Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Asuhan Kebidanan Pasca Persalinan dan Menyusui


“Infeksi Masa Nifas”

DISUSUN OLEH

1. Nursimah
2. Suci
3. Shofia Heliani

DOSEN PEMBIMBIING : Sri Emilda.SKM.M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
PALEMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Askeb Pasca Persalinan Dan Menyusui dengan judul “ Infeksi
Masa Nifas” Kami menyadari bahwa dalam makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikn.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurnakan dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengethuan yang kami miliki oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan
DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUN

1.1 Latar belakang..............................................................................................................


2.1 Rumusan masalah.........................................................................................................
3.1 Tujuan...........................................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian.....................................................................................................................
2.2 Etiologi.........................................................................................................................
2.3 Faktor Prodisposisi.......................................................................................................
2.4 Golongan Infeksi Nifas.................................................................................................
2.5 Patofisiologi..................................................................................................................
2.6 Pencegahan Secara Umum...........................................................................................
2.7 Penatalaksanaan Medis.................................................................................................

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................
3.2 Saran ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional PelayananKesehatan Maternal dan
Neonatal, 2001:122)
Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan.
Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartumdan diukur peroral
sedikitnya empat kali sehari.Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar
60% kematianibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa
nifasterjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan olehadanya
komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab
kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan sistemrujukan, maka
infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian danmorbiditas ibu.
Istilah infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan olehmasuknya
kuman-kuman kedalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dannifas. Dahulu infeksi
ini merupakan sebab kematian maternal yang paling penting,akan tetapi berkat kemajuan
ilmu kebidanan, khususnya pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas serta
pencegahannya, dan penemuan obat-obat baru seperti sulfadan antibiotik lainnya angka
kematian maternal bisa dikurangi. Di negara-negaramaju peranannya sebagai penyebab
kematian berkurang. Di negara-negara berkembang, dengan pelayanan kebidanan yang
masih jauh dari sempurna, perananinfeksi nifas masih besar.
Yang termasuk kedalam infeksi pada masa nifas diantaranya endometritisdan
peritonitis. Kedua infeksi tersebut dapat berbahaya bagi ibu postpartum jikatidak segera
ditangani dan ditindaklanjuti. Maka dari itu penanganan yang cepat dantepat dari tenaga
kesehatan sangat dibutuhkan.
2.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengkajian pada ibu nifas dengan gangguan infeksi ?
2. Apa saja faktor predisposisi infeksi pada masa nifas ?3.Bagaimanakah faktor
predisposisi infeksi pada masa nifas?

3.1 Tujuan Pembuatan Makalah


Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengkajian pada ibu nifas dengan gangguan infeksi.
2. Untuk mengetahui faktor predisposisi infeksi pada masa nifas.
3. Untuk mengetahui faktor predisposisi infeksi pada masa nifas
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Infeksi masa nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh
masuknyakuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas.
Demamnifas atau morbiditas puerperalis meliputi demam dalam masa nifas oleh
sebabapapun. Menurut Joint Committee on Maternal Welfare, morbiditas
puerperalisialah kenaikan suhu sampai 380 C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama postpartum, dengan mengecualikan hari pertama.Infeksi nifas adalah infeksi
pada traktus genitalia setelah persalinan, biasanyadari endometrium bekas insersi
plasenta.

2.2 Etiologia.
a. Berdasarkan masuknya kuman ke dalam alat kandungan.
 Eksasogen : kuman datang dari luar.
 Autogen : kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh.
 Endogen : dari jalan lahir sendiri.
b. Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi.
 Streptococcus haemolytieus aerobicus merupakan sebab infeksi yang paling
berat, khususnya golongan A. Infeksi ini biasanya eksogen (dari penderita
lain, alat atau kain yang tidak steril)
 Staphylococcus aerus masuk secara eksogen, infeksinya sedang,
banyakditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.
 Eschercia Coli sering berasal dari kandung kemih atau rektum dan
dapatmenyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium.
 Clostridium Welchii, bersifat anaerob. Jarang ditemukan akan tetapisangat
berbahaya. Infeksi lebih sering terjadi pada abortus kriminalis

Cara terjadinya infeksi :

Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi adalah sebagai berikut:
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh ibu seperti
perdarahan, anemia, nutrisi buruk, status sosial ekonomi rendah,
danimunosupresi.
2. Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.
3. Tindakan bedah vagina yang menyebabkan perlukaan pada jalan lain.
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.

2.3 Faktor Predisposisi


Kurang gizi atau malnutrisi, Anemia, Kelelahan, Korioamnionitis, Kurang
baiknya proses pencegahan infeksi, Manipulasi yang berlebihan, Dapat berlanjutke
infeksi dalam masa nifas.Faktor predisposisi yang terpenting pada infeksi nifas ialah:
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti
perdarahan banyak, pre-eklamsia, juga infeksi lain, seperti pneumonia,
penyakit jantung, dan sebagainya.
2. Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.
3. Tindakan bedah vaginal atau persalinan traumatik yang menyebabkan
perlukaan pada jalan lahir.
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.

