OLEH:
KELOMPOK 13
ASFIANTI (22201018)
PRODI D3 KEPERAWATAN
2023/2024
A. KONSEP MEDIS INFEKSI POST PARTUM
A. Pengertian
Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang biaknya mikroorganisme dalam tubuh
manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya (Zulkarnain Iskandar, 1998 ). Infeksi
pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah infeksi klinis pada
saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau persalinan(Bobak,2004).
B. Etiologi
Penyebab infeksi post partum dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Faktor Presipitasi Infeksi post partum
Menurut Zaenuri (2012) penyebab dari infeksi postpartum ini melibatkan
mikroorganisme anaerob dan aerob patogen yang merupakan flora normal serviks dan
jalan lahir atau mungkin juga dari luar. Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50 %
adalah streptococcus dan anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni
normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi postpartum antara
lain :
a. Streptococcus haematilicus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita
lain, alat alat yang tidak steril, tangan penolong, dan sebagainya.
b. Staphylococcus aurelis
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di
rumah sakit.
c. Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum,menyebabkan infeksi terbatas.
d. Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus kriminalis dan
partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.
2. Faktor predisposisi infeksi post partum
Merunut Anwar (2013) faktor predisposisi infeksi post partum, yaitu:
a. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, seperti perdarahan, dan
kurang gizi atau malnutrisi
b. Partus lama, terutama partus dengan ketuban pecah lama.
c. Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir.
d. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan dara
e. Anemia, higiene, kelelahan
f. Partus lama/macet, korioamnionitis, persalinan traumatik, kurang baiknya proses
pencegahan infeksi, manipulasi yang berlebihan,dapat berlanjut ke infeksi dalam masa
nifas.
2. Syok bakteremia
Infeksi kritis, terutama yuang disebabkan oleh bakteri yang melepaskan endotoksin,
bisa mempresipitasi syok bakteremia (septic). Ibu hamil, terutama mereka yang menderita
diabetes mellitus atau ibu yang memakai obat imunosupresan, berada pada tingkat resiko
tinggi, demikian juga mereka yang menderita endometritis selama periode pascapartum.
Demam yang tinggi dan mengigil adalah bukti patofisiologi sepsis yang serius. Ibu
yang cemas dapat bersikap apatis. Suhu tubuh sering kali sedikit turun menjadi subnormal.
Kulit menjadi dingin dan lembab. Warna kulit menjadi pucat dan denyut nadi menjadi cepat.
Hipotensi berat dan sianosis peripheral bisa terjadi. Begitu juga oliguria.
Temuan laboratorium menunjukkan bukti-bukti infeksi. Biakan darah menunjukian
bakteremia, biasanya konsisten dengan hasil enteric gram negative. Pemeriksaan tambahan
bisa menunjukkan hemokonsentrasi, asidosis, dan koagulopati. Perubahan EKG
menunjukkan adanya perubahan yang mengindikasikan insufisiensi miokard. Bukti-bukti
hipoksia jantung, paru-paru, ginjal, dan neurologis bisa ditemukan.
Penatalaksanaan terpusat pada antimicrobial, demikian juga dukungan oksigen untuk
menghilangkan hipoksia jaringan dan dukungan sirkulasi untuk mencegah kolaps vascular.
Fungsi jantung, usaha pernafasan, dan fungsi ginjal dipantau dengan ketat. Pengobatan yang
cepat terhadap syok bakteremia membuat prognosis menjadi baik. Dan morbiditas dan
mortilitas maternal diturunkan dengan mengendalikan distrees pernafasan, hipotensi dan
DIC (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
3. Peritonitis
Pritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan
bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan
bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan
menyebabkan peritonitis.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Gejala-
gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah
nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan
abses. Nanah yang biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan
kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau kandung kencing.
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit
berat. Suhu meningkat menjadi tinggi nadi cepat dan kecil perut kembung dan nyeri ada
defense musculaire. Muka penderita yang mula-mula kemerah-merahan menjadi pucat, mata
cekung, kulit muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas
peritonitis umum tinggi.
4. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi pada sekitar 10% wanita hamil, kebanyakan
terjadi pada masa prenatal. Mereka yang sebelumnya mengalami ISK memiliki
kecenderungan mengidap ISK lagi sewaktu hamil. Servisiti vaginitis obstruksi ureter yang
flaksid, refluks vesikoureteral, dan trauma lahir mempredisposisi wanita hamil untuk
menderita ISK, biasanya dari escherichia coli. Wanita dengan PMS kronis, trutama gonore
dan klamidia, juga memiliki resiko. Bakteri uria asimptomatik terjadi pada sekitas 5%
nsampai 15% wanita hamil. Jika tidak diobati akan terjadi pielonefritis pada kira-kira 30%
pada wanita hamil. Kelahiran dan persalinan premature juga dapat lebih sering terjadi.
Biakan dan tes sensitivitas urin harus dilakukan di awal kehamilan lebih disukai pada
kunjungan pertama specimen diambil dari urin yang diperoleh dengan cara bersih. Jika
didiagnosis ada infeksi pengobatan dengan antibiotic yang sesuai selama dua sampai tiga
minggu disertai peningkatan asupan air dan obat antispasmodic traktus urinarius.
F. Komplikasi
Peritonitis (peradangan selaput rongga perut) Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di
dalam vena panggul) dengan resiko terjadinya emboli pulmoner. Syok toksik akibat
tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh bakteri di dalam darah. Syok toksik bisa
menyebabkan kerusakan ginjal yang berat dan bahkan kematian.
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Anwar (2013) pemeriksaan penunjang pada infeksi post partum meliputi:
1.Pemeriksaan Laboratorium
a.Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb <10 g% dibutuhkan
suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
b.Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.
c.Pemeriksaan Mikroskopis Urine : guna pemeriksaan mikroskopis urine adalah untuk
melihat kelainan ginjal dan salurannya (stadium, beratringannya penyakit)
d.Pemeriksaan protein urine : Ditemukan protein dalam urine tetapi kelainan yang terjadi
tidak menandakan adanya indikasi penyakit. Normalnya tidak boleh sampai + 1.
e.Pemeriksaan glukosa urin : Pada keadaan normal tidak ditemukan glukosa disalam urine.
Karena molekul glukosa besar dan ginjal akan menyerap kembali hasil filtrasi dari
glumerulus ( Normal : 1 -25 mg/ dL).
H. Penatalaksaan
Menurut Zaenuri (2012) penatalaksaan infeksi post partum, yaitu:
a.Pencegahan
1)Masa Persalinan
a)Hindari pemeriksaan dalam berulang lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik
apalagi bila ketuban telah pecah.
b)Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
c)Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker dan alat-alat tetap steril
d)Perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginaan maupun perabdominal dibersihkan,
dijahit sebaik- baiknya dan menjaga sterilitas.
e)Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan dengan penderita harus terjaga
kebersihannya
f)Pendarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti
dengan transfusi darah.
g)Masa Nifas
h)Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan
pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandung kemih harus steril.
i)Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur
dengan ibu sehat.
j)Tamu yang berkunjung harus dibatasi.
2)Masa Kehamilan:
Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan
kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam
dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil tua hendaknya
dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati- hati karena dapat menyebabkan pecahnya
ketuban, kalau initerjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
c.Penanganan umum
1)Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah dalam proses persalinan) yang
dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.
2)Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas.
3)Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atauinfeksi yang dikenali pada
saat kehamilan ataupun persalinan.
4)Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.
5)Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumahdan gejala-gejala yang
harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.
6)Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir,dari ibu yang mengalami
infeksi pada saat persalinan. DanBerikan hidrasi oral/IV secukupnya.
d.Pengobatan secara umum
1)Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina,luka operasi dan darah
serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan.,
2)Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat.
3)Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotika spektrum luas
(broad spektrum) menunggu hasil laboratorium.
4)Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah diberikan,
perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.
e.Penanganan infeksi postpartum :
1)Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
2)Berikan terapi antibiotik, Perhatikan diet. Lakukan transfusi darah bila perlu, Hati-hati bila
ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga perineum.
B. KONSEP KEPERAWATAN
2.8 Teori Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematik suntik menentukan
masalah klien, membuat perencanaa untuk mengatasi serta pelaksanaan dan evaluasi
keberhasilan secara efekti terhadap masalah yang diatanya. Proses keperawatan pada
dasarnya adalah metode pelaksanaan asuhan keperawatan yang sistematis yang berfokus pada
respon manusia secara individu, kelompok, dan masyarakat terhadap perubahan kesehatan
baik actual maupun potesial. Proses keperawatan terdiri dari empat tahap yaitu :
Pengkajian,Perecanaan, Implementasi dan Evaluasi, dimana masing-masing tahap saling
berkaitan dan berkesinambungan satu sama lain.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah kebutuhan kesehatandan keperawatan klien baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan.
a.Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan awal dari pengkajian untuk mengumpulkan informasi tentang
klien yang akan dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta
kebutuhan kesehatan klien sehari-hari meliputi :
1)Identitasa Identitas klien terdiri dari : nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, golongan darah, diagnosa medis,status marital, alamat.
