Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 11

Agnes
Hazna
Maisya
Yusnia
Rosmawati

Infeksi Pada Masa Nifas


Mastritis, Bendungan Payudara,
Infeksi Payudara Dan Abses Pelvis
FISIOLOGI NIFAS
Nifas atau puerperium adalah periode waktu
atau masa dimana organ-organ reproduksi
kembali pada keadaan tidak hamil. Masa ini
membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Proses
perubahan pada organ-organ reproduksi
disebut involusi.
Involusi Uterus
Pada akhir persalinan kala III, fundus uteri berada setinggi umbilicus
dan berat uterus 1000 gr. Uterus kemudian mengalami involusi
dengan cepat selama 7-10 hari pertama dan selanjutnya proses
involusi ini berlangsung lebih berangsur-angsur. Setelah post-natal 12
hari, uterus biasanya sudah tidak dapat diraba melalui abdomen, dan
setelah 6 minggu, ukurannya sudah kembali pada ukuran tidak hamil,
yaitu tingginya 8 cm dengan berat 50 gr.
Involusi disebabkan :
 1.Kontraksi dan retraksi selaput otot uterus yang
terjadi terus-menerus sehingga menyebabkan
kompresi pembuluh darah dan anemia setempat —
iskemia.
 2.Otolisis — sitoplasma sel yang berlebih akan
tercerna sendiri sehingga tinggal jaringan
fibroelastic dalam jumlah renik sebagai bukti
kehamilan.
 3.Atrofi — jaringan yang berpoliferasi dengan
adanya estrogen dalam jumlah besar, kemudian
mengalami atrofi sebagai reeaksi terhadap
penghentian produksi estrogen yang menyertai
pelepasan plasenta.
Lochea

Lochea adalah istilah yang diberikan pada


pengeluaran darah dan jaringan desidua yang
nekrotik dari dalam uterus selama masa nifas.

Jumlah dan warna lokhea akan berkurang secara


progresif :
1. Lokhea rubra (hari 1-4) — jumlahnya sedang,
berwarna merah terutama darah.
2. Lokhea serosa (hari 4-8) — jumlahnya berkurang
dan warna nya merah muda (hemoserosa).
3. Lokea alba (hari 8-14) — jumlahnya sedikit,
berwarna putih atau hampir tidak berwarna.
Serviks

Serviks mengalami involusi bersama dengan


uterus. Setelah persalinan, ostium interna dapat
dimasuki oleh dua hingga 3 jari tangan ; setelah 6
minggu postnatal serviks menutup.
Karena robekan kecil selama terjadinya dilatasi
serviks tidak pernah kembali keadaan sebelum
hamil (nulipara) yang berupa lubang kecil seperti
mata jarum; serviks hanya kembali pada keadaan
tidak hamil yang serupa lubang yang sudah
sembuh, tertutup tapi terbentuk cela. Dengan
demikian, os servisis wanita yang sudah pernah
melahirkan merupakan salah satu tanda yang
menunjukan riwayat kelahiran bayi lewat vagina.
Vulva Dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta


peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap erada
dalam keadaan kendur.setelah 3 minggu,vulva dan
vagina kembali pada keadaan tidak hamil dan rugae
vagina akan secara berangsur-angsur akan muncul
kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

Himen mengalami ruptur pada saat melahirkan bayi


pervaginam dan yang tersisa hanya sisa sisa kulit yang
disebut karunkulae mirtiformis.orifisium vagina
biasanya tetap sedikit membuka setela wanita
melahirkan anak.
Payudara

Berbeda dengan perubahan aktrofik yang terjadi pada


organ-organ pelvis, payudara mencapai maturitas yang
penuh selama masa nifas kecuali jika laktasi
disupresi.payudara akan menjadi lebih besar,lebih
kencang dan mula-mula lebih nyeri tekan sebagai
reaksi terhadap perubahan status hormional serta
dimulainya laktasi.

Traktus Urinarius
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam
perrtama.kemungkinan terdapat spasme sfingter dan
edema leher buli-buli sesudah bagian ini menglami
kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan.
Sistem Gastrointestinal

Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum


faal usus kembali normal. Meskipun kadar
progesteron menurun setelah
melahirkan,namun asupan makanan juga
menglami penurunan selama 1-2 hari,gerak
tubuh berkurang, dan usus bagian bawah
sering kosong jika sebelum melahirkan diberi
enema.rasa sakit didaerah perineum dapat
mengalami keinginan kebelakang.
Perubahan Psikologis

Perubahan yang mendadak dan dramatis pada


status hormonal yang menyebabkan ibu yang
berada dalam masa nifas menjadi sensitif terhadap
faktor-faktor yang dalam keadaan normal mampu
diatasainya. Disamping perubahan hormonal,
cadangan fisiknya sering sudah terkuras oleh
tuntutan kehamilan serta persalinan, keadaan
kurang tidur, lingkungan yang asing baginya dan
oleh kecemasannya akan bayi, suami atau anak-
anaknya yang lain. Tubuhnya mungkin pula tidak
memberikan respon yang baik terhadap obat-obat
yang asing baginya seperti preparat analgesik,
narkotik yang diberikan pada persalinan.
INFEKSI MASA NIFAS
PENGERTIAN
Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan
oleh masuknya kuman-kuman kedalam alat-alat genital
pada waktu persalinan dan nifas.

Masuknya kuman-kuman dapat terjadi dalam kehamilan, waktu


persalinan, dan nifas. Demam nifas adalah adalah demam dalam
masa nifas oleh sebab apapun. Morbiditas puerpuralis adalah
kenaikan suhu badan sampai 38o C atau lebih selama 2 hari dalam
10 hari pertama post partum, kecuali pada hari pertama. Suhu
diukur 4 kali secara oral.
Di negara-negara maju peranannya sebagai penyebab kematian
sudah berkurang. Dinegara-negara sedang berkembang, dengan
pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna, peranan
infeksi nifas masih besar.
Etiologi
Bermacam-macam jalan kuman masuk kedalam alat
kandungan,seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman
masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir
sendiri). Penyebab yang terbanyak dari 50% adalah streptococcus
anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai peghuni normal jalan
lahir. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain :
Streptococcus haemoliticus aerobic masuk secara oksigen
menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alat-
alat yang tidak suci hama, tangan penolong, dan sebagainya.

Staphilococcus Aureus : masuk secara oksigen, infeksi sedang,


banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi dirumah sakit.
Escherichia coli : Sering berasal dari kandung kemih dan rektum,
menyebabkan infeksi terbatas.
Clostridium welchii : Kuman anaerobic yang sangat berbahaya,
sering ditemukan pada abortus liminalis dan partus yang ditolong
dukun dari luar rumah sakit.
Cara Terjadinya Infeksi
 Manipulasi penolong yang tidak suci hama
atau pemeriksaan dalam yang berulang-ulang
dapat membawa bakteri yang sudah ada
kedalam rongga rahim.
 Alat-alat yang tidak suci hama.
 Infeksi droplet, sarung tangan dan alat-alat
terkena infeksi kontaminasi yang berasal dari
hidung, tenggorokan, dari penolong atau
pembantunya atau dari orang lain.
 Infeksi intrapartum.
 Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan
sebab infeksi penting kecuali apabila
mengakibatkan pecahnya ketuban
Patofisiologi

 Setelah kala III, daerah bekas insercio plasenta merupakan


sebuah luka dengan diameter kira-kira 4 cm permukaanya
tidak rata, berbenjol-benjol karan kebanyakan pena yang
ditutupi tromus. Daerah ini merupakan tempat yang baik
untuk tumbuhnya, dan masuknya jenis dan patogen dalam
tumbuh wanita serviks sering mengalami permukaan pada
persalinan, demikian dengan vulva, vagina dan
perineum,yang merupakan tempatnya masuknya patogen.

 Infeksi nifas dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: satu


infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina,
serviks dan endometrium, kedua penyebaran dari tempat
tersebut melalui vena-vena, melalui jalan limfe dan melalui
permukaan endometrium
Tanda dan Gejala
 Infeksi akut ditandai demam, sakit didaerah infeksi,
berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu,
gambaran klinis infeksi nifas dapat berbentuk :
 Infeksi lokal
 Pembengkakan infeksi episiotomi, terjadi penanahan,
perubahan warna kulit, pengeluaran lochea bercampur
nanah, mobilitas terbatas karena rasa nyeri, temperatur
badan dapat meningkat.
 Infeksi Umum
 Tampak sakit dan lemah, temperatur meningkat, tekanan
darah menurun dan nadi meningkat, pernafasan dapat
meningkat dan terasa sesak, kesadaran gelisah sampai
menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus,
lochea berbau dan bernanah serta kotor.
Faktor Predisposisi
 Kondisi berikut merupakan faktor predisposisi
terjadinya infeksi nifas, meliputi :
 Waktu persalinan lama, terutama disertai
pecahnya ketuban.
 Pecahnya ketuban berlangsung lama.
 Sejumlah pemeriksaan vagina selama persalinan
terutama disertai pecahnya ketuban
 Teknik septik tidak dipatuhi.
 Tidak mencuci tangan dengan benar.
 Manipulasi intrauterus.
 Trauma jaringan yang luas, luka terbuka atau
devitalisasi jaringan.
Faktor Resiko
 Faktor resiko infeksi masa nifas :
 Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
 Tindakan operasi persalinan
 Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah. Ketuban
pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi 6 jam.
 Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum yaitu perdarahan
antepartum dan postpartum, anemia pada saat kehamilan,
malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.
 Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam,
alat yang dipakai kurang suci hama .
 Infeksi yang didapat dari rumah sakit (nosokomial)
 Hubungan seks menjelang persalinan
 Sudah terdapat infeksi intrapartum : persalinan lama terlantar,
ketuban pecah lebih dari 6 jam terdapat pusat infeksi dalam tubuh
(lokal infeksi).
Pencegahan Infeksi Masa Nifas

 Selama kehamilan, anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas,


oleh sebab itu, anemia harus diusahakan memperbaikinya ; keadaan
gizi juga merupakan faktor penting; karenanya diet yang baik harus
diperhatikan; koitus pada masa hamil tua harus hati-hati jangan sampai
mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.
 Selama persalinan dengan membatasi sebanyak mungkin masuknya
kuman-kuman dalam jalan lahir; menjaga supaya persalinan tidak
berlarut-larut;menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit
mungkin; mencegah terjadinya perdarahan banyak ; petugas memakai
proteksi seperti masker; kain-kain dan alat persalinan harus suci hama;
periksa dalam jika perlu; pencegahan perdarahan; transfusi darah jika
ada indikasi.
 Selama nifas, sesudah partus terdapat beberapa luka dijalan lahir, hari-
hari pertama jika ada luka harus dijadga agar luka tidak terkena infeksi;
kain yang berhubungan dengan luka harus suci hama; mencuci daerah
genitalia dengan sabun dan air mngalir; mengganti pembalut sehabis
buang air;pengunjung pada hari-hari pertama harus dibatasi; dpenderita
dengan infeksi nifas jangan dicampur dengan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai