KEPERAWATAN MATERNITAS
Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Adelia meilanda
2. Ahmad Mabruri
3. Ayu Lestari
4. Aldi Syahputra
5. Desti Lara Melania
6. Ivana Mardila
7. Lela Meilani
8. Maria Trinita Doe Bei
9. Nurfajri Ramdhoni
10. Wulandari
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat,taufik
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dalam
membuat makalah .Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi kelompok kami.
Makalah ini disususun berdasarkan hasil diskusi kelompok kerja kami dan pengumpulan data
dari beberapa buku panduan yang ada, serta dengan bantuan dari dunia maya yaitu melalui situs
internet, dan yang lainnya. Kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu dengan adanya bantuan dari semua pihak yang terkait.
Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha menyajikan semaksimal mungkin,
namun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, maka kami
mengharapkan masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman lainnya dalam
menyempurnakan penulisan makalah kami agar dapat bermamfaat bagi seluruh pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi
terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan
yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan
kematian ibu serta bayi lebih sering terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan
ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidak tersediaan
pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan
pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan
deteksi dini serta penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit
yang timbul pada masa pascapersalinan. Oleh karena itu, pelayanan
pascapersalianan harus terselenggara pada masa nifas atau puerperium untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta pelayanan
pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu.
1.2.Tujuan
1. Mengetahui pengertian infeksi nifas
2. Mengetahui etiologi infeksi nifas
3. Mengetahui patofisiologi infeksi nifas
4. Mengetahui cara terjadinya infeksi
5. Mengetahui Faktor Predisposisi Infeksi Nifas
6. Mengetahui Tanda dan Gejala Infeksi Nifas
7. Mengetahui Klasifikasi Infeksi Nifas
8. Mengetahui Pencegahan Infeksi Nifas
9. Mengetahui Pengobatan Infeksi Nifas
10. Mengetahui Pengobatan Kemoterapi dan Antibiotika Infeksi Nifas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Infeksi Nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman yang
masuk ke dalam organ genital pada saat persalinan dan masa nifas.
Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi
setelahmelahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38 derajat Celsius atau
lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan
24 jam pertama (Joint Committee on Maternal Welfare, AS).
2.2. Etiologi
Infeksi nifas disebabka oleh masuknya kuman ke dalam
organkandungan maupun kuman dari luar yang sering menyebabkan infeksi.
Berdasarkan masuknya kuman ke dalam organ kandungan terbagi menjadi:
· Staphylococcus Aerus
Escheria Coli
Escheria Coli berasal dari kandung kemih atau rektum. Escheria Coli dapat
menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium. Kuman ini
merupakan penyebab dari infeksi traktus urinarius.
· Clostridium Welchii
Clostridium Welchii bersifat anaerob dan jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis
danpersalinan ditolong dukun.
Infeksi lokal
Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, lokia bercampurnanah,
mobilitas terbatas, suhu badan meningkat.
Infeksi umum
Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan
darah menurun, nadimeningkat, pernafasan meningkat dan sesak, kesadaran
gelisah sampai menurun bahkan koma, gangguan involusi uteri, lokia berbau,
bernanah dan kotor.
1. Vulvitis
2. Vaginitis
3. Servisitis
4. Endometritis
Vulvitis
Vulvitis adalah infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu pasca
melahirkan terjadi di bekas sayatan episiotomi atau luka perineum. Tepi
luka berwarna merah danbengkak, jahitan mudah lepas, luka yang terbuka
menjadi ulkus dan mengeluarkannanah.
Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi padadaerah vagina. Vaginitis pada
ibu pasca melahirkan terjadi secara langsung pada luka vagina atau
luka perineum. Permukaan mukosa bengkak dan kemerahan, terjadi ulkus
dan getah mengandungnanah dari daerah ulkus.
Servisitis
Infeksi yang sering terjadi pada daerah servik, tapi tidak menimbulkan
banyakgejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar
ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke
parametrium.
Endometritis
Endometritis paling sering terjadi. Biasanya demam mulai 48
jam postpartumdan bersifat naik turun. Kuman–
kuman memasuki endometrium (biasanya pada luka insersio plasenta)
dalam waktu singkat dan menyebar ke seluruhendometrium.
Pada infeksi setempat, radang terbatas pada endometrium.
Jaringandesidua bersama bekuan darah menjadi nekrosis dan
mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-keping nekrotis
dan cairan. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat
dilampaui dan terjadilah penjalaran.
2. Infeksi nifas yang penyebarannya melalui pembuluh darah
Infeksi nifas yang penyebarannya melalui pembuluh
darah adalah Septikemia ,Piemia dan Tromboflebitis pelvica. Infeksi ini
merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman patogen
Streptococcus Hemolitikus Golongan A. Infeksiini sangat berbahaya dan
merupakan 50% dari semua kematian karena infeksinifas.
