Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nevi Amriani

Nim : PO7124120025
Tingkat :2

Kasus 1
Bidan Alya menangani seorang Ny. Rohali, primipara berusia 35 tahun. Bidan tersebut menggali
informasi mulai dari riwayat kesehatan masa lalu, sekarang, dan riwayat kesehatan keluarganya.

Kehamilan Ny. Rohali berusia 14 minggu dan ini merupakan kehamilan yang direncakan. Pada
akhir pertemuan, Ny. Rohali mengatakan bahwa rencana persalinan SC sebagai pilihannya.
Bidan Alya menjelaskan bahwa persalinan SC untuk kasus komplikasi, ia tidak melanjutkan
diskusinya karena takut memberikan informasi yang salahh dan terjadi konflik. Maka bidan Alya
menyarankan Ny. Rohali untuk konsultasi ke dokter kandungan. Ada beberapa pertanyaan untuk
bahan pertimbangan:

a. Haruskah Bidan Alya meneruskan diskusi tentang persalinan SC sebagai pilihan


b. Menurut anda apakah keinginan Ny. Rohali untuk SC harus dipenuhhi?
c. Haruskahh persalinan SC menjadi satu pilihan untuk beberapa ibu, padahal tanpa
indikasi?

Jawaban :

a. Iya, karena bidan mempunyai peran sebagai konseler dan pendidik sehingga bidan harus
memberikan informasi yang jelas mengenai persalinan SC.
b. Bisa iya, bisa tidak. Karena menurut saya bidan harus menggali informasi riwayat
persalinan pertama apakah Ny. Rohali ini mempunyai trauma pada persalinan pertama.
Jika Ny. Rohali trauma pada persalinan pertama sebagai seorang bidan kita harus
memberikan nasehat, edukasi kepada Ny. Rohali bahwa persalinan normal itu lebih bagus
dan memberikan masukan jika memeng tidak nyaman dengan posisi terlentang Ny.
Rohali dapat mecari posisi yang nyaman. Dan jika Ny. Rohali tidak mengalami trauma
pada kehamilan pertama kita harum mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien,
menanyakan motivasi pasien memilih persalinan SC dan memastikan pasien sudah
mengetahui manfaat dan resiko saat melakukan persalinan SC.
c. Boleh, tetapi perlu mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien, pengalaman persalinan
sebelumnya, riwayat operasi sebelumnya, motivasi memilih persalinan SC apakah atas
kemauan sendiri aatau ada paaksaan dari keluarga dan pasien sudah mengetahui resiko
dari persalinan SC.
Kasus 2
Ny. Della datang kerumah sakit, ia mengeluh banyak keputihan keluar dari kemaluannya. Bidan
di rumah sakit melakukan berbagai pemeriksaan seperti pemeriksaan serviks, usapan vagina dan
pemeriksaan urine. Hasil pemeriksaan vulva di temukan sekret yang mukopurulent, tampak
kotor, basah, lembab dan berbau serta terdapat hiperemis di daerah sekitar vulva dan vagina. Ny.
Della didiagnosis terkena gonore dan onfeksi chamydia. Setelah selesai pemeriksaan, pada saat
istirahat, bidan menceritakan kondisi ibu pada teman sejawat dan mahasiswa bidan. Ada
beberapa pertanyaan sebagai bahan pertimbangan :

a. Apakah tindakan yang dilakukan bidan tersebut melanggar kode etik?


b. Bagaimana seharusnya tindakan bidan dalam menjamin privasi dan kerahasiaan klien?

Jawaban :

a. Iya melanggar, karena sebagai seorang bidan kita seharusnya menjaga privasi dari
pasien/klien. Bukan malah sebaliknya menjadikan privasi pasien/ klien itu konsumsi
publik dengan menceritakan kepada teman sejawat atau mahasiswa bidan yang sedang
praktek.
b. – hasil pemeriksaan bidan tidak boleh diceritakan kepada siapapun
– bidan tidak boleh membuka rahasia pasien
– bidan tidak boleh menggunakan rahassia pasien untuk kepentingan pribadi
bidan/kepentingan pihak ketiga
– tempat pemeriksaan dijamin keamananya dari luar atau umum

Anda mungkin juga menyukai