Anda di halaman 1dari 14

INFEKSI

PASCA
PARTUM

APRILIA HARDIANTI
2110021
APA SIH INFEKSI PASCA PARTUM ???

Infeksi pasca partum (sepsis puerperal atau demam setelah


melahirkan) ialah infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi
dalam 28 hari setelah abortus atau persalinan (Bobak, 2004).
Infeksi postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia,
terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat
selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca
persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.
PENYEBAB INFEKSI PASCA PARTUM
Faktor presipitasi infeksi post partum Faktor predisposisi infeksi post
Penyebab dari infeksi post partum ini partum
melibatkan mikroorganisme anaerob dan a. Semua keadaan yang dapat menurunkan
aerob pathogen yang merupakan flora normal daya tahan tubuh,
serviks dan jalan lahir atau mungkin juga
b. Partus lama, partus terlantar, dan ketuban
dari luar. Penyebab yang terbanyak dan lebih
pecah lama.
dari 50% adalah streptococcus anaerob yang
sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni c. Tindakan obstetri operatif baik

normal jalan lahir. pervaginam maupun perabdominal.

d. Tertinggalnya sisa-sisa uri, selaput


ketuban, dan bekuan darah dalam rongga
CARA TERJADINYA INFEKSI
1. Tangan penderita atau penolong yang tetutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi
membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung
tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.

2. Droplet infeksion. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau
tenggorokan dokter atau pembantu-pembantunya. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas harus
ditutup dengan masker.

3. Infeksi rumah sakit (hospital infection) Dalam rumah sakit banyak sekali kuman-kuman patogen berasal
dari penderita-penderita di seluruh rumah sakit. Kuman-kuman ini terbawa oleh air, udara, alat-alat dan
benda-benda rumah sakit yang sering dipakai para penderita (handuk, kain-kain lainnya).

4. Koitus pada akhir kehamilan sebenarnya tidak begitu berbahaya, kecuali bila ketuban sudah pecah.
KLASIFIKASI

1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium.

2. Mastitis

3. Infeksi yang penyebarannya melalui pembuluh darah

4. Infeksi yang penyebarannya melalui pembuluh limfe

5. Infeksi yang penyebarannya melalui permukaan


endometrium
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis adanya infeksi yaitu adanya Rubor


(kemerahan), kalor (demam setempat) akibat vasodilatasi
dan tumor (bengkak) karena eksudasi. Ujung syaraf
merasa akan terangsang oleh peradangan sehingga
terdapat rasa nyeri (dolor). Nyeri dan pembengkan akan
mengakibatkan gangguan  faal, dan reaksi umum antara
lain berupa sakit kepala, demam dan peningkatan denyut
jantung (Sjamsuhidajat, R. 1997).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. pemeriksaan laboratorium

a. darah : hemoglobin dan hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g% dibutuhkan suplemen
FE), eritrosit, leukosit, trombosit.

b. Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.

c. Pemeriksaan mikroskopis urine : guna pemeriksaan mikroskopis urine adalah untuk melihat kelainan
ginjal dan salurannya (stadium, berat ringannya penyakit.

d. Pemeriksaan protein urine : Ditemukan protein dalam urine tetapi kelainan yang terjadi tidak
menandakan adanya indikasi penyakit. Normalnya tidak boleh sampai + 1.

e. Pemeriksaan glukosa urin : pada keadaan normal tidak ditemukan glukosa didalam urine. Karena
molekul glukosa besar dan ginjal akan menyerap kembali hasil filtrasi dan glumerulus (Normal 1-25
mg/dL).
PENCEGAHAN
1. Masa persalinan

a) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti


anemia, malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit
ibu.

b) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi


yang perlu
LANJUTAN

c. Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati karena
dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan
lahir. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak
berlarut-larut.

d. Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

e. Melakukan perawatan luka post partum dengan teknik aseptic.

f. Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti
dengan tranfusi darah.
LANJUTAN

g. Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus bersih.

h. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi
yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.

2. Masa nifas

a) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan
pakaian serta kain-kain harus steril.

b) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak
bercampur dengan ibu sehat.
PENANGANAN Penanganan umum
a) Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah dalam proses persalinan)
yang dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.

b) Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas.

c) Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang dikenali
pada saat kehamilan ataupun persalinan.

d) Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.

e) Beri cacatan atau intruksi tertulis untuk asuhan mandiri dirumah dan gejala-gejala
yang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera
PENANGANAN
Penanganan postpartum
a) Suhu diukur empat kali sehari.

b) Perhatikan diet ibu; diet tinggi kalori tinggi protrin (TKTP).

c) Lakukan tranfusi darah bila perlu.

d) Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga
peritoneum.
PENGOBATAN
Pengobatan secara umum
a) Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi
dan darah serat uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam
pengobatan.

b) Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat.

c) Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotika


spectrum luas (broad spectrum) menunggu hasil laboratorium.

d) Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infuse atau tranfusi


darah diberikan, perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai