Anda di halaman 1dari 11

NILAI-NILAI BUDAYA KAILI DALAM PELAYANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DAN IBU HAMIL

Dosen Pengampuh

Novi Dwi Astuti, SST, M. Keb

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Sri Anggriani (PO71241200)


Nevi Amriani (PO7124120025)
Sindi Suryani (PO71241200)
Nadila Adnan (PO71241200)
Suciyanti Z. Kowiloy (PO71241200)
Asma (PO71241200)
Tiara Madya (PO71241200)
Wirdayanti (PO71241200)
Annisa Rahmadani (PO71241200)

POLTEKKES KEMENKES PALU


JURUSAN DIII KEBIDANAN PALU
TAHUN 2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karuniaNya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama
untuk menyelesaikan makalah ini. Dimana makalah ini merupakan salah satu dari
tugas mata kuliah, yaitu “Pelayanan Kebidanan dalam Prespektif Budaya
Lokal”. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dan menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahawa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman. 

Palu, 21 Oktober 2022

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
Bab II Pembahasan...................................................................................................3
A. Nilai-nilai budaya dalam pelayanan asuhan kebidanan pada remaja............3
B. Nilai-nilai budaya dalam pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil.......4
Bab III Penutup........................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................6
B. Saran..............................................................................................................6
Daftar Pustaka..........................................................................................................7

3
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kebudayan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan
budi atau akal. Budaya sebagai salah satu karakter sebuah negara menjadi
potensi yang yang penting bagi pengembangan keilmuan (penelitian),
maupun penegasan identitas bangsa. Kebudayaan yang diwariskan secara
turun temurun tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap
kebudayan memiliki ciri masing-masing. Ada ciri bahasa, pakaian adat,
makanan khas, upacara adat serta simbol-simbol yang terdapat dalam
upacara adat tersebut. Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan,
karena merupakan suatu jalinan yang saling berkaikatan (Arifuddin, 2019)

Di Indonesia masih banyak pengobatan atau perawatan yang


dilakukan secara tradisional yang dipengaruhi oleh budaya. Secara khusus
di Sulawaesi Tengah yang dikenal dengan budaya atau suku Kaili dalam
pelaksanaan praktek perawatan dan pengobatan ibu hamil dan pertolongan
persalinan menggunakan orang pintar yang disebut dukun beranak atau
Sando (Lenny, 2018).

Tradisi dan budaya masyarakat terkait kesehatan di Indonesia


menunjukkan masih tingginya perilaku kesehatan tradisional di
masyarakat, khususnya di daerah atau wilayah terpencil. Perbedaan
mencolok dalam ketersediaan fasilitas kesehatan antara satu tempat
dengan tempat yang lain sering kali dikaitkan dengan ketidakmampuan
pemerintah melakukan pembangunan yang merata. Luas wilayah
Indonesia yang terdiri atas beribu-ribu pulau, yang dihuni oleh berbagai
etnis dengan karakteristik dan adat budaya, tingkat sosial ekonomi, dan
pendidikan yang berbeda menjadi alasan pembenar pembangunan
kesehatan yang belum merata (khalidatul khair anwar, 2019).

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman nilai-nilai budaya dalam pelayanan asuhan kebidanan pada
remaja suku kaili ?
2. Bagaimaana nilai-nilai budaya dalam pelayanan asuhan kebidanan
pada ibu hamil suku kaili ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar para pembaca dapat
mengetahui nilai-nilai budaya apa saja yang masih di lakukan atau di
percayai oleh masyarakat suku kaili dalam pelayanan asuhan kebidanan
pada remaja dan ibu hamil

5
Bab II
Pembahasan

A. Nilai-nilai budaya dalam pelayanan asuhan kebidanan pada remaja


Kearifan lokal merupakan gagasan setempat yang bijak, penuh
kearifan, memiliki nilai-nilai yang baik, diikuti oleh suatu masyarakat dan
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kearifan lokal
dapat dipahami sebagai ide-ide lokal yang bijak, penuh dengan kearifan
dan nilai baik yang tertanam dalam masyarakat yang diikuti oleh
masyarakat (Mahmud, 2022)
1. Upacara Nakeso
Suku Kaili atau to Kaili merupakan suku terbesar dari 12 suku
yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah. Suku Kaili memiliki
kearifan lokal berupa ritual adat menggosok gigi bagian atas dan
bawah hingga rata yang disebut Nakeso. Ritual tersebut bertujuan agar
anak anak dapat bahagia, serta kelak dapat memasuki pintu
perkawinan dengan baik, panjang umur, murah rezeki, menjaga
dirinya, serta adat istiadat leluhurnya. Nokeso merupakan upacara adat
yang wajib di lakukan orang tua kepada anak-anaknya baik perempuan
maupun laki-laki menjelang usia 12 hingga 16 tahun. Tradisi yang
dikenal secara luas pada suku Kaili menurut Sulastri M. Ali (2000)
merupakan ritual adat masa kanak-kanak menjelang dewasa (remaja).
Proses pelaksanaan upacara adat Nokeso diawali dengan Nogese
Ngisi atau menggosok gigi. Proses ini dilakukan dengan menggosok
gigi sampai rata para Toniasa secara simbolik. Di pagi hari Toniasa
dimandikan dengan mambasahi seluruh tubuhnya, kemudian
menggunakan pakaian adat, lalu diusung atau dipikul di atas bahu atau
Niponda. Sebelum memasuki rumah para Toniasa memutari rumah
sebanyak dua kali, lalu menaiki tangga yang diatasnya terdapat parang,
kapak dan kayu untuk diinjak. Kemudian rangkaian tradisi upacara

6
adat Nakeso ditutup dengan pembacaan Barazanji oleh para tokoh-
tokoh adat.
Dalam upacara adat Nakeso terdapat beberapa nilai karakter yang
dapat membentuk kepribadian para generasi muda kedepannya,
seperti;
a. Nogese Ngisi atau menggosok gigi, merupakan penanda kelak
menjadi anak yang kuat dan pekerja keras. Makna lainnya yang
terkandung dalam tradisi Nakeso agar anak diharapkan
memiliki fisik yang kuat, sehat jasmani dan rohani, murah hati,
dan jujur dalam kehidupannya sehari-hari.
b. Nijunu atau dimandikan merupakan bentuk pensucian diri saat
memasuki masa remaja atau pintu kedewasaan.
c. Niponda diartikan sebagai memikul diatas bahu sambal
berkeliling rumah sebanyak tiga kali, memberikan makna anak
ketika sukses tidak melupakan kedua orang tuanya, dan
bertanggung jawab pada diri dan keluarganya.
d. Motodu Lanjara atau menginjak tangga, merupakan ritual yang
dilakukan sambil membaca mantera yang dalam bahasa Kaili
disebut Gane-Gane. Matera tersebut berisi doa-doa dan harapan
orang tua agar anak menjadi anak yang berguna bagi
masyarakat (Mahmud, 2022)

B. Nilai-nilai budaya dalam pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil


Pada masa kehamilan ada banyak ritual yang harus dilakukan yang
menandakan bahwa masyarakat di budaya mana pun menganggap
kehamilan sebagai peristiwa yang luar biasa, bukan hanya dalam
kehidupan wanita hamil itu sendiri tetapi juga suami dan keluarganya.
Perhatian masyarakat terhadap ibu yang sedang hamil merupakan bentuk
dukungan sosial (Juairah, 2018).

1. Upacara Nolama Tai

7
Upacara nolama yaitu upacara keselamatan untuk kesehatan
anak dalam kandungan yang menjadi penyebab kondisi ibu tidak
sehat (Lenny, 2018). Upacara Nolama Tai menggunakan 2 jenis
tumbuhan, yaitu pucuk daun cocor bebek (Kalanchoe pinata L.)
diletakkan dalam gelas yang berisi setengah air, dan satu sisir buah
pisang yang telah masak (Musa paradisiaca L.). Tumbuhan tersebut
diletakkan dalam satu wadah yang disebut baki bersama dengan
makanan pendamping lainnya (Kasim et al., 2021).
2. Upacara Novero
Upacara Novaro (Pengobatan) yaitu upacara yang digelar
apabila ibu hamil sakit. Upacara Novaro digunakan 2 jenis
tumbuhan yaitu, daun kelor (Moringa oleifera L.) dan umbi
bawang merah (Allium cepa L.). Kedua tumbuhan tersebut diremas
kemudian dicampurkan dengan minyak kelapa murni lalu digosok
secara perlahan pada sekitar perut ibu hamil sembari
memanjatkan do’a perihal kesehatan ibu hamil (Kasim et al.,
2021).
3. Ibu hamil dilarang makan buah nanas
Masyarakat Desa Bulubete menganggap bahwa dengan
mengkomsumsi buah nanas akan mengakibatkan janin menjadi
panas dan ibu hamil mengalami keguguran. Menurut ririn melisa
(2014). Nanas hampir Sama dengan pisang, nanas juga
mengandung serat yang berguna untuk membantu proses
pencernaan. Menurunkan kolesterol dalam darah dan mengurangi
resiko diabetes dan penyakit jantung. Serat dari 150 gram nanas
setara dengan separuh jeruk. Selain itu kandungan vitamin dan
mineral menjadikan nanas sumber yang bertugas untuk vitamin c
dan berbagai macam vitamin lainnya. Asam chlorogen, yaitu
antioksidan yang banyak terdapat di buah-buahan juga dapat
ditemukan pada nanas. Asam ini memblokir formasi dari
nitrosamine, zat yang dapat menyebkan kanker. Penenlitian ini

8
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sofyan (2015) hasil
penelitian tersebut menyatakan Nanas juga di tabukan pada ibu
hamil di Desa Powelua Kabupaten Donggala (Auditna et al., 2019)

9
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang
bersifat membangun tentang nilai budaya dalam pelayaanan asuhan
kebidanan pada suku kaili.
2. Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan
Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang nilai budaya dalam pelayaanan asuhan
kebidanan pada suku kaili.
3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan pedoman dala membuat sebuah makalah
dengan tema atau judul yang sama dengan lebih baik lagi

10
Daftar Pustaka

Arifuddin, S. (2019). Makna Simbolik dalam Prosesi Popene’e Suku Lauje di


Desa Tomini Utara Kec. Tomini Kab. Parigi Moutong. Bahasa Dan Sastra,
4(1), 53–67.
Auditna, W., Budiman, & Baculu, E. (2019). Persepsi Ibu Hamil Terhadap
Makanan Tabu di Desa Bulubete Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi.
Jurnal Kolaboratif Sains, 1(1), 460–470.
Juairah. (2018). Cultural practices and beliefs during pregnancy of karangsari
village community, garut district. Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
Dan Humaniora, 30(1990), 162–167.
Kasim, A., Nurdin, M., Tellu, A. T., & Zainal, S. (2021). IDENTIFIKASI
PEMANFAATAN TUMBUHAN PADA UPACARA SIKLUS HIDUP SUKU
KAILI DA ’ A DI DESA UWEMANJE KECAMATAN KINOVARO
KABUPATEN SIGI IDENTIFICATION OF PLANT UTILIZATION IN THE
LIFE CYCLE CEREMONY OF THE KAILI DA ’ A TRIBE IN UWEMANJE
VILLAGE , KINOVARO DISTRI. 15(2). https://doi.org/110.22487/bioceb.v
khalidatul khair anwar. (2019). Kearifan Budaya Lokal Dalam Pelayanan
Kesehatan. In 2019 (Vol. 66, Issue 1).
Lenny. (2018). Budaya Masyarakat Suku Kaili Di Desa Dalaka Kecamatan
Sindue Kabupaten Donggala. Healthy Tadulako Journal, 4(2), 57–63.
Mahmud, A. (2022). on Kearifan Lokal dan Perilaku Sosial dalam Ritual Adat
Nakeso Suku Kaili. 127–130.

11

Anda mungkin juga menyukai