism adalah istilah yang menggambarkan sindrom dismaturitas pada kehamilan serotinus.
Terjadi pada 5-30% kehamilan serotinus dan 3% kehamilan aterm.
● Pemeriksaan Fisik
Status generalis & status obstetri
● Pemeriksaan Penunjang
USG Pemeriksaan USG sangat mebantu taksiran umur kehamilan. USG di trimester pertama (usia
kehamilan antara 11-14 minggu) sebaiknya ditawarkan kepada semua ibu hamil untuk menentukan usia
kehamilan degan tepat
CTG Untuk menilai kesejahteraan janin.
Menentukan Taksiran Tanggal Persalinan
Note:
Bulan Januari, Februari, Maret :
Tanggal +7, bulan+9, tahun tetap
Bagaimana menyikapi perbedaan usia kehamilan berdasar HPHT dan USG?
● Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 5 hari berdasarkan perhitugan hari pertama haid terakhir dan
USG trimester pertama, waktu taksiran kelahiran harus disesuaikan berdasarkan hasil USG
● Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 10 hari berdasarkan perhitungan hari pertama haid terakhir
dan USG trimester kedua, waktu taksiran kelahiran harus disesuaikan berdasarkan hasil USG
● Ketika terdapat hasil USG trimester pertama dan kedua, usia kehamilan ditentukan berdasarkan hasil USG yang
paling awal
Tatalaksana
Pengelolaan kehamilan lewat waktu dimulai dari umur 40 minggu.
PENGELOLAAN ANTEPARTUM
Bila sudah dipastikan umur kehamilan >40 minggu, pengelolaan tergantung dari derajat kematangan serviks.
● Bila serviks matang (Bishop skor ≥6)
1. Dilakukan induksi persalinan (bila tidak ada kontraindikasi)
2. Seksio sesarea hendaknya diputuskan bila berat janin ditaksir ≥ 4000 gram.
● Bila serviks belum matang (Bishop skor <6), kita perlu menilai keadaan janin lebih lanjut apabila
kehamilan tidak akan diakhiri.
Semua pasien harus diakhiri kehamilannya jika telah mencapai 287 hari (41 minggu) tanpa melihat keadaan
serviks.
Pasien kehamilan lewat waktu dengan komplikasi, seperti DM, preeklampsi, kehamilannya harus diakhiri tanpa
melihat keadaan serviks.
SKOR BISHOP
● SKOR BISHOP : suatu klasifikasi objektif untuk memilih pasien yang memenuhi syarat untuk persalinan
pervaginam pada janin presentasi belakang kepala.
Komplikasi
● Komplikasi yang dapat terjadi adalah kematian janin di dalam rahim akibat insufisiensi plasenta karena
penuaan plasenta, dan kematian neonatus yang tinggi.
● Melalui otopsi neonatus dengan serotinitas, didapatkan tanda-tanda hipoksia,termasul petekie pleura dan
perikardium, serta partikel mekonium di paru-paru.
Prognosis
● Kematian janin pada kehamilan serotinus meningkat. Bila pada kehamilan 37-41 minggu angka
kematiannya 1,1%, pada kehamilan 43 minggu angka kematian bayi menjadi 3,3%, dan pada kehamilan 44
minggu menjadi 6,6%.
● Pada beberapa kasus, fungsi plasenta tetap baik meskipun usia kehamilan mencapai di atas 42 minggu,
sehingga anak menjadi besar (>4000 gram) dan mempersulit persalinan.
● Morbiditas ibu meningkat karena kejadian partus buatan dan seksio caesaria
Insufisiensi
Plasenta
Level Kompetensi: 2
Definisi
● Kegagalan plasenta untuk memberikan nutrisi yang cukup kepada janin selama kehamilan, dan seringkali
merupakan akibat dari aliran darah yang tidak mencukupi ke plasenta.
● Komplikasi yang paling merugikan adalah tidak adanya plasentasi yang akhirnya menyebabkan keguguran.
Abruptio Plasenta
Level Kompetensi: 2
Abruptio Plasenta
Terlepasnya plasenta Sebagian atau seluruhnya pada plasenta yang implantasinya normal sebelum janin lahir.
