Anda di halaman 1dari 144

Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan AnakPrasekolah

OLEH KELOMPOK III Putu Eka Deviana Septiari Ni Luh Putu Mariantini Ni Luh Putu Mega Indriyani Diahayu Mandalika Putu Wahyu Adnyani Parta Ni Putu Indah Prabawati Ningrum Ni Made Mika Antari Ni Nyoman Dewi Prabandari Ni Kadek Linda Marsiari Desak Ketut Yuni Karwati Kadek Yutika Marheni Lestari Putu Senia Febriana P07124011011 P07124011013 P07124011014 P07124011015 P07124011016 P07124011017 P07124011040 P07124011041 P07124011042 P07124011043 P07124011044 P07124011045

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Ni Wayan Armini, M.Keb, selaku dosen pembimbing 2. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan laporan ini sehingga kritik dan saran sangat diperlukan oleh penulis. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 16 November 2012

Penu

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Ruang lingkup Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita meliputi lima aspek yaitu

Asuhan pada Bayi Baru Lahir Normal, Bayi Baru Lahir Bermasalah, Bayi Baru Lahir dengan Kelainan Bawaan, Bayi Baru Lahir dengan Trauma, dan Neonatus Beresiko Tinggi. Termasuk juga di dalamnya mengenai tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan, dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi hingga dewasa. Tumbuh kembang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita, maupun anak prasekolah. Kebutuhan dasar tersebut meliputi asah, asih, dan asuh. Oleh karena itu, orang tua, keluarga, maupun tenaga kesehatan harus mampu mendukung dan memenuhi kebutuhan dasar tersebut, baik asah, asih, maupun asuh agar anak dapat tumbuh secara optimal. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara pemenuhan kebutuahan asah pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah ? 2. Bagaimana cara pemenuhan kebutuahan asih pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah ? 3. Bagaimana cara pemenuhan kebutuahan asuh pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui cara pemenuhan kebutuahan asah pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah 2. Untuk mengetahui cara pemenuhan kebutuahan asih pada neonatus, bayi, balita, dan anak

prasekolah 3. Untuk mengetahui cara pemenuhan kebutuahan asuh pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah D. Manfaat 1. Mengetahui cara pemenuhan kebutuhan asah pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah 2. Mengetahui cara pemenuhan kebutuhan asih pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah 3. Mengetahui cara pemenuhan kebutuahan asuh pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah

BAB II ISI Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah

A. Neonatus 1. Asih a. Ikatan Kasih Sayang Bounding attachment terjadi pada kala IV, ketika terjadi kontak antara ibuayah-anak yang berada dalam ikatan kasih sayang. Bonding merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antarindividu, pertemuan pertama kali antara orang tua dan anak,attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu lain. Tahap-tahap bonding attachment 1) Perkenalan (acquaintance) dengan melakukan kontak mata, memberikan sentuhan, mengajak berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. 2) Keterikatan (bonding) 3) Attachment,perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain Elemen-Elemen Bonding Attachment 1) Sentuhan Sentuhan atau indera peraba dipakai secara intensif oleh orang tua sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Gerakan dilakukan untuk menenangkan bayi. 2) Kontak mata Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua, dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.

3) Suara Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dengan bayinya juga penting dilakukan. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sementara itu, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi. 4) Aroma Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon terhadap aroma/bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwasetiap anak memiliki aroma yang unik, sementara itu bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya. 5) Hiburan Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kakinya. Hiburan terjadi saat anak mulai bicara. Irama ini berfungsi memberi umpan baik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif. 6) Bioritme Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan member kasih saying yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi

mengembangkan prilakuk responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar. 7) Kontak dini Keuntungan fisiologis yang diperoleh dari kontak dini yaitu: a) Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat b) Refleks mengisap dilakukan sedini mungkin c) Pembentukan kekebalan aktif dimulai d) Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak i. Kehangatan tubuh ii. Waktu pemberian kasih sayang iii. Stimulasi hormonal Prinsip-prinsip dan upaya bonding attachment

1) Bonding attachment dilakukan dimenit pertama dan jam pertama 2) Orang tua merupakan orang yang menyentuh bayi pertama kali 3) Adanya ikatan yang baik dan sistematis 4) Orang tua ikut terlibat dalam proses persalinan 5) Persiapan (perinatal care) 6) Cepat melakukan proses adaptasi 7) Kontak sedini mungkin sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman. 8) Tersedianya fasilitas untuk kontak lebih lama 9) Penekanan pada hal-hal positif 10) Adanya perawat maternitas khusus (bidan) 11) Libatkan anggota keluarga lainnya 12) Pemberian informasi bertahap mengenai bonding attachment Dampak positif bonding attachment adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, serta berani mengadakan eksplorasi. Hambatan yang biasa ditemui adalah kurangnya system dukungan, ibu dan bayi yang beresiko, kehadiran bayi yang tidak diinginkan. b. Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah bentuk prilaku anak yang memiliki adik baru. Anak cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran adiknya., terlebih lagi ketika ia melihat ibunya sedang bersama adiknya . Perilaku ini biasanya ditunjukkan untuk menarik perhatian ibu dan biasa muncul pada anak-anak usia 12-18 bulan. 1) Faktor-faktof yang dapat menimbulkan sibling rivalry a) Usia Jarak antara kakak beradik yang dekat cenderung menimbulkan adanya sibling rivalry. Perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun merupakan usia yang paling mengancam terutama bila kakak masih sangat muda dan belum memahami situasi. Sibling rivalry muncul umumnya pada anak usia prasekolah yaitu pada usia 1 tahun sampai 6 tahun. b) Jenis kelamin

Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik cenderung jarang menimbulkan persaingan dibanding anak yang memiliki jenis kelamin yang sama.), jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik lebih menunjukan hubungan yang positif dibanding kakak adik yang memiliki jenis kelamin sama . Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry diantaranya : a) Peran orangtua b) Besarnya keluarga Besarnya keluarga mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil dengan 2-3 anak dari pada dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang menerima perhatian lebih besar dari orangtua. c) Umur Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry. d) Jenis kelamin Jenis kelamin yang berbeda dari anak dapat meningkatkan timbulnya sibling rivalry dibanding yang berjenis kelamin sama e) Posisi anak Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak pertama dengan anak kedua dibanding dengan anak terakhir.

2) Tanda-tanda sibling rivalry Anda dapat mengeksploitasikan perasaan cemburu dengan berbagai cara yang kreatif yaitu : a) Melakukan kekerasan baik secara fisik maupun psikis seperti memukul adik atau kakaknya, mendorong anak lain dari pangkuan ibunya, memahami secara verbal atau melakukan penghinaan. b) Regresi pada anak yang lebih tua seperti menunjukan perilaku perkembangan sebelumnya misal, kembali mengompol atau meminta botol susu c) Displacement, anak mengalami perubahan penampilan disekolah misalnya menunjukan perilaku yang buruk disekolah.

d) Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi perubahan dalam pola tidurnya e) Anak mengalami depresi atau menderita kegelisahan akan perpisahan. 3) Dampak sibling rivalry Pengaruh dari sibling rivalry dapat berdampak pada anak, orangtua dan masyarakat secara tidak langsung. Efek dari perilaku ini merupakan dampak jangka lama pada anak maupun masyarakat saat anak menjadi bagian dalam masyarakat antara lain : a) Anak Dampak pada anak ada dua hal yang utama. Pertama, anak dapat tumbuh sangat agresif, karena perilaku persaingan yang agresif yang berlangsung lama pada awal masa kanak-kanak dimana pada tahap ini konsep diri mulai terbentuk. Dampak kedua adanya sibling rivalry yaitu anak menjadi rendah diri, karena anak yang merasa gagal dalam merebut cinta kasih dari orangtua dan bila hal ini terjadi secara berulang-ulang anak dapat merasa kecewa dan hilang kepercayaan diri. Anak tumbuh menjadi individu yang sulit beradaptasi terhadap krisis yang ditemui pada tahap perkembangan selanjutnya, terutama pada masa penuh krisis seperti pada masa adolence b) Orangtua Orangtua dapat menjadi stres dengan tingkah laku yang ditunjukan anak-anak dengan sibling rivalry c) Masyarakat Anak yang tumbuh menjadi dewasa dengan kepribadian yang terbentuk dari dampak negatif sibling rivalry yaitu, perilaku psikologis yang merusak yang dapat berupa perilaku agresif atau perilaku kriminal tertentu yang mengganggu masyarakat. 4) Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain: a) Tidak membandingkan antara anak satu sama lain. b) Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri. c) Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda. d) Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain. e) Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.

f) Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain. g) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda. h) Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang. i) Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri. j) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik. k) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak. l) Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain. m) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak. n) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus. 5) Peran Bidan Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain: a) Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran. b) Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan. 2. Asuh a. Pemenuhan Nutrisi Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Bahan bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient yang meliputi air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. 1) Tujuan Pemberian Nutrisi Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut :

a) Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit serta melaksanakan berbagai jenis aktivitas. b) Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor. c) Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan. Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minum dan makan bayi adalah dengan membantu bayi mulai menyusui melalui pemberian ASI eksklusif. Prinsip umum menyusui secara dini dan eksklusif adalah sebagai berikut: a) Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam pertama) b) Kolostrum harus diberikan tidak boleh dibuang c) Bayi harusdiberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Artinya, tidak boleh memberi makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa tersebut d) Bayi harus disusui kapan saja ia mau, siang atau malam (on demand ) yang akan meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat Untuk mendapatkan ASI dalam jumlah cukup, seorang ibu perlu menjaga kesehatanya sebaik mungkin. Ia perlu minum dalam jumlah cukup, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Oleh sebab itu bidan harus mengingatkan hal ini pada ibu. Jumlah rata-rata makanan seorang bayi cukup bulan selama 2 minggu pertama sebanyak 30-60 ml setiap 2-3 jam. Selama 2 minggu pertama, bayi baru lahir hendaknya dibangunkan untuk makan paling tidak setiap 4 jam. Sesudah itu, jika bayi sudah bertambah berat badannya, bayi boleh tidur dalam periode yang lebih lama (terutama malam hari). Untuk meyankinkan bahwa bayi mendapat cukup makanan, ibu harus mengamati/mencatat seberapa sering bayi berkemih. Berkemih paling sedikit 6 kali selama 2-7 hari setelah lahir, ini menunjukan asupan cairan yang adekuat . b. Konsep Imunologi dan Imunisasi ( Dasar/Anjuran ) 1) Pengertian Sistem Imun Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak

normal (sel terinf eksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan bertingkat. 2) Penggolongan Antibodi, Peran dan Karakteristik a) IgS Antibodi yang paling banyak (85% dari antibodi dalam sirkulasi), ditemukan di darah dan semua kompartemen cairan termasuk cairan serebrospinalis. Di produksi dalam jumlah yang besar pada respon adaptip sekunder sehingga mencerminkan riwayat pajanan terhadap patogen. Bertahan lama. Dapat berdifusi keluar dari aliran darah ke tempat infeksi akut dan dapat menembus plasenta. Bekerja sebagai opsonin kuat yang menjembatani fagosit dan sel sasaran. Penting dalam pertahanan terhadap bakteri dan pengaktifan sistem komplemen melalui jalur klasik. b) IgM Molekul IgM bergabung dalam kelompok lima "pentamer IgM" sehingga cenderung menggumpalkan antigen yang menjadi sasaran fagosit dan sel NK. Merupakan molekul besar sehingga tidak dapat berdif usi keluar aliran darah. Merupakan aktivator kuat sistem komplemen, penting dalam respon imun terhadap bakteri. Antibodi pertama yang diproduksi daat tubuh menghadapi suatu antigen baru. c) IgA Sebagian besar dalam sekresi, misalnya air liur, air mata, keringat, dan air susu terutama kolostrum. Menyatu dalam kelompok yang terdiri atas dua atau tiga molekul. Melindungi tubuh dengan melekat ke patogen dan mencegah perlekatan patogen ke rongga tubuh. Tidak dapat mengaktif kan komplemen atau menembus plasenta. d) IgE

Ekornya berlekatan dengan reseptor di sel mast sehingga berperan dalam peradangan akut, respon alergi dan hipersensitivitas. Tempat pengikatan untuk antigen di parasit yang lebih besar, misalnya cacing dan flukes. Sebagian orang memiliki IgE untuk protein lingkungan yang tidak berbahaya misalnya serbuk sari, kutu debu rumah, dan penisilin. e) IgD Jarang disintesis, hanya sedikit yang diketahui tentang fungsinya. Berukuran besar, hanya dapat ditemukan di darah. Mungkin terlibat dalam stimulasi sel B oleh antigen. 2) Perkembangan Imunologi Janin Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat. Respon janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai dari pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat janin terpajan dengan mikroorganisme baru. Candida albicans, gonococcus dan herpes virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus infeksi herpes yang diketahui, pelahiran pervaginam tidak diperbolehkan. Begitu lahir, bayi cenderung akan bertemu dengan Staphylococcus aureus, suatu mikroorganisme dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil.

Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang dengan baik pada bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat, pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau terapi untuk mengatasi infeksi, teknikteknik melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan memperhatikan segala aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan tindakan yang sangat penting. 3) Sistem Imun Pasif pada Janin

Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya kuman patogen atau bibit penyakit tidak dapat menembus barier placenta. Bayi yang baru lahir, tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinfeksi. Bayi yang mature telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis tertentu dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum dilahirkan. Namun demikian, bayi yang meninggalkan lingkungan yang steril untuk kemudian secara tiba-tiba bertemu dengan banyak mikroorganisme dan antigen lainnya. Diperlukan waktu beberapa minggu sebelum imunitas aktif terbentuk. Proses penyaluran imun pasif dari maternal: Sistem imun janin diperkuat oleh penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada janinnya melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran melalui air susu. Profil imunoglobulin yang disalurkan melalui plasenta dan disekresikan melalui air susu bergantung pada mekanisme transportasi spesifik untuk berbagai kelas

imunoglobulin. IgG ibu menembus plasenta ke dalam sirkulasi janin melalui mekanisme aktif spesifik, yang efektif dari sekitar usia gestasi 20 minggu, tetapi aktivitasnya meningkat pesat sejak usia gestasi 34 minggu. Ibu akan menghasilkan respons imun terhadap antigen yang ia temui dengan menghasilkan IgG, yang dapat melewati plasenta. Bahkan kadar IgG ibu rendah, IgG akan tetap di salurkan melalui plasenta. Hal ini berarti janin akan mendapat imunisasi pasif terhadap patogen yang besar ditemukan di lingkungan setelah lahir. Imunitas pasif ini memberikan perlindungan temporer penting pascanatal sampai sistem bayi sendiri matang dan menghasilkan sendiri antibodi 4) Reaksi Antigen-Antibodi Dalam bidang imunologi, kuman atau racun (toksik) disebut sebagai antigen. Secara khusus, antigen tersebut merupakan protein dari kuman atau protein racunnya. Bila antigen pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen tersebut kuman, zat anti yang dibentuk disebut antibodi. Berhasil atau tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman bergantung pada jumlah zat anti yang dibentuk. Pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antigen/antitoksim terhadap antigen tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai pengalaman untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi ke-2 dan ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai dalam membetuk zat anti yang

cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-antibody, tubuh anak dengan dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman.

Dengan dasar reaksi antigen tubuh anak akan memberikan perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak akan terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuhpun akan menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak tersebut harus mendapatkan suntikan/ imunisasi ulang. 5) Imunisasi pada Neonatus Imunisasi berasal dari kata Imun, kebal atau resistan. Imunisasi berarti pemberian kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tujuan dari pemberian imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu, bila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat dan kematian Imunisasi yang diberikan pada neonatus adalah: a) BCG Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG. Imunisasi BCG diberikan pada semua bayi baru lahir (neonatus) sampai usia kurang dari 2 bulan. Penyuntikan biasanya dilakukan di bagian atas lengan kanan (region deltoid) dengan dosis 0,05 ml reaksi yang mungkin timbul setelah penyuntikan adalah kemerah-merahan disekitar suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah suntikan,dan terjadi pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan (biasanya di daerah ketiak). Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari, tidak boleh beku, dan harus disimpan pada suhu 2-8 oC . vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam 8 jam. Vaksin BCG diberikan pada anak ketika umur 2 bulan dan sebaiknya dilakukan uji Mantoux terlebih dahulu. 1)) Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) Penyuntikan BCG secara IC yang benar akan menimbulkan ulkus local superficial di 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus akan sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat dengan diameter 4-8 mm tergantung pada dosis yang diberikan, dan apabila penyuntikan dilakukan terlalu dalam maka parut akan tertarik ke dalam (retracted). Limfadentitis supuratif di aksila atau

leher juga kadang dapat dijumpai tergantung pada umur anak, dosis, dan galur yang dipakai yang akan sembuh dengan sendirinya. Tidak perlu diberikan antituberkulosis sistemik karena hasilnya tidak efektif. BCG-it is desiminasi jarang terjadi, biasanya berhubungna dengan imunosefisiensi berat.

Komplikasi lainnya adalah eritema nodosum, iritasi, lupus vulgaris, dan osteomelitis. Komplikasi ini haru diobati dengan kombinasi obat

antituberkulosis. 2)) Kontraindikasi Tidak dianjurkan untuk melakukan imunisasi BCG, jika ditemukan hal-hal berikut : Reaksi uji tuberculin > 5 mm Terinfeksi HIV dan atau resiko tinggi HIV, imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif , sedang menjalani terapi radiasi, serta menderita penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau system limfe. Anak menderita gizi buruk Anak menderita demam tinggi Anak menderita infeksi kulit yang luas Anak pernah menderita tuberculosis Kehamilan

3)) Rekomendasi Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia 2 bulan. Pada bayi yang kontak erat dengan penderita TB, dan melalui pemeriksaan sputum BTA (+3) maka sebaiknya diberikan INH profilaksis terlebih dahulu dan jika kontak sudah tenang dapat diberi BCG Jangan lakukan imunisasi BCG pda bayi atau anak imunodefisiensi misalnya HIV, gizi buruk, dan lain-lain. b) Hepatitis B Hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Pada masa neonatus, imunisasi ini hanya diberikan saat bayi berusia 12 jam setelah lahir. ini diberikan dengan satukali suntikan dosis 0,5 ml. dengan

Pemberian imunisasai hepatitis B harus berdasarkan status HbsAg ibu dan pada saat melahirkan, sebagai berikut: Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg tidak diketaui. Diberikan vaksin rekombinan (HB vax-II 15 atau engerik B 10 ) IM dalam waktu 12 jam

setelah lahir. Dosis kedua diberikan umur 1-2 bulan dan dosis ketiga umur 6 bulan. Apabila pemeriksaan selajutnya diketahui HbsAg-nya negative, segera berikan 0,5 mL HBIG (sebelum 1 minggu) Bayi lahir dari ibu HbsAg positif. Dalam kurun waktu 12 jam setelah lahir, secara bersamaan, erikan 0,5 ml HBIG dan vaksin rekombinan, im disisi tubuh yang berlainan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan sesudahnya dan dosis ke tiga pada usia 6 bulan. Bayi lahir dari ibu dengan HbsAg negative. Diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived secara IM pada umur 2-6 bulan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi pertama . Dari hasil riset membuktikan bahwa bayi yang sudah mendapatkan vaksin sebanyak 3x , pada umur 5 tahun masih terdapat titer antibody nti HBsAg protektif (> 10 mlU/ml) itu artinya vaksin hepatitis B tidak perlu dilakukan kecuali titer anti HbsAg < 10 lU/ml. namun bila sampai anak berumur 5 tahun belum mendapat vaksin, maka secepatnya berikan. Ulangan imunisasi hepatitis B (hep B-4) dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun.

1)) KIPI Efek samping yang terjadi pascaimunisasi hepatitis B pada umumnya ringan , hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi maupun otot. 2)) Kontraindikasi Sampai saat ini belum dipastikan adanya kontraindikasi absolute terhadap pemberian imunisasi hepatitis B, kecuali pada ibu hamil.

3)) Hiporesponder dan Nonresponder Tanggap kebal pascaimunisasi dapat terjadi oleh hal-hal berikut: Usia tua Pemberian vaksin di daerah bokong Pada anak gemuk Pasien hemodialisis/ transplantasi Pasien yang menadapatkan obat-obatan imunosupresif Pasien leukemia dan penyakit keganasan lainnya Pasien DM dengan insulin dependent Infeksi HIV Pecandu alcohol

Pada keadaan diatas imunisasi perlu diulangi dengan meningkatkan dosis (2x) c) Polio Untuk imunisasi dasar (polio 1,2,3) vaksin diberikan 2 tetes per oral dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Karena Indonesia merupakan daerah endemic polio, maka PPI menambahkan imunisasi polio segera setelah lahir ( polio-0 pada kunjungan 1) dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Polio-0 diberikan saat bayi akan pulang ke rumahnya. Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio 4, selanjutnya saat masuk sekolah (5-6 tahun). Vaksin peroral harus disimpan tertutup pada suhu 2-8 oC, jangan tempatkan pada saat terbuka. Dapat pula disimpan beku pada temperature 20 oC dapat dipakai 2 tahun dapat dicairkan dengan cara ditematkan pada telapak tangan dan digulir-gilirkan, jaga agar warna tidak berubah, dan tanggal kadaluarsa tidak terlampaui, hal ini dapat juga dapat berlaku pada vaksin yang telah terpakai. 1)) Kontraindikasi Mengalami penyakit akut atau demam (> 38,5 oC), imunisasi harus ditunda Muntah atau diare, imunisasi harus ditunda Dalam masa pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif oral maupun suntikan juga pengobatan radiasi umum Keganasan, dan anak dengan mekanisme imunolohis yang terganggu

Menderita infeksi HIV Pemberian bersamaan dengan vaksin tifoid oral

c.Perawatan Sehari-hari 1) Memandikan Pada bayi baru lahir atau neonatus dilakukan penundaan untuk memandikan sampai tubuh bayi kembali stabil. Pada neonatus yang cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2500 gram dan menangis kuat bisa dimandikan kurang lebih 24 jam setelah kelahiran dengan tetap menggunakan air hangat. Pada neonatus yang berat badannya kurang dari 2500 gram atau keadaannya sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu menghisap ASI dengan baik. Neonatus sebaiknya tidak dimandikan walaupun dengan air hangat, karena belum bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Jika neonatus dibasahi dengan air maka panas yang ada dalam tubuhnya akan terambil sehingga suhu tubuhnya akan turun drastis. Jika bayi yang baru lahir kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir dalam tubuh yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuhnya akan berkurang. Dengan demikian beberapa organ tubuh akan membiru, misalnya tangan, wajah, kaki dan kulit. Bukan hanya itu, akibat kekurangan oksigen tersebut maka beberapa sel-sel tubuh akan mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang sensitif. 2) Memberi Minum/Menyusui BBL normal dapat segera disusui hanya dalam waktu 1-2 menit pada setiap payudara. Bayi baru lahir segera mungkin dilakukan IMD. Proses ini berlangsung minimal 1 jam pertama setelah bayi lahir. IMD sangatlah baik kegunaannya, selain sebagai pengerat hubungan batin ibu dan anak IMD juga memiliki keuntungan lainnya, yaitu mempercepat keluarnya kolostrum. Pada waktu IMD bayi mendapat kolostrum yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Kolostrum adalah ASI yang keluar pertama kali , yang berwarna kekuningan dan kental. Fungsi dari kolostrum yaitu : Bayi baru lahir mempunyai lambung yang sangat kecil,yang hanya muat untuk di isi sedikit, dan kolostrun ini tersedia dalam jumlah sedikit

Kolostrum adalah sebuah konsentrat ( tinggi nutrient) cairan yang di buat khusus untuk kebutuhan bayi Kolostrum mendorong pergerakan pertama kotoran , sehingga membersihkan saliran pencernaannya dari mekonium Klostrum berisi banyak antibody dan growth factor. Growth factor ini menigningkatkan perkembagan system pencernaan bayi dan antibody untuk meningkatkan system imun bayi

Koostrum berisi imunogobulin A, yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi tenggorokan, hati, dan usus Kolostrum berisi Protective Whie Cell yang membantu memusnahkan penyakit yang disebabkan karena bakteri dan virus kolostrum memiliki antioksidan dan anti inflammatory Oleh karena itu sangatlah penting bayi mendapakan kolostrum dan air susu ibu

untuk pertama kali pada masa neonatus. Pada hari ke 3 neonatus

harus sudah

menyusu selama 10 menit pada mammae ibu dengan jarak max 3-4 jam. Bila dalam waktu kurang dari 1 jam bayi menangis maka boleh disusui pada 1 payudara secara bergantian. a) Kebutuhan minum pada neonatus yaitu : Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 200 cc/kg BB/hari. b) Posisi yang baik saat menyusui yaitu: 1)) Posisi yang baik dengan cara berbaring : Ibu menyangga seluruh badan bayi dengan satu lengan, kepala bayi berada pada lipatan siku, dan bokong bayi terletak pada lengan, ditahan dengan telapak tangan ibu. Ibu memeluk badan bayi dekat dengan badannya, perut bayi menempel dengan perut ibu, kedua tangan bayi berada di depan ibu. Kepala dan bayi berada dalam satu garis lurus. Wajah bayi menghadap payudara dengan hidung berhadapan dengan putting.

2)) Posisi yang baik dengan cara duduk : Ibu menyangga seluruh badan bayi dengan satu lengan, kepala bayi berada pada lipatan siku, dan bokong bayi terletak pada lengan, ditahan dengan telapak tangan ibu. Ibu memeluk badan bayi dekat dengan badannya, perut bayi menempel dengan perut ibu, satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang lainnya di depan badan ibu. Kepala dan bayi berada dalam satu garis lurus. Wajah bayi menghadap payudara dengan hidung berhadapan dengan putting. 3) Menyendawakan Sendawa merupakan upaya alami untuk mengosongkan lambung dari udara berlebihan. Udara ini umumnya turut tertelan masuk bersamaan dengan ASI saat bayi menyusu. Makin banyak udara yang masuk makin kembunglah perut bayi. Si kecil pun jadi rewel, bahkan muntah karena udara dan makanan sudah banyak bercampur di dalam lambung. Muntah juga menyebabkan asupan ASI ke dalam lambung keluar kembali. Tidak hanya itu. Lambung yang penuh udara akan menurunkan nafsu makan. Kapan saja bayi perlu disendawakan : Setiap saat setelah selesai menyusui. Setelah si kecil merasa cukup kenyang menyusui, perlahan sendawakanlah. Jika si kecil mulai terlihat tidak nyaman atau rewel saat disusui, berhentilah untuk sejenak (sekitar 10-20 menit). Lalu, cobalah untuk menyendawakannya terlebih dulu. Jika anda memberikan susu botol, sebaiknya bayi disendawakan setiap 60-90 ml. Tetapi, jika si kecil disusui dengan ASI sebaiknya ia disendawakan setiap kali akan berganti posisi/peralihan dari satu payudara ke payudara lainnya. Adakalanya bayi terbangun dalam tidurnya karena kembung.Sendawankanlah si kecil agar ia dapat kembali melanjutkan tidurnya dengan nyaman. Jika bayi minum tergesa-gesa.Tunggulah sampai ia mulai slowdown, lalu perlahan sendawakan si kecil. Setelah itu, Anda mulai dapat menyusui lagi. a) Posisi dan cara menyendawakan bayi :

1)) Menaruh di Pundak (over your shoulder). Inilah posisi favorit dan mudah menyendawakan. Caranya, bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan tangan lain memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya. Tidak lebih dari tiga menit, mulut bayi akan mengeluarkan bunyi khas sendawa. Agar berhasil sebaiknya: - Usahakan tubuh bayi dalam posisi tegak lurus/vertikal. Dagu menyandar ke bahu, bahu lurus ke bawah, lalu leher disangga tangan. - Posisi dagu diusahakan lebih tinggi dari bahu. Mulut dan hidung tidak tertutup. Jika posisi ini diabaikan, sangat mungkin bayi sulit sendawa, bahkan bisa menyebabkannya muntah. - Tepuklah di bagian punggung secara perlahan tapi kuat. Jangan terlalu lemah tapi tidak usah terlalu keras. Jangan menepuk di atas pantat atau di pundaknya karena percuma. Tepuklah di bagian tengah, di bawah iga kiri. - Goyangkan tubuh bayi, bukan kakinya saat menyendawakan. Mirip menggoyangkan botol. Menggoyangkan sembarangan bisa membuat bayi sulit sendawa. - Pegang selalu leher bayi. Jika tidak, bayi bisa mengalami risiko cidera. 2)) Posisi Setengah Duduk di Pangkuan (sitting on your lap). Kelemahan posisi ini, bayi umumnya agak lama bersendawa karena posisinya tidak tegak. Melakukannya pun tidak mudah. Posisi bayi setengah duduk. Dada dan kepala menjorok ke depan. Sangga leher lalu tepuk-tepuk bagian lambungnya. Si kecil pun akan sendawa. Hindari memangku bayi dengan posisi mendatar, karena menyebabkannya muntah. 3)) Posisi Telungkup (lying face down on your lap) Telungkupkan bayi di pangkuan. Tepuk-tepuklah bagian punggungnya. Usahakan posisi dada lebih tinggi dari perutnya. Cara ini bisa dilakukan di boks atau ranjang si kecil. Selain membuat udara di perut keluar, posisi ini bisa membuat bayi lebih relaks.

4)) Metode Tick Tock - Pegang bayi di bawah ketiaknya. Menahan/ menyangga pada bagian kepala dan leher bayi dengan jari . - Biarkan kaki bayi menjuntai/mengayun-ayun dengan bebas. - Pegang bayi sehingga menghadap sejajar dengan wajah ibu. - Miringkan bayi anda dari samping ke samping dengan hati-hati/pelan-pelan. - Buat suasana menyenangkan bagi bayi, misalnya dengan bersenandung : tick tock -tick tock - Gerakan metode tick tock ini akan membuat udara dari lambung bayi akan keluar melalui sendawa - Saat bayi tampak akan bersendawa, pindahkan dari dari hadapan muka anda, terutama jika sendawa bayi disertai dengan air ludah. b) Beberapa kesalahan saat menyendawakan bayi : 1)) posisi dagu si bayi tidak lebih tinggi dari bahu ibu sehingga mulut dan hidung bayi bisa tertutup tubuh ibu. 2)) posisi bayi kadang tidak lurus malah bengkok. 3)) saat menepuk punggung terlalu lemah dan tempat yang ditepuk terlalu tinggi atau di bagian bahu/pundak, atau justru terlalu rendah yaitu di bagian bawah (bagian pantat). 4)) ibu yang agak menggoyangkan bayinya kala bersendawa, sehingga membuat sendawa lama keluar.

4) Pijat Bayi Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang peranannya oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan saat bayi sehat tetapi juga pada bayi sakit atau rewel. Pijat bayi dimasyarakat ini adalah pijat modern yang memadukan antara ilmiah (kesehatan), seni, dan kasih sayang. Beberapa perbedaan antara pijat bayi tradisional dan modern adalah sebagai berikut : Pijat tradisional dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang katanya turuntemurun. Sedangkan, pijat modern justru dilakukan oleh ibunya sendiri, ayah, nenek, atau kakek yang merupan orang terdekat dengan si kecil.

Pijat tradisional menggunakan ramuan-ramuan pemijatan yang kadang tidak terjamin aman bagi kulit bayi, misalnya parutan jahe, bawang, atau dedaunan yang dihancurkan. Ramuan ini mengandung minyak asitri yang dapat menyebabkan rasa gatal, panas, atau perih pada kulit bayi. Berbeda dengan pijat modern yang hanya menggunakan baby oil (minyak bayi, minyak zaitun murni, atau lotion (losion) yang dianjurkan oleh dokter.

Pijat tradisional hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan kadang disertai dengan jamu. Sedangkan, pijat modern adalah terapi sehat tanpa jamu atau obat apapun.

Karena ditujukan untuk mengatasi penyakit, pijat tradisional sering dipaksakan. Akibatnya, bayi menangis keras dan meronta-ronta. Setelah dipijat, bayi lelap karena kelelahan menangis, bukan karena tenang. Sedangkan pijat modern justru ibu yang menunggu kesiapan bayi. Hal ini akan membuat bayi senang. Setelah itu, menjadi santai dan tidur karena puas dan nyaman. (Putri, Alissa: 2009)

a) Manfaat Pijat Bayi

1)) Membuat Bayi Semakin Tenang Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan otomatis membuat imunitas tubuh bayi lebih baik. Bukan hanya secara fisik, pijat bayi juga sangat mempengaruhi emosional, karena aktivitas pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat bayi adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu selain oleh trapis spesialis, pijat bayi sangat baik dilakukan oleh ibu dan ayah. (Putri, Alissa: 2009) 2)) Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi Berdasarkan penelitian T. Field & Scafidi dari universitas Miami, AS. Terapi pijat memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI). Telah diamati perubahan berat badan 20 bayi premature setelah mendapat pijatan secara teratur. Bayi mengalami kenaikan berat badan 20 - 47% per hari setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Sedangkan, bayi berusia 1 3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan lebih

tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat. Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi menjadi cepat lapar dank arena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI. (Putri, Alissa: 2009) 3)) Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi Bayi yang otot-ototnya distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan yang lama begitu pemijatan usai dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tertidur lelap dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan pemijatan bayi. Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan energy setelah melawan perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti:2009). 4)) Meningkatkan konsentrasi bayi Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur dengan efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri,Alisa : 2009). 5)) Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini

menyebabkan terjadinya penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh (Putri,Alissa : 2009). 6)) Meningkatkan produksi ASI Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energy cukup beraktifitas. Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepet laper sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga tambah peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf pengembara system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan rongga perut. Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disalurkan pencernaan yang menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk mendorong makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian, bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin lancar. 7)) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan. (Putri Alissa : 2009). 8)) Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama 20 menit yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik penikngkatan aliran udara setiap hari yang semakin meningkat. 9)) Mengembangkan komunikasi Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah lain. (Prasetyono : 2009). 10)) Mengurangi rasa sakit

Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi dara di perut, sehingga membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana. (Prasetyono : 2009). 11)) Mengurangi nyeri Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi. (Prasetyono : 2009). 12)) Meningkatkan percaya diri Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu menguasai keadaan dan loebih percaya diri untuk merawat si kecil. (Prasetyono : 2009). 13)) Memahami kebutuhan si kecil Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang ulang, orang tua lebih paham cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono : 2009).

b) Persiapan Memijat Bayi Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan pada si kecil sebagai berikut:

1)) Waktu yang tepat a)) Pagi hari Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan nuansa ceria pada bayi.

Yang harus diperhatikan, jangan langsung memijat bayi usai ia makan/disusui. Jangan pula membangunkan bayi hanya untuk dipijat, atau memijat bayi saat ia sakit, memijat paksa, dan memaksakan posisi saat memijat. b)) Malam hari Pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan, biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak. Yang harus diperhatikan, ketika akan dipijat si bayi harus dalam keadaan tenang dan nyaman. Jika rewel, jangan memaksakan untuk memijat. Sebab, bayi akan semakin rewel dan memberontak. Buatlah bayi ceria, ajak bercanda atau bermain sampai siap untuk dipijat. Hindari juga memijat ketika bayi dalam keadaan lapar, hal ini bias mengakibatkan bayi merasa tidak nyaman dan berusaha meronta. Sebaiknya pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan. 2)).Tangan yang aman untuk memijat Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan hangat, mengapa? Karena tangan yang kurang bersih dapat menjadi penular kuman, terutama penyakit kulit, jadi cuci tangan terlebih dahulu lalu pastikan tangan dalam keadaan kerin g karena kulit bayi sangat peka dengan suhu tangan ibu dan tidak nyaman bila tangan yang menyentuhnya itu dingin. Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit bayi. Potonglah kuku dan lembutkan (dikikir). Keberadaan cincin, gelang dan aksesoris lainnya yang terbuat dari logam atau plastic dapat melukai kulit bayi. 3)). Ruang yang nyaman Ruang yang nyaman untuk melakukan pemijatan adalah: Ruang yang kering dan tidak pengap. Ruangan yang pengap dan lembab menyebabkan bayi gerah. Selain itu, suasana seperti itu juga menyebabkan kulit bayi sensitive sehingga bayi merasa menjadi resah saat dipijat. Ruangan yang hangat tetapi tidak panas. Ruangan yang dingin atau terlalu banyak angin menyebabkan bayi kedinginan dan masuk angin.

Untuk menghangatkan ruangan dapat memasang lampu yang memberikan rasa hangat. Ruangan yang penerangnya cukup. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan akurasi pada daerah yang dipijat. Penerangan yang remangremang atau gelap menyulitkan ibu untuk membedakan warna kemerahan kulit si kecil bekas pemijatan. Sebab, warna kemerahan mengindikasi bahwa pemijatan telah cukup. Ruangan tidak berisik. Suara-suara berisik mengganggu konsentrasi ibu dan bayi. Untuk menciptakan ketenangan, pastikan suara yang mengisi ruangan adalah suara ibu, ayah, iringan musik lembuh, seperti memutar music klasik dari Mozart, dave koz dan sebagainya. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu. Bila ingin menerapkan aroma terapi cukup dengan aroma yang muncul dari minyak pijat saja. Tidak dianjurkan menggunakan pewangi ruangan aerosol atau benda bakar (dupa) karena membuat bayi alergi. 4)) Peralatan Yang Harus Disiapkan Peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan pemijatan antara lain: a)) Alas yang empuk dan lembut Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Luas alas ini sebesar ukuran bayi agar ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini sebaiknya dalam posisi datar. b)) Handuk atau lap, popok dan baju ganti Handuk atau lap digunakan untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel dikulit bayi. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat. Menyiapkan popok hendaknya tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan popok) sebab, bayi harus menunggu waktu sehingga kedinginan. c)) Baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan. d)) Minyak untuk memijat Minyak digunakan sebagai pelumas (lubricant) bersifat melicinkan permukaan kulit bayi dan tangan ibu sehingga memudahkan ibu dalam berbagai gerakan urut dan membuat bayi merasa nyaman. Tujuan pelumas ini adalah merawat kulit si kecil agtar tetap lembut dan sehat tanpa terpengaruh oleh bekas gesekan pijat. Jadi, gunakan minyak ketika memijat untuk

menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun (olive oil), minyak dara (virgin coconut oil), minyak telon (baby oil), minyak kelapa (minyak klentik), minyak kelapa sawit, bias juga menggunakan losion. Hal ini karena sifatnya yang lembut dan melembabkan. Jangan menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi. e)) Air dan waslap Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap untuk menyeka bayi dari bekas minyak usai pemijatan.Selain itu, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan berlangsung untuk menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman, diantaranya adalah: Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit untuk melakukan keseluruh tahapan pemijatan Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang. Minta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk menciptakan suasana tenang selama pemijatan. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan. Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan. Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan, sedikit demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10 menit. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. (Putri,Alissa : 2009). 5)) Teknik memijat bayi

Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bias dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan. Pada neonatus gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut. Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat dipergunakan sebagai dasar pijat bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang sebanyak lima sampai enam kali tergantung kebutuhan. a)) Kaki - Memerah susu Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti memegang tongkat pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat dan memutar kedua kaki bayi secara lembut. b)) Telapak kaki Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. c)) Jari Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu pijatan tidak perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jarijari kaki satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari. d)) Punggung kaki Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh punggung kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik lain yakni dengan membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki.

e)) Betis Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remas-remas dari pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkali-kali. f)) Paha Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar. Pegang bayi pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian buatlah gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah tangan yang dimulai dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki. g)) Perut Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu, jangan lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan.

Mengayuh pedal sepeda Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan kebawah secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari atas kebawah perut.

Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri, lalu angkat kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan kanan bisa langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke jari-jari kaki.

Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau, masing-masing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda.

Bulan matahari Disebut gerakan bulan - matahari karena gerakan yang harus dibentuk adalah membuat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke arah kanan bawah (seperti bentuk bulan) diikuti

oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari).

Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat gerakan lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran.

Ibu jari kesamping Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan

masing-masing ibu jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari tersebut menyamping ke arah tepi perut kanan dan kiri.

Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut

bayi. Perut bayi bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah di anggap jam 6, lalu buat gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu)

Gerakan I love You Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk huruf I dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk kiri. Gerakan kedua, bentuk huruf L dengan melakukan usapan mulai dari dada kanan atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk huruf J dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung sampai rusuk kiri lalu diteruskan ke dada kiri atas.

Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut. Jangan

sampai terlalu menekan ke perut. Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada bagian perut, karena bisa mengganggu organ dalam bayi. Perhatikan juga reaksi yang timbul selama proses. Jika bayi tampak gelisah, berusahalah memalingkan kepala, memukul jidat, meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya hentikan dulu. Mungkin dia sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat atau sebab lain. Gerakan jari berjalan

Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk

pada pergerakan kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari

perut dilakukan dengan cara yang sangat hati-hati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang rusuknya. Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada perut.

Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut bayi bagian kanan bawah

dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri bawah guna memindahkan gelembung-gelembung udara yang terselip di balik kulit. Dengan kedua telapak tangan, buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan lipatan kertas. h)) Dada Gerakan Jantung Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu, gerakkan tangan ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah ulu hati. Gerakan tadi seolah membuat gambar jantung. Menyilang Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati kea rah bahu kiri dan kembali kea rah ulu hati. Lingkaran kecil Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu. i)) Tangan Perlahan cara India Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh. Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak seperti memegang gagang senter.

Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi. Atau, kedua tangan melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut pada lengan bayi mulai dari pundak hingga pergelangan tangan.

Memijat ketiak Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif. Ketika jari menyentuh wiyah ini, bayi akan menolak bukan karena sakit,

tetapi mungkin dia merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain.

Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan salah satu tangan anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu menurun hingga ke bagian tulang rusuk dan perut.

Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan atau terdapat pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah ini.

j))Pergelangan tangan Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah pundak. atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan memijit secara lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak. Pijitan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru paru. k)) Telapak tangan Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran lingkaran kecil dari pergelangan tangan kea rah jari jemari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan. l)) Jari Pijat jari bayi satu persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda bisa membunyikan suara tak dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar suara itu dia akan tampak gembira. Gerakan menggulung Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya, anda pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian, gerakkan kedua telapak tangan maju dan mundur seolah sedang menggulung bergerak naik dimulai dari pangkaal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari. m)) Muka Membasuh muka Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara pada bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping

pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain ciluk-ba. n)) Dahi Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut bagian ini mulai dari tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke bawak ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran lingkaran kecil di pelipis, kemudian gerakan kearah dalam melalui daerah bawah pelipis dibawah mata. o)) Alis Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan kesamping searah dengan bulu rambut alis. p)) Dagu

Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua tangan dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya adalah menekan dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi bawah atau samping mulut. 5.Lingkaran kecil dirahang

Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang bayi sedikit sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan hendaknya dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit.

q)) Belakang telinga Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala.

r)) Punggung

Gerakan maju mundur (kuda goyang) Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda. Lalu, pijatlah punggung bayi hingga ke bawah leher

dengan gerakan maju dan mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali dari bawah leher sampai ke pantat bayi. 2.Usapan punggung

Tahan bokong bayi dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung bayi dengan telapak tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan berada.

Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan anda, kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri,Alissa : 2009).

6)) Hal-hal yang boleh dilakukan a)) Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda. b)) Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi akan merasa rileks. c)) Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat. d)) Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, hentikan pijatan. Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau mengantuk. e)) Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat. f)) Jauhkan baby oil dari mata bayi anda. g)) Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pemijatan bayi. (Maharani, Sabrina : 2009) 7)) Hal yang tidak boleh dilakukan: a)) Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu. b)) Membangunkan bayi anda untuk dipijat. c)) Memijat bayi anda dalam keadaan sakit. d)) Memijat bayi anda dengan paksa. e)) Memaksa posisi saat memijat bayi anda. (Maharani, Sabrina : 2009) 3. Asah a. Stimulasi Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar( pendidikan dn pelatihan) bagi anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial:

kecerdasan,

keterampilan,kemandirian

kreativitas,

agama,

kepribadian,

moral-etika,

produktivitas dan sebagainya. (Soetjiningsih,1995) Stimulasi sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Alat permainan merupakan salah satu alat untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Yang dimaksud stimulasi disini adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak . Anak yang mendapat stimulasi akan lebih cepat berkembang daripada anak yang kurang mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat ( reinforcement). Contohnya, dengan munculnya seseorang di hadapan anak misalnya ibunya, maka akan memberikan gairah kenikmatan dan kesenangan sehingga anak akan berinisiatif untuk melakukan permainan dengan ibu tersebut agar diperoleh sesuatu yang menyenangkan. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memerhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Seorang bayi tidaklah begitu lahir langsung dapat bermain. Tetapi kemampuan ini berkembang secara bertahap, yang di mulai dari orang tuanya.Kasih sayang dari orang

tuanya akan mendatangkan rasa aman dan nyaman. Pada awal perkembangan kognitif , anak berada dalam tahap sensori motorik. Pada tahap ini keadaan kognitif anak akan memperlihatkan aktifitas-aktifitas motoriknya,yang merupakan hasil dari stimulasi sensorik. Misalnya pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya , bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh badannya. Tetapi bila stimulus terlalau banyak maka reaksi dapat menjadi sebaliknya yaitu perhataian anak berkurang dan akan menangis Stimulasi-stimulasi dini yang dapat diberikan orang tua di rumah: Ketika bayi rewel, cari penyebabnya dan peluk ia dengan penuh kasih sayang. Gantung benda-benda yang berbunyi dan berwarna cerah di atas tempat tidur bayi agar bayi dapat melihat benda tersebut bergerak-gerak dan berusaha menendang/meraih benda tersebut. Latih bayi mengangkat kepala dengan cara meletakkannya pada posisi telungkup. Ajak bayi tersenyum, terutama ketika ia tersenyum kepada anda.

b. Deteksi

Deteksi dini tumbuh kembang adalah langkah antisipasi yang dilakukan untuk menemukan kasus penyimpangan tumbuh kembang sejak dini dan mengetahui serta mengenali faktor risiko penyimpangan tersebut. Penyimpangan tumbuh kembang dapat bersifat positif, misalnya anak mempunyai tingkat kecerdasan di atas rata-rata, atau negatif, misalnya balita yang mengalami keterlambatan perkembangan. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. 1) Asuhan Pada Bayi Baru Lahir

Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas dan mendeteksi adanya penyimpangan. Bayi memiliki masa transisi. Dimana, masa transisi adalah waktu ketika bayi melakukan stabilitasi dan penyusaian terhadap kehidupan diluar uterus. Ada 3 priode transisi, yaitu: Tahap pertama /periode reaktif adalah dimulai segera setelah lahir dan berakhir setelah 30 menit. Tahap kedua/ periode interval adalah berlangsung mulai menit 30 sampai 2 jam setelah lahir (biasanya pada priode ini banyak tidur). Tahap ketiga /periode reaktif kedua adalah yang berlanjut dari dua jam sampai enam jam. a) Pengkajian segera BBL 1)) Penilaian awal Nilai kondisi bayi : - Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulitan ? - Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas ? - Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat/biru ? Apabila pada penialian kondisi di atas ditemukan bayi tidak menangis, lemas, warna kulit pucat perlu dilakukan resusitasi dini secepat mungkin. Apabila tidak ada perubahan segera rujuk.

