Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL VI
PENGAMATAN PROSES TERJADINYA TRANSPIRASI

DISUSUN OLEH :

NAMA : NUR SAKINAH


NIM : G 501 19 054
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : SILVAYANTI
KELAS : 13/M

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

OKTOBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transpirasi adalah proses hilangnya air melalui penguapan dari permukaan


daun suatu tumbuhan. Suhu secara tidak langsung berpengaruh terhadap
terjadinya evaporasi pada permukaan tanah dan tranpirasi pada permukaan
daun suatu tumbuhan ataupun tanaman. Transpirasi pada permukaan daun
tumbuhan dapat terjadi jika tekanan uap air dalam sel daun lebih tinggi
dibandingkan tekanan uap air yang ada di udara (Susanto, 2006). Air yang
diserap oleh tumbuhan dan yang dikeluarkan kembali kelingkungannya
sekitar 90%. Hilangnmya air dari dalam tubuh tumbuhan tersebut dalam
bentuk uap air disebut dengan transpirasi. Air yang ditranspirasikan oleh
tumbuhan dikeluarkan melalui stomata pada daun (Muswita, 2017).

Kecepatan transpirasi yang terjadi antar tumbuhan dapat berbeda-beda


tergantung jenis tumbuhan tersebut. Ada berbagai macam cara yang dapat
dilakukan untuk mengukur besarnya transpirasi, salah satunya adalah dengan
menggunakan metode penimbangan. Sehelai daun segar ataupun seluruh
bagian tumbuhan beserta potnya ditimbang. Dalam jangka waktu yang telah
ditentukan, tumbuhan tersebut ditimbang lagi. Selisih berat yang didapatkan
dari kedua penimbangan merupakan angka  penunjuk besarnya laju
transpirasi. Metode penimbangan dapat pula ditujukan kepada air yang
hilang, yaitu uap air yang terlepas ditangkap dengan dengan zat higroskopik
yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat merupakan petunjuk untuk
mengetahui besarnya transpirasi (Soedirokoesoemo, 1993).

Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikum ini yaitu


kurang pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempegaruhi transpirasi
pada tumbuhan.
1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang
mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui
stomata, kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu transpirasi kutikula
adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis dan
transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui
stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar
jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari
jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air
yang hilang melalui daun-daun (Wilkins, 1989).

Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis tumbuhannya.


Bermacam cara untuk mengukur besarnya transpirasi, misalnya dengan
menggunakan metode penimbangan. Sehelai daun segar atau bahkan seluruh
tumbuhan beserta potnya ditimbang. Setelah beberapa waktu yang ditentukan,
ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua penimbangan merupakan angka
penunjuk besarnya transpirasi. Metode penimbangan dapat pula ditujukan kepada
air yang terlepas, yaitu dengan cara menangkap uap air yang terlepas dengan
dengan zat higroskopik yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat
merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi (Tjitrosoepomo, 1998).

Proses transpirasi selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi


bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah
sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya
panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan
penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses
transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis agar kelangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin
(Sitompul,1995).
Transpirasi juga merupakan proses yang membahayakan kehidupan tumbuhan,
karena kalau transpirasi melampaui penyerapan oleh akar, tumbuhan dapat
kekurangan air. Bila kandungan air melampaui batas minimum dapat
menyebabkan kematian. Transpirasi yang besar juga memaksa tumbuhan
mengedakan penyerapan banyak, untuk itu diperlukan energi yang tidak
sedikit. Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam
maupun faktor luar. Yang terhitung sebagai faktor dalam adalah besar  kecilnya
daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua
mempengaruhi kegiatan trasnpirasi pada tumbuhan (Salisbury, 1992).

Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang langsung sebagai


pertukaran karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih banyak daripada
jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air tergantung sebagian
besar  pada  suhu kelembapan relatif  dengan gerakan udara. Pengangkutan
garam-garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem dan secepatnya
mempengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya sama
dengan penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk
hidup. Sebenarnya seluruh  bagian tanaman mengadakan transpirasi karena
dengan adanya transpirasi terjadi  hilangnya molekul sebagian besar adalah  lewat
daun hal ini disebabkan luasnya permukaan daun  dan karena daun-daun itu lebih
terkena udara dari pada bagian lain dari  suatu tanaman (Lakitan, 2007).

Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga


meningkat. Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh
masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu
dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggike sel engan potensi lebih rendah.
Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung pada jumlah bahan yang terlarut dari
cairan tesebut, semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi yang terjadi
pada sel semakin rendah (Heddy, 1990).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi antara lain: Faktor-faktor
internal yang mempengaruhi  mekanisme membuka dan menutupnya stomata,
Kelembapan udara sekitar, Suhu udara, dan Suhu daun tanaman (Guritno, 1995).

Angin dapat pula mempengaruhi laju transpirasi jika udara yang bergerak
melewati permukaan daun tersebut lebih kering (kelembaban nisbihnya rendah)
dari udara  sekitar tumbuhan  tersebut. Kerapatan uap air diudara tergantung
dengan resisitensi  stomata dan kelembaban nisbih dan juga suku udara tersebut,
untuk perhitungan laju transpirasi. Kelembaban nisbih didalam  rongga
substomata dianggap 100%.  Jika kerapatan uap air didalam rongga  substomata
sepenuhnya tergantung pada suhu (Filter, 1991).

Daya hantar secara langsung dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin
besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa
tulisan digunakan beberap istilah resistensi stomata. Dalam hubungan ini daya
hantar stomata berbanding dengan resistensi stomata (Dwijoseputro, 1983).

Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju absorbsi air
di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari pada
penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun sehingga
terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika
kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air
melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk
meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut
(Loveless,1991).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Oktober 2019 pukul 13.00
WITA sampai selesai di Laboratorium Biosistematika Tumbuhan Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah rak tabung, tabung
ependroff, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah
air, minyak goreng, dan 3 jenis tanaman yang berbeda morfologinya.

3.3 Prosedur kerja

Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum ini antara lain :


1. Potonglah batang atau ranting tumbuhan dibawah permukaan air.
2. Usahakan potongan selalu berada didalam air demikian juga sewaktu
mamasukkan potongan atau ranting tumbuhan kedalam gelas ukur
usahakan selalu terendam.
3. Gunakan 3 macam tumbuhan untuk dimasukkan kedalam 3 gelas ukur
dengan 10 ml air,satu gelas tanpa tumbuhan,hanya berisi air saja
(kontrol).
4. Susunlah dalam rak tabung reaksi,kemudian tetesi dengan minyak
goreng sebanyak 3 ml sampai seluruh permukaan tertutup dengan
minyak goreng (agar air tidak menguap dari tabung reaksi).
5. Setelah itu, letakkan dibawah terik panas matahari. Catat air yang
menghilang/menguao setiap 10 menit.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


4.1.1 Tabel Pengamatan Transpirasi Pada 3 Jenis tumbuhan

No Waktu Tabung Tabung Tabung Tabung


(1 jam) A B C
(Tanaman (Tanaman (Tanaman kontrol
1 + 10 ml 2 + 10 ml 3 + 10 ml (air)
air + 3 ml air + 3 ml air + 3 ml
minyak minyak minyak
kelapa) kelapa) kelapa)

1 10 13,1 ml 13,4 ml 13,2 ml 10 ml


menit

2 20 13,0 ml 13,3 ml 13,1 ml 10 ml


menit

3 30 12,9 ml 13,2 ml 13,0 ml 10 ml


menit

4 40 12,8 ml 13,1 ml 12,9 ml 10 ml


menit

5 50 12,7 ml 13,0 ml 12,8 ml 10 ml


menit

6 60 12,6 ml 12,9 ml 12,7 ml 10 ml


menit

4.1.2 Grafik Pengamatan Pada 3 Jenis Tumbuhan


16
14
12
10
8
Tabung A
6
Tabung B
4
Tabung C
2
Tabung D (Kontrol)
0
4.2
Pembahasan

Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap
melalui stomata, kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu
transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung
melalui kutikula epidermis dan transpirasi stomata yang dalam hal ini
kehilangan air berlangsung melalui stomata. Kutikula daun secara relatif
tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi
kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang
melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang melalui
daun-daun (Delvin, 1983).

Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis tumbuhannya.


Bermacam cara untuk mengukur besarnya transpirasi, misalnya dengan
menggunakan metode penimbangan. Sehelai daun segar atau bahkan seluruh
tumbuhan beserta potnya ditimbang. Setelah beberapa waktu yang
ditentukan, ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua penimbangan
merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi. Metode penimbangan
dapat pula ditujukan kepada air yang terlepas, yaitu dengan cara menangkap
uap air yang terlepas dengan zat higroskopik yang telah diketahui beratnya.
Penambahan berat merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi
(Muswita, 2017).

Hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tabung yang berisi minyak terdapat
banyak gelembung. Hal ini dikarenakan tabung yang berisi minyak
terhambat transpirasi sehingga gelembung terkumpul dalam tabung. Minyak
berfungsi sebagai penyangga agar uap tidak keluar dari tabung. Dan akibat
sinar matahari, angin, kelembaban udara, stomata, temperature, dan lentisel
yang dapat mempengaruhi fotosintesis.

Hasil tabung kontrol (tanpa tanaman) dapat dilihat bahwa pada setiap 10
menit pertama, kedua, ketiga, dan keempat tidak terjadi pengurangan
volume air. Hal ini disebabkan karena pada saat percobaan ada faktor-faktor
yang mempengaruhi proses transpirasi menjadi lambat yaitu tidak terdapat
tanaman dalam tabung yang merupakan salah satu bahan untuk proses
transpirasi serta pada setiap 10 menit jumlah gelembung meningkat atau
semakin banyak.

Hasil pengamatan tabung 1 dapat dilihat bahwa pada 10 menit pertama


terjadi pemgurangan volume air dan terdapat gelembung udara. Pada 10
menit kedua terjadi pengurangan volume air yang besar yaitu 0,1 ml serta
pada setiap 10 menit jumlah gelembung meningkat atau semakin banyak.
Pada 10 menit ketiga terjadi pengurangan volume air 0,1 mL. Pada 10 menit
keempat,kelima dan juga terjadi pengurangan volume air.

Hasil tabung 2 dapat dilihat bahwa pada 10 menit pertama terjadi


pengurangan volume air dan terdapat gelembung udara. Pada 10 menit
ketiga sudah terjadi transpirasi. Pada 10 menit keempat dan keenam terjadi
pengurangan volume air.

Hasil tabung 3 dapat dilihat bahwa pada 10 menit pertama terjadi


pengurangan volume air dan terdapat gelembung udara. Pada 10 menit
kedua,ketiga,keempat,kelima dan keenam terjadi pengurangan volume air
sebesar 0,1 mL.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini transpirasi merupakan proses


mengeluarkan air pada tumbuhan melalui stomata, lentisel atau kutikula.
bahwa tabung yang berisi minyak dan tanaman mengalami proses transpirasi
dibandingkan dengan tabung yang hanya berisi minyak dan air tanpa
tanaman. Namun pada semua tabung terdapat gelembung. Hal ini
dikarenakan tabung yang berisi minyak terhambat transpirasi sehingga
gelembung terkumpul dalam tabung. Minyak berfungsi sebagai penyangga
agar uap tidak keluar dari tabung. Setiap 10 menit, banyak gelembung yang
dihasilkan dari setiap percobaan selama 4x percobaan. Dan akibat sinar
matahari, angin kelembaban udara, stomata, temperatur, dan lentisel yang
dapat mempengaruhi fotosintesis. Faktor dari dalam yang dapat
mempengaruhi laju transpirasi adalah besar kecilnya daun, tebal tipisnya
daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu
di permukaan daun, banyak sedikitnya stomata dan bentuk serta lokasi
stomata.

5.2 Saran
Saran saya adalah waktu untuk pratikum lebih diluangkan agar seluruh
pengamatan dapat dilakukan dengan baik dan benar sehingga laporan yang
dibuat bisa lebih baik dan sesuai dengan fakta hasil pengamatan yang
dilakukan oleh praktikum. Selain itu, alat dan bahan yang digunakan
seharusnya lebih dilengkapkan lagi agar pratikum dapat berjalan dengan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Delvin. 1983. Plant Phisiology : Williard grant press Boston.

Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM


Press. Yogyakarta.

Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM


Press. Yogyakarta.

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

Muswita, Yelianti, Upik, 2017. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.


Universitas Jambi:Jambi.
Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.

Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.


Yogyakarta.

Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi


Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan:Jakarta.

Susanto, R. 2005.  Dasar-dasar Ilmu Tanah. Kanisius:Yogyakarta

Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.

Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

LEMBAR ASISTENSI

Nama : NUR SAKINAH


Stambuk : G 501 19 054
Kelompok : III (TIGA)
Asisten : SILVAYANTI

No Hari\Tanggal Koreksi Paraf


.
1.

2.

3.
4.

5.

LAMPIRAN FOTO

Tanaman A Tanaman B
Tabung Kontrol Tanaman C

Anda mungkin juga menyukai