b)Identitas penanggung jawab terdiri dari : nama, umur,suku/bangsa, pendidikan terakhir,
pekerjaan, agama,hubungan dengan klien, alamat
2)Status Kesehatan
a)Keluhan Utama Merupakan keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Biasanya klien
akan mengeluh nyeri pada daerah luka.
b)Riwayat Kesehatan Sekarang Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang
dirasakan klien. Biasanya nyeri akan bertambah bila bergerak/mengubah posisi, nyeri
berkurang jika klien diamatau istirahat nyeri dirasakan seperti diiris-iris/disayat-sayat skala
nyeri bervsariasi dari 2-4 (0-5). Dijabarkan denganPQRST.
c)Riwayat Kesehatan Yang LaluYang perlu dikaji riwayat kesehatan dahulu ada apakah
pernah mengalami operasi sebelumny riwayat penyakitinfeksi alergi obat-obatan hypertensi,
penyakit system pernafasan diabetes mellitus.
d)Riwayat Kesehatan Keluarga Dikaji dalam keluarga apakah keluarga mempunyai penyakit
keturunan seperti diabetes mellitus, hypertensi, jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat
kelahiran kembar danriwayat penyakit mental.
3)Pemeriksaan Fisik
a)Pemeriksaan ibu
Keadaan Umum
Pada klien post operasi seksio sesarea hari kedua biasanya klien masih lemah tigkat
kesadaran pada umumnya compos mentis tanda-tanda vital biasanya sudah stabil, tingkat
emosi mulai stabil dimana ibu mulai masuk dalam fase taking hold. BB biasanya mendekati
BB sebelum hamil.
Sistem Respirasi
Respirasi kemungkinan meningkat sebagai respon tubuh terhadap nyeri, perubahan pola nafas
terjadi apabilaterdapat penumpukan secret akibat anesthesi.
Sistem Kardiovaskuler
Klien biasanya mengeluh pusing tekanan darah biasanya mengalami penurunan. Bila terjadi
peningkatan 30mmHg systolic atau 15 mmHg diastolic kemungkinan terjadi pre eklampsia
dan membutuhkan evaluasi lebihlanjut. Observasi nadi terhadap penurunan sehingga kurang
dari 50x/menit kemungkinan ada shock hypovolemik, kaji apakah konjungtiva anemis
sebagiakibat kehilangan darah operasi, kaji apakah ada peningkatan JVP, kaji juga fungsi
jantung. Pada tungkai bawah kaji adanya tanda-tanda tromboemboli periode post partum,
seperti kemerah-merahan, hangat dan sakitdi sekitar betis perasaan tidak nyaman pada
ekstremitas bawah, kaji ada tidaknya tanda-tanda humans positif dorso fleksi pada kaki.
Sistem Saraf
Kaji fungsi persarafan kesadaran terutama sensasi pada tungkai bawah pada klien dengan
spinal anesthesi.
Sistem Pencernaan
Kaji keadaan mulut pada hari pertama dan kedua keadaan mulut biasanya kering arena klien
puasa padaklien dengan anesthesi umum, fungsi menelan baik,kecuali klien merasa
tenggorokan terasa kering. Berbeda pada klien dengan anesthesi spinal tidak perlu puasa kaji
bising usus, apakah ada tanda distensi pada saluran pencernaan apakah klien sudah BAB atau
flatus.
Sistem Urinaria
Bagaimana pola berkemih klien berapa kalifrekuensinya kaji keadaan blass apakah ada
distensi bagaimana pola BAK klien kecuali terpasang katete kaji warna urine jumlah dan bau
urine.
Sistem Reproduksi
Kaji bagaimana keadaan payudara apakah simetris adakah hyperpigmentasi pada areola
putting susu menonjol apakah ASI sudah keluar. Kaji tinggi fundus uteri pada pinggir
abdomen karena pada bagian tengah abdomen terdapat luka kaji kontraksi uterus perasaan
mulas adalah normal karena proses involusi. Tinggi fundus uteri pada post partumseksio
sesarea hari kedua adalah 1-2 jari dibawahumbilicus atau pertengahan antara sympisis
danumbilical. Kaji pengeluaran lochea jumlahnya warna darah baunya. Biasanya lochea
berwarna merah bau amis dan agak kental (lochea rubra). Kaji pengetahua klien tentang cara
membersihkannya berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.
Sistem Integumen
Kebersihan rambut biasanya kurang karena sejak postoperasi klien belum melakukan
aktivitas seperti biasa,kaji muka apakah ada hyperpigmentasi, kloasmagravidarum, kaji
keadaan luka operasi, balutan dan kebersihannya luka balutan biasanya dibuka pada harike
tiga.
Sistem Muskuloskletal
Bagaimana keadaan klien apakah lemah adakah pergerakan klien kaku, apakah ekstremitas
simetris,apakah klien mampu melakukan pergerakan ROM, tonus terutama karena klien
dipuasakan pada saat operasi.Pergerakan sendi-sendi biasanya tidak ada keterbatasan.Kaji
apakah ada diastasis rektus abdominalis.
Sistem Endokrin
Kaji apakah ada pembesaran tyroid, bagaimana produksiASI, pada post partum akan terjadi
penurunan hormoneestrogen dan progesterone sehingga hormone prolactin meningkatyang
menyebabkan terjadinya produksi ASI dan hormone oksitosin yang merangsang
pengeluaranASI. Sehingga pada masa ini akan terjadi peningkatan produksi ASI dan akan
terjadi pembengkakan payudara bila bayi tidak segera diteteki.
4)Pola Aktivitas sehari-hariPola aktivitas yang perlu dikaji adalah : sebelum hamil,
selamahamil, selama dirawat di rumah sakit.
a)Nutrisi
Kaji frekuensi makan jenis makanan yang disukai dan tidak disukai apakah makanan
pantangan atau alergi bagaimana nafsu makan klien porsi makan (jumlah).
b)Eliminasi
Kaji frekuensi BAB warna bau dan kosistensi feses sertamasalah yang dihadapi klien saat
BAB Kaji frekuensi BAB warna, bau dan jumlah urine.
c)Pola tidur dan istirahat
Klien post partum seksio sesarea membutuhkan waktu tidur yang cukup, tapi sering
mengalami masalah tidur karena perasaan yeri dan suasana rumah sakit.
d)Personal hygiene Data yang perlu dikaji adalah mandi, gosok gigi, keramas dangunting
kuku. Pada klien dengan post partum seksio sesarea hari ke 1-2 masih memerlukan bantuan
dalam personalhygiene.e)Ketergantungan fisik Apakah klien suka merokok, minum-
minuman keras, sertakaji apakah klien mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
5)Aspek Psikososial
a) Pola pikir dan persepsi
Yang perlu dikaji adalah hubungan ibu dan bayi respon ibu mengenai kelahiran kaji
pengetahuan klien tentang kondisi setelah melahirkan/setelah seksio sesarea. Dan hal apa
yang perlu dilakukan setelah operasi seksio sesarea, kaji pengetahuan klien tentang laktasi,
perawatan payudara dan perawatan bayi.
b)Persepsi diri
Kaji tingkat kecemasan dan sumber yang menjadi pencetus kecemasan kaji rencana ibu
setelah pulang dari rumah sakituntuk merawat bayi dan siapa yang membantunya dalam
merawat bayi di rumah.
c)Konsep diri
Terdiri dari body image, peran diri, identitas diri, harga diridan ideal diri klien setelah
menjalani seksio sesarea.
d)Hubungan dalm komunikasi antara yang diucapakan dengan ekspresi kebiasaan bahasa
dan adat yang dianut.
e)Kebiasaan seksual
Kaji pengetahuan klien tentang seksual post partum, terutama setelah seksio sesarea.
Biasanya dapat dilakukan setelahmelewatiperiode nifas (40 hari).
f)Sistem nilai dan kepercayaan Kaji sumber kekuatan klien, kepercayaan klien terhadap
sumber kekuatan, kaji agama yang klien anut, apakah kliensuka menjalankan ibadah selama
sakit.
g)Pemeriksaan penunjang
Klien post partum dengan seksio sesarea perlu pemeriksaan hemoglobin, hematokrit dan
leukosit.
h)Therapi
Biasanya klien mendapatkan antibiotic, analgetik danvitamin.
b.Analisa Data Analisa data adalah kemampuan menigkatkan data dengan menghubungkan
data tersebut dengan data dari konsep teori serta prinsip yang relevan untuk mebuat
kesimpulan dan menentukan masalah kesehatan dan rencana keperawatan pasien. Jadi analisa
data adalah membuat kesimpulan dari data-data yang terkumpul.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien
yang nyata (actual) dan kemungkinan akan terjadi (resiko) dimana pemecahannya dalam
batas wewenang perawat.
4. Implementasi
Kegiatan pada tahap ini merupakan pelaksaan dari rencana yang telah ditetapkan Dalam
pelaksanaannya perawat menerapkan pengetahuan sikap dan keterampilan berdasarkan Ilmu-
ilmu keperawatandan ilmu yang terkait secara terintegrasi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengukur keberhasilan
dari tujuan yang ingin dicapai selanjutnya dilakukan penilaian tiap hari melalui catatan
perkembangan.
6. Dokumentasi
Setelah melakukan asuhan keperawatan setiap data rencana maupun tindakan serta evaluasi
yang harus dilakukan harus di dokumentasikan. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui
bagaimana perkembangan klien tiap harinya
Nama : Ny. A
Usia : 22 tahun
Jumlah anak :1
Suku :Jawa
Pendidikan : Diploma
2. KeadaanUmum
Tanda-tanda vital :
b. GCS : 15
d. Suhu : 39 ◦C
Pengukurana
Data Subyektif : Ibu mengatakan makan saat ini nafsu makan berkurang, karena rasa sakit
yang dialaminya.
Data Obyektif :
Pemeriksaan Fisik
Gusi : kemerahan
Lidah : bersih
Tonsil : T1/T1
Kelenjar getah bening leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Abdomen
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium:
Hb : 12, Leukosit : 20.000, Trombosit : 35, Trombosit : 200.000, Eritrosit : 3,8,GDS :95
Pemeriksaan Fisik
Hemoroid : negative
a.Data subjektif
Ibu mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari – hari dibantu suami dankeluarga, namun
untuk melakukan pekerjaan rumah tangga masih dibatasi, karenanyeri yang dialaminya.
b.Data objektif
makan : mandiri
Mandi :mandiri
Berpakaia: Mandiri
Kerapihan :Mandiri
BAB :Mandiri
BAK :Mandiri
Mobilisasi :Mandiri
Pemeriksaan Fisik:
Stridor : Negatif
Dyspnead’effort: Negatif
Sianosis : Negatif
Rentang gerak : Terbatas, susah digerakan kerena nyeri pada lipat pahasebelah kiri.
Rombangtest : Negatif
a.Data subjektif
Ibu mengatakan ada perubahan dalam pola tidur, terkadang malam begadang
tergantung bayinya. Waktu tidur dalam sehari kurang lebih 6-7 jam tetapi tidak teratur.
Istirahat siang dilakukan saat bayi tidur.
b.Data objektif
a.Data subjektif
Ibu mengatakan nyeri pada lipat paha sebelah kiri , dengan skala nyeri 8, sukar untuk
digerakan
b.Data objektif
Cornea : Normal
Visus : 20/20
a.Data subjektif
Ibu mengatakan nyeri pada lipat paha sebelah kiri dengan skala nyeri 8 sehinggatakut
untuk bergerak, di sisi lain ibu ingin mengurus bayinya sendiri
b.Data objektif
Pemeriksaan fisik:
a.Data subjektif
Ibu mengatakan saat ini sedang menikmati perannya sebagai ibu baru, senangdalam
mengurus bayinya. Ibu mengatakan hubungan baik dengan tetangga danteman-temannya
b.Data objektif
a.Data subjektif
Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual karena belum berani dan takut
hamil lagi Dan suami juga masih toleransi.
b.Data objektif
a.Data subjektif
Ibu mengatakan nyeri di bagian perut bawah dan lipat paha sebelah kiri sehinggatakut untuk
bergerak, namun selama ini suami dan keluarga selalu mendukungdan membantu ibu dalam
melakukan aktivitas sehari – hari serta merawat bayinya.
Pemeriksaan fisik
TD : 120/80mmhg
HR : 90 x/mnt
a.Data subjektif
Ibu mengatakan selama ini masih belum bisa menjalankan sholat 5 waktu, karena masih
berada dimasa nifas.
b.Data objektif
Tidak ada
B.ANALISA DATA
DO:
Pasien tampak meringis
kesakitan
Terdapat luka episiotomy di
vagina
Vulva tampak edema dan
kemerahan
Terdapat lochea berbau
Pada palpasi uterus tamppak
tegang
Obsevasi ttv : nadi : 90x\
menitt
Pernapasan :22x\menit
Pemeriksaan lab lekosit :
20.000
2. Hipertermi berhubungan dengan Hipertermi
proses infeksi(episietomie), ditandai
dengan:
DS:
Pasien mengatakan badan terasa
panas, bahkanmenggigil, ada nyeri di
bekas luka jaitan , dioerut bagian
bawah dan lipat paha sebelah
kiridengan skala nyeri 8.
DO:
Observasi TTV: TD:
120/80mmhg,Nadi:
90x/menit,Pernapasan:22x/m
enit, Suhu: 39 Celcius.
Vulva tampak edema dan
kemerahan,lochea berbau
Pemeriksaan lab: Lekosit:
20.000
Pasien tampak gelisah
b. Intervensi Keperawatan