BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada
sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of
Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum
dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimisis Bagi banyak
wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi menjadi seorang ibu
adalah proses fisiologis yang normal.Namun beberapa studi terbaru
mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi
setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et
al. 1993; bick dan MacArthur,1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama
(macArthuretal.1991). Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan
psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status
kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan
standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi
morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan
dengannnya seperti obstetric, anestesi dan faktor social.
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
§ Untuk mengetahui tahapan-tahapan masa nifas prubahan serta adaptasi ibu masa
nifas
b. Tujuan Khusus
PEMBAHASAAN
2.1 PENGERTIAN
Masa nifas (postpartum/ puerperium) berasal dari bahasa Latin,yaitu dari kata
“puer”yang artinya bayi dan” parious” yang berakti melahirkan .
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali,mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali sebelum hamil.lama nifas yaitu 6-8 minggu
Periode masa nifas (puerperium) adalah perode waktu selama 6-8 minggu setelah
persalinan.proses ini di mulai setelah selesainnya persalinan dan berakhir setelah
alat-alat reproduksi kembali keadaan sebelum hamil/ tidak hamil sebagai akibat dari
adannya perubahan fisiologis dan fsikologi karna proses persalinan
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.pada masa ini sering
terdapat banyak masalah seperti pendarahan
2. Periode Early postpartum (24 jam-1 minggu)
Masa dimana involsi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal,tidak ada
pendarahan,lokea tidak berbau busuk,tidak demam,ibu cukup mendapatkan
makanan dan cairan,serta ibu dapat menyusui dengan baik
1. Peurperium Dini
2. Peurperium intermedial
3. Remote peurperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi
1. Uterus
2. Tempat plasenta
3. Ligmen
4. Serviks
5. Lochia
6. Vulva
7. Vagina
8. Perineum
Fundus uteri letaknya tetap tinggi di dalam abdomen/pelvis dari yang seharusnya
atau penurunan fundus uteri lambat
6. Pucat, pusing dan tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
Ø Penyebab
3. Lochea rubra lebih dari 2 minggu postpartum dan pengeluarannya lebih banyak
dari yang diperkirakan.
Ø Terapi
1. Pemberian antibiotika
2. Pemberian uterotonika
3. Pemberian tablet Fe
Selain itu uterus juga mengalaimi involusi uteri
Invoulsi uteri atau penggerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai
segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot otot polos uterus. Proses involusi
uteri pada akhir kala III persalinan, uterus berada digaris tengah kira kira 2cm
dibawah umbilikus dengan fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat
ini uterus besarnya kira kira sama dengn besar uterus sewaktu usia kehamilan 16
minggu dengan berat 1000 gram.
1. Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi didalam otot
uterin. Enzim proteulitik akan mendekatkan jaringan otot yang telah sempat
mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebar dari semula
selama kehamilan. Sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri hingga
tertinggal jaringan fibro elastis dalam jumlah renik sebagai bukti kehamilan.
2. Perdarahan
Ø Penyebab
2. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia masih kendor
Ø Penyebab
2. Faktor umur
3. Ligamen fasia dan jaringan penunjang serta alat genitalia sudah berkurang
elastisitasnya.
2. Perdarahan
Ø Penyebab
1. Multi paritas
2. Terjadi ruptur saat persalinan
3. Perdarahan
4. Demam, menggigil
Ø Penyebab
4. Tidak mobilisasi
6. Infeksi
f. Subinvolusi Vulva dan Vagina adalah tidak kembalinya bentuk dan konsistensi
vulva dan vagina seperti semula setelah beberapa hari postpartus.
2. Terlihat oedem
3. Konsistensi lembek
Ø Penyebab
2. Infeksi
4. Ekstrasi kuman
2. Konsistensi lembek
3. Oedem
Ø Penyebab
3. infeksi
Dengan adannya involsi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang
mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik (layu/ mati). Desidua yang
mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.campuran antara darah dan desidua
tersebut dinamakan lokea, yang biasannya berwarna merah muda atau putih pucat.
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung
darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus.Lokia mempunyai
bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-
beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba.
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring
daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas
saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri.
Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga 270 ml.
1. Serviks
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan tugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol.
3. Perenium
4. Payudara
b. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau
hari ke-3 setelah persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulanya proses laktasi.
5. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI),
yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. Bagi
setiap ibu yang melahirkan akan tersedia makanan bagi dirinya, dan bagi si anak
akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman, tentram, hangat akan kasih
sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor penting bagi perkembangan anak
selanjutnya.
6. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena
pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir. Rasa sakit di daerah
perenium juga dapat menghalangi keinginan ke belakang. Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup.
7. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine
sfingter dan edema leher buli - buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.Urin dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan,
kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok, keadaan ini menyebabkan cliviesis. Ureter yang berdilatasi akan kembali
normal dalam tempo 6 minggu.
8. Sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah
bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak
jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamen rotundum
menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan.
9. Sistem Endokrin
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran darah
yang meningkat,yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin.
Penarikan kembali estrogen menyebabkan aturesis terjadi yang secara cepat
mengurangi volume plasma kembali pada porposi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4
jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa nifas ini ibu mengeluarkan banyak
sekali jumlah urine. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi cairan
yang melekat dengan meningkatnya volume pada jaringan tersebut selama
kehamilan. Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar (200-400
cc). Bila kelahiran melalui seksio cesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali
lipat.Perubahan terdiri dari volume darah (blood volume) dan hemotokrit
(hoemoconcentration). Bila persalinan pervaginam, hemotrokit akan naik dan pada
seksio cesaria, hemotokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6minggu.
a. Suhu Badan satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit (37,5oC –
38oC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang
berlebihan dan kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa.
Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI,
buah dada menjadi bengkok, berwarna merah karena kebanyakan ASI. Bila suhu
tidak menurun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus
genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis melahirkan biasanya
denyut nadi akan lebih cepat.
c. Tekanan,Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu
melahirkan karena perdarahan. Tekanan darah tinggi pada PP dapat menandakan
terjadinya preeklamsia post partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan dnyut nadi. Bila
suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada
gangguan khusus pada saluran nafas.
Setelah melahirkan ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari fisiknya.Ia mengalami stimulasi
kegembiraan yang luar biasa, menjalani peruses esprorasi dan asmilasi terhadap
bayinya, berada di bawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang
diperlukan tentang apa yang harus diketahuinya dan perawatan untuk bayinya dan
merasa tanggung jawab yang luar biasa biasa sekarang untuk menjadi seorang ibu
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekawatiran akan tubuhnya
b. Ini menjadi perhatian pada kemampuan menjadi orang tua yang sukses dan
meningkatkan tanggung jawabterhadap bayi
e. Pada masa ini, ibu biasanya sangat sensitive dan merasa tidak mahir dalam
melakukan hal-hal tersebut
f. Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan yang
terjadi.
g. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberiken bimbingan
cara perawatan bayi, namun harus selalu di perhatikan teknik bimbinganya jangan
sampai menyingung perasaan atau membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia
sangat sensitive. Hidari kata “jangan begitu” atau “kalau kayak gitu salah” pada ibu
karna hal itu akan sangat menyakiti perasaanya dan akibatnya ibu akan putus asa
untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.
3. Periode “Letting Go
a. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah periode ini pun sangat
berpengaruh terhadap dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
1. Respon dan dukungan keluarga dan teman. Bagi ibu post partum, apalagi pada
ibu yang baru pertama kali melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan orang-
orang terdekatnya karana ia belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil, baik fisik
maupun psikologinya. Ia masih sangat asing dengan perubahan peran barunya yang
begitu fantastis terjadi dalam waktu yang begitu cepat, yaitu peran sebagai seorang
ibu. Dengan respon positif dari lingkungan, akan mempercepat proses adaptasi
peran ini sehingga akan memudahkan bagi bidan untuk memberikan asuhan yang
sehat
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu. Walapun kali ini
adalah bukan pengalaman yang pertama melahirkan bayinya, namun kebutuhan
untuk mendpatkan dukungan yang positif dari lingkunganya tidak berbeda dengan
ibu yang baru melahirkan anak pertama. Hanya yang membedakan teknik
penyampaian dukungan yang diberikan lebih kepada support dan aspirasi dan
keberhasialn dalam melewati saat-saat sulit pada persalinan yang lalu.
4. Pengaruh budaya adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan
keluarga akan sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu akan melewati
saat transisi ini. Apalagi ada yang tidak singkron antara arahan dari tenaga
kesehatan dengan budaya yang dianut. Dalam hal ini bidan harus bijaksana
menyikapi, namun tidak mengurangi kuliatas asuhan yang diberikan. Keterlibtan
kelurga dari awal dalam menentukan bentuk asuhan dan perawatan yang harus
diberikan kepada ibu dan bayi yang akan memudahkan bidan dalam
memberi asuhan.
Fenomena pasca partum awal atau baby blues merupakan seksual umum
melahirkan bayia biasanya terjadi pada 70% wanita . penyebabnya adalah beberapa
hal,antara lain lingkungan tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan
hormone yang cepat,dan keraguan terhadap peran yang baru. Pada dasarnya, tidak
satu pun dari ketiga hal tersebut termasuk penyebab konsisten . factor penyebab
biasanya merupakan kombinasi dari berbagai factor, termasuk adanya ganguan tidur
yang tidak dapat dihindari oleh ibu selama masa-masa awal menjadi seorang ibu.
Post partum blus biasannya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan
berakhir setelah 10-14 hari.
a. Menangis
e. Menarik diri
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah berikan perhatian
dan dukungan yang baik baginya, serta yakinkan padanya bahwa ia adalah orang
yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal yang terpenting berikan kesempatan
untuk beristirahat yang cukup. Selain itu, dukungan positif atas keberhasilan menjadi
orang tua dari bayi yang baru lahir dapat membantu memulihkan kepercayaan diri
terhadap kemampuannya.
8. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar- debar
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat- obatan dan konsultasi dengan
psikater. Jika depresi berkepanjangan ibu perlu mendapatkan perawatan dirumah
sakit. Seorang ibu nulipara mudah mengalami depresi masa nifas. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran
anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung,
mudah marah-marah. Hal ini menandakan ibu menderita depresi masa nifas.
Dibutuhkan juga dukungan keluarga dengan cara selalu mengunjungi dan
menawarkan bantuan dan dorongan kepada ibu.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Masa nifas ( masa post partum / puerperium ) adalah massa atau waktu sejak bayi
lahir dan plasenta keluar lepas dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai
dengan pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan dengan kandungan , yang
mengalami perubahan . pada masa ini sangatlah rentan dengan kondisi pendarahan
maka masa nifas merupakan masa yang sangat penting dan masa dimana ibu
memerlukan pemantauan yang baik.
3.2. SARAN
Saran saya kita sebagai bidan harus lebih ekstra dalam memantau masa nifas
sebab kita tahu pada masa ini dapat mengakibatkan kematian pada ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Henderson C, dan jone K. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan (Edisi Bahasa
Varney H, et al.2007, Buku a Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas.
Dessy, T., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas. Akademi Kebidanan
ketiga )