BIOLOGI UMUM
MODUL IV
PENGAMATAN HEWAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : NUR FADILA SYAM
NIM : G 401 019 033
KELAS :7(G)
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : DEVAN PRIMA
NOVEMBER, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Vertebrata adalah istilah untuk menyebut hewan yang bertulang belakang.
Salah satunya amphibi. Amphibi berasal dari bahasa Yunani yaitu “amphi”
yang berarti dua dan “bios” yang berarti hidup. Amphibi merupakan hewan
yang hidup dengan dua habitat, termasuk hewan poikiloterm atau berdarah
dingin. Pembagian tubh terdiri atas kepala, badan dan ekor. Kulit lembab
berlendir, terdiri dari dermis dan epidermis (Djuana. 1982).
Semua organ tentu sudah mengenal hewan dari kelas amphibia seperti
katak, kodok, salamander, dan sebagainya. Tetapi pemahaman yang lebih
dalam mengenai hewan dari kelas amphibia masih terbilang minim. Dari
segi teori, mungkin kita sudah paham tetapi untuk mendeskripsikannya
secara morfologi dan anatomi seperti masi belum paham (Pratiwi. 2006).
.2 Tujuan
Untuk mengetahui morfologi dan anatomi dari hewan vertebrata melalui
kegiatan pembedahan pada katak sawah (Rana cancarivora) dan kodok
(Bufo sp).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Amphibia umumnya didefinisikan sebagai kata hewan bertulang belakang yang
hidup didua alam, yakni di air dan di laut. Amphibia bertelur di air atau
menyimpan telur di tempat lembab dan basah. Ketika menetes, larvanya dikatakan
berudu yang hidup di air atau ditempat basah tersebut dan bernafas dengn insang.
Setelah beberapa lama berudu kemudian berubah bentuk menjadi katak dewasa
yang umumnya hidup di darat atau ditempat yang lebih kering dan bernafas
dengan paru-paru (Djuanda. 1982).
Amphibia adalah vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar
dan di darat. Sebagian besar mengalami metamofosis dari berudu (aquatis dan
bernapas dengan insang) ke dewasa (amphibius dan bernapas dengan paru-paru),
namun beberapa jenis amphibius tetap memilki insang selama hidupnya. Jenis-
jenis sekarang tidak memiliki sisik luar, kulit biasanya tipis dan basah (Djarubito.
1989).
Anatomi dari katak saawah (Rana cancrivora) terdiri atas, organ-organ yang
berada di dalam tubuh amfibia akan tampak setelah dilakukan proses pembedahan
seperti pada langkah kerja. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, organ
dalam dari katak (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp) ini terdiri atas paru-
paru (pulmo), pankreas, usus halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum
crasum), kloaka, ventriculus, empedu (vesica fellea), hati (hepar), spleen, ginjal
(ren), dan jantung (cor). Paru-paru (Pulmo) terletak di dekat hepar, berwarna
putih, mengembung dan didalamnya terdapat gelembung-gelembung kecil. Di
sebelah pulmo terdapat jantung (cor), berwarna merah kecoklatan yang terdiri dari
2 atrium dan 1 ventrikel. Tepat dibawah cor terdapat spleen yang warnanya
hampir sama dengan cor yaitu merah kecoklatan. Spleen menyatu dengan hepar
yang berwarna merah cokelat, terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dexter dan lobus
sinister yang ukurannya lebih besar dari pada lobus dexter karena memiliki 2
lobuli. Hati (hepar) terletak di ventro caudal. Diantara lobus hepar, terdapat
empedu (vesica fellea) yang berwarna hijau kehitaman. Di bawah hepar
ditemukan ventriculus yang berwarna merah muda dan berhubungan dengan
intestinum crasum serta intestinum tenue yang keduanya berwarna abu-abu
terletak di lateral ventral. Diantara ventriculus dan intestinum melekat pankreas
yang berwarna kuning dan berukuran kecil. Selain itu, diperoleh ginjal (ren) yang
melekat pada columna vertebralis berjumlah 2 pasang dan berwarna merah
cokelat. Ren ini juga terhubung pada kloaka yang berada di daerah caudal
(Dartius. 2010).
Alat pencernaan pada katak tediri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan
kloaka. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan.
Lambung memanjang dan berbelok ke samping kiri dan berotot. Di dalam
lambung makanan dicerna kemudian masuk ke dalam usus. Di dalam usus
makanan diserap, sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Sistem pencernaan
makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak
berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan
pada katak meliputi, rongga mulut terdapat gigi berbentuk kerucut untuk
memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa, Esofagus berupa saluran
pendek, Ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar, lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya
esofagus dan lubang keluar menuju usus. Intestinum (usus), dapat dibedakan atas
usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan` ileum,
tetapi belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju
kloaka, kloaka merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan,
saluran reproduksi, dan urine. Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati
dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang
terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang
disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna
Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum (Dartius. 2010).
Alat pernapasan pada katak berupa insamg, kulit, dan paru-paru. Pada berudu
pernapasan dilakukan dengan insang luar. Setelah dewasa menggunakan paru-
paru berupa dinding dimana dinding ini terdapat banyak ruang. Paru-paru
berhubungan dengan udara luar melalui 2 bronkus, laring yang mengandung tali-
tali volea, lalu faring dan lorong-lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa
celah longitudinal disebut glothis. Pernapasan pada katak melalui kulit tipis yang
basah untuk memudahkan difusi gas (Wilkins. 1989).
