Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Asuhan Ibu Postpartum di Rumah

Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang


dilakukan pada ibu nifas di masyarakat. Pemberian asuhan secara menyeluruh,
tidak hanya kepada ibu nifas, akan tetapi pemberian asuhan melibatkan seluruh
keluarga dan anggota masyarakat di sekitaranya.

Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan, dan


konseling. Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga
diupayakan dapat berinteraksi dalam suasana yang rileks dan kekeluargaan.

Tantangan yang dihadapi bidan dalam melakukan pengkajian dan


peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah, pada pelaksanaannya bisa
cukup unik, sehingga bidan akan memiliki banyak kesempatan untuk
menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pilihan
kreatif perawatan bersama keluarga.

2.2 Tujuan Asuhan Postpartum

Tujuan Asuhan Post Partum, yaitu :

1. Memulihkan kesehatan umum ibu nifas

Ibu mengalami persalinan yang sangat melelahkan disertai dengan


pengeluran darah. Disamping itu, ibu masih harus memberikan ASI-nya
kepada bayinya. Hal ini perlu dilakukan upaya pemulihan kesehatan umum
ibu, yang akan membawa pengaruh positif bagi bayi juga.

2. Mempertahankan kesehatan psikologis

Ibu nifas yang mengalami kesakitan saat persalinan maupun masa nifas
serta adanya peran baru sebagai ibu sangat membutuhkan upaya pemulihan
kesehatan psikologisnya. Tidak sedikit ibu yang merasa tidak mampu
menjadi ibu yang baik bagi bayinya. Bidan memberikan asuhan untuk
menjamin kesehatan psikologis ibu nifas.

3. Mencegah infeksi dan komplikasi

Ibu nifas mempunyai resiko yang cukup besar untuk mengalami infeksi
dan komplikasi. Bidan memberikan asuhan berupa tindakan perawatan serta
pemberian pendidikan kesehatan untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

4. Memperlancar pembentukan ASI

Berkaitan dengan peran baru ibu, ibu dituntut untuk dapat memberikan
ASI-nya dengan baik yang salah satunya harus diimbangi dengan
produktivitas ASI yang cukup. Bidan mempunyai peran besar untuk
mendukung pemberian ASI.

5. Mengajarkan cara perawatan mandiri ibu dan bayi sampai nifas selesai

Bidan memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang cara


perawatan ibu dan bayi sehingga komplikasi masa nifas dapat dicegah.

6. Memberikan pelayanan KB

Masa nifas selesai akan bersambung dengan masa subur ibu. Ibu perlu
waktu yang cukup untuk pulih secara fisik dan psikis serta untuk merawat
maupun memberikan kasih sayang kepada bayinya. Bidan memberikan
asuhan agar ibu dapat mengatur kehamilan sehingga tidak ada pihak yang
dirugikan.

2.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan Pada Ibu Postpartum

Bidan memberikan perawatan dan dukungan serta melakukan pemantauan


terhadap kesehatan ibu dan bayinya. Peran dan tanggung jawab bidan dalam
masa nifas adalah :

1. Mendukung dan memantau kesehatan ibu dan bayi.

Bidan memberikan dukungan dan pemantauan sejak masa bayi lahir


sampai masa nifas berakhir melalui kunjungan ke rumah atau melalui
telepon. Dengan upaya ini, diharapkan kesehatan ibu maupun bayi dapat
segera pulih dan dapat mencegah timbulnya komplikasi masa nifas.

2. Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosional, sosial serta


memberikan semangat pada ibu

Kesehatan ibu secara psikologis membutuhkan perhatian tersendiri


karena ibu sedang dalam masa rawan secara psikologis. Perubahan peran
dan tanggung jawab sebagai ibu menuntut perhatian dan dukungan dari
bidan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu dalam merawat diri dan
bayinya.

3. Membantu ibu dalam menyusui bayinya

Banyak ibu belum mampu memberikan ASI dengan benar sehingga


dapat timbul masalah-masalah dalam laktasi. Bidan memberikan bantuan
kepada ibu agar ibu mampu menyusui dengan benar sehingga ibu dan bayi
puas dan tidak ada masalah laktasi.

4. Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu

Ibu nifas dapat mengalami krisis percaya diri karena peran barunya yang
harus dihadapi. Bidan membangun kepercayaan diri ibu bahwa ibu pasti
mampu menjadi ibu yang baik bagi bayinya.

5. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannya


sebagai orangtua

Seorang ibu akan yakin mampu menjadi seorang ibu yang baik jika ia
mampu melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang ibu. Untuk itu bidan
memberikan pendidikan kesehatan agar ibu mengetahui dan mampu
melaksanakan sendiri.

6. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga

Perasaan canggung menghadapi orang asing yang baru mungkin masih


dirasakan beberapa ibu atau keluarga. Bidan memfasilitasi agar hubungan
ibu atau keluarga dapat segera terjalin dengan membiarkan bayi dalam ruang
yang sama dengan ibu dan keluarga, memberikan bayi kepada ibu atau
keluarga agar menyentuhnya, mengajaknya berkomunikasi atau
memperhatikan kekhasan bayi.

7. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman

Ibu akan mengalamai after pain atau ketidaknyamanan lain sehingga


sedikit melupakan bayinya. Bidan harus mendorong ibu untuk
memberikan ASI pada bayinya, namun bidan tetap memperhatikan
kenyamanan ibu.

8. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan


ibu dan anak serta mampu melakukan kegiatan administrasi.

9. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.

10. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktikan kebersihan yang aman.

11. Melakukan menejemen yang aman dengan cara mengumpulkan data,


menetapkan diagnosis dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
memperoleh proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama nifas.

12. Memberikan asuhan secara profesional.

2.4 Perencanaan dan Kewaspadaan Saat Kunjungan Rumah

Perencanaan kunjungan rumah merupakan wewenang dan tanggung jawab


bidan untuk melaksanakan kompetensi dan keterampilan memberikan asuhan
yang sesuai dengan kebutuhan setiap individu, meliputi :
a. Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam
setelah kepulangan klien ke rumah guna untuk memantau keadaan umum
ibu meliputi tanda-tanda vital ibu, observasi perdarahan dan kontraksi uterus
serta memantau keadaan bayi dan mulai mengajari ibu untuk menyusui
bayinya.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan
waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota
keluarga.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.

Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan pada saat
melakukan kunjungan rumah. Tindakan kewaspadaan ini dapat meliputi :

a. Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien.

b. Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat, perhatikan


keadaan di sekitar lingkungan rumah klien sebelum kunjungan diadakan
untuk mengidentifikasi masalah potensial yang kemungkinan akan muncul.

c. Beritahu rekan kerja ketika ingin pergi untuk kunjungan

d. Beri kabar kepada rekan kerja segera setelah kunjungan selesai.

2.5 Asuhan Pada Ibu Postpartum

1. Kebersihan Diri

a. Menganjurkan kebersihan seluruh tubuh.

b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kemaluan dengan


sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah
di sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk
membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.

c. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut


setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci
dengan baik, dan dikeringkan di bawah sinar matahari atau disetrika.

d. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kemaluannya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka karena biasanya pasien
kurang memperhatikan kebersihan tangannya sehingga dapat
menyebabkan resiko terjadinya infeksi.

2. Istirahat

a. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan


yang berlebihan.

b. Menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga


biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat
selagi bayi tidur.

c. Menjelaskan kepada ibu bahwa kurang istirahat akan mempengaruhi ibu


dalam berbagai hal seperti :

1) Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi karena tertekannya


hormon prolaktin yang memproduksi ASI akibat kurangnya
rangsangan dari oksitosin yang disebabkan oleh ibu yang kelelahan.

2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak


perdarahan karena berkurangnya rangsangan dari oksitosin akibat
dari ibu yang kelelahan sehingga tidak menyusui bayinya dengan
baik faktor dari kurang istirahat.

3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi


dan dirinya sendiri karena ibu merasa lelah, mengantuk dan terjadi
perubahan psikologis pada ibu yang berdampak pada dirinya sendiri
dan bayi serta dapat terjadi post partum blues jika hal ini tidak
segera diatasi.

3. Senam nifas

Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul


kembali normal. Ibu akan merasa kuat dan menyebabkan otot perutnya
menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. Menjelaskan
bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu

Tujuan senam nifas :

1. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,


ligamen-ligamen, otot-otot dasar panggul dan sebagainya yang
berhubugan dengan proses persalinan.

