Anda di halaman 1dari 3

INFEKSI PUERPERALIS

A. Pengertian

Infeksi puerperalis adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia
dalam masa nifas (Mochtar Rustam, 1998 : 413). Infeksi puerperalis adalah infeksi peradangan
pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya
suhu badan melebihi 380 C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 (dua)
hari.
B. Etiologi
Penyebab dari infeksi puerperalis ini melibatkan mikroorganisme anaerob dan aerob patogen
yang merupakan flora normal serviks dan jalan lahir atau mungkin juga dari luar. Kuman-kuman
yang sering menyebabkan infeksi puerperalis antara lain :
1. Streptococcus haematilicus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari
penderita lain , alat alat yang tidak steril , tangan penolong , dan sebagainya.
2. Staphylococcus aurelis
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab
infeksi di rumah sakit.
3. Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum , menyebabkan infeksi terbatas
4. Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya , sering ditemukan pada abortus
kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

C. Faktor Predisposisi
Factor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi adalah sebagai berikut.
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh ibu seperti perdarahan,
anemia, nutrisi buruk, status social ekonomi rendah, dan imunosupresi.
2. Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.
3. Tindakan bedah vagina yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir.
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.
D. Patofisiologi
Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter
kira-kira 4 cm. Permukaannya tidak rata, berbenjol benjol karena banyak vena yang
ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman
dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Begitu juga dengan serviks,
vulva, vagina dan perineum yang semuanya merupakan tempat masuknya kuman-kuman
pathogen. Adapun infeksi dapat terjadi sebagai berikut:
1. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan
dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam uterus
2. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung
atau tenggorokan dokter atau petugas lainnya yang berada di ruangan tersebut.
3. Dalam rumah sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita
dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara
kemana-mana, antara lain ke handuk, kain-kain yang tidak steril, dan alat-alat yang
digunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
4. Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali jika
menyebabkan pecahnya ketuban.
E. Gejala klinis
Tanda dan gejala umum dari infeksi puerperalis ini yaitu :
1) Peningkatan suhu
2) Takikardi
3) Nyeri pada pelvis
4) Demam tinggi
5) Nyeri tekan pada uterus
6) Lokhea berbau busuk/ menyengat
7) Penurunan uterus yang lambat
8) Nyeri dan bengkak pada luka episiotomi

F. Macam-macam infeksi nifas


1. ENDOMETRITIS
Merupakan jenis infeksi yg paling sering, kuman-kuman memasuki endometrium
biasanya pada luka bekas insersio plasenta dan dalam waktu singkat mengikut sertakan
seluruh endometrium. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat
lapisan terdiri atas leukosit. Leukosit akan membuat pagar pertahanan dan disamping itu
akan keluar serum yang mengandung zat anti.
Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan
derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang lokea tertahan oleh darah, sisa-sisa
plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokeometra. Hal ini dapat
menyebabkan kenaikan suhu.
Pada endometritis yg tdk meluas, penderita pada hari pertama merasa kurang sehat
dan perut nyeri, milai hari ke-3 suhunya meningkat, nadi cepat, namun dalam kurun
waktu 1 mggu keadaan akan menjadi normal.
2. PERITONITIS
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dlm uterus langsung
mencapai peritonium sehingga menyebabkan peritonitis. Peritonitis yang hanya
terbatas pada daerah pelvis, gejalanya tidak seberat pada peritonitis umum. Penderita
demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Sedangkan pada
peritonitis umum suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut
kembung dan nyeri. Muka mejadi pucat, mata cekung dan kulit muka dingin.
G. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a. Selama kehamilan, bila ibu anemia diperbaiki. Berikan diet yang baik.
b. Koitus pada kehamilan tua sebaiknya dilarang.
c. Selama persalinan, batasi masuknya kuman di jalan lahir. Jaga persalinan agar
tidak berlarut-larut. Selesai persalinan dengan trauma sedikit mungkin. Cegah
perdarahan banyak dan penularan penyakit dan petugasdalam kamar bersalin.
Alat-alat persalinan harus steril dan lakukan pemeriksaan hanya bila perlu dan
atas indikasi tepat.
d. Selama nifas rawat higiene perlukaan jalan lahir. Jangan merawat ibu dengan
tanda-tanda infeksi nifas bersama dengan wanita dalam nifas yang sehat.
2. Penanganan medis
a. Suhu diukur dari mulut sedikitnya empat kali sehari.
b. Berikan terapi antibiotik prokain penisilil 1,2-2,4 juta unit 1M penisilin G 500.000
satuan setiap 6 jam atau metisilin 1 gr setiap 6 jam 1 M ditambah dengan
ampisilin kapsul 4 x 250 mg per oral.
c. Perhatikan diet ibu : diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP).
d. Lakukan transfusi darah bila perlu.
e. Hati-hati bila ada abses , jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga
peritoneum.

Anda mungkin juga menyukai