Anda di halaman 1dari 8

ASKEB KASUS KOMPLEK

Dosen Pengampu : Bdn. Miftakhur Rohmah, S.Keb, SST., M.Keb

OLEH:

KELOMPOK 5 :

1. CLEMENSIA PINTO PALAKA (2281A0006)


2. FRIDA YAKOBA SINLAE (2281A0010)
3. RESNI FEBRIANI SYARIF (2281A0012)
4. MARIA ARNIATI BORA (2281A0057)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
TAHUN 2022
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengidentifikasi jenis infeksi postpartum ?


2. Menerangkan penyebab infeksi postpartum ?
3. Menerangkan Tatalaksana Infeksi PP ?

A. PENGERTIAN INFEKSI POST PARTUM


Infeksi adalah berhubungan dengan berkembangbiaknya mikroorganisme
dalam tubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya (Zulkarnain
Iskandar, 1998 ).
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah
infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau
persalinan(Bobak,2004).

B. JENIS JENIS INFEKSI POST PARTUM

1. Infeksi Uterus
a. Endometritis
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari
rahim). Infeksi paska persalinan yang paling sering terjadi adalah endometritis
yaitu infeksi pada endometrium atau pelapis rahim yang menjadi peka setelah
lepasnya plasenta, lebih sering terjadi pada proses kelahiran caesar, setelah
proses persalinan yang terlalu lama atau pecahnya membran yang terlalu dini.
Tanda dan gejalanya akan berbeda bergantung dari asal infeksi, yaitu
sedikit demam, nyeri yang samar-samar pada perut bagian bawah dan kadang-
kadang keluar nanah dari vagina dengan berbau khas yang tidak enak,
menunjukkan adanya infeksi pada endometrium. Infeksi karena luka biasanya
terdapat nyeri tekan pada daerah luka, kadang berbau busuk, pengeluaran
kental, nyeri pada perut, susah buang air kecil. Kadang-kadang tidak terdapat
tanda yang jelas kecuali peningkatan suhu tubuh. Maka dari itu setiap
perubahan suhu tubuh paska persalinan harus segera dilakukan pemeriksaan
(Anonym, 2008).
b. Miometritis (infeksi otot rahim)
Miometritis adalah radang miometrium. Sedangkan miometrium
adalah tunika muskularis uterus. Gejalanya berupa demam, uterus nyeri tekan,
perdarahan vaginal dan nyeri perut bawah, lokhea berbau, purulen.
c. Parametritis (infeksi daerah di sekitar rahim).
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam lig latum.
Radang ini biasanya unilatelar. Tanda dan gejala suhu tinggi dengan demam
tinggi, Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah.
2. Peritonitis
Pritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga
ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.
Gejalanya Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap
baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang biasanya
terkumpul dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan kolpotomia posterior
untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing. Peritonitis umum
disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit berat. Suhu
meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense
Musculaire. Muka Penderita, Yang Mula-Mula Kemerah-Merahan, Menjadi Pucat,
Mata Cekung, Kulit Muka Dingin; Terdapat Apa Yang Dinamakan Facies
Hippocratica. Mortalitas Peritonitis Umum Tinggi.

3. Infeksi Saluran Kemih


Infeksi Saluran Kemih (ISK) Terjadi Pada Sekitar 10% Wanita Hamil,
Kebanyakan Terjadi Pada Masa Prenatal. Mereka Yang Sebelumnya Mengalami ISK
Memiliki Kecenderungan Mengidap ISK Lagi Sewaktu Hamil.

4. Septicemia Dan Piemia


Pada septicemia kuman-kuman yang ada di uterus, langsung masuk ke
peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum. Adanya septicemia dapat
dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah. Pada piemia terdapat
dahulu tromboflebitis pada vena-vena diuterus serta sinus-sinus pada bekas tempat
plasenta.
Gejala-gejala menjadi seperti piemia. Pada piemia, penderita tidak lama
postpartum sudah merasa sakit, perut nyeri, dan suhu agak meningkat. Akan tetapi
gejala-gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-
kuman dengan embolus memasuki peredaran darah umum. Suatu ciri khusus pada
piemia ialah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai menggigil,
kemudian diikuti oleh turunnya suhu.

C. PENYEBAB INFEKSI POST PARTUM


Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat
berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum maupun
saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan masuknya kuman dalam
tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari penolong persalinan sendiri,
seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan. Infeksi bisa
timbul akibat bakteri yang sering kali ditemukan didalam vagina (endogenus) atau
akibat pemaparan pada agen pathogen dari luar vagina (eksogenus) (Bobak, 2004).
Namun biasanya infeksi ini tidak menimbulkan penyakit pada persalinan, kelahiran,
atau pascapersalinan.
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
1. Streptococcus haemoliticus anaerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya
eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan
penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2. Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya
sehat. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang
menjadi sebab infeksi umum.
3. Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas
pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini merupakan sebab penting dari
infeksi traktus urinarius
4. Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya.
Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh
dukun dari luar rumah sakit.