Diagnosis
● Perdarahan dari jalan lahir dengan atau tanpa disertai rasa nyeri (tergantung derajat abrupsio/solusio
plasenta)
● Perabaan uterus pada umumnya tegang.
● palpasi bagian janin biasanya sulit.
● Janin dapat dalam keadaan baik, gawat Janin,
atau mati (tergantung derajat).
● pembukaan teraba ketuban yang tegang
dan menonjol.
Tatalaksana
● Usia kehamilan >26 minggu, janin hidup dilakukan persalinan perabdominam
● Usia kehamilan kurang bulan, janin viable (pematangan paru sebelumnya bila memungkinkan), dengan persalinan
per abdominam
● Bila keadaan memburuk (perdarahan dan kontraksi uterus berlangsung terus) dikelola sebagai derajat sedang/berat.
Derajat sedang/berat:
1. Perbaikan keadaan umum
a. Resusitasi cairan/transfusi darah
- Dapat diberikan kombinasi plasma beku segar, sel darah merah (PRC), kriopresipitat, konsentrasi trombosit.
b. Atasi kemungkinan gangguan perdarahan
2. Melahirkan janin
a. Dengan mengupayakan partus pervaginam (amniotomi dan tetes oksitosin) bila skor pelvik > 6 atau bila diperkirakan
persalinan bisa berlangsung < 6 jam.
b. Dengan persalinan per abdominam bila skor pelvik < 6 atau bila diperkirakan persalinan akan berlangsung > 6 jam,
atau bila sesudah 6 jam dikelola janin belum lahir pervaginam.
Catatan :
Bila janin masih hidup dan kemungkinan viable (30 minggu dan atau BBI > 1500 gram), dilakukan tindakan persalinan
dengan seksio sesarea.
Plasenta Previa
Level Kompetensi: 2
Definisi
● Implantasi plasenta terletak pada bagian bawah Rahim sehingga menutupi Sebagian atau seluruh jalan lahir.
● Etiologi dan Faktor Risiko
• Endometrium di fundus belum siap menerima implantasi, endometrium yang tipis sehingga diperlukan
perluasaan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada janin, dan vili korealis pada chorion leave
yang persisten.
• Belum diketahui secara pasti, namun insiden meningkat pada grande multipara, primigravida tua, bekas
SC, bekas operasi dan kelainan janin.
Gejala dan tanda : PERDARAHAN DARI JALAN LAHIR TANPA RASA NYERI dan BERWARNA MERAH
SEGAR
Dapat disertai atau tanpa kontraksi. Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul atau
ada kelainan letak. Pemeriksaan speculum darah berasal dari ostium uteri eksternum.
Berdasarkan Lokasinya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG : dilakukan untuk mengetahui jenis plasenta previa dan taksiran berat badan janin
• Pemeriksaan laboratorium: golongan darah, kadar Hb, Ht, waktu perdarahan dan waktu pembekuan.
Tatalaksana
1. Keadaan umum ibu dan anak baik, Perdarahan sedikit, Usia kehamilan kurang dari 37 minggu, bila ada his
persalinan dapat diberikan tokolitik
2. Pasang infus, tirah baring
3. Bila ada kontraksi prematur bisa diberi tokolitik (lihat pengelolaan prematuritas)
4. Pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan KTG setiap minggu
●Persalinan pervaginam
1. Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta marginalis atau plasenta previa lateralis di anterior (dengan
anak letak kepala). Diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan USG, perabaan fornises atau
pemeriksaan dalam dikamar operasi tergantung indikasi.
2. Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban.
● Dalam keadaan normal semua pembuluh darah janin terbungkus dan terlindungi di dalam tali pusat.
Epidemiologi
● Vasa previa jarang terjadi dan memiliki insiden 2 sampai 6 per 10.000 kehamilan.
Etiologi dan Faktor Risiko
● Velamentous cord insertion yaitu suatu kelainan pada tali pusat yang menyebabkan pembuluh darah
yang seharusnya ada didalam tali pusat keluar dan berlekatan dengan selaput ketuban.
● Plasenta bilobus (bilobed placenta) yaitu adanya dua plasenta dalam rahim padahal janin yang
dikandung hanya ada satu.
● Kehamilan dengan fertilisasi in vitro.
● Plasenta previa.
● Kehamilan ganda.
Klasifikasi
● Tipe 1, terdapat insersi velamentosa dengan pembuluh darah mengalir diatas serviks.
● Tipe 2, pembuluh darah yang terlibat terbentang di antara plasenta bilobate atau succenturiate
Manifestasi klinis
Trias klasik vasa previa:
1. Ketuban pecah
2. Perdarahan vagina tanpa rasa sakit
3. Bradikardia janin atau kematian janin
Diagnosis
● Ultrasonografi antenatal. Merupakan standar untuk
menilai lokasi plasenta, insersi tali pusat, dan jumlah lobus
plasenta sebagai bagian dari ultrasonografi obstetrik
pertengahan kehamilan.
● Mengingat waktu ketuban pecah sulit diprediksi, persalinan sesar pada usia kehamilan 35-36 minggu
adalah optimal tanpa perlu menilai kematangan paru janin.
● Persalinan sesar yang mendesak harus dilakukan pada kasus perdarahan pervaginam dengan dugaan vasa
previa.
● Dengan kecurigaan vasa previa, sangat bermanfaat untuk mengulang USG pada trimester ke-3, karena
sekitar 15% dari vasa previa yang tampak akan sembuh pada akhir trimester ketiga.
Komplikasi dan Prognosis
● 97% vaginal bleeding,perinatal mortality akibat fetal-neonatal hemorrhage
● 44% survival Rate apabila terdiagnosis prenatal, survival rate apabila terdiagnosis intrapartum
Inkompetensi
Serviks
Level Kompetensi: 2
Definisi
● Inkompetensi serviks kelemahan fungsional leher rahim, dengan ketidakmampuan untuk mencapai
usia kehamilan penuh oleh karena defek fungsi maupun struktur pada serviks.
● Inkompetensi serviks menyebabkan kehilangan kehamilan yang berulang disebabkan oleh faktor intrinsik
atau diperoleh kelemahan pada integritas jaringan serviks dimana leher rahim mengalami penipisan dan
dilatasi sebelum waktunya tanpa rasa sakit, dengan prolaps dan ballooning membrane ke dalam vagina
diikuti oleh pengeluaran janin belum matang.
● Inkompetensi serviks menyebabkan persalinan prematur, ketuban pecah dini, dan kelahiran prematur.
Etiologi
Diduga 3 faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya inkompetensi serviks, yaitu :
1. Faktor kongenital
Akibat perkembangan abnormal jaringan fibromuskular serviks menyebabkan kelemahan serviks tersebut.
2. Faktor akuisita
Akibat trauma sebelumnya pada serviks uteri yang mencapai ostium uteri internum, misalnya pada
persalinan normal, tindakan cunam yang traumatik, kesulitan ekstraksi bahu, seksio sesaria di daerah serviks yang
terlalu rendah, dilatasi dan kuretase berlebihan, amputasi serviks, konisasi ataupun kauterisasi. Kelainan ini lebih
sering ditemukan.
3. Faktor fisiologik
Hal ini ditandai dengan pembukaan serviks normal akibat kontraksi uterus yang abnormal.
Normal VS Inkompeten Serviks
● Tampak perbedaan dilatasi serviks pada inkompetensi serviks dan pada persalinan normal. Pada
persalinan normal dilatasi disertai His atau kontraksi uterus.
Patofisiologi
● Serviks : struktur anatomi dinamik yang berfungsi selama kehamilan sebagai pertahanan bagi
janin dan sekitarnya , dengan vagina dan dunia luar.
● Pada waktu gestasi terdiri dari struktur yang kuat yang terdiri dari kolagen tetapi ketika tiba
masanya persalinan kolagennya mengalami degradasi dan serviks menjadi lunak dan memulai
proses untuk dilatasi Hal ini mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam proses dan atau waktu
pelunakan yang tidak sesuai waktunya dan menjadikan serviks tidak kompeten lagi sehingga
terjadinya kelahiran prematur atau kesulitan dalam persalinan (distosia).