Sistem peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda.
Pada peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam
sekali peredarannya. Pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali
ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan
kembali ke seluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu atrium kiri,
kanan, dan ventrikel. Diantara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah
agar darah dari ventrikel mengalir kembali ke atrium. Pertukaran O2 dan CO2
terjadi di paru-paru. CO2 dilepaskan dan diikat O2. Tetapi di ventrikel terjadi
perncampuran CO2dan O2 yang terjadi di dalam darah (Kimbal, 1999).
Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal yang terdapat di kanan kiri
tulang belakang, berwarna kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang (Tim
pengajar, 2010).
Pembuahan pada katak dlakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di
punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil
berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak betina dan
memasang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan, katak jantan akan
melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang
dikeluarkan di betina (Dartius. 2010).
Perbedaan Katak sawah (Rana cancrivora) dan Kodok yaitu, katak (Rana
cancarivora). Katak merupakan hewan Amphibi yang mana kelompok hewan ini
fase daur hidupnya berlangsung di air dan di darat. Amphibi merupakan kelompok
vertebrata yang pertama keluar dari kehidupan dalam air. Amphibi mempunyai
kulit yang selalu basah dan berkelenjar, berjari 4-5 atau lebih sadikit, tidak
bersirip. Mata mempunyai kelopak yang dapat digerakkan, mata juga mempunyai
selaput yang menutupi mata pada saat berada dalam air (disebut membran
miktans).Pada mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat
masih kecil (berudu) bernapas dengan insang. Setelah dewasa bernapas dengan
menggunakan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan
keadaan lingkungan atau poikioterm (Dwijoesaputra. 1983).
Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama
dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Dalam praktikum
ini akan dilakukan pengamatan susunan anatomi tubuh katak sawah (Rana
cancarivora). Anatomi katak dapat memberikan gambaran umum organ-organ
utama pada hewan vertebrata (Pratiwi, 2006).
Sedangkan kodok (Bufo sp.). Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias
bangkong (bahasa Inggris: toad) adalah hewan amfibia yang paling dikenal orang
di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai kodok dan katak karena bentuknya
yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak
membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang
tidak beralasan terhadap kodok. Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus,
berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura
ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang
panjang. Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai
berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja,
sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh (Pratiwi. 2006).
Kodok hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas.
Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat
(temperatur), jumlah jenis kodok cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah
karena kodok termasuk hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari
lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme
tubuhnya (Dwijoesaputra. 1983).
Kodok memangsa berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui
berkerumun di bawah cahaya lampu jalan atau taman, menangkapi serangga-
serangga yang tertarik oleh cahaya lampu tersebut (Djuanda. 1982).
.3 Prosedur Kerja
1. Disiapkan Katak sawah (Rana cancrivora) yang akan digunakan.
2. Dimasukkan Katak sawah (Rana cancrivora) ke dalam botol yang telah
di beri eter.
3. Diletakkan Katak sawah (Rana cancrivora) yang telah di bius
sebelumnya di atas papan bedah.
4. Diamati bagian motfologi serta bagian anatomi katak sawah (Rana
cancrivora) tersebut.
5. Digambar bentuk morfologi serta bentuk anatomi katak sawah (Rana
cancrivora) beserta bagian-bagiannya.
.2 Pembahasan
Morfologi pada katak sawah (Rana cancrivora) :
Pada katak mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelejar, berjari 4-5
atau lebih sedikit,tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang dapat di
gerakkan, mata juga mempunyai selaput yang menutupi mata pada saat
berada dalam air (disebut membran miktans). Pada mulut yang terdapat gigi
dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat ,asih kecil (berudu) bernapas
dengan insang. Setelah dewasa bernapas dengan menggunakan paru-paru
dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan
(poikioterm). Dan memiliki warna yang bermacam-macam dengan pola
yang berlainan.
BAB V
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan pada pengamatan katak
(Rana cancrivora). Katak (Rana cancrivora) mempunyai kulit yang selalu
basah dan berkelenjar, berjari 4-5 atau lebih sedikit, tidak bersirip. Mata
mempunyai kelopak yang dapat digerakkan, mata juga mempunyai selaput
yang menutupi mata pada saat berada dalam air ( disebut membrane
miktans). Pada mulut yang mempunyai gigi dan lidah yang dapat di
julurkan.
Pada katak (Rana cancrivora) juga terdapat organ organ yang didalam
tubuh amfibia akan tampak setelah dilakukan proses pembedahan seperti
pada langkah kerja. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada
katak (Rana cancrivora) ini terdiri dari atas paru – paru (pulmo), pankreas,
usus halus (intestinm tenue), usus besar (intestinum crasum), kloaka,
ventrikulus, empedu (vesica vellea), hati (hepar), spleen, ginjal (ren), dan
jantung (cor).
.2 Saran
Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam melihat hasil
pengamatan dan kelincahan kita dalam mengoperasikan alat, selain itu perlu
adanya perhatian dalam masalah kebersihan laboratorium maupun sarana
dan prasarananya, serta saya sarankan kepada teman-teman mahasiswa agar
dapat mempelajari lebih dalam mengenai anatomi dan morfologi pada katak
dan kodok.
DAFTAR PUSTAKA
Arie. (1999). Penuntun Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA UNM : Makassar.
Wilkins. (1989). Buku Ajar Histologi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
LEMBAR ASISTENSI
NAMA : NUR FADILA SYAM
KELOMPOK : I ( SATU )