Preceptor:
Nuniek Kharismawati, dr., Sp.OG
ENDOMYOETRIT ENDOPARAMETR
ENDOMETRITIS
IS ITIS
ETIOLOGI
Sumber Infeksi
● Endogen : jalan lahir
● Eksogen : berasal dari luar (RS
atau petugas)
Williams Obstetric 26 ed
Faktor Risiko
ANTEPARTUM INTRAPARTUM
Berat :
● Onset akut dengan kenaikan suhu yang tinggi disertai
dengan menggigil dan kaku
● Denyut nadi cepat, tidak sebanding dengan suhu
● Sesak napas, batuk, sakit perut, dan disuria
● Lokia mungkin sedikit dan tidak berbau
● Rahim mungkin subinvolusi, lunak
● Terdapat infeksi luka terkait (perineum, vagina atau serviks)
Williams Obstetric 26 ed
Tindakan untuk mempercepat penyembuhan infeksi puerperalis:
● Luka perineum, vulva, vagina : drainase luka dan kompres
● Endometritis :
- Iisolasi pasien, tetapi bayi boleh terus menyusu pada ibunya
- Lokhia lancar → diletakan dalam posisi fowler dan diberi uterotonika
- Banyak minum
Adnexal Abscesses
and Peritonitis
Adnexal Abscesses and Peritonitis
OVARIAN ABSCESSES
- Jarang terjadi. Kemungkinan terjadi karena invasi bakteri melalui robekan pada ovarian capsule
- Unilateral
- 1-2 minggu setelah melahirkan
PERITONITIS
- Sering terjadi setelah SC, jarang terjadi ketika persalinan pervaginam
- Mostly group A β-hemolytic streptococci atau organisme sejenis
- Mekanisme: uterine incisional necrosis & dehiscence + pecahnya adnexal abscess atau
intraoperatif bowel injury yang tidak disengaja → peritonitis
- Gejala
> Bowel distention
> Nyeri hebat
Parametrial
Phlegmon
Parametrial Phlegmon
Parametrial cellulitis membentuk indurasi di dalam broad ligament → phlegmon
Dicurigakan jika terdapat demam > 72 jam pada postpartum dengan pemberian antibiotik i.v
Karakteristik
- Unilateral
- Terbatas pada parametrium di base dari broad ligament
- Jika inflamasi meluas → cellulitis meluas sepanjang natural line of cleavage
- Mostly, ekstensi ke lateral dari broad ligament, dengan kecenderungan meluas ke pelvic sidewall
- Occasionaly, ekstensi ke posterior melibatkan rectovaginal septum → massa keras dibelakang
cervix
Tatalaksana
- Antibiotik broad-spectum → demam mereda dalam 5-7 hari, atau lebih
Parametrial Phlegmon
Severe cellulitis dapat menjadi necrosis & separation. Ekstrusi purulen → intraabdominal abscesss
formation & peritonitis
Abdominal Incisional
Infections
Introduction
Infeksi insisi perut
Infeksi luka adalah penyebab umum demam terus-menerus pada wanita yang dirawat karena metritis
(infeksi pada uterus akibat bakteri).
Klinis:
Abses insisi yang berkembang setelah operasi caesar biasanya menyebabkan demam terus-
menerus atau demam mulai sekitar hari keempat
Dehiscence luka adalah terbukanya kembali luka operasi yang telah dijahit. Gangguan luka atau
dehiscence mengacu pada pemisahan lapisan fasia, gangguan luka ini merupakan komplikasi yang serius
dan membutuhkan penutupan sekunder dari sayatan di ruang operasi.
Dehiscence fasia umumnya muncul dalam 7 sampai 10 hari pertama pasca operasi. Sebagian besar
gangguan bermanifestasi pada sekitar hari kelima pasca operasi dan disertai dengan keluarnya
serosanguineous (darah bercampur cairan jernih). Antibiotik spektrum luas umumnya
direkomendasikan untuk meminimalkan peritonitis terjadi.
Etiologic → infeksi disebabkan oleh spesies bakteri virulen tunggal seperti grup A b-
hemolytic streptococcus dan terkadang Kadang infeksi nekrotikan disebabkan oleh
patogen yang jarang ditemui (Swartz, 2004).
Klinis → Gejala biasanya baru muncul hari ke-3 atau 5 dan awalnya mirip dengan
infeksi superfisial, tetapi miofasciitis menyebabkan sepsis dan kebocoran kapiler
sehingga terjadi syok dan hemokonsentrasi.
Temuan klinis:
Demam, nyeri kepala, mental confusion, ruam eritematosa makula difus, edema subkutan, mual, muntah, diare
berair, dan hemokonsentrasi.
Saat pemulihan, area yang tertutup ruam mengelupas.
Staphylococcus Aureus biasanya ditemukan pada hampir semua orang yang menderita penyakit ini.
Khususnya, eksotoksin stafilokokal, atau disebut toxic shock syndrome toxin-1 (TSST -1).
Komplikasi:
Gagal ginjal yang diikuti oleh gagal hati, koagulasi intravaskular diseminata, dan kolaps sirkulasi dapat berlanjut
dengan cepat.
Infeksi yang berat lebih mungkin terjadi pada ibu yang mengalami
robekan perineum grade 4
Ramin dan rekan (1992), mengevaluasi serangkaian 34 wanita dengan dehiscence episiotomi,
melaporkan bahwa temuan yang paling umum adalah nyeri pada 65 persen, sekret, dan demam
pada 44 persen. Dalam kasus ekstrim, seluruh vulva dapat menjadi edematous, ulserasi, dan
tertutup eksudat.
● Etilogi :
- S aureus
- MRSA ( Staphylococcus Aureus resistant - metisilin)
- stafilokokus koagulase-negatif
- streptokokus viridans
● Faktor risiko :
kesulitan menyusui, puting pecah-pecah, dan terapi antibiotik oral
● Transmisi :
hampir selalu dari hidung dan tenggorokan bayi baru lahir. Bakteri masuk ke payudara
melalui puting pada celah atau lecet kecil.
● Gejala :
- menggigil
- demam
- Nyeri parah,
- payudara menjadi keras dan merah.
- 10 % wanita dengan mastitis mengalami abses.
Treatment :
Dimulai sebelum terdapat nanah, infeksi biasanya sembuh dalam waktu 48 jam.
Antibiotik :
- Dicloxacillin, 500 mg per oral 4x/hari, dapat dimulai secara empiris.
- Eritromisin (ensitif terhadap penisilin)
- spesies staphylococcus yang resisten :
➔ menunggu hasil kultur
➔ diberikan : vankomisin, klindamisin, atau trimetoprim-sulfametoksazol
- pengobatan dianjurkan selama 10 hari.
- Melanjutkan menyusui
- Menyusui pada wanita yang terinfeksi human immunodeciency virus (HIV), dalam
keadaan mastitis atau abses payudara, dianjurkan untuk berhenti menyusui dari payudara
yang terinfeksi.
Abses Payudara
● Abses harus dicurigai bila dalam waktu 48 sampai 72 jam setelah pengobatan
atau bila massa teraba.
● Tatalaksana :
- Aspirasi jarum yang dipandu secara sonografi
- Antibiotik
● Keadaan khusus
- mastitis granulomatosa : Kanker atau TBC
TERIMA
KASIH