Anda di halaman 1dari 11

Mikroorganisme penyebab infeksi puerperalis dapat

berasal dari luar (eksogen) atau dari jalan lahir penderita


sendiri (endogen). Mikroorganisme endogen lebih sering
menyebabkan infeksi. Mikroorganisme yang tersering
menjadi penyebab ialah golongan reptococcus, basil coli,
dan stafilacoccus. Akan tetapi, kadang-kadang
mikroorganisme lain memegang peranan, seperti :
Clostridium welchii, Gonococcus, Salmonella typhit, atau
Clostridium tetanii.
Bakteri eksogen
Bakteri ini masuk ke dalam vagina dari luar (streptokokus, klostridium tetani dll). Bakteri eksogen
masuk kedalam vagina:
1. Melalui tangan yang tidak bersih dan instrumen yang tidak steril.
2. Melalui substansi/benda asing yang masuk ke dalam vagina (misal ramuan jamu, minyak, kain).
3. Melalui aktivitas seksual.

Bakteri endogen
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rectum tanpa menimbulkan bahaya, bahkan jika
tehnik steril sudah digunakan untuk persalinan, infeksi masih dapat terjadi akibat bakteri endogen.
Bakteri endogen dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika:
1. Bakteri ini masuk ke dalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrumen pemeriksaan
pelvik.
2. 2. Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/lacerasiatau jaringan yang mati (misal
setelah pe. alinan macet atpersalinan traumatik).
3. 3. Bakteri masuk sampai ke dalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
FAKTOR PREDIPOSISI
Situasi berikut merupakan predisposisi infeksi masa nifas pada wanita.
1. Persalinan lama, khususnya dengan pecah ketuban.
2. Bermacam-macam pemeriksaan vagina selama persalinan, khususnya pecah ketuban
3. Teknik aseptik tidak sempurna.
4. Tidak memperhatikan teknik mencuci tangan.
5. Manipulasi intrauteri (misalnya: eksplorasi uteri, pengeluaran plasenta manial)
6. Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang tidak diperbaik.
7. Hematoma.
8. Hemoragi, khususnya jika kehilangan darah lebih dari 1.000 ml.
9. Pelahiran operatif, terutama pelahiran melalui SC.
10. Retensi sisa plasenta atau membran janin.
11. Perawatan perineum tidak memadai.
12. Indeksi vagina/serviks atau PMS yang tidak ditangani (misalnya: vaginosis balan klamidia,
gonorhoea).
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya macam-macam infeksi masa nifas pada ibu
yang tidak hanya terjadi karena bakteri endogen dan eksogen melainkan juga dapat terjadi
karena robekan jalan lahir atau bisa pula karena faktor pelepasan ari-ari. Menurut Rukiah (2011)
Beberapa faktor yang menyebabkan infeksi nifas yaitu:
1.Anemia
Anemia adalah dimana seorang ibu yang telah melahirkan dengan kadar hemoglobin kurang
dari 11 gr% adapun anemia padaibu nifas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Anemia ringan, HB: 8-10gr%
Anemia sedang HB: 6-8gr%,
Anemia berat HB : kurang dari 6gr%

2. Ketuban Pecah Dini


KPD didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat
terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm
adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalahKPD yang
terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Sujiyatini, 2009)
3. Persalinan yang lama atau terjadinya persalinan macet akibat pecahnya ketuban.
Upaya mengejan ibu menambah resiko pada bayi karena mengurangi jumlah oksigen ke plasenta,
maka dari itu sebaiknya dianjurkan mengedan secara spontan, mengedan dan menahan nafas
yang terlalu lama tidak dianjurkan. Perhatikan DJJ bradikardi yang lama mungkin terjadi akibat
lilitan tali pusat. Dalam hal ini lakukan ekstraksi vakum/forcepbila syarat memenuhi.
4. Kesalahan teknik mencuci saat membersihkan tangan.
Masa nifas juga rentan terhadap infeksi, untuk itu seorang ibu harus bisa menjaga kebersihan
agar tidak terjadi infeksi. Berkaitan menjaga kebersihan (Bahiyatun, 2009) mengatakan, “Anjurkan
ibu untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungannya. Ajari ibu cara
membersihkan daerah genitalnya dengan sabun dan air bersih setiap kali setelah berkemih
dan defekasi.
5. Robekan jalan lahir yang terlalu luas
Perdarahan yang berasal dari jalan lahir selalu di evaluasi yaitu sumber dan jumlah perdarahan
sehingga dapat diatasi, sumber perdarahan dapat berasal dari perineum, vagina, serviksdan
robekan uterus, perdarahan dapat dalam bentuk hematoma dan robekan jalan lahir dengan
perdarahan yang bersifat arteli atau pecahnya pembuluh darah vena.
6. Terjadinya Infeksi pada vagina atau serviks
infeksi vagina atau bisa disebut dengan vaginitis, umumnya terjadi akibat adanya parasit, bakteri,
jamur atau ragi pada alat kelamin Anda. Jika vagina Anda terinfeksi, hal ini dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman pada bagian kewanitaan
FAKTOR RESIKO
1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
2. Tindakan operasi persalinanan
3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.Ketuban pecah dini atau
pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
4. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan
post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil
dengan penyakit infeksi
5. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaandalam, alat yang dipakai
kurang suci hama
6. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial)
7. Hubungan seks menjelang persalinan
8. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih
dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi)
TANDA DAN GEJALA
Gejala klinis pada infeksi masa nifas ditandai dengan peningkatan suhu tubuh yang mencapai 39
derajat. Gejala lainnya adalah sakit kepala, nadi cepat serta rahim yang lembek. Pada saat
persalinan, suhu tubuh yang mencapai 37 hingga 40 derajat cecius dianggapo wajar mengingat
ibu akan mengalami dehidrasi karena proses persalinan. Namun jika pada hari ketiga dan
seterusnya jika suhu tidak turun maka ibu sebaiknya lekas waspada karena bisa jadi itu adalah
tanda-tanda adanya infeksi. Untuk terhindar dari hal yang buruk sebaiknya segera berkonsultasi
pada dokter atau ahli kesehatan supaya menemukan solusi yang tepat atas hal ini. Adapun beberapa
tanda jika umumnya terjadi saat ibu mengalami infeksi nifas(Riska, 2017) yaitu:
1.Munculnya demam serta nyeri saat berkemih. Hal ini dapat terjadi karena infeksi dari flora yang
tumbuh di jalan lahir.
2.Payudara bengkak. Hal ini biasanya terjadi akibat salah teknik dalam menyusui bayi sehingga
bayi yang tengah menyusu dengan kuat sehingga membuat payudara ibu menjadi merah, terasa
sakit dan menyebabkan timbulnya masitis. Saat puting payudara lecet, maka bakteri menjadi lebih
mudah masuk.
3.Sakit tak kunjung reda pada jalan lahir. Satu lagi tanda yang harus diwaspadai adalah rasa
sakit yang tidak kunjung reda pada daerah robekan jalan lahir. Setelah beberapa hari maka area
lahir lama kelamaan akan membengkak dan bernanah.
REFERENSI :
• Asuhan kebidanan : masa nifas & menyusui / Elisabeth Siwi Walyani, Amd. Keb., Th.
Endang Purwoastuti, S.Pd.,APP. 2017

• Buku ajar masa nifas dan menyusi R. yp, A.Nor, EN. Akhiryanti. 2012

• Asuhan kebidanan pada ibu nifas / Dewi Maritalia, SST., M.Kes. ; editor, Sujono Riyadi
Yogyakarta : Goysen Publishing, 2017

Anda mungkin juga menyukai