Anda di halaman 1dari 29

KELOMPOK 3

• Agnetia Putri F.R


• Hafifa Fatiarani Balqis
• Irene Maylita Cipta
• Mawadah Lutfi Utari
• Nur ‘Inayah
• Salma Annida
• Sifa Maulidiani Aswani
• Syahlaa Talitha.A
• Zahra Hannum Jaatsiyah
KELAS/PRODI : 1B/D3 Kebidanan
Mekanisme Pengaturan
Suhu Tubuh
1. Pengertian thermoregulasi
(suhu tubuh)
Termo artinya panas, regulasi berarti pengeluaran.
Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh
manusia mengenai keseimbangan produksi panas dengan
kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat
dipertahankan secara konstan.
Manusia biasanya berada pada lingkungan yang suhunya
lebih dingin daripada suhu tubuh mereka. Oleh karena itu,
manusia menghasilkan panas secara internal untuk
mempertahakan suhu tubuhnya.
2. Thermodinamika
Termodinamika (bahasa yunani : thermos = ‘panas’
and dynamic = ‘perubahan’) adalah fisika energi,
panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Anatomi Sistem Termogulasi

Sistem termogulasi dihasilkan oleh hipotalamus di otak, yang


berfungsi sebagai termostal tubuh. Hipotalamus sebagai
pengintegrasi termoregulasi tubuh, menerima informasi aferen
mengenai suhu di berbagai bagian tubuh dan memulai
penyesuain-penyesuaian terkoordinasi yang sangat rumit
dalam mekanisme penambahan atau pengurangan panas
sesuai dengan keperluan untuk mengkoreksi setiap
penyimpangan suhu inti dari “patokan normal”.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Pembentukan Panas
Tubuh
1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda.
Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi
tubuh menjadi berbeda pula.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan
metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Rangsangan saraf
simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun
dalam jaringan untuk dimetabolisme dengan produksi panas.
Umumnya, dipengaruhi stress individu yang menyebabkan
peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang
meningkatkan metabolisme.
3. Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan (growth hormone) dapat menyebabkan
peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%.
Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormon tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir semua
reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin
dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas
normal.
5. Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan
metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal,
menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan,
fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena
pengeluaran hormon progesterone pada masa ovulasi
meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam (peradangan)
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan
peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan
suhu 10°C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan
metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel
tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan
metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal
nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia).
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot/organ yang
menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat
meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0°C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada
hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu
tubuh mengalami gangguan. Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan
mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan
lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau
berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu
juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu
tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan
lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
11. Irama diurnal
Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu
terendah manusia yang tidur pada malam hari dan
bangun pada awal pagi dan tertinggi pada awal malam.
12. Jenis kelamin
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria
lebih tinggi daripada wanita. Suhu tubuh wanita
dipengaruhi daur haid. Pada saat ovulasi, suhu tubuh
wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3oC-
0,5oC.
13. Usia individu
Usia sangat mempengaruhi metabolisme tubuh akibat
mekanisme hormonal sehingga memberi efek tidak langsung
terhadap suhu tubuh. Pada neonatus dan bayi, terdapat
mekanisme pembentukan panas melalui pemecahan
(metabolisme) lemak coklat sehingga terjadi proses
termogenesis tanpa menggigil (non-shivering thermogenesis).
Secara umum, proses ini mampu meningkatkan metabolisme
hingga lebih dari 100%. Pembentukan panas melalui
mekanisme ini dapat terjadi karena pada neonatus banyak
terdapat lemak coklat. Mekanisme ini sangat penting untuk
mencegah hipotermi pada bayi.
Regulasi Pengaturan Panas Tubuh
Pusat termoregulator hipotalamus merupakan sekelompok
saraf pada area preoptik dan hipotalamus posterior yang
berfungsi sebagai thermostat. Dalam hipotalamus terdapat
dua pusat pengaturan suhu, yaitu : (Sherwood, 2011)
• Regio posterior, yang diaktifkan oleh suhu dingin dan
kemudian memicu refleks-refleks yang memperantarai
produksi panas dan konveksi panas.
• Regio anterior, yang diaktifkan oleh rasa hangat, memicu
refleks-refleks yang memperantarai pengurangan panas.
Jika suhu tubuh turun sampai di bawah atau naik sampai di
atas titik ini, pusat akan memulai impuls untuk menahan
panas atau meningkatkan pengeluaran panas.
• Termoreseptor perifer yang terletak dalam kulit,
mendeteksi perubahan suhu kulit dan membran mukosa
tertentu serta mentransmisi informasi tersebut ke
hipotalamus.
• Termoreseptor sentral yang terletak di antara
hipotalamus anterior, medulla spinalis, organ abdomen,
dan struktur internal lainnya, juga mendeteksi perubahan
suhu darah.
1. Mekanisme penahanan panas
• Vasokonstriksi pembuluh darah perifer, akibat stimulasi
simpatis,akan mengurangi aliran darah dan pengeluaran
panas melalui kulit, serta menahan darah hangat pada
bagian inti tubuh.
• Peningkatan aktivitas muscular, seperti konstraksi otot
volunteer dan penggigilan involunter, akan meningkatkan
produksi panas.
• Mekanisme hormon yang meliputi peningkatan produksi
epinefrin, norepinefrin, tiroksin, dan glukokortikoid,
meningkatkan metabolism dan produksi panas.
2. Mekanisme pengeluaran panas
a. Vasodilatasi pembuluh darah perifer, akibat inhibisi
saraf simpatis, menyebabkan peningkatan aliran darah
ke permukaan tubuh untuk memperbesar pengeluaran
panas dan mengurangi tonus otot sehingga produksi
panas berkurang.
b. Peningkatan sekresi kelenjar keringat meningkatkan
pengeluaran panas melalui evaporasi.