Septikemia
Septikemia adalah keadaan dimana kuman-kuman atau toksinnya
langsung masuk ke dalam peredaran darah dan menyebabkan infeksi.
Gejala klinik septikemia lebih akut antara lain: kelihatan
sudah sakit dan lemah sejak awal; keadaan umum jelek,
menggigil, nadi cepat 140 – 160 x per menit atau lebih; suhu meningkat
antara 39-40 derajat Celcius; tekanan darah turun, keadaan umum
memburuk; sesak nafas, kesadaran turun, gelisah.
Piemia
Piemia dimulai dengan tromflebitis vena-vena pada daerah perlukaan
lalu lepas menjadi embolus-embolus kecil yang dibawa ke
peredaran darah, kemudian terjadi infeksi dan abses pada organ-organ yang
diserangnya.
Gejala klinik piemia antara lain: rasa sakit pada daerah tromboflebitis,
setelah ada penyebaran trombus terjadi gejala umum diatas; hasil
laboratorium menunjukkan leukositosis; lokia berbau,
bernanah, involusi jelek.
Tromboflebitis
Radang pada vena terdiri dari tromboflebitis pelvis dan
tromboflebitisfemoralis. Tromboflebitis pelvis yang sering meradang
adalah pada vena ovarika, terjadi karena mengalirkan darah dan luka
bekas plasenta di daerah fundus uteri. Sedangkan tromboflebitis
femoralis dapat menjadi tromboflebitis vena safena magna atau
peradangan vena femorali sendiri , penjalaran tromboflebitis venauterin
,dan akibat parametritis. Tromboflebitis vena femoralis disebabkan
aliran darah lambat pada lipat paha karena tertekan ligamentum
inguinale dan kadarfibrinogen meningkat pada masa nifas.
3. Infeksi nifas yang penyebaran melalui jalan limfe
Infeksi nifas yang penyebarannya melalui jalan limfe antara lain
peritonitis dan parametritis (Sellulitis Pelvika).
Peritonitis
Peritonitis menyerang pada daerah pelvis (pelvio peritonitis). Gejala
klinikantara lain: demam, nyeri perut bawah, keadaan umum baik.
Sedangkan peritonitis umum gejalanya: suhu meningkat, nadi cepat dan
kecil, perut kembung dan nyeri, terdapat abses pada cavum
douglas, defense musculair, fasies hypocratica.Peritonitis umum dapat
menyebabkan kematian 33% dari seluruh kamatian karenainfeksi.
Parametritis (sellulitis pelvika)
Gejala klinik parametritis adalah: nyeri saaat dilakukan periksa
dalam, demam tinggi menetap, nadi cepat, perut nyeri, sebelah/kedua
belah bagian bawah terjadi pembentukkan infiltrat yang dapat teraba
selama periksa dalam. Infiltrat terkadang menjadi abses.
4. Infeksi nifas yang penyebaran melalui permukaan endometrium
Infeksi nifas yang penyebaran melalui permukaan endometrium
adalah salfingitis dan ooforitis. Gejala salfingitis dan ooforitis hampir
sama dengan pelvio peritonitis.
2.8.Pencegahan Infeksi Nifas
Infeksi nifas dapat timbul selama kehamilan, persalinan dan
masa nifas, sehingga pencegahannya berbeda.
a. Selama kehamilan
Pencegahan infeksi selama kehamilan, antara lain:
1. Perbaikan gizi.
2. Hubungan seksual pada umur kehamilan tua sebaiknya tidak
dilakukan.
b. Selama persalinan
Pencegahan infeksi selama persalinan adalah sebagai berikut:
c. Selama nifas
Pencegahan infeksi selama nifas antara lain:
1. Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka
operasi dan darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang
tepat.
2. Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
3. Memberi antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium.
4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus,
transfusi darah,makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh,
serta perawatan lainnya sesuai komplikasi yang dijumpai.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Supaya tidak terjadi infeksi pada masa nifas, saat hamil cegah jangan sampai
terjadi anemia, malnutrisi, serta munculnya penyakit-penyakit yang diderita ibu.
Sebaiknya juga tidak melakukan, mengurangi, atau melakukan dengan hati-hati
hubungan seksual saat hamil tua karena bisa menyebabkan pecahnya ketuban dan
menjadi jalan masuk kuman penyebab infeksi ke dalam jalan lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,E.2008. Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta:\MitraCendekia.Khaidir,
M.2009. AsuhanKeperawatanDengan Infeksi Nifas.khaidirmuhaj.blogspot.com/20
09/03/askep-klien-dengan-infeksi-nifas.html diunduh 4 Oktober 2011. 01:04 AM.