Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gustina Gurning

Kelas : E KEBIDANAN D-4 20.1

MATERI YENTANG : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGHADAPI DILEMA ETIK /


MORAL PELAYANAN KEBIDANAN
TUGAS

1. Bidan Alya menangani seorang Ny. Rohali, Primipara berusia 35 tahun. Bidan tersebut menggali
informasi mulai dari Riwayat Kesehatan masalalu, sekarang dan Riwayat Kesehatan keluarganya.
Kehamilan Ny. Rohali berusia 14 minggu dan ini merupakan kehamilan yang di rencanakan. Pada
akhirnya pertemuan, Ny. Rohali mengatakan bahwa rencana persalina SC sebagai pilihannya.
Bidan Alya menjelaskan bahwa persalinan SC untuk kasus komplikasi, ia tidak melanjutkan
diskusinya karena takut memberi informasi yang salah dan terjadi konflik. Maka bidan Alya
menyarankan Ny. Rohali untuk konsultasi ke dokter kandungan. Ada beberapa pertanyaan untuk
bahan pertimbangan:
a. Haruskah bidan Alya melanjutkan diskusi tentang persalinan SC sebagai pilihan?
Ya, Karna bidan memiliki peran sebagai pendidik dimana seorang bidan harus mampu
memberikan Pendidikan dan Informasi khsusnya yang berhubungan dengan pihak terkait
Kesehatan ibu,anak dan keluarga berencana. Memberitahu segala info kemungkinan yang
terjadi tentang pilihan ibu tersebut.
b. Menurut anda apakah keinginan Ny. Alya untuk SC harus di penuhi?
Sebagai bidan kita harus memberitahu dan menjelaskan informasi yang benar dan lengkap
mengenai pilihan Ny. Rohali , dan Ny. Rohali berhak memilih setelah memahami penjelasan
yang diberikan karena pasien memiliki hak mutlak.
c. Haruskah persalinan SC menjadi satu pilihan untuk beberapa ibu, padahal tanpa indikasi?
Tidak, karena Tindakan medis tersebut lebih beresiko dibandingkan persalinan normal. Selain
itu dampak SC pun tidak hanya dirasakan ibu melainkan juga bagi bayi, dan bahkan ayah dari
bayi. Komplikasi yang bisa timbul pada SC adalah infeksi puerperal, perdarahan bisa terjadi pada
waktu pembedahan cabang-cabang atonia uteria ikut terbuka atau karena atonia uteria,
komplikasi lain karena luka kandung kencing.
Dan menurut hasil survey global WHO yang dilakukan di 9 negara asia pada tahun 2007dan
2008, di Kamboja, China, Nepal, Filipina, Srilangka, Thailand, dan Vietnam diketahui bahwa
pesentase persalinan SC sekitar 27,3% survey ini meneliti hampir 108.000 persalinan di 122
rumah sakit. SC dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal, sehingga SC
seharusnya dilakukan hanya karena ada indikasi medis.

2. Ny.Della dating ke Rumah sakit, ia mengeluh banyak keputihan keluar dari kemaluannya. Bidan di
rumah sakit melakuka berbagai pemeriksaan seperti pemeriksaan serviks, usapan vagina dan
pemeriksaan urine. Hasil pemeriksaan vulva ditemukan secret yang mucopurulent, tampak kotor,
basah, lembab, dan berbau serta terdapat hyperemesis di daerah sekitar vuva dan vagina. Ny.Della
didiagnosis terkena gonore dan infeksi chlamydia. Setelah selesai pemeriksaan, pada saat istirahat,
bidan menceritakan kondidi ibu pada teman sejawat dan mahasisa bidan. Ada beberapa pertanyaan
sebagai bahan pertimbangan:
a. Apakah Tindakan yang dilakukan bidan tersebut melanggar kode etik?
Tidak melanggar, karna masih dalam berada dalam lingkup kode etik anggota profesi dan klien,
antara anggota profesi dan system Kesehatan, sesama anggota profesi.

b. Bagaimana seharusnya Tindakan bidan dalam menjamin privasi dan kerahasian pasien?
Sebagai bidan kita harus memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pasien dan harus
mengingat sumpah janji bidan, kode etik profesi. Dimanaa kita tidak boleh membedabedakan
pasien dan menjaga privasi pasien.

Anda mungkin juga menyukai