3. Demam adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal


akibat stress fisiologis seperti reaksi alergi, trauma
jaringan, dehidrasi, lesi SSP, atau infeksi bakteri atau
virus. Demam termasuk pertahanan nonspesifik terhadap
infeksi.
1. Mekanisme Psikologi
Hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus
dipertahankan melalui mekanisme neorologi dan kardiovaskuler.
 Mekanisme Pengeluaran Panas :
• Berkeringat
• Dilatasi pembuluh darah
• Menghambat produksi panas
• Bila sel saraf di hipothalamus menjadi panas maka panas akan
turun. Sedangkan Bila hipothalamus merasakan suhu tubuh
turun maka sinyal meminta untuk meningkatkan produksi panas
& konservasi dgn cara:
• Vasokonstriksi
• Otot menggigil
• Bulu roma berdiri
2. Mekanisme Tingkah Laku
Panas tubuh dihasilkan melalui:
• Metabolisme makanan dan aktivitas
• Peningkatan produksi hiroksin
• Thermogenesis kimiawi : rangsangan untuk
menghasilkan panas tubuh melalui sirkulasi
norepinepsin atau rangsangan simpatis.
• Sumber Panas
• Tubuh manusia merupakan organ yang mampu
menghasilkan panas secara mandiri dan tidak
tergantung pada suhu lingkungan.  Mahluk
berdarah panas
Suhu tubuh dihasilkan dari:
• Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate,
BMR)
• Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas
otot (termasuk kontraksi otot akibat menggigil).
• Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon
tiroksin dan sebagian kecil hormon lain, misalnya
hormon pertumbuhan (growth hormone dan
testosteron).
• Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine,
norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel.
• Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas
kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama bila
temperatur menurun
• Perubahan suhu
Perubahan suhu tubuh di luar rentang normal mempengaruhi
set point hipotalamus. Perubahan ini dapat berhubungan dengan
produksi panas yang berlebihan, pengeluaran panas yang
berlebihan, produksi panas minimal. Sifat perubahan tersebut
mempengaruhi masalah klinis yang dialami klien.
a. Demam
• Demam atau hiperpireksia terjadi karena mekanisme
pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan
kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal.

b. Kelelahan akibat panas


• Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak
mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih.
Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan
gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama
kelelehan akibat panas.
c. Hipertermia
• Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan
ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran
panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia.
Hipertermia malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat
mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang
rentan menggunakan obat-obatan anestetik tertentu.
d. Heatstroke
• Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan
dengan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme
pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, kedaruratan
yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yg tinggi.
e. Hipotermia
• Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap
dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi
panas, mengakibatkan hipotermia.
Pengaturan Suhu Tubuh Dalam Keadaan Panas
1. Fisik
• Penambahan aliran darah permukaan tubuh. Terjadi aliran
darah maximum pada anggota badan
• Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan
thermal. Proses ini terutama efektif pada keadaan
temperature kurang/dibawah 34 derajat Celcius.
Penambahan penambahan konduktivitas panas aliran darah
konduktivity.
2. Keringat
• Pada temperature diatas 340 C, pengaturan sirkulasi panas
tidak cukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh
mendapat panas dari radiasi. Mekanisme panas yang
dipakai dalam keadaan ini dengan cara (evaporasi).
Penguapan keringat kulit merupakan mekanisme pendingin
yang paling efektif.
• Mekanisme Demam. Demam adalah peningkatan
titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus.
Dengan meningkatkan titik patokan tersebut,
maka hipotalamus mengirim sinyal untuk
mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan
menggigil dan meningkatkan metabolisme basal.
Demam timbul sebagai respons terhadap
pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen
endogen.
Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif,
makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera.
Interlekin-1 tampaknya menyebabkan panas
dengan menghasilkan prostaglandin yang
merangsang hipotalamus.
Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh

1. Konduksi merupakan perpindahan panas akibat paparan


langsung kulit dengan benda-benda yang ada di sekitar
tubuh.

2. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling


besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme
kehilangan panas. Sebagian besar energi pada gerakan
ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih
dingin dari kulit.
3. Konveksi adalah perpindahan panas dengan
perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya
pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh
akan menjadi dipanaskan (dengan melalui konduksi dan
radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih
dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran
panas.

4. Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat


memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Evaporasi ini tidak
dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi
molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system
pernafasan.
MEKANISME KEHILANGAN PANAS TUBUH (YANG DIKAITKAN
DENGAN MANUSIA KHUSUSNYA PADA BAYI BARU LAHIR)
1. Konveksi: perpindahan kalor yang di ikuti perpindahan
partikel-partikel zatnya.
Contoh: bayi baru lahir
2. Evaporasi: perpindahan panas dengan cara merubah cairan
menjadi uap.
Contoh: bayi baru lahir tidak langsung dikeringkan dari air
ketuban.
3. Radiasi: Perpindahan kalor secara langsung tanpa medium
atau zat perantara.
Contoh: bayi baru lahir diletakkan ditempat yang dingin.
4. Konduksi: perpindahan kalor yang tidak diikuti partikel-
partikel mediumnya.
Contoh: popok bayi baru lahir basah tidak langsung diganti.

Anda mungkin juga menyukai