2)) APGAR SCORE

Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot dan iritabilitas reflek). Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950). Dilakukan pada : Satu menit kelahiran yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan Menit ke-5 Menit ke-10 Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah berhubungan dengan kondisi neurologis.

SKOR APGAR TANDA 0 1 2


TANDA 0 1 Badan Appearance Biru,pucat pucat,tungkai biru Pulse Grimace Tidak teraba Tidak ada < 100 Lambat Gerakan Activity Lemas/lumpuh sedikit/fleksi tungkai Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur 2 Semuanya merah muda > 100 Menangis kuat Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan Baik, menangis kuat

Prosedur penilaian APGAR Pastikan pencahayaan baik Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dengan cepat dan simultan. Jumlahkan hasilnya Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan hasilnya

Ulangi pada menit kelima Ulangi pada menit kesepuluh Dokumentasikan hasil dan lakukan tindakan yg sesuai

Penilaian Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2. Nilai tertinggi adalah 10


-

Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan tindakan resusitasi Nilai 0 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi

b) Membersihkan jalan nafas Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu Bersihkan darah/lendir dr wajah bayi dengan kain bersih dan kering/ kassa Periksa ulang pernafasan Bayi akan segera menagis dalam waktu 30 detik pertama setelah lahir

Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan : Letakkkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi ekstensi Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril Tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar Apabila tidak ada perubahan segera rujuk

Kebiasaan yang harus dihindari


LANGKAH-LANGKAH Menepuk pantat bayi ALASAN TIDAK DIANJURKAN Trauma/cedera

Menekan dada Menekan kaki bayi ke bagian perutnya

Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa, perdarahan

Membuka sphincter anusnya Menggunakan bungkusan panas/dingin Meniupkan oksigen/udara dingin pada tubuh/wajah bayi Memberi minuman air bawang

Merusak /melukai sphincter ani Membakar/hipotermi hipotermi

Membuang waktu, karena tindakan resusitasi yang tidak efektif pada saat kritis

c) Penghisapan lendir - Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yg steril, sediakan juga tabung oksigen dan selangnya - Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung - Memantau mencatat usaha nafas yg pertama - Warna kulit, adanya cairan / mekonium dalam hidung / mulut hrs diperhatikan d) Perawatan tali pusat Setelah bayi lahir dan kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat. Cara : - Klem tali pusat dengan 2 buah klem pada klem pertama kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi - Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri - Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Potong tali pusat dengan gunting yang perawatan alat steril atau desinfeksi tingkat tinggi - Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan pengikatan ulang yang lebih ketat.perawatan tali pusat , jangan membungkus punting tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke punting tali pusat e) Mempertahankan suhu tubuh Dengan cara :

Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu

Ganti handuk atau kain yang basah dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan bahwa kepala terlindungi dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh

Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit yaitu : o Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi o Apabila suhu bayi kurang dari 36,5C, segera hangatkan bayi

Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya Jangan segera menimbang bayi atau memandikan bayi baru lahir (memandikan bayi setelah 6 jam)

f) Pencegahan infeksi - Memberikan obat tetes mata/salep, diberikan 1 jam pertama bayi lahir yaitu ; eritromysin 0,5% atau tetrasiklin 1%.Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin dan langsung diteteskan pd mata bayi segera stl bayi lahir - BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam perawatannya.

Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi Pakai sarung tangan bersih pd saat menangani bayi yg blm dimandikan Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih

Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih

Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan bendabenda lainnya akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan)

2) Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran

a) Tujuan : Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk dan identifikasi masalah kesehatan BBL yg memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut

petugas kesehatan

b) Pemantauan 2 jam pertama meliputi : Kemampuan menghisap (kuat/lemah) Bayi tampak aktif/lunglai Bayi kemerahan /biru Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan dan penilaian ada tidaknya masalah kesehatan terutama pada :
-

Bayi kecil masa kehamilan/KB Gangguan pernafasan Hipotermia Infeksi Cacat bawaan/trauma lahir

Jika tidak ada masalah, Lanjutkan pengamatan pernafasan, warna dan aktivitasnya Pertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :

hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C bungkus bayi dengan kain yg kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup

c) Lakukan pemeriksaan fisik


-

gunakan tempat yg hangat dan bersih cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan dan bertindak lembut

lihat, dengar, rasakan Rekam /catat hasil pengamatan jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut

d) Pemberian vitamin K

untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vit. K Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari Bayi berisiko 0,5mg 1mg perperenteral/ IM

e) Identifikasi BBL
-

Peralatan identifikasi BBL harus selalu tersedia Alat yg digunakan; kebal air, tepi halus dan tidak melukai, tdk mudah sobek dan tdk mudah lepas

Harus tercantum ; nama bayi (Ny) tgl lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu

Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, Tgl lahir, nomor identifikasi f) Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi : 1)) Pemberian nutrisi Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh) Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium. Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan

2)) Mempertahankan kehangatan tubuh bayi


-

Suhu ruangan setidaknya 18 - 21C Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air panas)

3)) Mencegah infeksi

Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB

Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.

Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari

Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap hari.

Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu

4)) Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua


-

Pernafasan sulit/ > 60x/menit Suhu > 38 C atau < Hisapan Warna kulit biru/pucat 36,5 C lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering Tali pusat merah, bengkak, keluarwarna hijau tua, ada lendir darah Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jamcairan, bau busuk

Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang

g) Berikan immunisasi BCG, Polio dan Hepatis B

3) Pemantauan Lanjutan Tujuan pemantauan bayi baru lahir yaitu untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian dan tindak lanjut dari petugas kesehatan. Selain itu terdapat pula kunjungan bidan ke rumah bayi. Kunjungan neonatal dilakukan untuk memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah dapat segera diidentifikasi seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48 jam, ikterus yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/

keluar cairan dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 C sehingga keadaan ini harus segera dilakukan rujukan. Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi mengalami masalah kesehatan. Resiko terbesar kematian Bayu Baru Lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan dua bulan pertama kehidupannya. Sehingga bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatal sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat pada saat bayi pulang atau bidan meninggalkan bayi jlka persalinan di rumah. Adapun jadwal kunjungan yang dilakukan. a) Kunjungan Neonatal hari k 1 (KN 1) Untuk bayi yang lahir di fasilitas kesehatan pelayanan dapat dilaksanakan sebelum bayi pulang dari fasilitas kesehatan ( 24 jam) Untuk bayi yang lahir di rumah, bila bidan meninggalkan bayi sebelum 24 jam, maka pelayanan dilaksanakan pada 6 - 24 jam setelah lahir. Hal yang dilaksanakan : Jaga kehangatan tubuh bayi Berikan Asi Eksklusif Cegah infeksi Rawat tali pusat

b) Kunjungan Neonatal hari ke 2 (KN 2) Jaga kehangatan tubuh bayi Bearikan Asi Eksklusif Cegah infeksi Rawat tali pusat c) Kunjungan Neonatal minggu ke - 3 (KN 3) Hal yang dilakukan : Periksa ada / tidak tanda bahaya dan atau gejala sakit Lakukan : Jaga kehangatan tubuh Beri ASI Eksklusif Rawat tali pusat

Pelayanan kesehatan neonatal dasar menggunakan pendekatan komprehensif, Manajemen Terpadu Bayi Muda, yang meliputi : - Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah. - Perawatan tali pusat. - Imunisasi Hep B 0 bila belum diberikan pada saat lahir - Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberlkan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dangan menggunakan Buku KIA - Penanganan dan rujukan kasus

4) Hal-hal yang perlu dideteksi a) Ikterus Adalah kondisi yang terjadi ketika produksi bilirubin di tubuh bayi berlebihan dan bayi tidak mampu mengeluarkannya lewat berkemih dan buang air . Bentuk terapi untuk ikterik bermacam-macam, diantaranya adalah :
-

Menyusui Bayi dengan ASI. Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan feses dan

urine, untuk itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan buang air kecilnya. Terapi sinar Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal. Dengan fototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga berupaya

menjaga kadar bilirubin agar tidak terus meningkat sehingga menimbulkan resiko yang lebih fatal. Terapi Transfusi Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau lebih, maka perlu dilakukan terapi transfusi darah. Dikhawatirkan kelebihan bilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel saraf otak (kern ikterus). Efek inilah yang harus diwaspadai karena anak bisa mengalami beberapa gangguan perkembangan. Misalnya

keterbelakangan mental, cerebrel palsy, gangguan motorik dan bicara, serta gangguan penglihatan dan pendengaran. Untuk itu, darah bayi yang sudah teracuni akan dibuang dan ditukar dengan darah lain. Terapi Obat-obatan Terapi lainnya adalah dengan obat-obatan. Misalnya phenobarbital atau luminal untuk meningkatkan pengikatan bilirubin di sel-sel hati sehingga bilirubin yang sifatnya indirect berubah menjadi direct. Ada juga obat-obatan yang mengandung plasma atau albumin yang berguna untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hati. Terapi Sinar Matahari Terapi dengan sinar matahari hanya merupakan terapi tambahan. Biasanya dianjurkan setelah bayi selesai dirawat di rumah sakit. Caranya, bayi dijemur selama setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda. Caranya seperempat jam dalam keadaaan terlentang, misalnya, seperempat jam kemudian telungkup. Lakukan antara jam 07.00 sampai 09.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar bilirubin. Di bawah jam tujuh, sinar ultraviolet belum cukup efektif, sedangkan di atas jam sembilan kekuatannya sudah terlalu tinggi sehingga akan merusak kulit. Hindari posisi yang membuat bayi melihat langsung ke matahari karena dapat merusak matanya. Perhatikan pula situasi di sekeliling, keadaan udara harus bersih.

b) Kolik Kolik adalah kondisi di mana bayi yang sehat menangis terus-menerus tanpa ada penyebab pasti. Selama bertahun-tahun terjadi perdebatan di dunia medis tentang penyebab kolik. Yang paling umum adalah teori perut kembung/gastrointestinal. Penelitian juga menyebutkan, rata-rata 1 dari 5 bayi menderita kolik. Ciri-ciri kolik, menangis 3 jam sehari, selama 3 hari dalam seminggu, dan lebih dari 3 minggu berturut-turut (atau, dengan kata lain, menangis tanpa henti!), terutama di malam hari. Sering susah buang angin, sampai muka merah padam, sering gumoh bahkan sampai muntah, pencernaan tampak bermasalah. Perut kembung kalau ditekan, tidur juga gelisah. Cara mengatasinya dapat mengoleskan minyak angin pada perut bayi.

Bila kolik pada bayi bila disertai manifestasi alergi lainnya sangat mungkin alergi makanan berperanan sebagai penyebabnya. Saat ibu memberikan ASI maka makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh.

c) Gumoh Di awal bayi sering memuntahkan sebagian ASI yang ditelannya. Normalnya, fenomena gumoh ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni di usia 1216 minggu. Penyebab terjadinya gumoh pada bayi memang bisa bermacam-macam yaitu volume lambung bayi masih kecil, klep penutup lambung bayi belum sempurna dan bayi menangis terlalu berlebihan. Cara mengatasi posisi menyusui yang benar, dan bila bayi gumoh terus secara berlebihan, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk dicarikan penyebabnya. Bisa jadi, bayi menderita alergi.

B. Bayi 1. Asih a. Ikatan Kasih Sayang Ikatan kasih sayang (bonding) antara bayi dengan orangtua terutama ibu dapat berkembang melalui hal-hal sederhana. Menurut Michael Mendizza, bonding ialah hubungan yang tercermin-timbal balik. Dia menuturkan, selama kehamilan, kelahiran dan sesudahnya, jika tidak terganggu oleh sesuatu, alam mempertautkan bioritmik, frekuensi jantung, keseimbangan hormon, pola tidur dan ribuan sistem dari kehidupan ibu dan bayinya ke dalam pola-pola yang terikat timbal balik.Ikatan tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran pengalaman pancaindera, pertukaran zat-zat gizi dan pertukaran informasi yang diperlukan untuk perkembangan otak secara sehat dan normal. Alam berharap bonding akan berkembang. Terjalinnya ikatan batin itu diawali lewat sentuhan dan tatapan mata. Kemampuan penglihatan bayi masih yang sangat terbatas. Jarak pandang terjauhnya tidak lebih dari 25 cm. Maklumlah dunianya masih sebatas payudara ibu saat ia disusui. Ikatan batin antara Ibu dan si kecil melalui indera penglihatan terbentuk melalui tatapan mata. Tataplah mata si kecil sesering mungkin, terutama pada saat menyusuinya. Biarkan jari-jari mungil tangannya meraih serta

menyentuh wajah sebagai upaya untuk lebih mengenal orangtua, sebagai orang yang paling dekat dengan dirinya. Untuk membantu fungsi indera si kecil, sentuhlah kulitnya yang halus dan lembut sesering mungkin. Sensasi pada ujung-ujung saraf peraba Anda pada kulit si kecil memungkinkan orangtua untuk saling mengenal lebih dalam satu sama lain, sebagai proses terciptanya ikatan batin yang kuat.Kemudian, melalui indera pendengaran yaitu telinga sebagai pintu informasi atau data ke dalam otak si kecil. Suara dan kata-kata lembut bernada positif, akan menjadi sebuah masukan data yang baik dalam benak si kecil. Semakin banyak data baik yang masuk ke dalam otak si kecil lewat pendengarannya, akan semakin kaya pula perbendaharaan si kecil tentang kebaikan. Melalui indera penciuman, bayi mengenali kedua orang tuanya, terutama dengan ibunya melalui kegiatan menyusui. Christine Harris menyatakan, sudah terbukti ibu dan bayinya dapat saling mengenali melalui bau tubuh masing-masing. Pada saat itu ibu menatap anak dengan kasih dan memeluk anak dengan erat. Melalui kedekatan dan interaksi tersebut terbentuklah hubungan batin antara ibu dan anak. Anak belajar percaya bahwa dunia di luar aman; bahwa mereka bisa percaya akan orang lain mereka akan dibantu. Melalui rasa aman, anak berani untuk menelusuri dunia luar. Kemampuan untuk mempelajari dunia luar merupakan pelajaran yang penting bagi perkembangan anak. b. Sibling Rivalry Sibling rivalry adalah bentuk prilaku anak yang memiliki adik baru. Anak cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran adiknya., terlebih lagi ketika ia melihat ibunya sedang bersama adiknya . Perilaku ini biasanya ditunjukkan untuk menarik perhatian ibu dan biasa muncul pada anak-anak usia 12-18 bulan. 1) Faktor-faktof yang dapat menimbulkan sibling rivalry a) Usia Jarak antara kakak beradik yang dekat cenderung menimbulkan adanya sibling rivalry. Perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun merupakan usia yang paling mengancam terutama bila kakak masih sangat muda dan belum memahami situasi. Sibling rivalry muncul umumnya pada anak usia prasekolah yaitu pada usia 1 tahun sampai 6 tahun.

b)

Jenis kelamin Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik cenderung jarang

menimbulkan persaingan dibanding anak yang memiliki jenis kelamin yang sama.), jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik lebih menunjukan hubungan yang positif dibanding kakak adik yang memiliki jenis kelamin sama . Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry diantaranya : a) Peran orangtua b) Besarnya keluarga Besarnya keluarga mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil dengan 2-3 anak dari pada dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang menerima perhatian lebih besar dari orangtua. c) Umur Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry. d) Jenis kelamin Jenis kelamin yang berbeda dari anak dapat meningkatkan timbulnya sibling rivalry dibanding yang berjenis kelamin sama e) Posisi anak Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak pertama dengan anak kedua dibanding dengan anak terakhir.

2) Tanda-tanda sibling rivalry Anda dapat mengeksploitasikan perasaan cemburu dengan berbagai cara yang kreatif yaitu : f) Melakukan kekerasan baik secara fisik maupun psikis seperti memukul adik atau kakaknya, mendorong anak lain dari pangkuan ibunya, memahami secara verbal atau melakukan penghinaan. g) Regresi pada anak yang lebih tua seperti menunjukan perilaku perkembangan sebelumnya misal, kembali mengompol atau meminta botol susu h) Displacement, anak mengalami perubahan penampilan disekolah misalnya menunjukan perilaku yang buruk disekolah.

i) Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi perubahan dalam pola tidurnya j) Anak mengalami depresi atau menderita kegelisahan akan perpisahan. 3) Dampak sibling rivalry Pengaruh dari sibling rivalry dapat berdampak pada anak, orangtua dan masyarakat secara tidak langsung. Efek dari perilaku ini merupakan dampak jangka lama pada anak maupun masyarakat saat anak menjadi bagian dalam masyarakat antara lain : a) Anak Dampak pada anak ada dua hal yang utama. Pertama, anak dapat tumbuh sangat agresif, karena perilaku persaingan yang agresif yang berlangsung lama pada awal masa kanak-kanak dimana pada tahap ini konsep diri mulai terbentuk. Dampak kedua adanya sibling rivalry yaitu anak menjadi rendah diri, karena anak yang merasa gagal dalam merebut cinta kasih dari orangtua dan bila hal ini terjadi secara berulang-ulang anak dapat merasa kecewa dan hilang kepercayaan diri. Anak tumbuh menjadi individu yang sulit beradaptasi terhadap krisis yang ditemui pada tahap perkembangan selanjutnya, terutama pada masa penuh krisis seperti pada masa adolence b) Orangtua Orangtua dapat menjadi stres dengan tingkah laku yang ditunjukan anak-anak dengan sibling rivalry c) Masyarakat Anak yang tumbuh menjadi dewasa dengan kepribadian yang terbentuk dari dampak negatif sibling rivalry yaitu, perilaku psikologis yang merusak yang dapat berupa perilaku agresif atau perilaku kriminal tertentu yang mengganggu masyarakat. 4) Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain: a) Tidak membandingkan antara anak satu sama lain. b) Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri. c) Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda. d) Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain. e) Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.

f) Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain. g) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda. h) Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang. i) Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri. j) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik. k) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak. l) Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain. m) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak. n) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus. 5) Peran Bidan Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain: a) Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran. b) Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan. 2. a. Asuh Pemenuhan Nutrisi Bayi memerlukan jenis makanan air susu ibu (ASI), susu formula, dan makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100200 kkal/kgBB. Pada 4 bulan pertama, bayi lebih baik hanya mendapatkan ASI saja (ASI eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia lebih dari 4 bulan baru dapat diberikan makanan pendamping ASI atau 9 susu formula, kecuali pada beberapa kasus tertentu ketika anak tidak bias mendapatkan ASI, seperti ibu dengan komplikasi postnatal, wanita hamil, menderita penyaki menular dan sedang dalam terapi steroid atau morfin.

1) Pemberian nutrisi sesuai umur bayi Berikut ini adalah pemberian nutrisi sesuai umur pada bayi dari lahir sampai12 bulan: a) Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (ondemand). Hindarkanlah pemberian makanan tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Jika setelah disusukan kemidian ternyata bayi menjadi kebiruan dan sesak nafas, perlu difikirkan terhadap kemungkinan adanya kelainan seperti obstruksi atau fistula esophagus. Selanjutnya bayi dapat diberikan buah buahan (pisang) atau biscuit sejak usia 2 bulan sedangkan pemberian makanan lumat sampai lembik (bubur susu) pada usia 3 4 bulan, sesuai keperluan bayi masing masing. Bayi akan lapar dan menangis terus bila ASI kurang dan hal ini juga akan terlihat dari pertumbuhan bayi yang tidak memuaskan. Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara berkala, yaitu bila mungkin dilakukan stiap hari pada munggu pertama, selanjutnya setiap minggu sampai akhir bulan pertama, kemudian setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga dan seterusnya setiap bulan. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu yang dapat dibuat dari tepung (beras, jagung atau havermouth), susu dan gula. Waktu yang untuk memberikan makanan lumat dapat dipilih yang sesuai, misalnya sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa apa. Dengan demikian bayi menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu waspada terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada usia 7 bulan keatas. b) Bayi umur 5 6 bulan Dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah buahan dan telur. c) Bayi umur 6 7 bulan Bayi dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan bahan makanan sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam),

buah tomat dan wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan makanan yang mengandung nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan bahan tersebut. Selama masa bayi makan nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung serat serat yang dapat mempersulit pencernaan. d) Bayi umur 8 12 bulan Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu, pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya jam 09.00, pada siang hari sebagai makan siang sekitar jam 13.00 dan pada sore hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 18.00. Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun, perlu diperhatikan kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin, sehingga anak akan kekurangan protein dan kalori, dan pada akhirnya menderita penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP). 11 Pengaturan makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia selanjutnya. Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali sehari, yaitu pada waktu pagi (makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau malam (makan malam). Selama masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah dimasak matang atau setengah matang atau dimakan bersama sama dengan nasi tim. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa bayi meliputi Air Susu Ibu (ASI), susu formula, dan MP ASI : 2) Air susu ibu (ASI) Dalam ASI terkandung antibody, pemberiannya mudah, murah dan praktis. Dengan pemberian ASI maka kebutuhan psikologis anak sekaligus terpenuhi karena saat memberikan ASI ibu dapat memelu dan mendekap anak sehingga anak merasa dan nyaman dalam pelukan ibunya. Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakit infeksi, diare, dan alergi, mempererat hubungan dengan ibu, dan meningkatkan daya tahan ibu, sedangkan manfaat untuk ibu adalah memberikan kepuasan, lebih praktis, murah dan dapat menunda masa subur. Walaupun demikian, ada beberapa kendala dalam pemberian ASI, yaitu putting susu masuk ke dalam dan perasaan nyeri yang hebat karena putting susu terluka. Kandungan zat gizi ASI (setiap 100 gram) : Kalori : 68 kalori Protein : 1,4 gram Lemak : 3,7 gram

Karbohidrat : 7,2 gram Zat kapur : 30 gram Fosfor : 20 gram Vitamin A : 60 gram Tiamin : 30 gram Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI : Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi. Lisozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri. Laktoperiksidase yang dapat membunuh Streptococcus. Laktoferin yang dapat membunuh beberapa jenis organisme. Sel darah putih yang dapat berfungsi sebagai fagositosis. Zat anti Staphylococcus yang dapat manghambat pertumbuhan

Staphylococcus. Cara menilai kecukupan ASI dalam tubuh adalah dengan menilai komponen sebagai berikut : Berat badan lahir telah tercapai kembali sekurang kurangnya pada akhir minggu kedua setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih dari 10%. Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan dan menunjukkan kenaikan sebagai berikut : Triwulan I : 150 250 gr/bulan Triwulan II : 500 600 gr/bulan Triwulan III : 350 450 gr/bulan Triwulan IV : 250 350 gr/bulan Atau usia 4 5 bulan : dua kali berat badan lahir dan pada usia 1 tahun tiga kali berat badan lahir. 3) Susu formula Walaupun ASI adalah makanan utama pada bayi terutama usia 0 6 bulan, susu formula dapat dianjurkan untuk diberikan pada bayi di atas 6 bulan. Ada 4 klasifikasi susu formula, yaitu : Starting formula. Formula ini diberikan pada 6 bulan pertama usia bayi sampai dengan usia 1 tahun tahun sebagai pelengkap jenis makanan lain. Formula adaptasi. Formula ini diberikan dengan kompssosisi mendekati ASI sebagai adaptasi.

