PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan Normal
yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhan bayi baru lahir dapat dilaksanakan
oleh dokter, bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam
ruangan yang sama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu
kamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).
Perlindungan anak di bidang kesehatan diselenggarakan melalui berbagai
upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak termasuk untuk bayi baru lahir
dan anak balita . Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir dan ank balita merupakan
salah satu program kesehatan anak yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup,
tumbuh kembang anak secara optimal dan perlindungan khusus dari kekerasan dan
diskriminasi. Hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat ,
cerdas ceria, berahlaq mulia dan terlindungi sebagai modal dasar bagi pembangunan
bangsa.
Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan prenvetif yang paling
dasardan utama bagai wanita .Meskipun tidaak selalu diakui demikian, peningkatan dan
perluasan KB merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematiaan ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita . Banyak
wanita yang harus menentukan pemilihan alat kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga metode-metode tertentu mungkin
tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB . Kesehatan individual ,
dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi .
Lansia atau lanjut usia adalah tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan atau bisa
juga diartikan sebagai masa perubahan yang dialami individu baik fisik maupun psikologi
akibat penurunan fungsi tubuh sehingga memerlukan pemeliharaan yang berbeda dengan
usia anak-anak, remaja, maupun dewasa yang membutuhkan dukungan dari orang di
sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus di komunitas berdasarkan Standar
Pelayanan Minimal
1
2. Mengetahui asuhan kesehatan bayi balita di komunitas berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal melalui program pemerintah
3. Mengetahui apa saja pelayanan kontrasepsi dan KB di masyarakat
4. Mengetahui apa saja pelayanan lansia berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi di
masyarakat
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas
2. Menjelaskan tentang asuhan Bayi Baru Lahir dan Neonatus di komunitas berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal, asuhan kesehatan bayi balita di komunitas berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal melalui program pemerintah, pelayanan kontrasepsi dan
KB di masyarakat serta pelayanan lansia berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi di
masyarakat
2
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) dan Neonatus di Komunitas
1. Pengertian Bayi Baru Lahir dan Neonatus
Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu- 40 minggu
dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Arief, 2009).
Pelayanan kesehatan Neonatus harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan
dan penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu
hamil perlu diprioritaskan seperti gizi rendah, anemia, dekatnya jarak antar kehamilan, dan
buruknya hygiene (Prawirohardjo, 2009).
Penelitian telah menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode
Neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan Bayi Baru
Lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan
cacat seumur hidup, bahkan kematian (Prawirohardjo, 2009).
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode Neonatal merupakan
periode yang paling kritis. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh
kondisi ibu pada waktu hamil dan melahirkan (Prawirohardjo, 2009).
3
i. Timbangan bayi
j. Pengukur panjang bayi
k. Pengukur lingkar kepala 30
l. Alat suntik sekali pakai (disposible syringe) ukuran 1 ml/cc
m. Senter
n. Vitamin K1 (phytomenadione) ampul
o. Salep mata Oxytetrasiklin 1%
p. Vaksin Hepatitis B (HB) 0
q. Form pencatatan (Buku KIA, Formulir BBL, Formulir register kohort bayi)
b. Tempat
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada
bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga
jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama.
4
Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh
dokter, bidan dan perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga
dapat mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa.
Baru lahir sebelum usia 6 jam Baru lahir sebelum usia 6 jam
5
resusitasi bayi , mengenal tanda-tanda hipotermia dan dapat melakukan
pencegahan dan penanganannya.
2. Adanya alat/bahan yang diperlukan, misalnya sabun, air bersih, dan handuk
untuk mencuci tangan, handuk lembut bersih untuk bayi, kain yang bersih
dan kering untuk bayi, thermometer dan timbangan bayi.