Diagnosis
Diagnosis inkompetensi serviks umumnya ditegakan berdasarkan keadaan berikut :
Tanda & gejala terjadinya dilatasi serviks yang tidak disertai dengan rasa sakit merupakan
tanda klasik serviks. Sebagian besar wanita tidak memiliki gejala atau mengalami gejala ringan
pada trimester ke-2 :seperti kram perut, sakit punggung, tekanan panggul, keputihan yang banyak,
berubahnya warna keputihan dari bening menjadi merah muda, dan terdapatnya bercak darah.
Riw. Obstetrik wanita yang mengalami riw. keguguran berulang pada trimester ke-2 atau awal
trimester ke-3.
USG terbukti Inkompetensi Serviks ( Menunjukan penipisan pada serviks, atau ditemukan
funnelling dan ballooning membran yang melewati orifisium serviks interna, namun pada saat
bersamaan orifisium serviks eksterna tertutup).
● Penyempitan atau funneling serviks yang membentuk huruf T, Y, V, U (hubungannya dengan
panjang serviks dengan perubahan pada ostium uteri internum).
● Panjang serviks < 25 mm
● Protusi membran amnion
● Adanya bagian fetus dalam serviks atau vagina.
Tatalaksana
● Bedah dan Non-bedah.
● Terapi non-bedah Pengurangan aktivitas atau istirahat total di tempat tidur, menghindari
hubungan seksual, dan penghentian penggunaan narkotin atau rokok telah direkomendasikan.
● Bedah penguatan serviks yang lemah dengan jahitan yang di sebut ‘cerclage’ seperti
McDonalds dan modifikasi Shirodkar pada bulan ketiga kehamilan.
● Pendekatan transvaginal adalah teknik
McDonald, yang menggunakan anestesi
local atau regional untuk menempatkan
jahitan monofilament (polypropylene) atau
tape serat polyester di persimpagan
cervicovaginal.
● Korioamnionitis.
● Lembut karena pembuluh darah bertambah, edema cerviks dan hiperplasia kelenjar. (Tanda
goodel)
● warnanya menjadi livids (tanda Chadwick)
● Setelah konsepsi, sel mukosa endoserviks memproduksi mucus yang mengobstruksi kanal serviks
sebagai barrier immunologis untuk melindungi uterus mucus plug ini akan keluar saat
persalinan sebagai “bloody show”
● Akhir kehamilan pendataran dan pembukaan
3. Vagina
- Warna selaput lendir membiru pembuluh darah dinding vagina ↑ (tanda chadwick).
- Sekret vagina bertambah asam (3.5-6.0) karena hasil penghancuran glikogen oleh basil doderlein
(laktobasilus doderlein) sehingga terbentuk asam laktat (sifat: bakterisida).
4. Ovarium
6. Payudara
● Membesar, areola meluas, pigmen lebih gelap, puting susu mengeluarkan cairan berwarna kuning
colostrum
7. Kulit
● Chloasma/melasma gravidarum wajah.
● Hiperpigmentasi areola dan kulit genitalia
● Terjadi karena peningkatan melanocyte stimulating hormon (MSH).
Berdasarkan BMI
● Pulmonal
↑ Respirasi memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan janin.
Walaupun diafragma terdesak keatas, adanya kompensasi pelebaran rongga thoraks menyebabkan
kapasitas paru tidak berubah. Hanya saja ibu merasa sesak pada akhir kehamilan.
● Pencernaan
↑ Sekresi hcl dan ↓ gerakan lambung menyebabkan muntah dan perasaan kembuh.
↓ Peristaltik usus obstipasi
● Ginjal
Bertambah untuk mengeluarkan waste product janin. Kehamilan dan nifas uji reduksi (+)
karena penimbunan laktosa.