Formula lanjutan. Formula ini diberikan setelah bayi berusia di atas 6 bulan sebagai makanan tambahan.

Medical formula (formula khusus). Formula ini khusus diberikan untuk bayi dengan kondisi khusus, seperti bayi premature, bayi dengan kelainan metabolik kongenital atau bayi dengan intoleransi terhadap formula biasa.

4) Makanan Pendamping ASI Saat mulai diberikan MP ASI tersebut harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya. Sebaiknya MP ASI mulai diberikan pada umur 4 6 bulan. Pada bulan pertama sebaiknya bayi hanya mendapat ASI (Exclusive Breast Feeding = ASI ekslusif). Hal ini erat dengan 4 6 bulan, abyi sudah mampu malakukan koordinasi mengisap, menelan, dan siap mengisap makanan yang cair saja. Disamping itu ASI masih mencukupi kebutuhan bayi asampai 4 6 bulan pertasma kehidupan. Alasan pemberian MP ASI dimulai sejak pada umur 4 6 bulan adalah : Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas dan aktivitas makin beratambah, sedangkan produiksi ASI relative tetap. Sehingga diperlukan tambahan makanan selain ASI yang dimulai pada umur 4 6 bulan untuk membiasakan bayi makan makanan lain selain ASI. Pada umur 4 bulan tersebut, bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak pula. Sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI. Bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka belakang. Apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya. Pada saat bayi diberi kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan makanan lumat. Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi umur 6 9 bulan mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan kebawah, sehingga dapat diberikan makanan yang lebih kasar. Dengan kemampuan motorik halus dimana pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari tangannya kemudian umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit. Pada umur 6 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi

duduk. Pada umur 6 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir, sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir/ gelas yang dipegang oleh orang lain. 5) Pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat Berikut ini adalah beberapa pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat : Untuk bayi, makanan utama adalah ASI ditambah makanan pelengkap. Pada usia 0 4 bulan, ASI harus langsung diberikan sesaat setelah melahirkan

hindari pemberian makanan tambahan seperti madu, glukosa dan makanan pralakteal lainnya. Pada usia di atas 4 bulan boleh diberikan makanan luamat berupa bubur susu 1 kali dan buah 1 kali. Untuk bayi usia 5 6 bulan diberikan 2 kali bubur susu, buahbuahan dan telur. Untuk bayi usia 6 7 bulan dapat dimulai dengan pemberian nasi tim dengan campuran antara beras, sayuran dan daging atau ikan. Bayi umur 8 12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi 3 kali sehari, dan bubur susu tidak diberikan lagi. Makanan padat. Makanan padat mulai diberikan pada usia di atas 4 bulan, saat bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher dan kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan padat : Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat Berikan makanan padat sesuai dengan kemampuan anak mengunyah. Observasi tanda alergi makanan (misalnya : kulit merah flatusterus, perubahan konsistensi feses). Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu. Bila bayi berasal dari keluarga vegetarian atau hanya memakan sayuran saja, maka tambahkan zat besi (Fe). Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak, asupan susu harus dikurangi. Biarka bayi mencoba mengenal cara makan (misalnya memainkan sendoknya) Jangan terburu buru dalam memberikan makanan, terutama makanan padat.

Berikan makanan secara bertahap (misalnya 1 atau 2 sendok dihari pertama kemudian meningkat menjadi 3 4 sendok pada hari berikutnya dan seterusnya).

Berikan makanan pada saat anak lapar.

b. Konsep Imunologi dan Imunisasi 1) Pengertian Sistem Imun Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinf eksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan bertingkat. 2) Penggolongan Antibodi, Peran dan Karakteristik a) IgS Antibodi yang paling banyak (85% dari antibodi dalam sirkulasi), ditemukan di darah dan semua kompartemen cairan termasuk cairan serebrospinalis. Di produksi dalam jumlah yang besar pada respon adaptip sekunder sehingga mencerminkan riwayat pajanan terhadap patogen. Bertahan lama. Dapat berdif usi keluar dari aliran darah ke tempat inf eksi akut dan dapat menembus plasenta. Bekerja sebagai opsonin kuat yang menjembatani f agosit dan sel sasaran. Penting dalam pertahanan terhadap bakteri dan pengaktifan sistem komplemen melalui jalur klasik. b) IgM Molekul IgM bergabung dalam kelompok lima "pentamer IgM" sehingga cenderung menggumpalkan antigen yang menjadi sasaran fagosit dan sel NK. Merupakan molekul besar sehingga tidak dapat berdif usi keluar aliran darah. Merupakan aktivator kuat sistem komplemen, penting dalam respon imun terhadap

bakteri. Antibodi pertama yang diproduksi daat tubuh menghadapi suatu antigen baru. c) IgA Sebagian besar dalam sekresi, misalnya air liur, air mata, keringat, dan air susu terutama kolostrum. Menyatu dalam kelompok yang terdiri atas dua atau tiga molekul. Melindungi tubuh dengan melekat ke patogen dan mencegah perlekatan patogen ke rongga tubuh. Tidak dapat mengaktif kan komplemen atau menembus plasenta. d) IgE Ekornya berlekatan dengan reseptor di sel mast sehingga berperan dalam peradangan akut, respon alergi dan hipersensitivitas. Tempat pengikatan untuk antigen di parasit yang lebih besar, misalnya cacing dan flukes. Sebagian orang memiliki IgE untuk protein lingkungan yang tidak berbahaya misalnya serbuk sari, kutu debu rumah, dan penisilin. e) IgD Jarang disintesis, hanya sedikit yang diketahui tentang fungsinya. Berukuran besar, hanya dapat ditemukan di darah. Mungkin terlibat dalam stimulasi sel B oleh antigen. 3)Perkembangan Imunologi Janin Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat. Respon janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai dari pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat janin terpajan dengan mikroorganisme baru. Candida albicans, gonococcus dan herpes virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus infeksi herpes yang diketahui, pelahiran pervaginam tidak diperbolehkan. Begitu

lahir, bayi cenderung akan bertemu dengan Staphylococcus aureus, suatu mikroorganisme dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil.

Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang dengan baik pada bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat, pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau terapi untuk mengatasi infeksi, teknikteknik melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan memperhatikan segala aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan tindakan yang sangat penting. 4) Sistem Imun Pasif pada Janin Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya kuman patogen atau bibit penyakit tidak dapat menembus barier placenta. Bayi yang baru lahir, tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinfeksi. Bayi yang mature telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis tertentu dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum dilahirkan. Namun demikian, bayi yang meninggalkan lingkungan yang steril untuk kemudian secara tiba-tiba bertemu dengan banyak mikroorganisme dan antigen lainnya. Diperlukan waktu beberapa minggu sebelum imunitas aktif terbentuk. Proses penyaluran imun pasif dari maternal: Sistem imun janin diperkuat oleh penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada janinnya melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran melalui air susu. Profil imunoglobulin yang disalurkan melalui plasenta dan disekresikan melalui air susu bergantung pada mekanisme transportasi spesif ik untuk berbagai kelas

imunoglobulin. IgG ibu menembus plasenta ke dalam sirkulasi janin melalui mekanisme aktif spesifik, yang efektif dari sekitar usia gestasi 20 minggu, tetapi aktivitasnya meningkat pesat sejak usia gestasi 34 minggu. Ibu akan menghasilkan respons imun terhadap antigen yang ia temui dengan menghasilkan IgG, yang dapat melewati plasenta. Bahkan kadar IgG ibu rendah, IgG akan tetap di salurkan melalui plasenta. Hal ini berarti janin akan mendapat imunisasi pasif terhadap patogen yang besar ditemukan di lingkungan setelah lahir. Imunitas pasif ini memberikan perlindungan temporer penting pascanatal sampai sistem bayi sendiri matang dan menghasilkan sendiri antibodi 5) Reaksi Antigen-Antibodi

Dalam bidang imunologi, kuman tau racun (toksik) disebut sebagai antigen. Secara khusus, antigen tersebut merupakan protein dari kuman atau protein racunnya. Bila antigen pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen tersebut kuman, zat anti yang dibentuk disebut antibodi. Berhasil atau tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman bergantung pada jumlah zat anti yang dibentuk. Pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antigen/antitoksim terhadap antigen tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai pengalaman untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi ke-2 dan ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai dalam membetuk zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-antibody, tubuh anak dengan dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman.

Dengan dasar reaksi antigen tubuh anak akan memberikan perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak akan terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuhpun akan menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak tersebut harus mendapatkan suntikan/ imunisasi ulang. 6) Imunisasi pada bayi a) Imunisasi Hepatitis B Vaksin berisi HbsAg murni. Diberikan sedini mungkin setelah lahir, mengingat paling tidak 3,9% hamil merupakan pengidap hepatitis dengan resiko transmisi maternal kurang lebih sebesar 45%. Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml. Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8C. Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah lahir + imunisasi Hepatitis B. Dosis kedua 1 bulan berikutnya. Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan). Bayi lahir dari ibu HBsAg (-) diberikan vaksin rekombinan atau vaksin plasma derived secara IM, pada umur 2-6 bulan. Dosis kedua diberikan 1-2 bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah imunisasi pertama.

Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAg yang tidak diketahui. Diberikan vaksin rekombinan (HB Vax-II 5 mcgatau Engerix B 10 mcg) atau vaksin plasma derived 10 mcg, IM dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan umur 1-2 bulan dan dosis ketiga umur 6 bulan.

Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml. Apabila sampai 5 tahun anak belum pernah mendapatkan imunisasi hepatitis B, maka secepatnya diberikan.

Ulangan pemberian imunisasi hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. 1)) KIPI Efek samping yang terjadi pascaimunisasi hepatitis B pada umumnya ringan , hanya berupa nyeri, bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi maupun otot. 2)) Kontraindikasi Sampai saat ini belum dipastikan adanya kontraindikasi absolute terhadap pemberian imunisasi hepatitis B, kecuali pada ibu hamil.

b) Imunisasi Polio - Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat dlm biakan sel-vero : asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida dan fenol merah - Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet. - Diberikan sesegera mungkin saat bayi akan dipulangkan dari rumah sakit atau rumah bersalin. - Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml). Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu dan imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI - Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8C.
1)) Kontraindikasi

- Mengalami peyakit akut atau demam (> 38,5 oC), imunisasi harus ditunda - Muntah atau diare, imunisasi harus ditunda - Dalam masa pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif oral maupun suntikan juga pengobatan radiasi umum

- Keganasan, dan anak dengan mekanisme imunolohis yang terganggu - Menderita infeksi HIV - Pemberian bersamaan dengan vaksin tifoid oral c) Imunisasi DPT Terdiri dari toxoid difteri adalah racun yang dilemahkan Bordittela pertusis adalah bakteri yang dilemahkan toxoid tetanus adalah racun yang dilemahkan (+) aluminium fosfat dan mertiolat Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit berkabut, endapan putih didasarnya. Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada bayi kecil. Dosis 0,5 ml secara intra muskular di bagian luar paha. Imunisasi dasar 3x, dengan interval 4 minggu. Vaksin mengandung Aluminium fosfat, jika diberikan sub kutan menyebabkan iritasi lokal, peradangan dan nekrosis setempat. Reaksi pasca imunisasi: Demam, nyeri pada tempat suntikan 1-2 hari diberikan anafilatik + antipiretik Bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi demam > 40C, kejang, syok imunisasi selanjutnya diganti dengan DT atau DpaT
1)) Efek samping

Panas Kebanyakan terjadi pada sore hari setelah mendapatkan suntikan DPT, tetapi akan sembuh dalam 1-2 hari. Namun bila terjadi panas lebih dari 1 hari setelah imunisasi maka itu bukanlah disebabkan vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang harus di teliti lebih lanjut. Berikan 1/4 tablet antipiuretik untuk mengatasi efek samping tersebut bila panas lebih dari 39 oC , anjurkan agar anak tidak dibungkus dengan baju tebal dan mandikan anak dengan cara membasuh.

Rasa sakit di daerah suntikan

Sebagian anak merasakan nyeri, sakit, kemerahan, dan bengkak di tempat suntikan. Hal ini tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan. Peradangan Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih sesudah vaksin, maka hal itu mungkin disebabkan oleh peradangan yang mungkin disebabkan oleh beberapa factor berikut: jarum suntik tidak steril, penyuntikan kurang dalam. Kejang-kejang Reaksi ini jarang terjadi, tapi perlu diketahui oleh petugas. Reaksi ini disebabkan oleh komponen pertusis dari DPT. Oleh karena efek samping ini cukup berat, maka anak yang pernah mendapat reaksi ini tidak boleh mendapatkan vaksin DPT lagi, tapi diganti menjadi vaksin DT saja. d) Imunisasi Campak Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick chorioallantonik membrane) yang dilemahkan + kanamisin sulfat dan eritromisin Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5 cc pelarut aquades. - Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi yang diperoleh dari ibu. - Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri. - Disimpan pada suhu 2-8C, bisa sampai 20 derajat celsius - Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-8C - Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian - Efek samping: demam, diare, konjungtivitis, ruam setelah 7 12 hari pasca imunisasi. Kejadian encefalitis lebih jarang 1)) KIPI Reaksi KIPI campak banyak dijumpai pada imunisasi ulang dengan vaksin campak dari virus yang dimatikan. Sedangkan untuk vaksin dengan virus yang dilemahkan kejadian KIPI telah menurun. Gejala KIPI campak berupa demam tinggi lebih dari 39,5 oC yang terjadi 5-15 % kasus yang mulai dijumpai pada hari ke-5 dan ke-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari. Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien pada hari ke-7 dan ke-10 sesudah imunisasi selama 2-4 hari. Reaksi KIPI berat terjadi juka diteukan gangguan fungsi system saraf pusat seperti ensefalitis dan ensefalopati pasca imunisasi.

2)) Imunisasi Ulang Dianjurkan pemberian campak ulangan pada saat masuk sekolah dasar (5-6 tahun) guna mempertinggi serokonversi. Atau dalam situasi seperti berikut: apabila terdapat kejadian luar biasa peningkatan kasus campak maka anak SD,SMP,SMA dapat diberikan imunisasi ulang; setiap orang yang sudah imunisasi campak yang virusnya dimatikan; setiap orang yang sudah pernah mendapatkan immunoglobulin; setiap orang yang tidak dapat menunjukkan catatan imunisasinya. 3)) Kontraindikasi Kontraindikasi campak berlaku bagi mereka yang sedang menderita demam tinggi, memperoleh pengobatan immunoglobulin atau kontak dengan darah, hamil, memiliki riwayat alergi, dan sedang memperoleh pengobatan imunosupresan. e) Imunisasi Hib - Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Haemofilus influenza tipe B - Diberikan MULAI umur 2-4 bulan, pada anak > 1 tahun diberikan 1 kali - Vaksin dalam bentuk beku kering dan 0,5 ml pelarut dalam semprit. - Dosis 0,5 ml diberikan IM - Disimpan pada suhu 2-8C - Ulangan vaksin diberikan pada umur 18 bulan. - Apabila anak datang pada umur 1-5 tahun, vaksin Hib hanya diberikan sekali.

Jadwal imunisasi yang wajib diberikan kepada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah seperti tabel dibawah ini:

Sedangkan untuk imunisasi yang sifatnya dianjurkan, jadwalnya seperti tabel berikut ini:

c.Perawatan Sehari-hari 1) Memandikan

Bayi harus tetap dijaga kebersihannya dengan menekan lembut dan juga memebrsihkan bagian lipatan kulit. Sabun dengan kandungan clorofen tidak dianjurkan karena diserap kulit dan menyebabkan racun bagi sistem saraf bayi. Memandikan bayi merupakan hal yang paling sering dilakukan, tetapi masih banyak kebiasaan yang salah dalam memandikan bayi, seperti memandikan bayi segera setelah lahir yang dapat mengakibatkan hipotermia. Pada beberapa kondisi seperti bayi kurang sehat, bayi belum lepas tali pusat atau dalam perjalanan, tidak perlu dipaksakan untuk mandi berendam. Bayi cukup diseka dengan sabun dan air hangat agar bayi tetap segar dan bersih. Saat mandi bayi berada dalam keadaan telanjang dan basah sehingga mudah kehilangan panas. Karena itu harus dilakukan upaya untuk mengurangi terjadinya kehilangan panas. Suhu ruang saat memandikan bayi harus hangat (>25 0 C)dan suhu air yang optimal adalah 40 0 C untuk bayi kurang dari 2 bulan dan dapat berangsur turun sampai 30 0 C untuk bayi diatas 2 bulan. Urutan memandikan bayi yang benar dimulai dari membersihkan wajah. Mata dibersihkan dengan kapas yang telah direndam air matang. Lubang hidung dibersihkan perlahan dan tidak terlalu dalam dengan cotton buds yang dicelupkan kedalam air bersih. Bagian luar telinga dibersihkan dengan menggunakan cotton buds yang telah diberi baby oil. Kemudian wajah bayi diusap dengan waslap yang telah direndam air hangat. Setelah wajah dibersihkan, bukalah baju bayi lalu bersihkan alat kelamin dan bokong bayi dengan kapas basah. Usap seluruh permukaan dan lipatan tubuh bayi dengan waslap yang direndam dengan air hangat dan diberi sabun khusus bayi. Setelah selesai, bayi dapat dimasukkan ke bak air hangat. Tangan kiri ibu menyangga kepala dan memegang erat ketiak bayi sedangkan tangan kanan ibu membersihkan sabun ditubuh bayi. Untuk membersihkan punggung bayi, balikkan badan bayi perlahan dengan tangan kanan ibu sedangkan tangaAn kiri ibu tetap menopang badan bayi dan memegang erat ketiaknya. pencucian rambut hanya dilakukan apabila rambut kelihatannya kotor atau ada kerak dikulit kepalanya dengan mengoleskan beberapa tetes baby oil atau shampoo bayi dikulit kepala bayi lalu sisir dengan sikat rambut halus untuk memudahkan lepasnya kerak dikulit kepala bayi. Selanjutnya usap rambut dan kepala bayi dengan waslap yang direndam air hangat sampai bersih. Segera bungkus bayi dengan handuk kering dan letakkan diatas handuk

kering. Pemakaian lotion setelah mandi tidak umum dibutuhkan bayi karena justru membuat pori-pori kulit menutup. a). Merawat gigi bayi Umumnya penyakit dan kelainan gigi pada anak merupakan salah satu gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Sejak gigi susu mulai tumbuh, orangtua harus bertanggungjawab membersihkan gigi bayi mereka. Walaupun gigi anak hanya merupakan gigi susu yang keberadaannya hanya sementara, namun kesehatan gigi susu berpengaruh terhadap kesehatan gigi anak di kemudian hari. Karena itu, sebagai orangtua perlu mengetahui bagaimana merawat gigi anak sejak bayi dengan cara yang benar, agar kesehatan gigi dan mulut anak teratasi. Cara merawat mulut bayi pada saat usia 0 6 bulan: Bersihkan gusi bayi anda dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari Jangan biarkan bayi anda tidur sambil minum susu dengan menggunakan botol susunya. Selesai menyusui, ingatlah untuk membersihkan mulut bayi dengan kain lembab Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu yang manis. Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 7-12 bulan: Tanyakan dokter anak atau dokter gigi anda apakah bayi anda mendapat cukup fluor Ingatlah untuk membersihkan mulut bayi anda dengan kain lembab ( tidak basah sekali), sehabis menyusui. Jangan biarkan bayi tidur dengan botol susunya (sambil minum susu dari botol) kecuali air putih. Berikan air putih bila bayi anda ingin minum diluar jadwal minum susu Saat gigi mulai tumbuh, mulailah membersihkannya dengan menggunakan kain lembab. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas antara gigi dengan gusi secara seksama, karena makanan seringkali tertinggal di permukaan itu. Saat gigi geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil dengan permukaan lembut dan dari bahan nilon.

Jangan gunakan pasta gigi dan ingat untuk selalu membasahi sikat gigi dengan air.

Periksakan gigi anak anda ke dokter gigi, setelah 6 bulan sejak gigi pertama tumbuh, atau saat usia anak setahun.

2) Memberi Minum/Menyusui Seiring dengan bertambahnya usia si kecil, ia akan semakin banyak membutuhkan ASI. Biasanya ia akan menyusu dalam jangka waktu yang lebih lama, tetapi lebih jarang. Tubuh Ibu akan beradaptasi untuk mengimbangi kebutuhannya, karena semakin sering menyusui, akan semakin banyak pula ASI yang ibu hasilkan. Pada 6 bulan pertama, bayi lebih baik hanya mendapatkan ASI saja (ASI eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand). Hindarkanlah pemberian makanan tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Jika setelah disusukan kemidian ternyata bayi menjadi kebiruan dan sesak nafas, perlu difikirkan terhadap kemungkinan adanya kelainan seperti obstruksi atau fistula esophagus. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, yang mengandung zat gizi sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas dan kuantitas. ASI diberikan sesuai dengan keinginan ibu atau sesuai kebutuhan bayi (2-3 jam bergantian antara sebelah kiri dan sebela kanan). Dalam ASI terkandung antibody, pemberiannya mudah, murah dan praktis. Dengan pemberian ASI maka kebutuhan psikologis anak sekaligus terpenuhi karena saat memberikan ASI ibu dapat memelu dan mendekap anak sehingga anak merasa dan nyaman dalam pelukan ibunya. Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakit infeksi, diare, dan alergi, mempererat hubungan dengan ibu, dan meningkatkan daya tahan ibu, sedangkan manfaat untuk ibu adalah memberikan kepuasan, lebih praktis, murah dan dapat menunda masa subur. Walaupun demikian, ada beberapa kendala dalam pemberian ASI, yaitu putting susu masuk ke dalam dan perasaan nyeri yang hebat karena putting susu terluka. Keuntungan asi: Untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

Untuk mempereran hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan berpengaruh pada proses pembentukan emosi positif si anak.