3. Obat tetes mata : Salep mata tetrasiclin 1%, chloramphenicol 1% atau
eritromicin 0,5%
4. Kartu ibu
e) Proses
Bidan harus :
1. Segera setelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas dengan baik
2. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih dan hangat, kemudian
pakaikan kain kering yang hangat. Berikan bayi kepada ibunya untuk
didekap didadanya serta diberi ASI
3. Klem tali pusat dilakukan pada dua tempat. Pengikatan dilakukan didua
tempat, yang pertama berjarak 5 cm dari jarak umbilicus dan pengikat yang
kedua 10 cm dari umbilicus
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih lalu keringkan dengan handuk
bersih. Usahakan ruangan tetap hangat agar bayi tidak hipotermi
5. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi secara umum
dengan menggunakan apgar score.
6. Periksa bayi dari kepala smpai ujung kaki untuk mencari kemungkinan
adanya kelainan. Periksa anus dan daerah kemaluan.
7. Timbang bayi dan ukur panjangnya
8. Perksa tanda vital bayi
9. Berikan bayi kepada ibu untuk disusui dengan ASI segera setelah lahir,
paling lambat dalam dua jam pertama.
10. Pastikan bahwa bayi tetap terbungkus/mengenakan pakaian hangat dan tutp
kepala. Bantulah ibu untuk menyusui bayinya, terutama ibu yang baru
pertama kali menyusui
11. Cuci tangan sekali lagi dengan sabun, air bersih dan keringkan tangan
dengan haduk bersih. Berikan salep pada mata bayi
12. Perhatikan pengeluaran urine dan meconium bayi dalam 24 jam pertama
6
13. Lakukan pencatatan semua yang ditemukan dalam kartu ibu dan kartu bayi,
rujuk kerumah sakit bila ada kelainan.
3. Jadwal Kunjungan Bayi
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap
pelayanan keehtan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau maalah
kesehatan pada neonatus. Resiko terbesar pada neonatus terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahr di
fasilitas ksesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24
jam pertama.
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan yang sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali,
selama periode 0-28 hari setelah lahir baik di fasilitas kesehatan maupun melalui
kunjungan rumah.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus :
a. Kunjungan Neonatal Ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir.
b. Kunjungan neonatal ke- 2 (KN 2) dilakuka pada kurun waktu hari ke 3 samapi dengan
hari ke 7 setelah lahir.
c. Kunjungan neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan
hari ke 28 setelah lahir.
7
B. Asuhan Kesehatan Bayi Balita Di Komunitas
1. Pengertian Bayi Balita
Masa neonatal dini yaitu usia 0 – 7 hari Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari.
Masa pasca neonatal yaitu usia 29 hari – 1 tahun.Bayi merupakan manusia yang baru lahir
sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti.
Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia
dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu
usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah. Balita adalah istilah
umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).
8
21) Gunting (biasa,perban)
22) Suction
23) Handuk
Peralatan Steril
1) Klem
2) ½ Kocher
3) Korentang
4) Penghisap lender
5) Handscon
6) Gunting tali pusat
7) Gunting benang
8) Benang dan jarum
9) Duk steril
10) Pinset (anatomis,ciruge)
11) Pengikat tali pusat
12) Kapas
13) Kain kasa
14) Plester
b. Standar tempat pelayanan
1) Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh pemerintah daerah setempat
(tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum lainnya seperti pusat perbelanjaan,
tempat hiburan, sejenisnya.
2) Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan sejenisnya dan juga agar sesuai
dengan fungsi sosialnya yang salah satu fungsinya adalah mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
3) Setiap ruang periksa mempunyai luas 2×3 meter
4) Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang
administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/ WC,
masing-masing 1 buah.
5) Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.
6) Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan ruang laktasi
9
3. Jadwal Kunjungan Bayi Balita
a. Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
b. Pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
c. Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan
d. Permeriksaan dilakukan satu kali dalam satu tahun
10
3) Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/ pemeriksaan
untuk menemukan gangguan secara dini adanya masalah emosional, autisme dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat
diketahui maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
5. Program Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin
kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari
infeksi penyakit-penyakit: sebagai berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan),
Polio, Campak dan Hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-
penyakit, terhindar dari cacat, misalnya lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar dari
kematian.