2. Membentuk sikap tubuh.

3. Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna memberikan latihan-latihan


kontraksi dan relaksasi.

Langkah-langkah Senam Nifas

1) Dengan mulut tertutup, tarik dan tiupkan nafas dengan lembut, juga
cukup santai serta biarkan dinding perut naik dengan tarikan nafas dan
turun dengan pengeluaran nafas.

2) Posisi tidur lurus, kedua tangan diangkat dan diluruskan ke atas


kemudian telapak tangan saling bertepuk.

3) Relaksasikan kedua kelompok otot dengan hati-hati dan kontraksikan


otot-otot pinggang bahwa untuk membuat saluran dibawahnya.

4) Posisi tidur, kaki ditekuk keduanya, tangan sebelah kanan diletakkan di


atas perut, tarik nafas lalu kepala diangkat kemudian diturunkan lagi,
lakukan sampai beberapa kali.

5) Posisi kaki sebelah kiri ditekuk, kaki sebelah kanan dipanjangkan dan
tangan sebelah kanan diangkat ke atas sambil leher diangkat sedikit ke
atas dilakukan sambil bergantian dengan tangan kiri.

6) Posisi kaki kiri dipanjangkan, kaki kanan ditekuk lalu dipanjangkan lagi,
lakukan secara bergantian dengan kaki kiri dan kanan.
7) Posisi kaki dipanjangkan keduanya, kemudian kaki kiri berjauhan
dengan kaki kanan dan dirapatkan lagi, dilakukan secara bergantian
dengan kaki kanan.

8) Posisi kaki diangkat keduanya secara tegap lurus lalu ditahan sebentar
lalu diturunkan lagi.

9) Merangkak dengan tangan tepat di bawah bahu dan lutut tepat di bawah
panggul.

10) Posisi badan terlentang kemudian badan dan tangan di bawah kepala
lalu diangkat kaki lurus ke depan dilakukan sampai beberapa kali.

4. Gizi

Ibu menyusui harus :

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan


vitamin yang cukup.

c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum
setiap kali menyusui).

d. Pil zat besi harus diminum untuk mendapatkan tambahan zat gizi selama
40 hari pasca bersalin.

e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin


A kepada bayinya melalui ASI-nya. Vit. A diberikan 1-2 jam post
partum sebanyak 2 kapsul merah dengan aturan pakai 1x1.

5. Perawatan Payudara

Perawatan payudara untuk ibu postpartum di rumah yaitu :

a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.

b. Menggunakan bra yang menyokong payudara.


c. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan mulai dari puting yang tidak lecet.

d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI


dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.

e. Unuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6


jam.

f. Apabila payudara bengkak akibat pemberian ASI. Lakukan :

1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan


hangat selama 5 menit.

2) Urut payudara dari pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah Z menuju puting.

3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga


putting susu menjadi lunak.

4) Susukan bayi 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap


seluruh ASI keluarkan dengan tangan.

5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

6) Keringkan payudara.

6. Hubungan Seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam
vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah berhenti dan ibu tidak merasakan
ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.

Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri


sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan. Keputusan tersebut tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.

7. Keluarga Berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun


sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka merencanakan tentang keluarganya. Namun
petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan
mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan.

Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia


mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode
amenorhe laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk
mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko ini ialah 2% kehamilan.

Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan


dahulu kepada ibu :

Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya

Kelebihan/keuntungan

Kekurangannya

Efek samping

Bagaimana menggunakan metode ini

Kapan metode tersebut dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin
yang menyusui

Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk
bertemu dengan bidan lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin
ditanyakan oleh ibu/pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut
bekerja baik.
DAFTAR PUSTAKA

Asih, Yusari, dkk. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta :
CV. Trans Info Media

Dewi, Vivian NannyLia. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba

Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2010. Asuhan kebidanan 3 (Nifas).Jakarta: Trans Info Media

https://plus.google.com/109308904340656015154/posts/gMDZ5MXKpp1

http://www.academia.edu/11843546/ASUHAN_IBU_POST_PARTUM_DI_RUMA
H

http://www.academia.edu/12341186/ASUHAN_KEBIDANAN_IBU_POST_PART
UM_DIRUMAH

Anda mungkin juga menyukai