Pemeriksaan dalam kehamilan
Status Obstetrikus
1. Inspeksi 2. Palpasi
● Muka : kloasma gravidarum, • Menentukan besarnya rahim ⇒ menentukan usia kehamilan
edema • Menentukan letak janin dalam rahim
● Leher : vena terbendung, kel. • Memeriksa adakah tumor lain dalam rongga perut
Cara palpasi obstetrikus menurut leopold ada 4, yaitu Leopold I - IV
Gondok, kel. Limfe
● Dada : payudara (pigmentasi,
putting susu, kolostrum)
● Perut : asites, pigmentasi, gerak
anak, kontraksi rahim, striae
gravidarum, bekas luka
● Vulva : varises, tanda chadwick
● Anggota bawah : varises, edema
Leopold I
Untuk menentukan bagian janin pada fundus & usia kehamilan
● Posisikan pasien dengan lutut fleksi (kaki ditekuk 45° atau lutut
bagian dalam diganjal bantal)
● Pemeriksa berdiri di sebelah kanan, dan menghadap ke arah muka
pasien
● Menengahkan uterus menggunakan kedua tangan dari arah samping
umbilical
● Kedua tangan meraba fundus kemudian menentukan TFU dgn
ujung kedua tangan
● Tentukan bagian apa dari janin yang terdapat dalam fundus
○ Bokong: lunak, kurang bundar, kurang melenting
○ Kepala: keras, bundar, melenting
○ Letak lintang: fundus uteri kosong
Interpretasi Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Interpretasi Tinggi Fundus Uteri
★ Akhir bulan ke IX (36 minggu) : fundus
uteri paling tinggi
● Posisi pasien masih dengan lutut fleksi dan pemeriksa menghadap pasien
● Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
kanan pada dinding perut lateral kiri pasien secara sejajar pada ketinggian yang
sama
● Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan
kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang
teraba.
○ Punggung: teraba jelas, rata, cembung, tidak dapat digerakkan
○ Bagian” kecil (ekstremitas): teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan
menonjol.
Leopold III
Untuk menentukan bagian janin yang terdapat di bagian bawah perut ibu & apakah
sudah memasuki pintu atas panggul
● Posisi pasien masih dengan lutut fleksi dan pemeriksa menghadap pasien
● Pergunakan satu tangan. Letakkan telapak tangan diperut bagian bawah pasien
● Tekan dan raba secara lembut untuk menentukan bagian terbawah janin
● Gunakan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah
janin
○ Bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan
tonjolan lunak dan kurang simetris adalah bokong
○ Apabila bagian terbawah tadi sudah memasuki PAP, maka saat bagian
bawah digoyang, sudah tidak bisa (seperti ada tahanan)
Leopold IV
Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian
bawah ke dalam rongga panggul
● Adanya beberapa penyakit yang dapat menimbulkan abses pada foikel rambut dan kelenjar
sebasea yaitu folikulitis, furnkel dan karbunkel.
Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar
rambut atau folikel rambut, yang umumnya di
sebabkan oleh bakteri gram positif staphylococcus
aureus.
Berdasarkan lokasinya dalam jaringan, kulit folikulitis
folikulitis terbagi atas 2 jenis yaitu:
1. Folikulitis superfisialis
2. Folikulitis Profunda
Manifestasi
Timbulnya rasa gatal dan agak nyeri, tetapi biasanya
tidak terlalu menyakitkan hanya seperti gigitan
serangga, tergores atau akibat garukan dan trauma
kulit lainnya.
Kelainan di kulitnya dapat berupa papul atau pustul
yang erimatosa yang dan di tengahnya terdapat
rambut dan biasanya multiple serta adanya krusta di
sekitar daerah inflamasi.
Furunkel dan Karbunkel
Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan
jaringan subkutan sekitarnya. Furunkel dapat terbentuk
pada lebih dari satu tempat. Jika lebih dari satu tempat
disebut furunkulosis.
Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel
rambut yang terinfeksi oleh Staphylococcus aureus, yang
disertai oleh peradangan daerah sekitarnya dan juga
jaringan dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.
Karbunkel merupakan gabungan beberapa furunkel yang
dibatasi oleh trabekula fibrosa yang berasal dari jaringan
subkutan.
Epidemiologi
Folikulitis dan furunkel dapat mengenai semua umur, tetapi lebih sering di jumpai pada anak – anak
dan juga tidak di pengaruhi oleh jenis kelamin.
Folkulitis lebih sering timbul pada daerah panas atau beriklim tropis.
Etiologi
Staphylococcus aureus
Tatalaksana
1. Folikulitis
Umum
● Cukup dengan menjaga kebersihan diri terutama kulit.
● menghindari garukan dan faktor pencetus seperti gesekan pakaian atau
● mencukur dan luka atau trauma.
Khusus
● topikal
● Sistemik