Vaksin yang di gunakan adalah :
a. BCG
Untuk mencegah penyakit tuberculosis
Imunisasi BCG (Bacicile Calmette Guerin) untuk mencegah terjadinya penyakit TBC
yang berat sebab TBC yang primer atau ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan
imunisasi BCG. Contohnya: TBC pada selaput otak, TBC milier pada lapang paru ,TBC
tulang . Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang
dilemahkan, diberikan melalui intradermal dengan dosis 0,05 ml
Efek samping imunisasi BCG yaitu terjadinya ulkus pada daerah suntikan,reaksi panas.
Rekomendasi
1) Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia ≤ 2 bulan
2) Jangan melakukan imunisasi pd bayi dg imunodefisiensi (HIV,gizi buruk)
3) Pada bayi yg kontak erat dg penderita TB,diberi INH profilaksis,jika kontak sdh
tenang dpt diberi BCG
b. Polio
Untuk mencegah penyakit polio
Imunisasi polio digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang
dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin adalah virus yang
dilemahkan. Imunisasi polio diberikan melalui oral bersamaan dengan suntikan vaksin
11
DPT & hepatitis B. Vaksin yang digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2
tetes oral yang menempatkan diri di usus & memacu pembentukan system baik dalam
darah maupun pada epitelium usus yang menghasilkan pertahanan terhadap virus polio
liar yang datang masuk kemudian.
c. DPT
Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertuis, dan Tetanus
Vaksin mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun
masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
Imunisasi DPT diberikan melalui system scular dengan dosis 0,5 ml & dapat
menimbulkan efek samping ringan, terajdi pembengkakan, nyeri & demam. Efek
samping berat : terjadi menangis hebat, kesakitan ± 4 jam, kesadaran menurun, kejang
&syok.
d. Hepatitis B
Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
Penyakit Hepatitis B sering menyebabkan hepatitis kronik yang dalam kurun waktu 10-
20 tahun dapat berkembang menjadi hepatitis akut. Penularan penyakit melalui:
hubungan seksual, dari ibu kepada bayinya, melalui alat-alat kedokteran. Imunisasi
diberikan melalui system scular dengan dosis 0,5 ml dan dapat menimbulkan efek
samping yang pada umumnya ringan, hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual &
nyeri sendi maupun otot.
e. Campak
Untuk mencegah penyakit Campak
Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak sehingga tidak
mudah tertular penyakit:TBC, tetanus, difteri, pertusis (batuk rejan), polio, campak dan
hepatitis.
Imunisasi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, Praktek dokter atau bidan, dan di Rumah sakit.
12
C. Pelayanan Kontrasepsi dan Keluarga Berencana (KB) Di Masyarakat
1. Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak . Agar
mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternative untuk mencegah
ataupun menunda kehamilan . Cara- cara tersebut diantaranya termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga .
Sebelum ibu memilih alat kontrasepsi sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu
tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap benar dan akurat. Semua metode
kontrasepsi mempunyai efek samping yang harus diketahui akseptor sebelum memakainya
.Ada bermacam-macam jenis kontrasepsi yang ada sehingga ibu harus menetukan pilihan
kontrasepsi yang dianggap sesuai.
Kontasepsi berasal dari kata kontra yaitu mencegah dan konsepsi yang berarti
penemuaanantara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi
merupakan upaya mencegah ovulasi, melumpuhkan sperma atau mencegah penemuan sel
telur dan sel sperma . Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sel sperma laki-
laki mencapai dan membuahi sel telur wanita atau mencegah sel telur yang telah dibuahi
untuk berimplantasi dan berkembang didalam Rahim. Kontasepsi dapat bersifat reversible
(kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang bersifat reversible adalah metode
kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan
kesuburan atau kemampuan kembali untuk memiliki anak. Sedangkan metode kontasepsi
permanen atau sterilisasi adalah metode kontasepsi yang tidak dapat mengembalikan
kesuburan karena telah melibatkan tindakan oprasi .
2. Tujuan Kontrasepsi
a. Untuk menunda kehamilan
b. Untuk menjarakkan kehamilan
c. Untuk mencegah kehamilan atau kesuburan
13
a) Ovulasi terjadi 14 hari kurang lebih sebelum haid yang akan datang
b) Sperma dapat hidup selama 48 jam setelah ejakulasi
c) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
14
Terdapat 2 model kondom :
Kondom untuk pria
Kondom untuk pria merupakan bahan karet (lateks) polioretan (plastic) atau
bahan yang sejenis yang kuat , tipis dan elastis .Benda tersebut ditarik menutupi
penis yang sedang ereksi untuk menampung semen selama ejakulasi dan
mencegah sperma masuk kedalam vagina. Selaput kondom yang tebuat dari
bahan alami sebagai alat untuk mencega kehamilan.
Kondom untuk wanita ( Diafragma )
Terbuat dari lapisan poliuretan tipis dengan cincin dalam yang fleksibel dandapat
digerakan pada ujung yang tertutup yang dimasukan kedalam vagina, dan cincin
yang kaku lebih besar pada ujung yang lebih terbuka dibagiaan depan yang tetap
berada didalam vagina dan terlindungi intoitus.
c. Metode Kimiawi
Spermidesa adalah bahan kimiawi ( biasanya nonoksinol ) yang digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma . Dikemas dalam bentukaerosol (busa), tablet
vaginal ,suposutaria , atau dissolvable film dan krim. Cara kerjanya adalah dengan cara
menyebabkan sel sperma terpecah ,memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan
kemampuan pembuahan disel telur.
15
a) Kontrasepsi hormonal pil
Konterepsi hormonal pil telah mengalami penelitian panjang, sehingga sebagian
besar wanita dapat menerima tanpa kesulitan, dengan partun menstruasi normal
serta durasi antara 4-6 hari . Disamping durasi 4-6 hari masih terdapat partun
menstruasi wanita.
Mekanisme kerja pil merupakan kombinasi kerja estrogen dan progestin .saat ini
tersedia3 variasi pil kombinasi :
1. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone
aktif estrogen/progestindalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormone aktif.
2. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone
aktif estrogen / progestin dalam dua dosis yang berbeda , dan 7 tablet tanpa
hormone aktif.
3. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone
estrogen / progestin dalam tiga dosos yang berbeda , dan 7 tablet tanpa
hormone aktif.
b) Suntikan KB
Metode suntukan KB telah menjadi gerakan keluarga berencana nasional serta
peminatnya semakin bertambah. Tingginya peminat suntikan KB oleh karenanya
aman , sederhana, efektif , tidak menimbulkan gangguan dan dapat digunakan
paska persalinan.
c) Implant KB
Implant KB dikenalkan diindonesia sejak 1982 dan dapat diterima masyarakat
Indonesia sehingga Indonesia merupakan Negara terbesar pemakai implant KB.
Susuk KB disebut alat KB bawah kulit (AKBK).
d) Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
Sampai sekarang belum ada orang yang yakin dengan bagaimana mekanisme
kerja AKDR dan mencegah kehamilan. Ada yang berpendapat bahwa AKDR
sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat,dengan sebutan
leokosit yang dapat melarutkan blaskosit atau sperma . Mekanisme kerja
AKDR yang diteliti lewat tembaga mungkin berbeda.Tembaga dalam
konsentrasi kecil yang dikeluarkan kedalam rongga uterus selain menimbulkan
reaksi radang seperti AKDR biasa , juga menghambat khasiat anhidrase karbon
16
dan fosfotase alkalin. AKDR yang mengeluarkan hormone juga menimbulkan
lender serviks sehingga menghalangi sperma.
17
D. Pelayanan Lansia Berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi
1. Pengertian
Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila
usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari
suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta
peningkatan kepekaan secara individual.
Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia (lansia) dimulai pada
abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun merupakan batas minimal untuk kategori
lansia. Namun, banyak lansia yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia
pertengahan. Usia kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan
kenyataan penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda,
berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu perawat
harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya
18
c. Horizontal
Pelayanan kesehatan harus merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan lansia
secara menyeluruh, lintas sektoral dengan dinas atau lembaga terkait dibidang
kesejahteraan misalnya agama, pendidikan, kebudayaan dan dinas sosial
d. Harus mencakup aspek preventif, promotif,kuratif dan rehabilitative.
b. Gejala Klimakterium
1) Gangguan Neurovegetatif (vasomotorik hipersimpatikotoni) yang mencakup:
a) Gejolak panas (hot flushes)
b) Keringat malam yang banyak
c) Rasa kedinginan
d) Sakit kepala
e) Desing dalam telinga
f) Tekanan darah yang goyah
g) Berdebar - debar
h) Susah bernafas
i) Jari-jari atrofi
j) Gangguan usus (meteorismus)
2) Gangguan Psikis
a) Mudah tersinggung
b) Depresi
c) Lekas lelah
d) Kurang bersemangat
e) Insomania atau sulit tidur
3) Gangguan Organik
a) Infark miokard (gangguan sirkulasi)
19
b) Aterosklerosis (hiperkolesterolemia)
c) Osteoporosis
d) Gangguan kemih (disuria)
e) Nyeri senggama (dispareunia)
c. Andropause
Andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang mempunyai kumpulan
gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita.
Istilah andropause berasal dari bahasa Yunani, Andro artinya pria sedangkan Pause
artinya penghentian. Jadi secara harfiah andropause adalah berhentinya fungsi
fisiologis pada pria, yaitu penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron dan
hormon – hormon lainnya sedemikian perlahan.
Gejala Andropause adalah :
1) Penurunan libido (gairah seksual) dan impotensi (gagal ereksi)
2) Perubahan suasana hati (mood ), disertai penurunan aktivitas intelektual, kelelahan,
depresi, dan mudah tersinggung.
3) Menurunnya kekuatan otot dan massa otot
4) Lemah dan kurang energi
5) Perubahan emosional, psikologis dan perilaku (misalnya depresi)
6) Berkeringat dan gejolak panas di sekitar leher (hot flash ), yang terjadi secara
bertahap
7) Pengecilan organ-organ seks dan kerontokan rambut di sekitar daerah kelamin dan
ketiak
8) Peningkatan lemak di daerah perut dan atas tubuh 8. Osteoporosis (keropos tulang)
dan nyeri punggung
9) Risiko penyakit jantung
d. Menopause
Menopause adalah berasal dari kata “men” berarti bulan, “pause, pausis, paudo” berarti
periode atau tanda berhenti, hilangnya memopause diartikan sebagai berhentinya secara
definitiv.
Pada usia 45 sampai 50 tahun, siklus seksual biasanya tidak teratur, dan ovulasi tidak
terjadi selama beberapa siklus. Sesudah beberapa bulan sampai beberapa tahun, siklus
20
terhenti sama sekali. Periode dimana siklus berhenti dan hormon-hormon kelamin
wanita menghilang dengan cepat sampai hampir tidak ada disebut sebagai menopause.
Gejala Menopause adalah :
1) Haid menjadi tidak teratur.
2) Gelombang rasa panas ( hot flush ), terjadi akibat peningkatan aliran darah didalam
pembuluh darah pada wajah, leher, dada, dan punggung.
3) Gejala-gejala psikologis berupa suasana hati, pikiran motivasi, sikap, reaksi
biologis
4) Fatigue, yaitu rasa lelah yang diakibatkan berhentinya fungsi ovarium.
5) Keadaan atrofi, yaitu kemunduran keadaan gizi, suatu lapisan jaringan.
6) Pusing atau sakit kepala, keluhan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya:
karena meningginya tekanan darah, adanya gangguan penglihatan.
7) Insomnia atau keluhan susah tidur, hal ini bisa disebabkan oleh penyebab fisik
maupun psikis.
8) Hilangnya kendali terhadap kandung kemih ( inkontinensia ) serta peradangan pada
kandung kemih dan vagina.
21
6. Perubahan - Perubahan pada Payudara
Perubahan terkait usia menepous menyebabkan jarinagn payudara ,yang selama masa
produktif terdiri jarinagn ikat fibrosa dan jarinagn kelenjar mamae,mengalai atropi dan
digantika oleh lemak. Ketika jaringan adiposa timbul berlebihan pada payudara yang
mengalami penuaan benjolan yang dapat di palpasi mungin ada, dengan komplikasi
diagnosis diperensial berupa kanker payudara, puting susu juga mengalami atropi dan
kehilangan kemampuan erektilnya. Oleh karena itu, atropi pada jarinag payudar dan
penurunan elastisitas ligamen penyangga dapat menyebabkan payudara dapat berubah
ukuran dan bentuknya.
22
biopsi. Terapi radiasi dapat digunakan pada beberapa wanita namun, pengobatan
primernya adalah dengan pembedahan.
d. Vaginitis Atropik
Vaginitis atropik,inflamasi vagina ,yang disebabkan oleh pengurangan estrogen, yang
mengakibatkan penipisan dan ketidak elastisan epitel vagina.Sekresi vagina
menurun,tetapi suatu rabas cair jernih dapat terjadi.Jaringan menjadi lebih rentan
terhadap implamasi dan ulserasi dari trauma minor atau hubungan seksual .Walaupun
defisiensi estrogen berkaitan dengan vaginitis,factor lain yang turut berperan dapat
berupa defisiensi vitamin , higiyne yang buruk ,alergi,dan infeksi.Gejala-gejala
vaginitis adalah rasa gatal dan perasaan terbakar pada vagina,frekuensi dan urgensi urin
,leukorea dan dispareunia.Estrogen digunakan untuk mengobati kondisi ini ketika
gejala-gejala muncul,yang dapat mengembalikan berbagai perubahan atrofi.
e. Infeksi Vagina
Disebabkan oleh candida atau trichomonas, infeksi vagina dapat terjadi pada wanita
dengan vaginitis atropik. Infeksi candida, jarang terjadi pada sebagian besar wanita
lansia, biasanya dikaitkan dengan diabetes melitus atau efek samping terapi antibiotik.
Perubahan metabolisme karbohidrat pada pasien diabetes dan penurunan flora normal
vagina setelah terapi antibiotik menciptakan suatu media bagi jamur jenis ini untuk
berproliferasi. Gejala-gejala infeksi candida meliputi lecet pada vagina dan vulva
disvareunea rabas dari vagina yang kental dan seperti keju pruritus dan kemungkinan
infeksi saluran kemih. Infeksi candida ditangani dengan cara memberikan obat anti
jamur topikal atau oral, higiene perineal yang tepat, dan terapi antibiotik untuk infeksi
tambahan.
f. Gangguan pada Dasar Panggul
Gangguan dasar panggul dapat menyebabkan prolapsnya dinding anterior vagina, yang
di tampilkan sebagai sistokel atau uretrokel, dan prolaps dinding vagina posterior
mengakibatkan retrokel. Berbagai derajat prolaps uterus dapat menyertai prolaps
vagina, yang mengakibatkan herniasi uterus masuk kemulut vagina. Organ pelvis,
termasuk kandung kemih, uterus, dan rektum, disokong oleh berbagai ligamen fasia,
fasia endopelvis, dan muskulus levator, yang membentuk suatu balutan pelvis.
g. Penyakit Serviks
Kanker serviks adalah gangguan utama pada serviks yang ditemukan pada wanita
lansia. Karena meningkatnya penggunaan Pap semear dan meningkatnya kesadaran
23
pada wanita banyak kasus kanker serviks yang ditemukan pada wanita pasca
menopouse human popiluma virus yang dianggap merupakan penyebab utama kanker
serviks, diperkirakan ditularkan melalui hubungan seksual.
h. Penyakit Uterus
Kenker endometrium adalah penyebab paling umum kelima dari kematian yang
berhubungan dengan kanker pada wanita yang berusia lebih dari 75 tahun. Faktor resiko
untuk penyakit ini adalah obesitas,diabetes melitus,hipertensi,penyakit hati dan tumor
ovarium tertentu.
i. Penyakit Ovarium
Kanker ovarium memiliki insidensi yang rendah tetapi dengan mortalitas yang sangat
tinggi dengan insidensi puncak yang tinggi pada sekita usia 77 tahun. Jenis tumor
ovarium yang paling sering terjadi adalah epitelial,yang terjadi dari permukaan
mesotelial ovarium. Kanker ovarium pada tahap awal biasanya tanpa gejal. Pada saat
terjadinya gejal-gejala seperti distensi abdomen,rasa tidaknyan yang samar-samar pada
abdomen, dan nyeri, kanker ovarium telah berkembang jauh melwati tahap-tahap
awalnya. Penanganan kanker ovarium meliputi pembedahan,radiasi,kemoterapi.
j. Penyakit payudara
Kanker payudara adalah kanker yang paling prevalen diantara wanita lansia,dan
penyebab kematian paling sering kedua pada wanita, insidensi kanker payudara pada
wanita yang berusia lebih dari 65 tahun dua kali lebih besar dari pada wanita yang
berusia diantar 45 dan 64 tahun bahkan, insidensi kanker payudara yang spesifik dengan
usia terus meningkat sampai diatas usia 80 tahun. Terdapat 6 jenis histologi kaker
payudara,dengan duptus kanker yang menginfiltasi merupakan jenis yang paling sering.
Wanita lansia dibandingkan dengan wanita yang lebih muda cenderung tidak dapat
mengalami farian kanker payudar yang agresif secara bologis dan sering terjadi dengan
pernyakit yang sudah berada pada tahap lanjut.
24
Pada dasaranya layanan kesehatan lansia ditingkat masyarakat seharusnya
mendayagunakan dan menikutsertakan masyarakat ( temasuk para lansia ) semaksimal
mungkin. Yang perlu dikerjakan adalah meningkatkan keperdulian tntang masyarakat,
dengan berbagai cara, nantara lain cerama, simposium, lokakarya, penyuluhan -
penyuluhan. Pelayanan kesehatan yang dapat di lakukan yaitu berupa :
a. Memberikan penjelasan tentang perubahan – perubahan yang terjadi
b. Memberikan nasehat tentang nutrisi dan diet untuk kesehatan sendiri
c. Menganjurkan pengkonsumsian makanan vegetarian sehingga tidak mengganggu
fungsi alat pencernaan nya , orang tua memerlukan banyak serat dalam makanannya.
d. Menghindari perubahan kejiwaan dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian
e. Kemungkinan pemberian terapi hormonal dengan lebih dahulu berkonsultasi dengan
dokter ahli.
f. Melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit seperti pap-smear,sadari .
25
b. Pembinaan Kelompok Lansia
Pembinaan kesehatan Lansia melalui Puskesmas dapat dilakukan terhadap sasaran
usia lanjut yang dikelompokkan sebagai berikut, yaitu :
1) Sasaran langsung
a) Pra-usia lanjut 45-59 tahun
b) Usia Lanjut 60-69 tahun
c) Usia lanjut dengan risiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut
berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.
c. Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
1) Tujuan Posyandu Lansia
a) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga
terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
b) Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut.
2) Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
26
a) Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b) Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional.
c) Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d) Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e) Pemeriksaan hemoglobin.
f) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
g) Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
awal adanya penyakit ginjal.
h) Penyuluhan Kesehatan
27
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Tinjauan teori maka kelompok dapat menyimpulkan Pelayanan kesehatan
bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan
kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
Pada Balita Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan
intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa keemasan atau golden period
dimana terbentuk dasar-dasar kemampuan keindraan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan
mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada masa ini stimulasi
sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan
pengembangan otak. Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
anak usia dini menjadi sangat penting agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau
mencegah gangguan ke arah yang lebih berat.
Keluarga berencana adalah salah satu cara untuk menunda perkawinan dan mengurangi
kelahiran bayi kedunia dengan tujuan membuat keluarga yang sederhana dan tercukupi
diantaranya dengan berbagai metode seperti pil KB , IUD , KB suntik dan implant.
Kesehatan reproduki lansia ( lanjut usia ) meliputi kesehatan fisik dan mental setiap
individu sepanjang siklus kehidupannya sehingga pemeliharaan kesehatan pasca
reproduksi ( sering juga disebut dengan kesehatan lansia ) juga perlu mendapat perhatian
kita bersama. Masa pasca reproduksi ini ditandai dengan terjadinya penurunan berbagai
fungsi alat atau organ tubuh
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembacanya
28