D. .TATALAKSANA INFEKSI POST PARTUM

1. Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Post partum


a. Pencegahan Infeksi Post Partum antara lain :
1) Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
2) Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus
steril.
3) Penderita dengan infeksi post partum sebaiknya diisolasi dalam
ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu post-partum yang sehat.
4) Membatasi tamu yang berkunjung.
5) Mobilisasi dini.

b. Pengobatan infeksi pada masa post partum antara lain :


1) Segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan
darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat.
2) Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
3) Memberikan antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil
laboratorium.
4) Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi
darah, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh serta
perawatan lainnya sesuai komplikasi yang ada.
2. Pengobatan Kemoterapi dan Antibiotika Infeksi Postpartum Infeksi post partum dapat
diobati dengan cara sebagai berikut :
a. Pemberian Sulfonamide – Trisulfa merupakan kombinasi dari Sulfadizin 185
gr, Sulfamerazin 130gr, dan Sulfatiozol 185 gr. Dosis 2 gr diikuti 1 gr 4-6 jam
kemudian peroral.
b. Pemberian Penisilin – Penisilin-prokain 1,2 sampai 2,4 juta satuan IM,
penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam atau metsilin 1 gr setiap 6 jam IM
ditambah ampisilin kapsul 4X250 gr peroral.
c. Tetrasiklin, eritrimisin dan kloramfenikol
d. Hindari pemberian politerapi antibiotika berlebihan
e. Lakukan evaluasi penyakit dan pemeriksaan laboratorium

.
SKENARIO 2 : SEPSIS POST SC (SECTIO CESAREA)

Seorang wanita usia 32 tahun, pasca section cesarean hari ke-3 atas indikasi ketuban
pecah 2 hari dengan suspek infeksi intrauterine. Ibu mengeluhkan demam dan
kembung. Perut masih terasa nyeri tetapi masih bisa mobilisasi ringan. Keluhan lain:
diare, batuk, gangguang buang air kecil tidak ada.Hasil pemeriksaan fisik TB 155 Cm,
BB 60 Kg, TD 120/80 mmhg, FJ 110 x/mnt, P 26 x/mnt, S 38,7 oC, KU Baik,
Kesadaran Composmentis, Konjungtiva Tidak pucat, Jantung/Paru dalam batas
normal, Abdomen nyeri tekan didaerah uterus dan lembek, akral hangat, perfusi
perifer baik. TFU sepusat, Lochea Rubra dan Berbau, ostium uteri terbuka, lochea
mengalir dari ostium.Bidan melakukan kolaborasi dengan dokter untuk USG,
didapatkan tampak cavum uteri terisi materi hipoekoik, sedikit cairan bebas di cavum
douglas, Endometrium tampak ireguler.Hasil pemeriksaan Lab: peningkatan
Lekosit,peningkatan prokalsitonin.

A. Apakah Diagnosis Pada Kasus Diatas ?


 ibu nifas post sc dengan endometritis

B. Jelaskan Alasan Pengambilan Diagnosis Tersebut Berdasarkan Data Kasus Dan


Teori ?
 Alasan: karna dari hasil pemeriksaan pada pasien didapatkan ciri ciri adanya
indikasi endometritis, yaitu:
1) TFU setinggi pusat (normalnya 3hari post partum tfu min 2 jr di bwh
pusat-1/2 symphisis-pusat)
2) Ada nyeri tekan pd uterus
3) Uterus lembek
4) Suhu tubuh meningkat (38.7⁰c)
5) Nadi cepat (110x/m)
6) Lochea berbau

Dari hasil USG :

1) Ada materi hipoekoik di cavum uteri


2) Ada cairan bebas di cavum Douglas
3) Endometrium tampak ireguler.

Hasil Lab :

1) Peningkatan leukosit.(ada indikasi infeksi)


2) Peningkatan prokalsitonin (sebagai respon rangsangan atas indikasi
adanya inflamasi/peradangan)
C. Apakah Diagnosis Banding Dalam Kasus Di atas ?
 Ibu nifas post sc dgn parametritis

D. Bagaimanakah Tatalaksana Yang Tepat Pada Kasus Diatas Ketika Dirumah


Sakit?
 Pengobatan Infeksi Pada Masa Post Partum Antara Lain :
1) Segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan
darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat.
2) Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
3) Memberikan antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil
laboratorium.
4) Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi
darah, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh serta
perawatan lainnya sesuai komplikasi yang ada.

 Pengobatan Kemoterapi Dan Antibiotika Infeksi Postpartum.


Infeksi post partum dapat diobati dengan cara sebagai berikut :
1) Pemberian Sulfonamide – Trisulfa merupakan kombinasi dari
Sulfadizin 185 gr, Sulfamerazin 130gr, dan Sulfatiozol 185 gr. Dosis 2
gr diikuti 1 gr 4-6 jam kemudian peroral.
2) Pemberian Penisilin – Penisilin-prokain 1,2 sampai 2,4 juta satuan IM,
penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam atau metsilin 1 gr setiap 6 jam
IM ditambah ampisilin kapsul 4X250 gr peroral.
3) Tetrasiklin, eritrimisin dan kloramfenikol
4) Hindari pemberian politerapi antibiotika berlebihan
5) Lakukan evaluasi penyakit dan pemeriksaan laboratorium

E. Apakah Etiologi Dari Kasus Diatas?


 Adanya infeksi bakteri karna KPD dan tindakan SC.
F. Apakah Edukasi Yang Anda Berikan Pada Pasien Dan Keluarga Pada Kasus
Diatas?
 Edukasi:
1) Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
2) Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus
steril.
3) Penderita dengan infeksi post partum sebaiknya diisolasi dalam
ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu post-partum yang sehat.
4) Membatasi tamu yang berkunjung.
5) Mobilisasi dini.
6) Konsumsi makanan bergizi dan mengandung protein tinggi untuk
percepatan penyembukan luka.
7) istirahat cukup.
8) konsumsi obat teratur sesuai anjuran dokter.

Anda mungkin juga menyukai