2.4 Golongan Infeksi Nifas


Dapat dibagi dalam 2 golongan :
1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan
endometrium
2. Penyebaran dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, melalui
jalanlimfe, dan melalui permukaan endometrium.

Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina dan endometriumInfeksi


perineum, vulva, vagina dan serviksTanda dan gejala :

1. Rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi, disuria dengan atau
tanpadistensi urin
2. Jahitan luka mudah lepas, merah dan bengkak
3. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaan tidak berat.suhu sekitar
38 C,Nadi kurang dari 100x/menit
4. Bila luka terinfeksi, tertutup jahitan dan getah radang tidak dapatkeluar,
demam bisa meningkat sampai 39– 40 C, kadang– Kadang disertai
menggigil.

a) Penyebaran infeksi nifas pada perineum, vulva, vagina, serviksdan


endometrium meliputi:
1. Vulvitis
Vulvitis adalah infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca
melahirkanterjadi di bekas sayatanepisiotomiatau luka perineum. Tepi
luka berwarnamerah dan bengkak, jahitan mudahlepas, luka yang
terbuka menjadi ulkus danmengeluarkan nanah.
2. Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada daerah vagina. Vaginitis pada ibu
pascamelahirkan terjadi secara langsung pada luka vagina atau luka
perineum.Permukaan mukosa bengkakdan kemerahan, terjadi ulkus
dan getahmengandung nanahdari daerah ulkus.
3. Servisitis
Infeksi yang sering terjadi pada daerah servik, tapi tidak menimbulkan
banyak gejala. Lukaserviksyang dalam dan meluas dan langsung ke
dasarligamentum latum dapat menyebabkaninfeksiyang menjalar ke
parametrium
4. Endometritis
 Kadang- kadang lochea tertahan dalam uterus oleh darah, sisa
plasenta danselaput ketuban yang disebut locheometra
 Pengeluaran lochea bias banyak / sedikit, kadang – kadang
berbau / tidak,lochea berwarna merah / coklat
 Suhu badan meningkat mulai 48 jam post partum, sering kali
dengan polagigi gergaji (38,5– 40 C) menggigil, nadi biasanya
sesuai dengan kurvasuhu badan
 Sakit kepala, sulit tidur, anoreksia
 Nyeri tekan pada uterus, uterus agak membesar dan lembek,
HIS susulan biasanya sangat menganggu.

b) Penyebaran dari tempat – tempat infeksi melalui vena– vena jalan limfe
dan permukaan endometriumInfeksi nifasyang penyebarannya melalui
pembuluh darah adalah SeptikimeaPiemiadan tromboflebitis pelvica.
Infeksiini merupakan infeksiumum yang dise- babkan oleh kuman patogen
Streptococcus Hemolitikus Golongan A. Infeksi ini sangat berbahaya dan
merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas.
 Septikemia, Piemia dan tromboflebitis pelvica
1) Septikemia
Septikemia adalah keadaan dimana kuman-kumanatau toksinnya
langsungmasuk ke dalam peredaran darahdan menyebabkan infeksi.
Gejala klinik septikemialebih akut antara lain: kelihatan sudah
sakitdanlemah sejak awal, keadaan umum jelek, menggigil,
nadicepat 140– 160 x permenit atau lebih, suhu meningkat antara 39-
40˚C,tekanan darah turun, keadaanumum memburuk, sesak nafas,
kesadaran turun, gelisah.
2) Piemia
Piemia dimulai dengan tromflebitis vena-vena pada daerah perlukaan
lalulepas menjadi embolus-embolus kecil yang dibawa ke peredaran
darah, kemudianterjadi infeksidan abses pada organ-organ yang
diserangnyaTidak lama post partum pasien sudah merasa sakit, perut
nyeri, suhu tinggi,menggigil setelah kuman dengan emboli
memasuki peredaran darah umum.Ciri khas: Berulang– ulang suhu
meningkat disertai menggigil, diikuti olehturunnya suhu lambat akan
timbul gejala abses paru, pneumonia dan pleuritis
3) Tromboflebitis
Radang pada vena terdiri dari tromboflebitis pelvis dan
tromboflebitisfemoralis.Tromboflebitis pelvisyang sering meradang
adalah pada venaovarika,terjadi karena mengalirkan darahdan luka
bekas plasenta di daerah fundus uteri.Sedangkan
tromboflebitisfemoralis dapat menjadi tromboflebitis
venasafenamagna atau peradangan venafemoralis sendiri,penjalaran
tromboflebitis venauterin, dan akibat parametritis.Tromboflebitis
venafemoralis disebabkanaliran darahlambat pada lipat paha karena
tertekan ligamentum inguinale dan kadar fibrinogen meningkat pada
masa nifas.
Infeksi nifas yang penyebarannya melalui jalan limfe antara lain
peritonitisdan parametritis (Selvitis Pelvika)
1) Peritonitis
Peritonitis menyerang pada daerah pelvis (pelvio peritonitis)
 Peritonitis umum : Suhu badan tinggi, nadi cepat dan kecil, perut nyeri
tekan(defence muskulare), pucat, mata cekung yang disebut dengan
mukahipokrates (facies hipocratica), kulit dingin.
 Peritonitis yang terdapat dipelvis : Pasien demam, nyeri perut bawah,
nyeri periksa dalam kavum douglasi menonjol karena adanya abses
2) Selvitis pelvika (parametritis)
 Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai rasa nyeri
dikiri / dikanan dan nyeri pada periksa dalam. Pemeriksaan dalam
dapat diraba tahanan padat dan nyeri disebelah uterus. Ditengah
jaringan yang mengandung bisatimbul abses. Dalam keadaan ini suhu
yang mula – mula tinggi menetapmenjadi naik turun disertai
menggigil.Infeksi nifasyang penyebaran melalui permukaan
endometrium adalah salfingitis dan ooforitis.Gejala salfingitis dan
ooforitis hampir sama dengan pelvio peritonitis.

