Disusun oleh :
KELOMPOK 13
Arlin R. Pranatalia
711530119008
Betrix R batubuaya
711530119013
Greis Melisa Purnomo
711530119028
BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah)
• Bayi berat badan lahir Penatalaksanaan Medis BBLR :
rendah adalah bayi dengan 1. Sistem Pernafasan: Resusitasi yang
berat badan kurang dari 2500 adekuat
gram pada waktu lahir atau 2. Sistem Kardiovaskuler: Pengawasan
terhadap PDA (Patent Ductus
lebih rendah (WHO, 1961).
Arteriosus)
3. Termoregulasi : Pengaturan suhu,
• BBLR dibedakan menjadi : perawatan bayi dalam inkubator
1) Prematuritas murni 4. Glukosa (Hiperglikemia): Penyuntikan
disusul pemberian infuse glukosa
2) Dismaturitas
5. Keseimbangan cairan dan elektrolit,
pemberian nutrisi yang cukup
6. Pengelolaan hiperbilirubinemia,
penanganan infeksi dengan antibiotik
yang tepat
Asfiksia
Neonator • Gejala Klinik Asfiksia
um Neonatorum
Bayi tidak bernapas atau napas
megap-megap, denyut jantung
Asfiksia neonatorum adalah kurang dari 100 x/menit, kulit
kegagalan bernapas secara sianosis, pucat, tonus otot
spontan dan teratur pada menurun, tidak ada respon
saat lahir atau beberapa saat terhadap refleks rangsangan.
setelah lahir yang ditandai
dengan keadaan PaO2 di
dalam darah rendah • Penatalaksanaan Asfiksia
(hipoksemia), hiperkarbia Neonatorum
(Pa CO2 meningkat) dan 1. Resusitasi kardio pulmonal
asidosis. 2. Terapi medikamentosa :
a) Epinefrin
b) Bikarbonat
c) Nalokson
•Penatalaksanaan Sindrom Gangguan
Pernafasan
Tindakan yang perlu dilakukan :
1. Memberikan lingkungan yang optimal,
suhu tubuh bayi harus dalam batas normal
(36.5-37oc) dan meletakkan bayi dalam
inkubator.
2. Pemberian oksigen dilakukan dengan
Sindrom Gangguan Pernafasan hati-hati karena terpengaruh kompleks
terhadap bayi prematur, pemberian
oksigen terlalu banyak menimbulkan
komplikasi fibrosis paru, kerusakan retina
• Sindrom gawat nafas neonatus dan lain-lain.
• Sindrom gawat nafas neonatus 3. Pemberian cairan dan elektrolit sangat
merupakan kumpulan gejala yang
merupakan kumpulan gejala yang perlu untuk mempertahankan hemeostasis
terdiri dari dispnea atau dan menghindarkan dehidrasi. Permulaan
terdiri dari dispnea atau
hiperapnea dengan frekuensi diberikan glukosa 5-10 % dengan jumlah
hiperapnea dengan frekuensi 60-125 ML/ Kg BB/ hari.
pernafasan lebih dari 60 kali per
pernafasan lebih dari 60 kali per 4. Pemberian antibiotik untuk mencegah
menit, sianosis, merintih, waktu
menit, sianosis, merintih, waktu infeksi sekunder. Penisilin dengan dosis
ekspirasi dan retraksi di daerah 50.000-10.000 untuk / kg BB / hari /
ekspirasi dan retraksi di daerah
epigastrium, interkostal pada saat ampisilin 100 mg / kg BB/ hari dengan atau
epigastrium, interkostal pada saat tanpa gentasimin 3-5 mg / kg BB / hari.
inspirasi
inspirasi 5. Kemajuan terakhir dalam pengobatan
pasien PMH adalah pemberian surfaktan
ekstrogen ( surfaktan dari luar).
Ikterus
Ikterus adalah gambaran klinis
Ikterus adalah gambaran klinis
berupa pewarnaan kuning pada
berupa pewarnaan kuning pada
kulit dan mukosa karena adanya Pada bayi baru lahir, ikterus yang terjadi
kulit dan mukosa karena adanya
deposisi produk akhir katabolisme pada umumnya adalah fisiologis (Timbul
deposisi produk akhir katabolisme dalam 24 jam pertama kehidupan.), kecuali:
hem yaitu bilirubin. Secara klinis,
hem yaitu bilirubin. Secara klinis, Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup
ikterus pada neonatus akan
ikterus pada neonatus akan bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan
tampak bila konsentrasi bilirubin
tampak bila konsentrasi bilirubin >10 mg/dL.
serum lebih 5 mg/dL.
serum lebih 5 mg/dL. Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam.
Hiperbilirubinemia adalah keadaan
Hiperbilirubinemia adalah keadaan Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL.
kadar bilirubin dalam darah >13
kadar bilirubin dalam darah >13 Ikterus menetap pada usia>2 minggu.
mg/dL.
mg/dL. Terdapat faktor risiko.
• Penatalaksanaan Ikterus Fisiologis
• Penatalaksanaan Ikterus Fisiologis
Untuk mengatasi ikterus pada bayi yang sehat, dapat dilakukan beberapa cara berikut:
Untuk mengatasi ikterus pada bayi yang sehat, dapat dilakukan beberapa cara berikut:
a. Minum ASI dini dan sering
a. Minum ASI dini dan sering
b. Terapi sinar, sesuai dengan panduan WHO
b. Terapi sinar, sesuai dengan panduan WHO
c. Pada bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan pemeriksaan
c. Pada bayi yang pulang sebelum 48 jam, diperlukan pemeriksaan
ulang dan kontrol lebih cepat (terutama bila tampak kuning).
ulang dan kontrol lebih cepat (terutama bila tampak kuning).
Tata laksana Awal Ikterus Neonatorum (WHO)
Tata
Mulai laksana
terapiAwal
sinar Ikterus Neonatorum
bila ikterus (WHO) sebagai ikterus berat :
diklasifikasikan
Mulai terapi sinar bila ikterus diklasifikasikan sebagai ikterus berat :
– Tentukan apakah bayi memiliki faktor risiko berikut: berat lahir < 2,5 kg, lahir sebelum
– Tentukan
usia kehamilanbayi
apakah memilikihemolisis
37 minggu, faktor risiko
atau berikut:
sepsis berat lahir < 2,5 kg, lahir sebelum
usia
– Ambil kehamilan 37 minggu, hemolisis atau sepsis
contoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan hemoglobin, tentukan
– Ambil contoh
golongan darah darahbayi
dandan
periksa kadar
lakukan tesbilirubin
Coombs:serum dan hemoglobin, tentukan
golongan
– Bila kadar darah bayi dan lakukan tes Coombs:
bilirubin serum di bawah nilai dibutuhkannya terapi sinar, hentikan terapi
– Bila kadar
sinar. bilirubin serum di bawah nilai dibutuhkannya terapi sinar, hentikan terapi
sinar.
– Bila kadar bilirubin serum berada pada atau di atas nilai dibutuhkannya terapi sinar,
– Bila kadar bilirubin
lakukan serum berada pada atau di atas nilai dibutuhkannya terapi sinar,
terapi sinar
lakukan terapi sinar
– Bila faktor Rhesus dan golongan darah ABO bukan merupakan penyebab hemolisis atau
– Bila bila ada riwayat dan
faktor Rhesus golongan
defisiensi G6PDdarah ABO bukan
di keluarga, merupakan
lakukan penyebab
uji saring G6PD hemolisis
bila atau
bilamemungkinkan.
ada riwayat defisiensi G6PD di keluarga, lakukan uji saring G6PD bila
memungkinkan.
– Tentukan diagnosis banding
– Tentukan diagnosis banding
Pendarahan Tali Pusat
Perdarahan yang terjadi pada
Penatalaksanaan Pendarahan Tali Pusat
tali pusat bisa timbul sebagai
a. Penanganan disesuaikan dengan penyebab
akibat dari trauma pengikatan
dari perdarahan tali pusat yang terjadi
tali pusat yang kurang baik atau
b. Untuk penanganan awal, harus dilakukan
kegagalan proses pembentukkan tindakan pencegahan infeksi pada tali
trombus normal. Selain itu pusat.
perdarahan pada tali pusat juga c. Segera lakukan inform consent dan inform
bisa sebagi petunjuk adanya choise pada keluarga pasien untuk
penyakit pada bayi. dilakukanrujukan
1.1.Hipertensi
HipertensiDalam
DalamKehamilan
Kehamilan
a.a. Hipertensi esensial
Hipertensi esensial
b.b. Hipertensi
HipertensiKarena
KarenaKehamilan
Kehamilan
c.c. Preeklampsia
Preeklampsia
d.d. Eklampsi
Eklampsi
2.2.Anemia
Anemiapadapadakehamilan
kehamilan
3.3.Penyakit Jantung
Penyakit Jantung
4.4.Diabetes
DiabetesMelitus
Melitus
LAHIR DARI IBU YANG
MENDERITA HIV DAN AIDS
Diagnosis pada Bayi dan Anak
• Bayi yang tertular HIV dari ibu bisa saja tampak normal secara klinis
selama periode neonatal. Penyakit penanda AIDS tersering yang
ditemukan pada anak adalah pneumonia yang disebabkan
Pneumocystis carinii. Gejala umum yang ditemukan pada bayi dengan
ifeksi HIV adalah gangguan tumbuh kembang, kandidiasis oral, diare
kronis, atau hepatosplenomegali (pembesaran hapar dan lien).
Penatalaksanaan
• Asuhan ibu : ikuti panduan Center for Disease Control (CDC) untuk profilaksis
antiretrovirus gestasional
• Asuhan bayi : dengan pemberian obat-obat ARV, maka daya tahan tubuh anak
dapat meningkat dan mereka dapat tumbuh dan berkembang seperti anak
normal lainnya.
• Pencegahan
Penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui :
• Saat hamil. Penggunaan antiretroviral selama kehamilan yang bertujuan agar vital load
rendah sehingga jumlah virus yang ada di dalam darah dan cairan tubuh kurang efektif untuk
menularkan HIV.
• Saat melahirkan. Penggunaan antiretroviral(Nevirapine) saat persalinan dan bayi baru
dilahirkan dan persalinan sebaiknya dilakukan dengan metode sectio caesar karena terbukti
mengurangi resiko penularan sebanyak 80%.
• Setelah lahir. Informasi yang lengkap kepada ibu tentang resiko dan manfaat ASI
• Untuk mengurangi resiko penularan, ibu dengan HIV positif bisa memberikan susu formula
pengganti ASI, kepada bayinya. Namun, pemberian susu formula harus sesuai dengan
persyaratan AFASS dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu Acceptable = mudah
diterima, Feasible = mudah dilakukan, Affordable = harga terjangkau, Sustainable =
berkelanjutan, dan Safe = aman penggunaannya
• Pada daerah tertentu di mana pemberian susu formula tidak memenuhi persyaratan AFASS,
ibu HIV positif harus mendapatkan konseling jika memilih untuk memberikan ASI eksklusif.
• Penatalaksanaan
• Asuhan ibu : ikuti panduan Center for Disease Control (CDC) untuk profilaksis antiretrovirus
gestasional
• Asuhan bayi : dengan pemberian obat-obat ARV, maka daya tahan tubuh anak dapat
meningkat dan mereka dapat tumbuh dan berkembang seperti anak normal lainnya.
Kematian bayi endogen atau kematian neonatal disebabkan oleh faktor-
faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada
saat konsepsi (Sudariyanto, 2011). Menurut Mochtar (1998), kematian bayi
yang disebabkan dari kondisi bayinya sendiri yaitu BBLR, bayi prematur, dan
kelainan kongenital. Pendapat Saifudin (1992), kematian bayi yang dibawa
oleh bayi sejak lahir adalah asfiksia. Sedangkan kematian bayi eksogen atau
kematian postneonatal disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian
dengan pengaruh lingkungan luar (Sudariyanto, 2011)
Kategori status kesehatan neonatal yang berisiko terhadap terjadinya
kematian bayi meliputi berat badan lahir rendah (BBLR), prematur, asfiksia,
kelainan kongenital dan penyakit infeksi. Kategori status kesehatan
neonatal yang tidak berisiko terhadap terjadinya kematian bayi meliputi
berat badan lahir normal (BBLN), tidak prematur, tidak asfiksia, tidak
mempunyai kelainan kongenital dan penyakit infeksi.