Komposisi asi: Kalori, protein, laktalbumin, kasein, air, lemak, karbohidrat, mineral. Dalam menyusui bayi dapat dilakukan dengan posisi duduk atau berdiri. Dan harus diperhatikan pelekatan yang baik dan proses bayi menghisap yang baik. Setelah usia bayi > 6 bulan sudah dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah buahan dan telur. 3) Menyendawakan Sendawa merupakan upaya alami untuk mengosongkan lambung dari udara berlebihan. Udara ini umumnya turut tertelan masuk bersamaan dengan ASI saat bayi menyusu. Makin banyak udara yang masuk makin kembunglah perut bayi. Si kecil pun jadi rewel, bahkan muntah karena udara dan makanan sudah banyak bercampur di dalam lambung. Muntah juga menyebabkan asupan ASI ke dalam lambung keluar kembali. Tidak hanya itu. Lambung yang penuh udara akan menurunkan nafsu makan. Kapan saja bayi perlu disendawakan : Setiap saat setelah selesai menyusui. Setelah si kecil merasa cukup kenyang menyusui, perlahan sendawakanlah. Jika si kecil mulai terlihat tidak nyaman atau rewel saat disusui, berhentilah untuk sejenak (sekitar 10-20 menit). Lalu, cobalah untuk menyendawakannya terlebih dulu. Jika anda memberikan susu botol, sebaiknya bayi disendawakan setiap 60-90 ml. Tetapi, jika si kecil disusui dengan ASI sebaiknya ia disendawakan setiap kali akan berganti posisi/peralihan dari satu payudara ke payudara lainnya. Adakalanya bayi terbangun dalam tidurnya karena kembung.Sendawankanlah si kecil agar ia dapat kembali melanjutkan tidurnya dengan nyaman. Jika bayi minum tergesa-gesa.Tunggulah sampai ia mulai slowdown, lalu perlahan sendawakan si kecil. Setelah itu, Anda mulai dapat menyusui lagi. a) Posisi dan cara menyendawakan bayi : 1)) Menaruh di Pundak (over your shoulder). Inilah posisi favorit dan mudah menyendawakan. Caranya, bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Pegang bagian

pantatnya dengan satu tangan, sedangkan tangan lain memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya. Tidak lebih dari tiga menit, mulut bayi akan mengeluarkan bunyi khas sendawa. Agar berhasil sebaiknya: Usahakan tubuh bayi dalam posisi tegak lurus/vertikal. Dagu menyandar ke bahu, bahu lurus ke bawah, lalu leher disangga tangan. Posisi dagu diusahakan lebih tinggi dari bahu. Mulut dan hidung tidak tertutup. Jika posisi ini diabaikan, sangat mungkin bayi sulit sendawa, bahkan bisa menyebabkannya muntah. Tepuklah di bagian punggung secara perlahan tapi kuat. Jangan terlalu lemah tapi tidak usah terlalu keras. Jangan menepuk di atas pantat atau di pundaknya karena percuma. Tepuklah di bagian tengah, di bawah iga kiri. Goyangkan tubuh bayi, bukan kakinya saat menyendawakan. Mirip

menggoyangkan botol. Menggoyangkan sembarangan bisa membuat bayi sulit sendawa. Pegang selalu leher bayi. Jika tidak, bayi bisa mengalami risiko cidera.

2)) Posisi Setengah Duduk di Pangkuan (sitting on your lap). Kelemahan posisi ini, bayi umumnya agak lama bersendawa karena posisinya tidak tegak. Melakukannya pun tidak mudah. Posisi bayi setengah duduk. Dada dan kepala menjorok ke depan. Sangga leher lalu tepuk-tepuk bagian lambungnya. Si kecil pun akan sendawa. Hindari memangku bayi dengan posisi mendatar, karena menyebabkannya muntah. 3)) Posisi Telungkup (lying face down on your lap) Telungkupkan bayi di pangkuan. Tepuk-tepuklah bagian punggungnya. Usahakan posisi dada lebih tinggi dari perutnya. Cara ini bisa dilakukan di boks atau ranjang si kecil. Selain membuat udara di perut keluar, posisi ini bisa membuat bayi lebih relaks. 4)) Metode Tick Tock Pegang bayi di bawah ketiaknya. Menahan/ menyangga pada bagian kepala dan leher bayi dengan jari .

Biarkan kaki bayi menjuntai/mengayun-ayun dengan bebas. Pegang bayi sehingga menghadap sejajar dengan wajah ibu. Miringkan bayi anda dari samping ke samping dengan hati-hati/pelan-pelan. Buat suasana menyenangkan bagi bayi, misalnya dengan bersenandung : tick tock -tick tock

Gerakan metode tick tock ini akan membuat udara dari lambung bayi akan keluar melalui sendawa

Saat bayi tampak akan bersendawa, pindahkan dari dari hadapan muka anda, terutama jika sendawa bayi disertai dengan air ludah.

b)Beberapa kesalahan saat menyendawakan bayi : posisi dagu si bayi tidak lebih tinggi dari bahu ibu sehingga mulut dan hidung bayi bisa tertutup tubuh ibu. posisi bayi kadang tidak lurus malah bengkok. saat menepuk punggung terlalu lemah dan tempat yang ditepuk terlalu tinggi atau di bagian bahu/pundak, atau justru terlalu rendah yaitu di bagian bawah (bagian pantat). ibu yang agak menggoyangkan bayinya kala bersendawa, sehingga membuat sendawa lama keluar.

4) Pijat Bayi Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang peranannya oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan saat bayi sehat tetapi juga pada bayi sakit atau rewel. Pijat bayi dimasyarakat ini adalah pijat modern yang memadukan antara ilmiah (kesehatan), seni, dan kasih sayang. Beberapa perbedaan antara pijat bayi tradisional dan modern adalah sebagai berikut : Pijat tradisional dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang katanya turuntemurun. Sedangkan, pijat modern justru dilakukan oleh ibunya sendiri, ayah, nenek, atau kakek yang merupan orang terdekat dengan si kecil. Pijat tradisional menggunakan ramuan-ramuan pemijatan yang kadang tidak terjamin aman bagi kulit bayi, misalnya parutan jahe, bawang, atau dedaunan yang dihancurkan. Ramuan ini mengandung minyak asitri yang dapat menyebabkan rasa gatal, panas, atau perih pada kulit bayi. Berbeda dengan pijat

modern yang hanya menggunakan baby oil (minyak bayi, minyak zaitun murni, atau lotion (losion) yang dianjurkan oleh dokter. Pijat tradisional hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan kadang disertai dengan jamu. Sedangkan, pijat modern adalah terapi sehat tanpa jamu atau obat apapun. Karena ditujukan untuk mengatasi penyakit, pijat tradisional sering dipaksakan. Akibatnya, bayi menangis keras dan meronta-ronta. Setelah dipijat, bayi lelap karena kelelahan menangis, bukan karena tenang. Sedangkan pijat modern justru ibu yang menunggu kesiapan bayi. Hal ini akan membuat bayi senang. Setelah itu, menjadi santai dan tidur karena puas dan nyaman. (Putri, Alissa: 2009)

a) Manfaat Pijat Bayi

1)) Membuat Bayi Semakin Tenang Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan otomatis membuat imunitas tubuh bayi lebih baik. Bukan hanya secara fisik, pijat bayi juga sangat mempengaruhi emosional, karena aktivitas pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat bayi adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu selain oleh trapis spesialis, pijat bayi sangat baik dilakukan oleh ibu dan ayah. (Putri, Alissa: 2009) 2)) Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi Berdasarkan penelitian T. Field & Scafidi dari universitas Miami, AS. Terapi pijat memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI). Telah diamati perubahan berat badan 20 bayi premature setelah mendapat pijatan secara teratur. Bayi mengalami kenaikan berat badan 20 - 47% per hari setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Sedangkan, bayi berusia 1 3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat. Ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Alhasil bayi menjadi

cepat lapar dank arena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI. (Putri, Alissa: 2009) 3)) Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi Bayi yang otot-ototnya distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan yang lama begitu pemijatan usai dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tertidur lelap dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan pemijatan bayi. Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan energy setelah melawan perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti:2009). 4)) Meningkatkan konsentrasi bayi Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur dengan efektif maka saat bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri,Alisa : 2009). 5)) Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh (Putri,Alissa : 2009). 6)) Meningkatkan produksi ASI

Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energy cukup beraktifitas. Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepet laper sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga tambah peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf pengembara system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan rongga perut. Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disalurkan pencernaan yang menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk mendorong makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian, bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin lancar. 7)) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan. (Putri Alissa : 2009). 8)) Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama 20 menit yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik penikngkatan aliran udara setiap hari yang semakin meningkat. 9)) Mengembangkan komunikasi Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah lain. (Prasetyono : 2009). 10)) Mengurangi rasa sakit Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi dara di perut, sehingga membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana. (Prasetyono : 2009). 11)) Mengurangi nyeri

Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi. (Prasetyono : 2009). 12)) Meningkatkan percaya diri Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu menguasai keadaan dan loebih percaya diri untuk merawat si kecil. (Prasetyono : 2009). 13)) Memahami kebutuhan si kecil Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang ulang, orang tua lebih paham cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono : 2009).

b) Persiapan Memijat Bayi Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan pada si kecil sebagai berikut:

1)) Waktu yang tepat a)) Pagi hari Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan nuansa ceria pada bayi. Yang harus diperhatikan, jangan langsung memijat bayi usai ia makan/disusui. Jangan pula membangunkan bayi hanya untuk dipijat, atau memijat bayi saat ia sakit, memijat paksa, dan memaksakan posisi saat memijat. b)) Malam hari

Pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan, biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak. Yang harus diperhatikan, ketika akan dipijat si bayi harus dalam keadaan tenang dan nyaman. Jika rewel, jangan memaksakan untuk memijat. Sebab, bayi akan semakin rewel dan memberontak. Buatlah bayi ceria, ajak bercanda atau bermain sampai siap untuk dipijat. Hindari juga memijat ketika bayi dalam keadaan lapar, hal ini bias mengakibatkan bayi merasa tidak nyaman dan berusaha meronta. Sebaiknya pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan. 2)).Tangan yang aman untuk memijat Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan hangat, mengapa? Karena tangan yang kurang bersih dapat menjadi penular kuman, terutama penyakit kulit, jadi cuci tangan terlebih dahulu lalu pastikan tangan dalam keadaan kerin g karena kulit bayi sangat peka dengan suhu tangan ibu dan tidak nyaman bila tangan yang menyentuhnya itu dingin. Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit bayi. Potonglah kuku dan lembutkan (dikikir). Keberadaan cincin, gelang dan aksesoris lainnya yang terbuat dari logam atau plastic dapat melukai kulit bayi. 3)). Ruang yang nyaman Ruang yang nyaman untuk melakukan pemijatan adalah: Ruang yang kering dan tidak pengap. Ruangan yang pengap dan lembab menyebabkan bayi gerah. Selain itu, suasana seperti itu juga menyebabkan kulit bayi sensitive sehingga bayi merasa menjadi resah saat dipijat. Ruangan yang hangat tetapi tidak panas. Ruangan yang dingin atau terlalu banyak angin menyebabkan bayi kedinginan dan masuk angin. Untuk menghangatkan ruangan dapat memasang lampu yang memberikan rasa hangat. Ruangan yang penerangnya cukup. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan akurasi pada daerah yang dipijat. Penerangan yang remangremang atau gelap menyulitkan ibu untuk membedakan warna

kemerahan kulit si kecil bekas pemijatan. Sebab, warna kemerahan mengindikasi bahwa pemijatan telah cukup. Ruangan tidak berisik. Suara-suara berisik mengganggu konsentrasi ibu dan bayi. Untuk menciptakan ketenangan, pastikan suara yang mengisi ruangan adalah suara ibu, ayah, iringan musik lembuh, seperti memutar music klasik dari Mozart, dave koz dan sebagainya. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu. Bila ingin menerapkan aroma terapi cukup dengan aroma yang muncul dari minyak pijat saja. Tidak dianjurkan menggunakan pewangi ruangan aerosol atau benda bakar (dupa) karena membuat bayi alergi. 4)) Peralatan Yang Harus Disiapkan Peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan pemijatan antara lain: a)) Alas yang empuk dan lembut Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Luas alas ini sebesar ukuran bayi agar ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini sebaiknya dalam posisi datar. b)) Handuk atau lap, popok dan baju ganti Handuk atau lap digunakan untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel dikulit bayi. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat. Menyiapkan popok hendaknya tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan popok) sebab, bayi harus menunggu waktu sehingga kedinginan. c)) Baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan. d)) Minyak untuk memijat Minyak digunakan sebagai pelumas (lubricant) bersifat melicinkan permukaan kulit bayi dan tangan ibu sehingga memudahkan ibu dalam berbagai gerakan urut dan membuat bayi merasa nyaman. Tujuan pelumas ini adalah merawat kulit si kecil agtar tetap lembut dan sehat tanpa terpengaruh oleh bekas gesekan pijat. Jadi, gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun (olive oil), minyak dara (virgin coconut oil), minyak telon (baby oil), minyak kelapa (minyak klentik), minyak kelapa sawit, bias juga menggunakan losion. Hal ini karena sifatnya

yang lembut dan melembabkan. Jangan menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi. e)) Air dan waslap Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap untuk menyeka bayi dari bekas minyak usai pemijatan.Selain itu, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan berlangsung untuk menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman, diantaranya adalah: Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit untuk melakukan keseluruh tahapan pemijatan Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang. Minta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk menciptakan suasana tenang selama pemijatan. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan. Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan. Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan, sedikit demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10 menit. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. (Putri,Alissa : 2009). 5)) Teknik memijat bayi Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bias dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan. Pada neonatus gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut.

Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat dipergunakan sebagai dasar pijat bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang sebanyak lima sampai enam kali tergantung kebutuhan. a)) Kaki - Memerah susu Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti memegang tongkat pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat dan memutar kedua kaki bayi secara lembut. b)) Telapak kaki Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. c)) Jari Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu pijatan tidak perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jarijari kaki satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari. d)) Punggung kaki Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh punggung kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik lain yakni dengan membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki. e)) Betis Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remas-remas dari pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkali-kali. f)) Paha

Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar. Pegang bayi pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian buatlah gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah tangan yang dimulai dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki. g)) Perut Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu, jangan lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan.

Mengayuh pedal sepeda Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan kebawah secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari atas kebawah perut.

Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri, lalu angkat kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan kanan bisa langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke jari-jari kaki.

Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau, masing-masing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda.

Bulan matahari Disebut gerakan bulan - matahari karena gerakan yang harus dibentuk adalah membuat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke arah kanan bawah (seperti bentuk bulan) diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari).

Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat gerakan lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran.

Ibu jari kesamping

Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan

masing-masing ibu jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari tersebut menyamping ke arah tepi perut kanan dan kiri.

Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut

bayi. Perut bayi bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah di anggap jam 6, lalu buat gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu)

Gerakan I love You Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk huruf I dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk kiri. Gerakan kedua, bentuk huruf L dengan melakukan usapan mulai dari dada kanan atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk huruf J dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung sampai rusuk kiri lalu diteruskan ke dada kiri atas.

Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut. Jangan

sampai terlalu menekan ke perut. Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada bagian perut, karena bisa mengganggu organ dalam bayi. Perhatikan juga reaksi yang timbul selama proses. Jika bayi tampak gelisah, berusahalah memalingkan kepala, memukul jidat, meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya hentikan dulu. Mungkin dia sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat atau sebab lain. Gerakan jari berjalan

Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk

pada pergerakan kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari perut dilakukan dengan cara yang sangat hati-hati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang rusuknya. Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada perut.

Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut bayi bagian kanan bawah

dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri

bawah guna memindahkan gelembung-gelembung udara yang terselip di balik kulit. Dengan kedua telapak tangan, buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan lipatan kertas. h)) Dada Gerakan Jantung Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu, gerakkan tangan ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah ulu hati. Gerakan tadi seolah membuat gambar jantung. Menyilang Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati kea rah bahu kiri dan kembali kea rah ulu hati. Lingkaran kecil Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu. i)) Tangan Perlahan cara India Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh. Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak seperti memegang gagang senter.

Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi. Atau, kedua tangan melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut pada lengan bayi mulai dari pundak hingga pergelangan tangan.

Memijat ketiak Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif. Ketika jari menyentuh wiyah ini, bayi akan menolak bukan karena sakit, tetapi mungkin dia merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain.

Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan salah satu tangan anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu menurun hingga ke bagian tulang rusuk dan perut.

Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan atau terdapat pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah ini.

j))Pergelangan tangan Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah pundak. atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan memijit secara lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak. Pijitan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru paru. k)) Telapak tangan Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran lingkaran kecil dari pergelangan tangan kea rah jari jemari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan. l)) Jari Pijat jari bayi satu persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda bisa membunyikan suara tak dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar suara itu dia akan tampak gembira. Gerakan menggulung Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya, anda pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian, gerakkan kedua telapak tangan maju dan mundur seolah sedang menggulung bergerak naik dimulai dari pangkaal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari. m)) Muka Membasuh muka Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara pada bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain ciluk-ba. n)) Dahi Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan

lembut bagian ini mulai dari tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke bawak ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran lingkaran kecil di pelipis, kemudian gerakan kearah dalam melalui daerah bawah pelipis dibawah mata. o)) Alis Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan kesamping searah dengan bulu rambut alis. p)) Dagu

Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua tangan dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya adalah menekan dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi bawah atau samping mulut. 5.Lingkaran kecil dirahang

Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang bayi sedikit sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan hendaknya dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit.

q)) Belakang telinga Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala.

r)) Punggung

Gerakan maju mundur (kuda goyang) Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda. Lalu, pijatlah punggung bayi hingga ke bawah leher dengan gerakan maju dan mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali dari bawah leher sampai ke pantat bayi. 2.Usapan punggung

Tahan bokong bayi dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung bayi dengan telapak tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan berada.

Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan anda, kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri,Alissa : 2009).

6)) Hal-hal yang boleh dilakukan a)) Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda. b)) Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi akan merasa rileks. c)) Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat. d)) Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, hentikan pijatan. Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau mengantuk. e)) Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat. f)) Jauhkan baby oil dari mata bayi anda. g)) Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pemijatan bayi. (Maharani, Sabrina : 2009) 7)) Hal yang tidak boleh dilakukan: a)) Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu. b)) Membangunkan bayi anda untuk dipijat. c)) Memijat bayi anda dalam keadaan sakit. d)) Memijat bayi anda dengan paksa. e)) Memaksa posisi saat memijat bayi anda. (Maharani, Sabrina : 2009) d. Anticipatory Guidance Anticipatory guidance merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak 1) Pencegahan terhadap kecelakaan pada anak

Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan. Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap factor-faktor lingkungan yang mengancam keamanan anak. a) Factor-faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan Jenis kelamin biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah. Usia pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin tahu mana yang bahaya. Lingkungan Adanya penjaga atau pengasuh. b) Cara Pencegahan : Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkahlaku anak. Kualitas asuhan meningkat. Lingkungan aman.

c) Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka bakar, keracunan, kurang O2. d) Pencegahan - Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati). - Kurang O2 : plastic, sarung bantal. - Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi tinggi. -Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai. -Keracunan : simpan bahan toxic dilemari. 3.Asah a. Stimulasi pada Bayi Pada tahap ini keadaan kognitif anak akan memperlihatkan aktifitas-aktifitas motoriknya,yang merupakan hasil dari stimulasi sensorik. Misalnya pemberian stimulasi visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya , bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh badannya. Tetapi bila stimulus terlalau banyak maka reaksi dapat menjadi sebaliknya yaitu perhataian anak berkurang dan akan menangis. Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan

anak , merupakan stimulasi awal yang penting karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif ,misalnya mengangkat alis ,membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan dan lain-lain. Selain itu anak juga membutuhkan stimulasi taktil.Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang di perlukan anak. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa pecaya diri pada anak , sehingga anak lebih responsif terhadap lingkungannya dan lebih berkembang. Stimulasi-stimulasi dini yang dapat diberikan orang tua di rumah: 1) Bayi Usia 4-6 bulan a) Bantu bayi duduk sendiri, dimulai dengan mendudukkan bayi di kursi yang mempunyai sandaran. b) Latih kedua tangan bayi masing-masing memegang benda dalam waktu yang bersamaan. c) Latih bayi bermain ciluk ba atau permainan lain, seperti melambaikan tangan sambil menyebut da...da... 2) Bayi Usia 6-9 bulan a) Angkat bayi dan bantu ia berdiri di atas permukaan yang datar dan kokoh. b) Latih bayi memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadah. c) Perlihatkan gambar benda dan bantu bayi menunjuk nama benda yang anda sebutkan. d) Ajak bayi bermain dengan permainan yang perlu dilakukan bersama. 3) Bayi Usia 9-12 Bulan a) Latih bayi berjalan sendiri. b) Latih bayi menggelindingkan bola. c) Berikan kesempatan kepada bayi untuk menggambar. d) Ajak bayi makan bersama. 4) Bayi Usia 12-18 Bulan a) Latih anak naik turun tangga. b) Bermain dengan anak, menunjukkan cara menangkap bola besar dan melemparkannya kembali kepada anak. c) Latih anak menyebut nama bagian tubuh dengan menunjuk bagian tubuh anak, menyebutkan namanya, dan minta ia menyebutkan kembali. d) Beri kesempatan kepada anak untuk melepaskan pakaiannya sendiri. 5) Bayi Usia 18-24 Bulan

a) Latih keseimbangan tubuh anak dengan cara berdiri pada satu kaki secara bergantian. b) Latih anak menggambar bulatan, garis, segitiga, dan gambar wajah. c) Latih agar anak mau menceritakan apa yang dilihatnya. d) Latih anak dalam kebersihan diri, seperti berkemih dan defekasi pada tempatnya namun jangan terlalu ketat.

b. Deteksi Hal-hal yang perlu dideteksi pada masa bayi: 1) Ikterus Adalah kondisi yang terjadi ketika produksi bilirubin di tubuh bayi berlebihan dan bayi tidak mampu mengeluarkannya lewat berkemih dan buang air Bentuk terapi untuk ikterik bermacam-macam, diantaranya adalah :
a)

Menyusui Bayi dengan ASI. Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan feses dan urine, untuk itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan buang air kecilnya.

b)

Terapi sinar Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal. Dengan fototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga berupaya

menjaga kadar bilirubin agar tidak terus meningkat sehingga menimbulkan resiko yang lebih fatal. c) Terapi Transfusi Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau lebih, maka perlu dilakukan terapi transfusi darah. Dikhawatirkan kelebihan bilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel saraf otak (kern ikterus). Efek inilah yang harus diwaspadai karena anak bisa mengalami beberapa gangguan perkembangan. Misalnya

keterbelakangan mental, cerebrel palsy, gangguan motorik dan bicara, serta gangguan penglihatan dan pendengaran. Untuk itu, darah bayi yang sudah teracuni akan dibuang dan ditukar dengan darah lain. d) Terapi Obat-obatan Terapi lainnya adalah dengan obat-obatan. Misalnya phenobarbital atau luminal untuk meningkatkan pengikatan bilirubin di sel-sel hati sehingga bilirubin yang sifatnya indirect berubah menjadi direct. Ada juga obat-obatan yang mengandung plasma atau albumin yang berguna untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hati. e) Terapi Sinar Matahari Terapi dengan sinar matahari hanya merupakan terapi tambahan. Biasanya dianjurkan setelah bayi selesai dirawat di rumah sakit. Caranya, bayi dijemur selama setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda. Caranya seperempat jam dalam keadaaan terlentang, misalnya, seperempat jam kemudian telungkup. Lakukan antara jam 07.00 sampai 09.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar bilirubin. Di bawah jam tujuh, sinar ultraviolet belum cukup efektif, sedangkan di atas jam sembilan kekuatannya sudah terlalu tinggi sehingga akan merusak kulit. Hindari posisi yang membuat bayi melihat langsung ke matahari karena dapat merusak matanya. Perhatikan pula situasi di sekeliling, keadaan udara harus bersih.

2) Kolik Kolik adalah kondisi di mana bayi yang sehat menangis terus-menerus tanpa ada penyebab pasti. Selama bertahun-tahun terjadi perdebatan di dunia medis tentang penyebab kolik. Yang paling umum adalah teori perut kembung/gastrointestinal. Penelitian juga menyebutkan, rata-rata 1 dari 5 bayi menderita kolik. Ciri-ciri kolik, menangis 3 jam sehari, selama 3 hari dalam seminggu, dan lebih dari 3 minggu berturut-turut (atau, dengan kata lain, menangis tanpa henti!), terutama di malam hari. Sering susah buang angin, sampai muka merah padam, sering gumoh bahkan sampai muntah, pencernaan tampak bermasalah. Perut kembung kalau ditekan, tidur juga gelisah. Cara mengatasinya dapat mengoleskan minyak angin pada perut bayi.

Bila kolik pada bayi bila disertai manifestasi alergi lainnya sangat mungkin alergi makanan berperanan sebagai penyebabnya. Saat ibu memberikan ASI maka makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh.

3) Gumoh Penyebab terjadinya gumoh pada bayi memang bisa bermacam-macam yaitu volume lambung bayi masih kecil, klep penutup lambung bayi belum sempurna dan bayi menangis terlalu berlebihan. Cara mengatasi posisi menyusui yang benar, dan bila bayi gumoh terus secara berlebihan, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk dicarikan penyebabnya. Bisa jadi, bayi menderita alergi. 4) Tumbuh Kembang Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan kemampuan berbahasa,

kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat pada masa balita dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Terdapat tujuh gangguan tumbuh kembang anak sejak dini yang perlu diketahui, yaitu: a) Gangguan Bicara Kurangnya stimulus akan mempengaruhi kemampuan bicara anak bahkan hal ini bisa bersifat menetap. b) Down Syndrom Anak yang bisa dikenal dengan fenotipnya dan mempunyai kecerdasan terbatas, yang menjadi adanya jumlah kromoson 21 yang lebih. c) Celebral Palsy Kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, penyebabnya adalah kerusakan sel-sel motorik pada syaraf pusat yang belum selesai dalam pertumbuhannya.

d) Tubuh Pendek Penyebabnya kurang gizi, kelainan kromoson atau kelainan endoktrin. e) Autisme Ganguan pervasive pada anak yang muncul sebelum anak berumur 3tahun. Biasanya kelainan perkembangan yang sering muncul adalah interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. f) Retardasi Mental Kelainan ini ditandai dengan intelegensi yang rendah ( IQ<70) sehingga anak kemampuannya kurang dalam belajar dan beradaptasi sesuai dengan perkembangan usianya. g) Gangguan Pemusatan Perhatian Kelainan tumbuh kembang anak pada gangguan pemusatan perhatian dimana anak susah dalam memusatkan perhatian dan konsentrasi, biasanya kelainan ini desertai dengan hiperaktif. Perkajian tumbuh kembang anak dapat dilakukan melalui test skrining perkembangan menurut Denver (DDST). DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat, dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Selain itu pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garisgaris pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya.

C. Balita

1. Asih a. Ikatan Kasih Sayang Kedekatan diartikan sebagai hubungan timbal balik, kebersamaan secara emosi dan fisik antara anak dan pengasuh. Kedekatan ini terjadi karena hubungan batin antara anak dan orang tua. Pada umumnya hal ini terjadi pada 2 tahun pertama dari kehidupan seorang anak. Ikatan batin terbentuk pada saat terpenuhinya kebutuhan seorang bayi khususnya pada tahun pertama perkembangan anak tersebut. Kebutuhan seorang anak pada tahun-tahun pertama adalah: Sentuhan Tatapan mata Gerakan Senyum Makanan Idealnya, pengasuh mengenali kebutuhan-kebutuhan tersebut melalui cara mereka menanggulangi tangisan anak pada saat bayi. Kebutuhan sentuhan dan kedekatan seorang anak terpenuhi pada saat ibu menyusui anak. Pada saat itu ibu menatap anak dengan kasih dan memeluk anak dengan erat. Melalui kedekatan dan interaksi tersebut terbentuklah hubungan batin antara pengasuh dan anak. Anak belajar percaya bahwa dunia di luar aman; bahwa mereka bisa percaya akan orang lain mereka akan dibantu. Melalui rasa aman, anak berani untuk menelusuri dunia luar. Kemampuan untuk mempelajari dunia luar merupakan pelajaran yang penting bagi perkembangan anak. 1) Pentingnya Kasih Kekuatan ikatan batin antara anak dan ibu tampak dengan jelas. Anak yg mendapat kasih dari ibunya biasanya lebih toleran, tidak agresif dan lebih mudah menerima orang lain. Dikemudian harinya anak ini akan tampil lebih cakap dan lebih simpati pada saat mereka berhubungan dengan sesamanya. Pada saat bermain, anak ini lebih mempunyai banyak waktu untuk eksplorasi. Mereka lebih bersemangat, antusias, gigih, dan lebih dapat meminta dan menerima pertolongan dari ibunya. Mereka lebih mempunyai rasa ingin tahu, bisa mengarahkan diri , dan biasanya lebih berhasil diukur melalui test perkembangan dan bahasa. Ikatan batin adalah rangka

dari kehidupan seorang anak dan merupakan kunci masa depan bagi keberhasilan anak. Kasih sayang atau kedekatan sangat penting untuk masa perkembangan anak yang sehat dan merupakan dasar dari kepribadian yg baik. Selain itu untuk tercapainya kepenuhan tingkat kecerdasan juga dibutuhkan Kemampuan berpikir logis Pembentukan kata hati (hati nurani) Kemampuan untuk mengatasi stres dan frustasi. Bisa mengandalkan diri sendiri Terbentuknya hubungan relasional

b. Siblimg Rivalry Sibling rivarly adalah bentuk perilaku anak yang memiliki adik baru. Anak cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran adiknya, terlebih lagi ketika ia melihat ibunya sedang bersama adiknya. Perilaku ini biasanya ditunjukan untuk menarik perhatian ibu dan biasanya muncul pada anak-anak usia 12-18 bulan. 1) Faktor-faktof yang dapat menimbulkan sibling rivalry Menurut Boyle, pencetus timbulnya sibling rivalry ada dua yaitu : a) Usia Jarak antara kakak beradik yang dekat cenderung menimbulkan adanya sibling rivalry. Perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun merupakan usia yang paling mengancam terutama bila kakak masih sangat muda dan belum memahami situasi. Sibling rivalry muncul umumnya pada anak usia prasekolah yaitu pada usia 1 tahun sampai 6 tahun. b) Jenis kelamin Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik cenderung jarang menimbulkan persaingan dibanding anak yang memiliki jenis kelamin yang sama.), jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik lebih menunjukan hubungan yang positif dibanding kakak adik yang memiliki jenis kelamin sama . Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry diantaranya : a) Peran orangtua

b) Besarnya keluarga Besarnya keluarga mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil dengan 2-3 anak dari pada dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang menerima perhatian lebih besar dari orangtua. c) Umur Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry. d) Jenis kelamin Jenis kelamin yang berbeda dari anak dapat meningkatkan timbulnya sibling rivalry dibanding yang berjenis kelamin sama e) Posisi anak Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak pertama dengan anak kedua dibanding dengan anak terakhir.

2) Tanda-tanda sibling rivalry Anda dapat mengeksploitasikan perasaan cemburu dengan berbagai cara yang kreatif yaitu : a) Melakukan kekerasan baik secara fisik maupun psikis seperti memukul adik atau kakaknya, mendorong anak lain dari pangkuan ibunya, memahami secara verbal atau melakukan penghinaan. b) Regresi pada anak yang lebih tua seperti menunjukan perilaku perkembangan sebelumnya misal, kembali mengompol atau meminta botol susu c) Displacement, anak mengalami perubahan penampilan disekolah misalnya menunjukan perilaku yang buruk disekolah. d) Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi perubahan dalam pola tidurnya e) Anak mengalami depresi atau menderita kegelisahan akan perpisahan. 3) Dampak sibling rivalry Pengaruh dari sibling rivalry dapat berdampak pada anak, orangtua dan masyarakat secara tidak langsung. Efek dari perilaku ini merupakan dampak jangka lama pada anak maupun masyarakat saat anak menjadi bagian dalam masyarakat antara lain :

a) Anak Dampak pada anak ada dua hal yang utama. Pertama, anak dapat tumbuh sangat agresif, karena perilaku persaingan yang agresif yang berlangsung lama pada awal masa kanak-kanak dimana pada tahap ini konsep diri mulai terbentuk. Dampak kedua adanya sibling rivalry yaitu anak menjadi rendah diri, karena anak yang merasa gagal dalam merebut cinta kasih dari orangtua dan bila hal ini terjadi secara berulang-ulang anak dapat merasa kecewa dan hilang kepercayaan diri. Anak tumbuh menjadi individu yang sulit beradaptasi terhadap krisis yang ditemui pada tahap perkembangan selanjutnya, terutama pada masa penuh krisis seperti pada masa adolence b) Orangtua Orangtua dapat menjadi stres dengan tingkah laku yang ditunjukan anakanak dengan sibling rivalry c) Masyarakat Anak yang tumbuh menjadi dewasa dengan kepribadian yang terbentuk dari dampak negatif sibling rivalry yaitu, perilaku psikologis yang merusak yang dapat berupa perilaku agresif atau perilaku kriminal tertentu yang mengganggu masyarakat. 4) Adaptasi Kakak Sesuai Tahapan Perkembangan Respon kanak-kanak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergantung kepada umur dan tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar akan adanya kehadiran anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan dan perasaan takut kehilangan kasih sayang orang tua. Tingkah laku negatif dapat muncul dan merupakan petunjuk derajat stres pada anak-anak ini.Tingkah laku ini antara lain berupa: Masalah tidur. Peningkatan upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain. Kembali ke pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol. 5) Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:

a) Tidak membandingkan antara anak satu sama lain. b) Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri. c) Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda. d) Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain. e) Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi. f) Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain. g) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda. h) Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang. i) Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri. j) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik. k) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak. l) Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain. m) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak. n) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus. 6) Peran Bidan Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain: a) Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran. b) Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan. 2. Asuh a. Pemenuhan Nutrisi 1) Gizi balita Kebutuhan gizi balita meliputi:

a) Kebutuhan Energi Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. b) Kebutuhan zat pembangun Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil. c) Kebutuhan zat pengatur Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia. 2) Beberapa hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka. Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut : a) Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.

Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b) Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c)

Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu

masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).

d) Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

e) Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik. Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

f) Sosial Ekonomi Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

g) Penyakit infeksi Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan. Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. ( Dr. Harsono, 1999).

3) Penyebab balita kurang nafsu makan a) Faktor penyakit organis b) Faktor gangguan psikologi Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut :

Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan menangis.

Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan

Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan

Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua orang tuanya.

c)

Faktor pengaturan makanan yang kurang baik

4)Upaya untuk mengatasi anak sulit makan Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan (faktor organis, faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan). Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan menyembuhka penyakitnya melalui dokter. Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan. Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar saat memberi makan anak. Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang baik. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut ini. Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan haus Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.

Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.

Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau gizi lebih.

Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak.

5)Menu makanan balita Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan. Waktu-waktu yang disarankan adalah : Pagi hari waktu sarapan. Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu. Pukul 12.00 pada waktu makan siang. Pukul 16.00 sebagai selingan Pukul 18.00 pada waktu makan malam. Sebelum tidur malam, tambahkan susu.

Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi. Contoh Pola Jadwal Pemberian Makanan Menjelang Anak Usia 1 Tahun Perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat bergeser, tapi jangan terlalu jauh) Pukul 06.00 : Susu Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan Pukul 12.00 : Bubur saring/Nasi tim Pukul 14.00 : Susu Pukul 16.00 : Makanan selingan Pukul 18.00 : Bubur saring /nasi tim Pukul 20.00 : Susu.

6)Makanan selingan balita

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut. Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun. Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga. Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga. Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya. Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain.

a) Fungsi makanan selingan adalah : Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan malam). Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita

b.Konsep Imunologi dan Imunisasi (Dasar/Anjuran) Imunologi adalah ilmu yg mempelajari tentang sistem imun / kekebalan tubuh. Konsep dasar Respon Imun : Reaksi terhadap sesuatu yang asing. Pemicunya disebut

dengan Antigen, yaitu substansi yg mampu merangsang respon imun, berupa bahan infeksiosa. Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubuh dan diharapkan tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit yang menyerang tubuh. Akan ada penolakan saat awal-awal antigen masuk ke tubuh. Reaksi tubuh terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah sehingga sedikit antigen yang terbentuk. Tetapi reaksi yang selanjutnya, tubuh sudah mengenal jenis bakteri tersebut dan dapat menghasilkan antigen yang cukup banyak. Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk mempertahankan agar tubuh tetap kebal, perlu diberikan

antigen/suntikan/imunisasi ulang. Ini merupakan rangsangan bagi tubuh untuk membuat zat anti kembali. Tujuan pemberian imunisasi pada bayi dan balita adalah untuk mencegah penyakit pada bayi dan balita yang pada akhirnya akan menghilangkan penyakit tersebut. Terdapat 2 jenis imunisasi, yaitu Imunisasi Aktif Tubuh akan memproduksi sendiri zat anti setelah adanya rangsangan antigen (virus yang telah dilemahkan) dari luar tubuh. Tubuh yang terpapar antigen akan membentuk zat anti terhadap antigen tersebut. Keberhasilan pemusnahan antigen tersebut tergantung pada jumlah antigen yang berhasil dibentuk atau dimiliki oleh tubuh. Jumlah zat anti yang cukup tinggi biasanya diperoleh setelah tubuh mengalami reaksi kedua, ketiga dan seterusnya. Pembentukan zat anti akibat paparan kembali antigen yang sama pada tubuh akan berlangsung lebih cepat. Titer antibodi yang terbentuk akibat rangsangan antigen pada tubuh untuk pertama kalinya tidak tinggi dan kadarnya cepat menurun. Oleh sebab itu, pemberian imunisasi ulang (boster) perlu dilakukan untuk mempertahankan jumlah zat anti yang tetap tinggi di dalam tubuh. Imunisasi Pasif Tubuh anak tidak memproduksi antibodi sendiri, melainkan kekebalan tersebut didapatkan dari luar dengan cara penyuntikan bahan/serum yang telah mengandung zat anti, atau anak tersebut mendapat zat anti dari ibunya semasa

dalam kandungan, setelah memperoleh zat penolak, prosesnya cepat, tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif terdapat 2 cara: Kekebalan pasif alamiah yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya dan tidak berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir). Misalnya difteri, tetanus,dan morbili. Kekebalan pasif buatan yaitu kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. Misalnya, vaksinasi ATS. Jadi dapat disimpulkan, perbedaan antara imunisasi aktif dan imunisasi pasif bahwa pada imunisasi aktif diperlukan waktu yang lebih lama untuk membuat zat anti dibandingkan imunisasi pasif. Kekebalan yang didapat dari imunisasi aktif bertahan lama, sedangkan imunisasi pasif berlangsung hanya beberapa bulan. Yang termasuk imunisasi wajib, yaitu BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, Campak, DT, TT. Sedangkan yang termasuk imunisasi yang hanya dianjurkan pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemic atau untuk kepentingan tertentu. Imunisasi anjuran pemerintah, yaitu MMR, tifus, HiB, hepatitis A, dan varisela. Selanjutnya, akan dibahas imunisasi anjuran pemerintah. 1) Imunisasi MMR Kebanyakan anak mendapatkan imunisasi measles (campak), mumpus (gelondongan), dan Rubella (campak jerman) sekaligus dalam satu suntikan yaitu MMR. Ketiga vaksin ini bekerja dengan baik, dan akan melindungi sebagian besar anak seumur hidupnya. Terutama bagi anak perempuan, vaksinasi MMR sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya rubela pada saat hamil. Sementara pada anak lelaki, nantinya vaksin MMR mencegah agar tak terserang rubela dan menulari sang istri yang mungkin sedang hamil. Penting diketahui, rubela dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Anak sebaiknya mendapatkan 2 kali vaksin MMR. Dosis pertama diberikan diantara usia 12-15 bulan, sedang dosis kedua dapat diberikan pada usia 4-6 tahun sebelum anak masuk SD. Apabila ketika terjadi wabah, vaksin MMR dapat diberikan sebelum berusia 1 tahun. Ini diberikan sebagai pencegahan jangka pendek saja, nantinya tetap harus diberikan 2 dosis vaksin ini pada jadwal seperti disebutkan diatas.

Efek samping imunisasi MMR dapat berupa demam dan bercak kemerahan yang timbul sekitar 1-2 minggu setelah imunisasi. Reaksi ini akan menghilang dalam beberapa hari. Kejang demam kadang dapat terjadi pada anak yang diberikan imunisasi MMR. Anak yang diketahui alergi berat terhadap gelatin atau neomycin antibiotik tidak boleh diberikan imunisasi MMR. Demikian juga anak yang mempunyai reaksi alergi berat setelah vaksin MMR tidak boleh diberikan vaksin MMR ulangan. Anak yang kekebalan tubuhnya ditekan (karena mempunyai penyakit seperti kanker atau infeksi HIV, atau pengobatan semacam steroid) sebaiknya dievaluasi oleh dokter sebelum diberikan vaksin MMR. Anak yang baru mandapatkan transfusi atau produk darah lainnya sebaiknya menunggu beberapa bulan sebelum mendapatkan MMR. 2) Imunisasi Tifoid Demam tifoid merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi. Penyakit ini menyebabkan demam tinggi, lemas, sakit perut, sakit kepala, kurang nafsu makan dan kadang bercak kemerahan. Jika tidak diobati dapat menyebabkan kematian pada 30% penderita. Pada umumnya penyakit ini menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi. Saat ini ada dua macam imunisasi yang dapat digunakan untuk mencegah demam tifoid. Yang pertama diberikan dengan suntikan (kuman mati) dan yang kedua diberikan dengan kapsul (kuman hidup dilemahkan). Imunisasi suntikan dapat diberikan pada anak berusia 2 tahun atau lebih. Satu dosis dapat diberikan setiap 2-3 tahun. Imunisasi oral dapat diberikan pada saat anak berusia 6 tahun atau lebih. Diberikan 4 dosis dengan jarak setiap 2 hari. Dapat diulang tiap 5 tahun. Pada vaksin suntikan dapat timbul reaksi ringan seperti demam, sakit kepala, kemerahan dan nyeri pada tempat suntikan. Vaksin tifoid oral jangan diberikan bersamaan dengan antibiotika. Beri jarak waktu lebihdari 24 jam dengan antibiotika terakhir. Dapat timbul demam, sakit kepala, mual muntah. Jika terdapat kejadian serius atau tidak biasa seteah pemberian vaksin ini segera hubungi dokter. 3) Imunisasi Hib

Vaksin Hib ini merupakan vaksin berisi kuman dimatikan, dan dibuat hanya dari sebagian kuman Haemophilus influenza b. Anak sebaiknya mendapatkan 3-4 kali dosis vaksin ini, tergantung dari produsen pembuat vaksin yang digunakan oleh dokter. Dosis penguat diberikan pada usia antara 12 15 bulan. Anak yang telah berusia 5 tahun atau lebih tidak perlu diimunisasi dengan vaksin Hib. Vaksin Hib dapat dikombinasikan dengan vaksin DTap atau dengan vaksin hepatitis B. vaksin ini bekerja sama baiknya dan sama amannya dengan vaksin yang diberikan secara terpisah. Hib merupakan imunisasi yang sangat aman. Vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit atau meningitis akibat Hib dan biasanya tidak menyebabkan efek samping serius. Sebagian kecil anak yang mendapatkan imunisasi ini akan mengalami kemerahan, bengkak pada lokasi suntikan atau demam. Reaksi ini biasanya timbul dalam 24 jam pertama setelah suntikan dan akan menghilang dalam 2-3 hari. Bayi yang berusia kurang dari 4 minggu sebaiknya tidak diberikan imunisasi karena daya imunitas yang ditimbulkan masih belum baik. 4) Imunisasi Hepatitis A Hepatitis A adalah penyakit hati berat yang ditimbulkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV dapat ditemukan pada tinja penderita hepatitis A dan biasana menular jika diminum atau makan sesuatu yang tercemar dengan virus ini. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti flu, kuning pada mata dan kulit, mencret dan sakit perut. Imunisasi Hepatitis A dapat mencegah penyakit ini, dan sangat dianjurkan bagi anak berusia 12 bulan atau lebih terutama didaerah endemis. Diperlukan 2 dosis untuk dapat memberikan kekebalan seumur hidup. Dosis ini diberikan dengan jarak waktu minimal 6 bulan. 5) Imunisasi Varicella Vaksin varicella merupakan vaksin yang berisi virus hidup. Vaksin ini diberikan di Jepang selama 20 tahun. Di Amerika Serikat, vaksin ini digunakan dari tahun 1995. Satu dosis vaksin varicella direkomendasikan untuk anak berusia 12-18 bulan. Anak yang tidak mendapatkan vaksin ini dapat diberikan satu dosis sampai ketika berusia 13 tahun. Usia diatas itu harus diberikan 2 dosis dengan jarak 4-8 minggu terpisah. Anak yang sudah pernah sakit cacar air tidak perlu diberikan imunisasi ini.

Vaksin ini dapat mencegah cacar air 70% sampai 90% dan dapat mencegah penyakit berat sampai lebih dari 95%. Vaksin ini diharapkan dapat memberikan imunitas seumur hidup. Sekitar 1% 2 % anak yang mendapatkan imunisasi ini tetap menderita cacar air, tetapi biasanya gejalanya sangat ringan. Varicella merupakan vaksin yang sangat aman. Pada beberapa anak dapat timbul bengkak dan kemerahan pada lokasi suntikan. Juga dapat timbul bercak kemerahan dalam 1-3 minggu setelah imunisasi. Kejadian kejang demam juga pernah dilaporkan setelah imunisasi, namun sangat jarang. Anak yang diketahui alergi terhadap gelatin atau neomisin jangan diberikan vaksin ini. Anak dengan efeisiensi imun seperti kanker atau HIV harus dievaluasi oleh dokter terlebih dahulu sebelum diberikan imunisasi ini. c. Perawatan Sehari-hari 1) Memandikan Balita Mandi untuk balita bukan hanya untuk membersihkan tubuh tetapi mandi merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi balita. Untuk orang tua mandi merupakan alat komunikasi antara orang tua dengan anaknya, karena saat mandi orang tua biasanya melakukan sentuhan, usapan dan berbicara langsung dengan anaknya. 2) Kebutuhan minum pada balita Anak usia toddler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu bergerak terus, tidak bisa diam dan sulit untuk diajak duduk dalam waktu yang relatif lama. Selain itu, pada usia 12 sampai 18 bulan pertumbuhan sedikit lambat sehingga kebutuhan nutrisi dan kalori. Kebutuhan kalori kurang lebih 100 kkal per kg berat badan (BB). Untuk toddler atau balita, sebaiknya tidak mengonsumsi susu lebih dari 600-700 ml per hari. Konsumsi susu berlebih bisa mengakibatkan konstipasi atau bahkan anemia akibat kekurangan zat besi. Ini karena sifat susu yang menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler : - Anak sukar atau kurang mau makan. - Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini makannya cukup banyak dan pada hari berikutnya makannya sedikit.

- Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu. - Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu lama.

Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut : Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya memberi makan/minum sambil mengajaknya bermain. Beri kesempatan anak untuk belajar makan mandiri. Jangan berharap anak dapat makan dengan rapi sebagaimana anak yang lebih besar karena usia toddler belum mampu melakukannya. Jangan menuruti kecenderungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan tertentu. Kenalkan selalu dengan jenis makanan baru. Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu lancer. Kurangi frekuensi minum susu. Dianjurkan untuk memberikan 2 kali sehari saja. 3) Pijat Balita

Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang peranannya oleh dukun bayi. Selama ini pemijatan tidak hanya dilakukan saat bayi sehat tetapi juga pada bayi sakit atau rewel. Pijat bayi dimasyarakat ini adalah pijat modern yang memadukan antara ilmiah (kesehatan), seni, dan kasih sayang. Beberapa perbedaan antara pijat bayi tradisional dan modern adalah sebagai berikut : Pijat tradisional dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang katanya turuntemurun. Sedangkan, pijat modern justru dilakukan oleh ibunya sendiri, ayah, nenek, atau kakek yang merupan orang terdekat dengan si kecil. Pijat tradisional menggunakan ramuan-ramuan pemijatan yang kadang tidak terjamin aman bagi kulit bayi, misalnya parutan jahe, bawang, atau dedaunan yang dihancurkan. Ramuan ini mengandung minyak asitri yang dapat menyebabkan rasa gatal, panas, atau perih pada kulit bayi. Berbeda dengan pijat modern yang hanya menggunakan baby oil (minyak bayi, minyak zaitun murni, atau lotion (losion) yang dianjurkan oleh dokter. Pijat tradisional hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan kadang disertai dengan jamu. Sedangkan, pijat modern adalah terapi sehat tanpa jamu atau obat apapun.

c) Manfaat Pijat Balita

1)) Membuat Balita Semakin Tenang Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan otomatis membuat imunitas tubuh balita lebih baik. Bukan hanya secara fisik, pijat balita juga sangat mempengaruhi emosional, karena aktivitas pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama pijat balita adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh sebab itu selain oleh trapis spesialis, pijat balita sangat baik dilakukan oleh ibu dan ayah. (Putri, Alissa: 2009) 2)) Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan balita 3)) Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi Bayi yang otot-ototnya distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan yang lama begitu pemijatan usai dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tertidur lelap dan tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa tenang setelah dipijat. Ibu-ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan pemijatan bayi. Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini terjadi berbagai kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan energy setelah melawan perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. Biasanya hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. Kedua, tidur bayi yang terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus cukup dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti:2009). 4)) Meningkatkan konsentrasi bayi Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh tubuh manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan oksigen ke otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi semakin membaik.Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. Ketika bayi istirahat atau tidur dengan efektif maka saat

bangun akan menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang mendukung konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri,Alisa : 2009). 5)) Meningkatkan daya tahan tubuh Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya penurun kadar hormogen adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya tahan tubuh (Putri,Alissa : 2009). 6)) Meningkatkan produksi ASI Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa energy cukup beraktifitas. Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepet laper sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini juga tambah peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf pengembara system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada dan rongga perut. Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disalurkan pencernaan yang menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk mendorong makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian, bayi lebih cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin lancar. 7)) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat diproses dalam saluran pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan. (Putri Alissa : 2009). 8)) Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan Aktifitas serat-serat nervus vulgar berpengaruh pada paru-paru. Sebuah penelitian yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan bahwa perlu pemijatan selama 20 menit yang dilakukan setiap malam pada anak-anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas lebih baik. Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik penikngkatan aliran udara setiap hari yang semakin meningkat. 9)) Mengembangkan komunikasi

Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah lain. (Prasetyono : 2009). 10)) Mengurangi rasa sakit Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta membantunya tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga memperlancar sirkulasi dara di perut, sehingga membantu mengeluarkan gas yang terjebak disana. (Prasetyono : 2009). 11)) Mengurangi nyeri Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan endorphin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat atau tekanan emosi. (Prasetyono : 2009). 12)) Meningkatkan percaya diri Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat bayi mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan ini membuat orang tua mampu menguasai keadaan dan loebih percaya diri untuk merawat si kecil. (Prasetyono : 2009). 13)) Memahami kebutuhan si kecil Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena dilakukan berulang ulang, orang tua lebih paham cara menghadapi bayinya saat gelisah. (Prasetyono : 2009).

d) Persiapan Memijat Bayi Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan pada si kecil sebagai berikut:

1)) Waktu yang tepat a)) Pagi hari Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi, sebab sisa-sisa minyak pijat akan lebih mudah dibersihkan, selain itu pemijatan pada pagi hari memberikan nuansa ceria pada bayi. Yang harus diperhatikan, jangan langsung memijat bayi usai ia makan/disusui. Jangan pula membangunkan bayi hanya untuk dipijat, atau memijat bayi saat ia sakit, memijat paksa, dan memaksakan posisi saat memijat. b)) Malam hari Pemijatan pada malam hari sangatlah baik. Sebab, setelah pemijatan, biasanya bayi akan santai dan mengantuk, hal ini berguna untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak. Yang harus diperhatikan, ketika akan dipijat si bayi harus dalam keadaan tenang dan nyaman. Jika rewel, jangan memaksakan untuk memijat. Sebab, bayi akan semakin rewel dan memberontak. Buatlah bayi ceria, ajak bercanda atau bermain sampai siap untuk dipijat. Hindari juga memijat ketika bayi dalam keadaan lapar, hal ini bias mengakibatkan bayi merasa tidak nyaman dan berusaha meronta. Sebaiknya pemijatan dilakukan 15 menit setelah si kecil makan. 2)).Tangan yang aman untuk memijat Sebelum memijat, pastikan tangan anda bersih dan hangat, mengapa? Karena tangan yang kurang bersih dapat menjadi penular kuman, terutama penyakit kulit, jadi cuci tangan terlebih dahulu lalu pastikan tangan dalam keadaan kerin g karena kulit bayi sangat peka dengan suhu tangan ibu dan tidak nyaman bila tangan yang menyentuhnya itu dingin. Periksa kuku dan perhiasan untuk menghindari goresan pada kulit bayi. Potonglah kuku dan lembutkan (dikikir). Keberadaan cincin, gelang dan aksesoris lainnya yang terbuat dari logam atau plastic dapat melukai kulit bayi. 3)). Ruang yang nyaman Ruang yang nyaman untuk melakukan pemijatan adalah: Ruang yang kering dan tidak pengap. Ruangan yang pengap dan lembab menyebabkan bayi gerah. Selain itu, suasana seperti itu juga

menyebabkan kulit bayi sensitive sehingga bayi merasa menjadi resah saat dipijat. Ruangan yang hangat tetapi tidak panas. Ruangan yang dingin atau terlalu banyak angin menyebabkan bayi kedinginan dan masuk angin. Untuk menghangatkan ruangan dapat memasang lampu yang memberikan rasa hangat. Ruangan yang penerangnya cukup. Ini penting agar tidak terjadi kesalahan akurasi pada daerah yang dipijat. Penerangan yang remangremang atau gelap menyulitkan ibu untuk membedakan warna kemerahan kulit si kecil bekas pemijatan. Sebab, warna kemerahan mengindikasi bahwa pemijatan telah cukup. Ruangan tidak berisik. Suara-suara berisik mengganggu konsentrasi ibu dan bayi. Untuk menciptakan ketenangan, pastikan suara yang mengisi ruangan adalah suara ibu, ayah, iringan musik lembuh, seperti memutar music klasik dari Mozart, dave koz dan sebagainya. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu. Bila ingin menerapkan aroma terapi cukup dengan aroma yang muncul dari minyak pijat saja. Tidak dianjurkan menggunakan pewangi ruangan aerosol atau benda bakar (dupa) karena membuat bayi alergi. 4)) Peralatan Yang Harus Disiapkan Peralatan yang dibutuhkan sebelum melakukan pemijatan antara lain: a)) Alas yang empuk dan lembut Misalnya kasur atau busa yang dilapisi dengan kain lembut. Luas alas ini sebesar ukuran bayi agar ibu dapat bergerak dengan bebas. Alas ini sebaiknya dalam posisi datar. b)) Handuk atau lap, popok dan baju ganti Handuk atau lap digunakan untuk membersihkan sisa-sisa minyak yang menempel dikulit bayi. Popok untuk menutup bagian tubuh bayi setelah dipijat. Menyiapkan popok hendaknya tidak terlambat (setelah dipijat baru disiapkan popok) sebab, bayi harus menunggu waktu sehingga kedinginan. c)) Baju ganti untuk mengganti baju lama usai pemijatan. d)) Minyak untuk memijat

Minyak digunakan sebagai pelumas (lubricant) bersifat melicinkan permukaan kulit bayi dan tangan ibu sehingga memudahkan ibu dalam berbagai gerakan urut dan membuat bayi merasa nyaman. Tujuan pelumas ini adalah merawat kulit si kecil agtar tetap lembut dan sehat tanpa terpengaruh oleh bekas gesekan pijat. Jadi, gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun (olive oil), minyak dara (virgin coconut oil), minyak telon (baby oil), minyak kelapa (minyak klentik), minyak kelapa sawit, bias juga menggunakan losion. Hal ini karena sifatnya yang lembut dan melembabkan. Jangan menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit bayi. e)) Air dan waslap Siapkan air hangat beserta handuk kecil dan washlap untuk menyeka bayi dari bekas minyak usai pemijatan.Selain itu, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan selama pemijatan berlangsung untuk menciptakan suasana pemijatan tenang dan nyaman, diantaranya adalah: Menyediakan waktu khusus yang tidak diganggu oleh hal lain minimum 15 menit untuk melakukan keseluruh tahapan pemijatan Duduklah dengan posisi nyaman dan tenang. Minta ijin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara. Pandang mata bayi selama pemijatan berlangsung. Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk menciptakan suasana tenang selama pemijatan. Awali pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap tambahkan tekanan pada sentuhan tersebut, terutama bila anda sudah yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang dilakukan. Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan. Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan, sedikit demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10 menit.

Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Bila bayi menangis cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. (Putri,Alissa : 2009).

5)) Teknik memijat bayi Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pemijatan bayi tak bias dilakukan secara sembarangan. Ada cara dan rambu-rambu yang harus diperhatikan. Pada neonatus gerakan yang dilakukan lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusar bayi dilepas, sebaiknya tidak dilakukan pemijatan didaerah perut. Berikut beberapa pedoman teknik pemijatan bayi yang dapat dipergunakan sebagai dasar pijat bayi. Setiap gerakan yang diberiakan pada masing-masing teknik dapat diulang sebanyak lima sampai enam kali tergantung kebutuhan. a)) Kaki - Memerah susu Dalam teknik ini, peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki seperti memegang tongkat pemukul. Kemudian gerakan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian seperti memerah susu. Atau, dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan mulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat dan memutar kedua kaki bayi secara lembut. b)) Telapak kaki Untuk memijat telapak kaki bayi,caranya yakni tidak dipijat-pijat tetapi diurut menggunakan ibu jari secara bersamaan pada seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. c)) Jari Ingat bahwa tulang pada ruas jari kaki bayi masih belum kuat, karena itu pijatan tidak perlu disertai dengan penekanan. Pijatlah dengan lembut jarijari kaki satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki dan akhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari. d)) Punggung kaki Gunakan kedua ibu jari untuk membuat lingkaran disekitar kedua mata kaki sebelah dalam dan luar. Kemudian urutlah dengan lembut seluruh

punggung kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari. Teknik lain yakni dengan membuat gerakan yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan dari daerah mata ke jari kaki. e)) Betis Pada bagian betis kaki dengan salah satu tangan anda, kemudian remas-remas dari pangkal lutut menuju pergelangan kaki. Gerakan ini dapat diulang berkali-kali. f)) Paha Pada bagian paha, pemijatan dilakukan dengan cara meremas dan memutar. Pegang bayi pada bagian pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, kemudian buatlah gerakan meremas dengan lembut sambil memutarkan kedua belah tangan yang dimulai dari pangkal paha hingga ke arah mata kaki. g)) Perut Untuk pemijatan di daerah perut, hindari pemijatan pada tulang rusuk. Selain itu, jangan lakukan pemijatan pada bagian perut ini setelah selesai makan.

Mengayuh pedal sepeda Pemijatan perut ini dilakukan dengan menggerakkan kedua tangan keatas dan kebawah secara bergantian seperti mengayuh pedal sepeda. Arah pijatan dimulai dari atas kebawah perut.

Gerakan berikutnya, jepit kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kiri, lalu angkat kedua kaki tersebut lurus sedikit diatas perut. Sedangkan untuk tangan kanan bisa langsung dilakukan gerakan mengusap-usap perut dari atas sampai ke jari-jari kaki.

Terakhir, untuk melemaskan otot-otot perut dan pangkal paha, kedua lutut ditekuk pelan-pelan dan dengan lembut menuju ke permukaan perut bayi. Atau, masing-masing tangan anda memegang pergelanagan kaki, kemudian gerakkan kedua kaki bayi secara bergantian seperti sedang mengayuh sepeda.

Bulan matahari

Disebut gerakan bulan - matahari karena gerakan yang harus dibentuk adalah membuat lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke arah kanan bawah (seperti bentuk bulan) diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari).

Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan dengan tangan kiri membuat gerakan lingkaran penuh dan tangan kanan membuat setengah lingkaran.

Ibu jari kesamping Dalam gerakan ini, pertama-tama perut bayi pada bagiannya tekan

masing-masing ibu jari diantara pusar perut. Kemudian, gerakkan kedua ibu jari tersebut menyamping ke arah tepi perut kanan dan kiri.

Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar jam pada perut

bayi. Perut bayi bagian paling atas dianggap jam 12, bagian perut bawah di anggap jam 6, lalu buat gerakan berikut: buat lingkatan searah jarum jam dengan tangan kanan anda dibantu dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (didaerah usus buntu)

Gerakan I love You Posisikan bayi terlentang dengan bertelanjang dada. Gerakan pertama membentuk huruf I dengan melakukan usapan mulai dri dada kiri atas turun sampai kerusuk kiri. Gerakan kedua, bentuk huruf L dengan melakukan usapan mulai dari dada kanan atas turun ke rusuk atas lalu disambung rusuk kiri. Gerakan ketiga, bentuk huruf J dengan usapan dari dada kanan atas turun kerusuk kanan, disambung sampai rusuk kiri lalu diteruskan ke dada kiri atas.

Hati-hati jika melakukan pemijatan pada daerah dada dan perut. Jangan

sampai terlalu menekan ke perut. Beberapa dokter tidak menyarankan pemijatan pada bagian perut, karena bisa mengganggu organ dalam bayi. Perhatikan juga reaksi yang timbul selama proses. Jika bayi tampak gelisah, berusahalah memalingkan kepala, memukul jidat, meringis kesakitan, berontak bahkan menangis, sebaiknya hentikan dulu.

Mungkin dia sedang tidak nyaman karena tekanan yang terlalu kuat atau sebab lain. Gerakan jari berjalan

Dikatakan dengan gerakan jari berjalan karena penekanan bertumpuk

pada pergerakan kelima ujung jari. Namun demikian, penekanan jari perut dilakukan dengan cara yang sangat hati-hati. Jangan menekan perut dengan jari-jari terlalu keras karena akan menimbulkan rasa sakit dan mungkin berbahaya sekali bila mengenai tulang rusuknya. Berikut cara memijat dengan teknik jari berjalan pada perut.

Letakkan ujung-ujung jari pada pada perut bayi bagian kanan bawah

dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jarum jam dari kiri bawah guna memindahkan gelembung-gelembung udara yang terselip di balik kulit. Dengan kedua telapak tangan, buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan lipatan kertas. h)) Dada Gerakan Jantung Teknik ini yaitu dengan membuat gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan anda di ulu hati, setelah itu, gerakkan tangan ke atas tulang selangka dan berakhir ke posisi semula dibawah ulu hati. Gerakan tadi seolah membuat gambar jantung. Menyilang Gerakan menyilang dimulai dari tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati kea rah bahu kiri dan kembali kea rah ulu hati. Lingkaran kecil Buatlah gerakan lingkaran kecil disekitar putting susu. i)) Tangan Perlahan cara India Teknik perlahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh. Caranya, peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak seperti memegang gagang senter.

Kemudian, gerakkan tangan kanan dan kiri kebawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah sedang memerah susu sapi. Atau, kedua tangan

melakukan memeras, memijat dan memutar secara lembut pada lengan bayi mulai dari pundak hingga pergelangan tangan.

Memijat ketiak Biasanya wilayah dibagian ketiak ini merupakan wilayah yang sensitif. Ketika jari menyentuh wiyah ini, bayi akan menolak bukan karena sakit, tetapi mungkin dia merasa geli dan senang karena menganggapnya sedang bermain.

Gerakan memijat ketiak ini, pertama angkat tangan bayi dengan salah satu tangan anda. Kemudian, buatlah gerakan memijat pada wilayah ini, lalu menurun hingga ke bagian tulang rusuk dan perut.

Yang perlu diperhatikan adalah bila wilayah ketiak ini terdapat benjolan atau terdapat pembengkakan kelenjar, sebaiknya jangan memijat pada wilayah ini.

j))Pergelangan tangan Pemijatan pegelangan tangan ini dimulai dari pergelanagn tangan (siku) kearah pundak. atau, dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar dan memijit secara lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak. Pijitan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru paru. k)) Telapak tangan Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran lingkaran kecil dari pergelangan tangan kea rah jari jemari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan. l)) Jari Pijat jari bayi satu persatu menuju ujung jari dengan gerakan memutar. Akhiri gerakan ini dengan tarikan pada tiap ujung jari. Dalam tarikan ujung jari ini, anda bisa membunyikan suara tak dari lidah, sehingga bila si bayi mendengar suara itu dia akan tampak gembira. Gerakan menggulung Gerakan ini seperti menggulung sebatang pensil dengan kedua tangan. Caranya, anda pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan. Kemudian, gerakkan kedua telapak tangan maju dan mundur seolah

sedang menggulung bergerak naik dimulai dari pangkaal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari. m)) Muka Membasuh muka Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan anda dengan lembut sambil bicara pada bayi secara halus. Gerakan kedua tangan anda kesamping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasih muka. Cara seperti ini dapat dilakukan sambil bermain ciluk-ba. n)) Dahi Arah gerakan memijat dahi seperti arah membasuh muka. Caranya, letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi. Tekan dengan lembut bagian ini mulai dari tengah dahi bayi kearah samping kanan dan kiri. Setelah itu, gerakan ke bawak ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran lingkaran kecil di pelipis, kemudian gerakan kearah dalam melalui daerah bawah pelipis dibawah mata. o)) Alis Memijat bagian alis mata caranya ialah dengan meletakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis mata. Lalu, pijat bagian ataas mataa/alis mulai dari tengan kesamping searah dengan bulu rambut alis. p)) Dagu

Pijatan pada dagu ini atau rahang bawah, pegang pipi kiri dan kanan dengan kedua tangan dan kedua ibu jari diletakkan ditengah dagu bawah mulut.selanjutnya adalah menekan dua ibu jari pada dagu, lalu kesamping menuju kea rah pipi bawah atau samping mulut. 5.Lingkaran kecil dirahang

Gunakan jari telunjuk kedua tangan anda untuk membuat lingkaran kecil diseputar wilayahy rahang bayi. Berhati-hatilah, mungkin diwilayah ini rahang bayi sedikit sensitive menerima tekanan yang agak sedikit keras. Karena itu, tekanan hendaknya dibuat selembut mungkin, sehinggga tidak merasakan sakit.

q)) Belakang telinga Dengan tekanan lembut, gerakkan jari-jari kedua tangan anda mulai dari belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil diseluruh kepala.

r)) Punggung

Gerakan maju mundur (kuda goyang) Bayi ditidurkan tengkurap dengan posisi kepala disebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda. Lalu, pijatlah punggung bayi hingga ke bawah leher dengan gerakan maju dan mundur dengan kedua telapak kanan. Lalu kembali dari bawah leher sampai ke pantat bayi. 2.Usapan punggung

Tahan bokong bayi dengan tangan kanaan, lalu dipijit punggung bayi dengan telapak tangan kiri anda mulai dari leher sampai bokong dimana tangan kanan berada.

Gerakan selanjutnya, pegang kedua pergelangan kaki bayi dengan tangan kanan anda, kemudian usap yang dimulai dari pinggang hingga tumit. (Putri,Alissa : 2009).

6)) Hal-hal yang boleh dilakukan a)) Terus melakukan kontak mata dengan bayi anda. b)) Nyanyikan lagu atau putarkan musik lembut untuk membantu anda dan bayi akan merasa rileks. c)) Mulailah dengan sentuhan ringan dan perlahan, tingkatkan tekanan pijatan saat anda semakin yakin dan bayi anda terbiasa dipijat. d)) Perhatikan isyarat yang ditunjukkan bayi anda. Jika ia menangis keras, hentikan pijatan. Mungkin bayi anda ingin digendong, disusui atau mengantuk. e)) Jika anda menggunakan baby oil, mandikan bayi anda setelah dipijat. f)) Jauhkan baby oil dari mata bayi anda. g)) Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut mengenai pemijatan bayi. (Maharani, Sabrina : 2009) 7)) Hal yang tidak boleh dilakukan: a)) Memijat bayi tidak lama setelah ia makan/minum susu. b)) Membangunkan bayi anda untuk dipijat. c)) Memijat bayi anda dalam keadaan sakit. d)) Memijat bayi anda dengan paksa. e)) Memaksa posisi saat memijat bayi anda. (Maharani, Sabrina : 2009)

d. Anticipatory Guidance pada Masa Balita Anticipatory guidance merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak. 1) Toilet training
-

Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia toddler Latihan untuk bekemih dan defekasi adalah tugas anak usia toddler Pada tahap usia toddler , kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin beerkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai berkembang

Wong (2000) mengemukakan bahwa biasanya sejalan dengan anak mampu berjalan, kedua sfingter tersebut semakin mampu mengontrol rasa ingin berkemih dan defekasi

Sensasi untuki defekasi lebih besar dirasakan oleh anak, dan kemampuan untuk mengkomunikasikannya lebih dahulu dicapai oleh anak, sedangkan kemampuan untuk mengontrol berkemih biasanya baru akan tercapai sampai usia 4-5 tahun

Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalm melakukan buang air kecil dan buang air besar.

Tolet training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak: 18 bulan-2 tahun. Keberhasilan toilet training tergantung pada: Persiapan fisik, Persiapan psikologis, Persiapan intelektual

Toilet training sebagai sex education Dalam proses toilet training diharapkan terjadi pengaturan impuls atau rangsangan dan instink anak dalam melakukan buang air besar atau buang air kecil.

Defekasi merupakan suatu alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan training usaha penundaan pemuasan

toilet

Suksesnya toilet training tergantung kesiapan yng ada pada diri anak & keluarga, seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah kuat dan mampu

Indikator anak kesiapan fisik: anak mampu duduk atau berdiri

Indikator kesiapan psikologis: adanya rasa nyman sehingga anak mampu mengotrol dan konsentrasi dalam merangsang BAK dan BAB

Indiklator kesiapan intelektual: anak paham arti BAK atau BAB pengontrolan

memudahkan anak

anak dapat mengetahui kapan saatnya harus BAB & BAK

memiliki kemandirian dalam mengontrol BAB & BAK


-

Pelaksanaan toilet training sejak dini BAK/BAB a) Cara toilet training pada anak: 1)) Teknik lisan

melatih respon terhadap kemampuan ubtuk

Cara:pemberian instruksi pada anak dengan kata-kata sebelum & setelah BAK/BAB Teknik ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam memberikan rangsangan untuk BAK/BAB 2)) Teknik modelling

Cara: meniru untuk buang air besar atau memberikan contoh Dampak jelek cara ini apabila contoh yang diberikan salah pada anak kebiasaan yang salah

2) Kesiapan anak a) Fisik Usia 18 24 bulan, Pengontrolan saraf volunter spinkter ani dan uretra Mampu untuk tetap kering (menahan BAK) selama 2 jam. Perkembangan ketrampilan motorik kasar : duduk, jongkok, berjalan. Perkembangan ketrampilan motorik halus : mampu membuka celana dan berpakaian. b) Psikologis - Mengenai adanya dorongan untuk miksi dan defikasi. - Kemampuan berkomunikasi : verbal dan non verbal mengindikasikan dorongan untuk miksi atau defikasi.

- Kemampuan kognitif : meniru dengan tepat tingkah laku dan mengikuti pengarahan. - Mengekspresikan keinginan untuk menyenangkan orang tua. - Mampu duduk atau jongkok diatas toilet 5 10 menit tanpa cerewet atau turun. - Mengikuti tingkat kesiapan anak. - Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu kesabaran dan pengertian. - Tidak ada stress keluarga atau perubahan seperti : perceraian, pindah rumah, mendapat adik baru atau akan berlibur. - Memberi pujian jika anak berhasil. c) Kesiapan mental -

Mengenal rasa yang datang Komunikasi secara verbal dan nonverbal Ketrampilan kognitif untuk mengikuti perintah atau mengikuti orang lain Mendiskusikan mainan baru yang dapat mengembangkan motorik halus, motorik kasar, bahasa, pengetahuan dan keterampilan social.

3)Petunjuk bimbingan usia toddler a) Petunjuk bimbingan usia 12-18 bulan


-

Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku dari toddler, terutama negativistic dan ritualisme. Negativistic adalah perilaku yang bertentangan dengan kebiasaaan.

Mengkaji kebiasaan makan sekarang dan menganjurkan penyapihan dari botol secara bertahap, serta meningkatkan pemasukan makanan padat.

Menyediakan makanan kecil/selingan diantara 2 waktu makan dengan rasa yang disukai, serta adanya jadwal waktu makan yang rutin.

Mengkaji pola tidur malam, terutama kebiasaan minum malam memakai botol yang merupakan penyebab memperlambat jam tidur. utama gigi berlubang dan perilaku menunda yang

Menyiapakan orang tua untuk mencegah bahaya yang potensial terjadi di rumah, seperti kecelakaan kendaraan bermotor dan bahaya/kecelakaan jatuh. Berikan saran yang sesuai untuk pengamanan di rumah.

Mendiskusikan kebutuhan akan adanya ketentuan-ketentuan atau aturan yang disertai dengan disiplin yang lembut dan cara-cara yang mengatasi negativistic dan tempertantrum, serta menekankan pada keuntungan yang positif dari disiplin yang tepat atau sesuai.

Mendiskusikan mainan baru yang dapat mengembangkan motorik halus, motorik kasar, bahasa, pengetahuan dan keterampilan social. b) Petunjuk bimbingan usia 18-24 bulan

Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain. Menggali kebutuhan untuk menyiapan kehadiran saudara kandung/adiknya dan menekankan tentang pentingnya persiapan anak terhadap kehadiran bayi baru.

Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap gigi dan tipe kebersihan di rumah, serta kebiasaan makan yang merupakan factor penyebab gigi berlubang dan menyarankan pentingnya penambahan fluoride untuk memperkuat pertumbuhan tulang.

Mendiskusikan metode disiplin yang ada dan keaktifannya serta menggali perasaan orang tua mengenai negativistic anaknya dengan menekankan bahwa negativistic adalah aspek penting dari perkembangan self assertion (penonjolan/tntutan diri) dan independensi dan bukan merupakan tanda kemanjaan.

Mendiskusikan tanda-tanda kesiapan untuk toilet training dan menekankan pentingnya menunggu kesiapan fisik dan psikologi anak.

Mendiskusikan berkembangnya rasa takut, seperti yang timbul ketika ada kegelapan atau suara keras, dan kebiasaan seperti membawa selimut atau mengisap jari. Menekankan bahwa hal ini normal dan merupakan perilaku yang bersifat sementara.

Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi ketika anak mengalami stress. Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah sesaat dengan mudah dari orang tuanya di bawah asuhan keluarga.

Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengekspresikan perasaan lelah, frustasi dan jengkel dalam merawat balita.

Menunjukkan harapan akan adanya perubahan pada anak di tahun mendatang seperti lingkup perhatian anak yang semakin luas dan berkurangnya negativistic serta adanya perhatian yang menyenangkan orang lain. c) Petunjuk bimbingan usia 24-36 bulan

Mendiskusikan pentingnya kebutuhan anak untuk meniru dan dilibatkan dalam kegiatan.

Mendiskusikan kegiatan yang dilakukan dalam toilet training terutama dengan harapan-harapan dan sikap yang realistis dalam menghadapi keadaan-keadaan, seperti mengompol dan buang air besar di celana.

Menekankan keunikan dari proses berpikir anak toddler, terutama melalui bahasa yang ia gunakan, pemahamannya terhadap waktu, dan ketidakmampuannya untuk melihat kejadian dari perspektif yang lain.

Menekankan disiplin dengan tetap terstruktur secara benar dan nyata, ajukan alas an yang rasional, serta hindari kebingungan dan salah pengertian.

Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau pusat penitipan anak pada siang hari (play group).

3.Asah a.Stimulasi Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan berbicara, akan senang melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap lingkungannya , yang merupakan perwujudkan dari motif kompetensinya. Motif kompetensi yang bersifat bawaan ini dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya.,melalui jumlah reaksi yang diberikan terhadap perilaku anak tersebut. Reaksi yang sering diberikan terhadap perilaku anak, akan mendorong anak untuk mengulang perilaku anak tersebut. b.Deteksi Deteksi dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang dilaksanakan untuk menemukan penyimpangan kelainan tumbuh kembang secara dini dan mengetahui serta mengenal faktor-faktor resiko terjadinya kelainan tumbuh kembang tersebut. Sedangkan intervensi dini maksudnya adalah suatu kegiatan penanganan segera terhadap adanya penyimpangan tumbuh kembang dengan cara yang sesuai dengan keadaan, misalnya perbaikan gizi, stimulasi perkembangan atau merujuk ke pelayanan kesehatan, dan pendidikan yang sesuai, sehingga anak dapat mencapai kemampuan yang optimal sesuai dengan umumya.

Tumbuh kembang optimal adalah tercapainya proses tumbuh kembang yang sesuai dengan potensi yang dimililki oleh anak. Dengan mengetahui penyimpangan tumbuh kembang secara dini sehingga upaya-upaya pencegahan, stimulasi dan penyembuhan serta pemulihannya dapat diberikan dengan indd= yang jelas sedini mungkin pada masa-masa peka proses tumbuh kembang anak sehingga hasilnya dapat diharapkan akan tercapai. 1) Tingkat-tingkat pelaksanaan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak dan penangannya. a) Tingkat keluarga/kelompok Bina Keluarga Ballia (BK6) 1.)) Tugas dan peran keluarga:

yang ada, seperti: KMS balita, Kartu Kembang Anak, Kalender Tumbuh Kembang Anak. tingkat perkembangan perkembangan anak.

kemampuan anak. 2)) Tugas dan peran Kelompok BKB:

dengan menggunakan sarana yang ada (13 LS balita, Kartu Kembang Anak, Kartu Asuh Ibu, dll.) ok umur anak.

Untuk melaksanakan tugas dan peran tersebut di atas, diperlukan alat/instrumen yaitu: 1)) Keluarga:

2)) Kelompok BKB:

yuluhan BKB D. Anak Prasekolah 1.Asih a.Ikatan Kasih Sayang Kasih sayang atau kedekatan sangat penting untuk masa perkembangan anak yang sehat dan merupakan dasar dari kepribadian yg baik. Selain itu untuk tercapainya kepenuhan tingkat kecerdasan juga dibutuhkan : Kemampuan berpikir logis Pembentukan kata hati (hati nurani) Kemampuan untuk mengatasi stres dan frustasi. Bisa mengandalkan diri sendiri Terbentuknya hubungan relasional

E. Sibling Rivalry

Sibling rivalry adalah bentuk prilaku anak yang memiliki adik baru. Anak cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran adiknya., terlebih lagi ketika ia melihat ibunya sedang bersama adiknya . Perilaku ini biasanya ditunjukkan untuk menarik perhatian ibu dan biasa muncul pada anak-anak usia 12-18 bulan. 1) Faktor-faktof yang dapat menimbulkan sibling rivalry a) Usia Jarak antara kakak beradik yang dekat cenderung menimbulkan adanya sibling rivalry. Perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun merupakan usia yang paling mengancam terutama bila kakak masih sangat muda dan belum memahami situasi. Sibling rivalry muncul umumnya pada anak usia prasekolah yaitu pada usia 1 tahun sampai 6 tahun. b) Jenis kelamin Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik cenderung jarang menimbulkan persaingan dibanding anak yang memiliki jenis kelamin yang sama.), jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik lebih menunjukan hubungan yang positif dibanding kakak adik yang memiliki jenis kelamin sama . Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry diantaranya : a) Peran orangtua b) Besarnya keluarga Besarnya keluarga mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan iri hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil dengan 2-3 anak dari pada dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang menerima perhatian lebih besar dari orangtua. c) Umur Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap munculnya sibling rivalry. d) Jenis kelamin Jenis kelamin yang berbeda dari anak dapat meningkatkan timbulnya sibling rivalry dibanding yang berjenis kelamin sama e) Posisi anak Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak pertama dengan anak kedua dibanding dengan anak terakhir.

2) Tanda-tanda sibling rivalry Anda dapat mengeksploitasikan perasaan cemburu dengan berbagai cara yang kreatif yaitu : a) Melakukan kekerasan baik secara fisik maupun psikis seperti memukul adik atau kakaknya, mendorong anak lain dari pangkuan ibunya, memahami secara verbal atau melakukan penghinaan. b) Regresi pada anak yang lebih tua seperti menunjukan perilaku perkembangan sebelumnya misal, kembali mengompol atau meminta botol susu c) Displacement, anak mengalami perubahan penampilan disekolah misalnya menunjukan perilaku yang buruk disekolah. d) Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi perubahan dalam pola tidurnya e) Anak mengalami depresi atau menderita kegelisahan akan perpisahan. 3) Dampak sibling rivalry Pengaruh dari sibling rivalry dapat berdampak pada anak, orangtua dan masyarakat secara tidak langsung. Efek dari perilaku ini merupakan dampak jangka lama pada anak maupun masyarakat saat anak menjadi bagian dalam masyarakat antara lain : a) Anak Dampak pada anak ada dua hal yang utama. Pertama, anak dapat tumbuh sangat agresif, karena perilaku persaingan yang agresif yang berlangsung lama pada awal masa kanak-kanak dimana pada tahap ini konsep diri mulai terbentuk. Dampak kedua adanya sibling rivalry yaitu anak menjadi rendah diri, karena anak yang merasa gagal dalam merebut cinta kasih dari orangtua dan bila hal ini terjadi secara berulang-ulang anak dapat merasa kecewa dan hilang kepercayaan diri. Anak tumbuh menjadi individu yang sulit beradaptasi terhadap krisis yang ditemui pada tahap perkembangan selanjutnya, terutama pada masa penuh krisis seperti pada masa adolence b) Orangtua Orangtua dapat menjadi stres dengan tingkah laku yang ditunjukan anak-anak dengan sibling rivalry c) Masyarakat Anak yang tumbuh menjadi dewasa dengan kepribadian yang terbentuk dari dampak negatif sibling rivalry yaitu, perilaku psikologis yang

merusak yang dapat berupa perilaku agresif atau perilaku kriminal tertentu yang mengganggu masyarakat. 4) Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain: o) Tidak membandingkan antara anak satu sama lain. p) Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri. q) Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak Anda. r) Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain. s) Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi. t) Mengajarkan anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu sama lain. u) Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda. v) Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang. w) Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri. x) Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan fisik. y) Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk anak-anak. z) Orang tua dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain. aa) Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak. bb) Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus. 5) Peran Bidan Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain: c) Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran. d) Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan.

2.Asuh a. Pemenuhan Nutrisi Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak Prasekolah adalah sebagai berikut: Nafsu makan berkurang. Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya dari pada makan. Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru. Waktu makan merupsksn kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga. Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut : Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas bermain yang lain. Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan dengan frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi 3 kali sehari, berikan makanan ringan di antara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1 2 kali sehari. Izinkan anak untuk membentu orang tua menyiapkan makanan dan jangan terlalu banyak berharap anak dapat melakukannya dengan tertib dan rapi. Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang. Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta peraasaannya saat makan bersama dan fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan Anda atau anggota keluarga lainnya. b.Konsep Imunologi dan Imunisasi Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi misalnya penyakit TBC, diphteri tetanus, pertusis, polio, campak, dan hepatitis B. Bahkan sekarang telah masuk ke Indonesia vaksin MMR untuk mencegah measles (campak), mumps (parotitis) dan rubela (campak jerman). Dengan melaksanakan imunisasi yang lengkap maka

diharapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan cacat dan kematian. 1) Imunisasi MMR Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebakban pembengkakan otak atau gangguan perdarahan. Jika seorang wanita hamil menderita rubella, bisa terjadi keguguran atau kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkannya (buta atau tuli). Terdapat dugaan bahwa vaksin MMR bisa menyebabkan autisme, tetapi penelitian membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara autisme dengan pemberian vaksin MMR. Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak, gondongan dan campak Jerman. Vaksin tunggal untuk setiap komponen MMR hanya digunakan pada keadaan tertentu, misalnya jika dianggap perlu memberikan imunisasi kepada bayi yang berumur 9 12 bulan. Suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur 12 15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan seumur hidup yang adekuat, karena itu diberikan suntikan kedua pada saat anak berumur 4 6 tahun (sebelum masuk SD) atau pada saat anak berumur 11 13 tahun (sebelum masuk SMP). Imunisasi MMR juga diberikan kepada orang dewasa yang berumur 18 tahun atau lebih atau lahir sesudah tahun 1956 dan tidak yakin akan status imunisasinya atau baru menerima 1 kali suntikan MMR sebelum masuk SD. c. Anticipatory guidance pada masa preschool (3-5 tahun)

Pada masa ini petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya, pencegahan kecelakaan dipusatkan pada pengamatan lingkungan terdekat, dan kurang menekankan pada alas an-alasannya. Sekarang proteksi pagar, penutup stop kontak disertai dengan penjelasan secara verbal dengan alas an yang tepat dan dapat dimengerti. Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua maupun anak. Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam melakukan penyesuaian terhadap perubahan ini, terutama bagi Ibu yang tinggal di rumah/tidak bekerja. Ketika anak mulai masuk taman kanak-kanak, maka ibu mulai memerlukan kegiatan-kegiatan di luar keluarga, seperti keterlibatannya dalam masyarakat atau mengembangkan karier. Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini dapat dilakukan pada anak umur 3, 4, 5 tahun. 1) Usia 3 tahun

Menyiapkan orang tua untu meningkatkan minat anak terhadap hubungan yang luas Menganjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke taman kanak-kanak. Menekankan pentignya batas-batas/tata cara/peraturan-peraturan. Menyiapakan orang tua untu mengantisipasi tingkah laku yang berlebihan sehingga dapat menurunkan tension/ketegangan.

Menganjurkan ornga tua untuk menawarkan kepada anaknya alternative-alternatif pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang.

Memberikan gambaran mengenai perubahan pada usia 3.5 tahun katika anak berkurang koordinasi motorik dan emosiaonalnya, merasa tidak aman serta menunjukkan emosi dan perkembangan tingkah laku yang ekstrim seperti gagap.

Menyiapkan orang tua untuk mengekspetasi tuntutan-tuntutan akan perhatian ekstra dari anak, yang merupakan refleksi dari emosi tidak aman dan ketakutan akan kehilangan cinta.

Mengingatkan kepada orang tua bahwa keseimbangan pada usia 3 tahun akan berubah ke tingkah laku agresif di luar batas pada usia 4 tahun.

Mengantisipasi selera makan yang menjadi tetap dengan pemilihan makanan yang lebih luas.

2)Usia 4 tahun

Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas motorik dan bahasa yang mengejutkan

Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang tua. Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak. Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti menempatkan anak pad ataman kanak-kanak selama setengah hari.

Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada anak.

Menekankan pentingnya batas-batas yang realistic dari tingkah laku. Mendiskusikan disiplin Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan imajinasi di usia 4 tahun, dimana anak mengikuti kata hatinya dalam ketinggian bicaranya (bedakan dengan kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan imajinasi.

Menyarankan pelajaran berenang. Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan dengan ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang tuanya.

Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan menganjurkan mereka agar tidak lupa untuk membangunkan anak dari mimpi yang menakutkan.

3) Usia 5 tahun

Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang relative lebih tenang dibandingkan masa sebelumnya

Menyiapkan dan membantu anak memasuki lingkungan sekolah. Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah.

3.Asah a. Stimulasi Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat

berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal, dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan pertumbuhan perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan (Soetjiningsih, 1995, dalam Nursalam,2005). Pada tahap ini anak sudah belajar menganalisis perilaku mana yang dapat

memberikan efek tertentu dan meletakkan hubungan antara perilaku tersebut dengan efek yang ditimbulkannya. Misal ,anak akan belajar untuk mengetahui perilaku mana yang membuat ibunya merasa senang / mendapat pujian dari ibunya dan perilaku mana yang mendapat marah dari ibu . Dengan demikian akan mendorong anak untuk menguasai lingkungannya melalui perilaku eksploratif . Anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang responsif akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga sangat diperlukan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaaan bahasa , anak akan mengembangkan inisiatif atau ide-idenya melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi perkembangan kognitifnya. Anak Usia 4-5 tahun 1) Pemantauan perkembangan. Pada usia 5 tahun, anak sudah dapat : a) Melompat dengan satu kaki b) Mengancingkan baju c) Bercerita sederhana d) Mencuci tangan sendiri Jika ada yang belum dapat dilakukan, hal yang perlu dilakukan ibu : a) Stimulasi lebih sering b) Jika dalam satu bulan tidak ada perubahan, segera ke petugas kesehatan 2) Stimulasi dini di rumah a) Beri kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang kira-kira mampu ia kerjakan, misalnya melompat tali, main engklek dan sebagainya. b) Melatih anak melengkapi gambar, misalnya menggambar baju pada gambar orang atau menggambar pohon, bunga pada gambar rumah dan sebagainya.

c) Jawab pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau menunda jawabannya. d) Ajak anak dalam aktivitas keluarga, seperti berbelanja ke pasar, memasak, membetulkan mainan. 3) Hal penting yang perlu diketahui a) Ukur lingkar kepala sekurang-kurangnya 1 kali pada usia 5 tahun b) Timbang berat badan setiap bulan c) Dapatkan kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus d) Lanjutkan mengawasi dan membimbing anak dalam memelihara kesehatan gigi dan memeriksa kesehatan gigi/mulut secara teratur e) Lanjutkan pemberian makanan keluarga yang beraneka ragam dengan gizi seimbang, makanan selingan bergizi, dan buah-buahan segar b.Deteksi Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Pengukuran BB/TB Pengukuran Lingkar Kepala

Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Tes daya dengar Tes daya lihat

Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional (emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak). 1) Penanganan a) Penanganan langsung pada : -Kelambatan motorik kasar - Gangguan bicara karena, kurang latihan. - Gangguan motorik halus. - Sosialisasi yang kurang (anak tak suka berkawan, suka mengganggu/menyerang - kawan). - Malnutrisi dan anemia diberikan makanan tambahan dan sirup besi. - Anak dengan berat badan di atas batas normal perlu diberi nasehat pembenan makanan seimbang.

- Anak dengan kelainan khusus seperti: Muntah tanpa gangguan organic, Gangguan buang air besar, Cengeng berlebihan, Penakut, Mengompol pada anak di atas 5 tahun, d1l. b. Merujuk kasus-kasus penyimpangan tumbuh kembang seperti: - Autisme. - Hiperaktif dan gangguan berkonsentrasi. - Pengukuran lingkaran kepala anak (PLKA) tidak normal. Kelainan-kelainan benwWfungsi tubuh (hidrosefalus, spina, bifida, strabismus). - I-Epotiroidea. - Perawakan pendek. - Perawakan tinggi. - Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani langsung c. Konseling (support dan maintenance untuk kasus-kasus yang tidak dapat ditangani lebih lanjut).

BAB III PENUTUP A.Simpulan Dapat kita simpulkan bahwa kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : 1.Asih yang menyangkut ikatan kasih sayang dan sibling rivalry 2. Asuh yang menyangkut pemenuhan nutrisi, imunisasi, dan perawatan sehari-hari 3. Asah yang menyangkut stimulasi dan deteksi B. Saran 1.Kebutuhan dasar neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah sebaiknya dapat dipenuhi dengan sebaiknya-baiknya supaya tumbuh kembang anak dapat optimal karena itu merupakan kebutuhan paling mendasar yang harus dipenuhi. 2. Bidan supaya bisa memberikan KIE yang benar kepada keluarga tentang pemenuhan kebutuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://www.google.co.id/search?hl=id&output=search&sclient=psyab&q=NUTRISI+PADA+NEONATUS&btnG=. Diakses pada tanggal 12 November 2012. Anonim. 2010. Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini. Diakses tanggan 12 November 2012 pada http://childrenclinic.wordpress.com/2010/10/26/deteksidan-stimulasi-kecerdasan-motorik-anak-sejak-dini/ Anonim.2012.Manfaat dan Cara Pijat Bayi.http://pondokibu.com/manfaat-dan-cara-pijatbayi.html. 13 November 2012 Anonim.2008.Cara Menyendawakan Bayi.http://rumahkusorgaku.wordpress.com/2008/06/02/cara-menyendawakan-bayi2/.13 November 2012 Anomim.2012.Teknik Menyendawakan Bayi[Internet]. Available From <http://www.ibudanbalita.com/pojokcerdas/teknik-menyendawakan-bayi> [Diakses tanggal 12 November 2012] Diah. 2012. Respon Orang Tua terhadap Bayi Baru Lahir. Diakses tanggal 12 November 2012 pada http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/respon-orang-tua-terhadapbayi-baru.html Inadiar, Disha. 2010. Skripsi Perbedaan Pola Asah, Asih, Asuh Pada Balita Status Gizi Kurang Dan Status Gizi Normal (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Peneleh, Surabaya). Diakses tanggal 12 November 2012 pada http://digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-arummeiran-5087-3-bab2.pdf Irin, Tika.2011. Tumbuh Kembang Anak. Diakses tanggal 12 November 2012 pada http://www.slideshare.net/TiKaIrIn/program-tumbang-anak-ke1 Maharani, Sabrina, 2009. Pijat dan Senam Sehat Untuk bayi. Jogjakarta: Kata Hati Nanny, Vivian Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatal Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika Prasetyo, 2009. Teknik-teknik Tepat memijat Bayi Sendiri Panduan Lengkap dan Uraian Kemanfaatannya. Jogjakarta : Diva Press Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat Bayi dan Balita. Yogyakarta: Brilliant Offset

Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat. Yogyakarta: Pustaka Salomon Rochmach, dkk. 2011. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi,, dan Balita. Jakarta: EGC
Soetjiningsih. 1995.Tumbuh Kembang Anak .Jakarta :EGC

Sudarti. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta: Medical Book http://ayurai.wordpress.com/2009/03/13/neonatus-dengan-bblr/ http://healthyenthusiast.com/nutrisi-pada-anak.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-slametraha-5535-3-babii.pdf http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/respon-orang-tua-terhadap-bayibaru.html#ixzz4sWdYSbx2

http://sahabatperawat.com/2012/07/cara-dan-manfaat-inisiasi-menyusui-dini-imd/

Anda mungkin juga menyukai