2.5 Patofisiologi
Setelah kala III, daerah bekas insertio plasenta merupakan sebuah lukadengan
diameter kira-kira 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena banyaknya
vena yang ditutupi trombus dan merupakan area yang baik untuktumbuhnya kuman-
kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuhwanita. Serviks sering
mengalami perlukaan pada persalinanan, begitu juga vulva,vagina, perineum
merupakan tempat masuknya kuman patogen. Proses radangdapat terbatas pada luka-
luka tersebut atau dapat menyebar di luar luka asalnya.

2.6 Pencegahan secara umum :


a. Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas,
harusdiusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan factor
penting,karenanya diet yang baik harus diperhatikan.
Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan
pecahnyaketuban dan terjadinya infeksi.
b. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin
kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-
larut,menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan
mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar
bersalin harus menutup hidung danmulut dengan masker, alat-alat, kain-kain
yang dipakai dalam persalinan harus sucihama. Pemeriksaan dalam hanya
boleh dilakukan jika perlu, terjadinya perdarahanharus dicegah sedapat
mungkin dan transfusi darah harus diberikan menurutkeperluan.
c. Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada
hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki
kuman-kumandari luar. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas
jangan dirawat bersamadengan wanita-wanita dalam nifas sehat.
2.7 Penatalaksanaan Medis
 Pengobatan Infeksi NifasPengobatan infeksi pada masa nifasantara lain:
1) Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vaginadan servik, luka
operasidan darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotikayang
tepat.
2) Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
3) Memberi antibiotikaspektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium.
4) Pengobatanmempertinggi daya tahan tubuhsepertiinfus, transfuse
darah,makanan yang mengandung zat– zat yang diperlukan tubuh serta
perawatanlainnya sesuai komplikasi yang dijumpai.

 Pengobatan Antibiotika Infeksi Nifas


Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan
infeksinifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka
pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasil nya.
Infeksi nifas dapat diobati dengan cara sebagai berikut:
1) Pemberian sulfolamid-Trisulfa merupakan kombinasi dari sulfadizin
185gr,sulfamerazin 130gr,dan sulfatiozal 185gr.dosis 2gr diikuti 1gr 4-6 jam
kemudian peroral.
2) Pemberian penisilin.penisilin-prokain 1,2-2,4 juta satuan Penisilin G 500.000
satuan setiap 6 jam atau metsilin 1gr setiap 6 jam IM ditambah ampisilin
kapsul 4x250 gr peroral.
3) Tetrasiklin,eritomisin,dan kloramfenikol.
4) Hindari pemberian peliterapi antibiotik berlebihan.
5) .Lakukan evaluasi penyakit dan pemeriksaan laboratorium.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Infeksi puerpelaris adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadisetelah
melahirkan yang disebabkan oleh kuman-kuman atau bakteri ke dalam alatgenetalia pada
waktu persalinan dan nifas.Infeksi puerpelaris dapat di bagi menjadi dua golongan
berikut:
1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium.
2. Penyebaran melalui vena, saluran limfe (sistemik, dan melalui
permukaanendometrium).

3.2 SARAN
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti dan memahami tentang infeksimasa
nifas sampai dengan bagaimana manifestasi klinik dan penatalaksanaanmedisnya,
menerapkan konsep asuhan kebidanan kepada klien yang mengalamiinfeksi nifas
sesuai dengan porsinya.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan mampu mengerti tentang infeksi nifas dan dapat memberikan
pelayanan yang terbaik bagi klien serta mampu memberikan asuhan
secarakomprehensif.
c. Bagi Instansi Pendidikan KesehatanDiharapkan dapat menambah karya-karya
ilmiah tentang berbagai penyakitatau kasus yang bersangkutan, sehingga dapat
menambah wawasan tentang masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Retna, Eni dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Cetakan ke V.Jogjakarta: Nuha
Medika.

Haryani, Reni. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan-Ibu Nifas dan Menyusui.Jakarta: CV Trans
Info Media.

Rukiyah dkk, 2011. Asuhan Kebidanan III Infeksi Nifas. Jakarta: Trans Info Media.

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai